Farrel yang selalu memantau kaget mendengar kebebasan Milka, dia pun berniat muncul kembali memakai pakaian samaran dan langsung masuk kerumahnya Milka begitu mengetahui jika perempuan itu dirumah sendirian.
Tok...tok.... Milka tanpa curiga membuka kan pintu, sat Melihat orang yang tidak dikenal dia berusaha untuk menutupi kembali, namun dia kalah tenaga dari Farrel yang jauh lebih kuat.
Farrel menyeret Milka masuk kekamar, dan melepas penutup kepalanya.
“Farrel?”
Ucap Milka seolah-olah tidak percaya dengan penglihatannya, dia mundur, namun Farrel menyeret tubuh Milka menuju kamar dan mengunci nya.
“Farrel, aku takut dan tolong lepaskan aku.” Milka mengatup kedua tangan sambil menangis.
“Milka, aku tidak bisa lepas dari kamu, selama kamu dipenjara aku selalu memantau mu sayang. Aku telah jatuh cinta semenjak kita sering melakukan
“Aaaaaa.....tidak, mati aku ketiduran dihari pertama ini.” Teriak Prisla kelabakan.Prisla berteriak sambil melihat alarm yang terletak di atas nakas. sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, semalam Prisla lupa menyetel alarm nya. Madam Kate juga tidak membangunkan. karena dia tidak mengetahui kalau sekarang hari pertama bagi Prisla memasuki dunia kerja, atau magang di perusahaan Hardian suaminya. Prisla berlari masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya nya secara kilat.Penampilan Prisla terkesan dewasa dan Elegan. dengan menggunakan pakaian kantor, orang-orang yang mengenalnya pasti akan pangling. tak terkecuali madam Kate dan Berta, yang sedang menunggu nya sarapan. nampak Prisla tergesa-gesa menuruni tangga sambil menenteng sepatu nya. dan langsung memakai nya begitu sampai di lantai bawah."Ini sarapannya " ucap madam Kate menaruh roti dan segelas susu
Tasya tersenyum angkuh, dia memperhatikan wajah perempuan yang bernama Gisela yang masih mrpematung dihadapannya itu.“Jadi kamu yang bernama Gisella?” menatap intens.“Iya mbak,” jawab Prisla sedikit gugup.Tasya akhirnya berlalu dengan angkuh, mengabaikan uluran tangan Prisla, yang masih tercekat menatap kepergian nya."Itu tadi kan kak Tasya, sepupunya mas Hardian, tapi syukurlah ternyata dia juga tidak mengenaliku diriku yang sekarang. apa sekarang dia juga bekerja di kantor ini?” ucap Prisla sambil memperbaiki letak kacamatanya.“Ruangan pak Arya dibagikan mana ya?” gumam Prisla.Prisla pun kembali kemeja Resepsionis. dan menanyakan ruangan Arya yang akan menjadi atasan nya selama magang. dengan ramah resepsionis yang bernama Rani itu. menyuruh Prisla memasuki lantai sebelas, menuju Ruangan Sekretaris
“Siapa yang memberi dia tugas seperti ini ? ucap HardianTasya sudah menunduk ketakutan“Aku kak,” ujar nya."Lain kali suruh OB laki-laki untuk pekerjaan yang berat, aku tidak mau ini terulang lagi, dan jangan kalian bersikap semena-mena karena status nya yang hanya anak magang,mengerti. " bentak Hardian.“Mengerti pak,” jawab mereka serempak.Hardian melangkah memasuki ruangan Audit diikuti yang lainnya. Karena sudah masuk waktu rapat.Prisla pun duduk disebelah Arya, sambil sesekali mencuri pandang ke Hardian. tanpa Prisla sadari Hardian mengetahui gelagatnya."Ternyata kamu sama saja, dengan mereka yang mengejar cinta ku" tertawa meremehkan Prisla.Bagi Hardian itu hal biasa, selama ini dia selalu dikejar-kejar wanita di kantor. Monic dan Tasya selalu tebar pes
“Anakku Farrel, kamu pulang nak.” Ucap Mama Farrel yang langsung memeluk erat tubuh anaknya, tangisnya pecah seiring pelukan yang semakin erat, Milka yang menyaksikan semua itu hanya bisa mematung.Dia juga teringat maminya Qanita yang sudah tidak ada lagi, air matanya ikut membanjiri kedua belah pipinya. Terharu melihat kasih sayang mama Farrel terhadap anaknya.“Mama kenapa? “Farrel mersa heran melihat perubahan sikap !namanya sekarang, biasanya Mama tidak pernah sesedih ini jika dia pulang ke kampung halamannya.“Farrel, beberapa hari ini polisi pernah mendatangi kampung kita ini, mereka mencari-cari keberadaan mu nak.” Ucap Mama sedih.“Mereka sampai mencari kesini ma?” tanya Farrel ikut syok.“Iya nak, mama mohon sudahi dendam dan permusuhan ini nak, Mama ingin tenang melihat mu dihari tua Mama ini.&
“Mama sudah memberi tahu kerabat kita, mereka senang sekali mendengar kabar ini, akirnya kamu menikah juga. Meskipun ini terkesan mendadak tanpa kalian memberi tahukan terlebih dahulu. kamu pulang juga tiba-tiba begini, sehingga mma belum mempersiapkan segala sesuatunya." Ucap Mama. menatap lekat kedua orang itu, timbul rasa curiga terhadap hubungan antara anaknya dengan Milka, tapi segera dia menepisnya kembali.“Iya ma, tapi kami sudah mempertimbangkan nya secara mendalam dan sudah membulatkan tekad untuk menaungi bahtera rumah tangga bersama.” Terang Farrel yang dianguki oleh Milka yang duduk disebelah Farrel."Oya ma, boleh ngak jika sementara waktu, kami tinggal disini setelah menikah nanti." ucap Farrel was-was mengingat status nya yang masih buronan polisi."Tentu boleh nak, kamu anak mama satu-satunya, setelah ayahmu menigal Mama kesepian. Mama akan sangat bahagia jika
Milka mengedarkan pandangannya ke arah tempat yang ditunjuk Farrel, nampak sebuah Pemandangan yang sangat indah, sebuah air terjun bertingkat dibawah nya terdapat beberapa batu besar dan telaga.Milka memekik kegirangan dan menarik tangan Farrel supaya mempercepat langkah kakinya."Sabar sayang, dan pelan kan jalan mu, nanti kamu jatuh" ucap Farrel mengeratkan pegangannya."Milka, sewaktu kecil aku sering menghabiskan waktu mandi bersama teman-teman ku disini" kenang Farrel yang merasa kehilangan mereka yang merantau ke kota yang berbeda beda.Milka menarik tangan Farrel mengajak nya untuk menduduki batu yang paling besar di antara yang lainnya, sambil mengeluarkan ponsel dan mengajak Farrel foto Selfi.Disekitar air terjun juga terdapat bendungan air untuk digunakan para petani mengairi sawah mereka. Milka berdiri tegak di atas batu besar itu, nampak petani sedang bekerja membaj
Suasana kantor masih terlihat sepi, hanya beberapa orang Karyawan dari berbagai Divisi yang baru hadir, dan petugas kebersihan (OB) yang bekerja sebelum jam kantor dimulai. Prisla terpaksa berangkat pagi sekali, karena tidak ingin mendapatkan masalah lagi. Setelah sering dikerjai Tasya yang tidak menyukai nya semenjak menginjakkan kaki di perusahan besar ini.Prisla tidak memperhatikan sekitar, seseorang dari belakang mengikuti langkah nya, dan menerobos masuk lift. Prisla terperanjat kaget saat tangan kokoh seorang pria mendekap tubuh mungil nya dari belakang lalu mengunci rapat."Hey.. lepaskan, siapa kamu” Prisla mulai ketakutan, dia berusaha melawan dan menendang alat Reproduksi pria itu."Aaaaawww.. sakit” pria itu membungkuk menahan sakit, sambil memegang benda keramat nya.Tubuh Prisla terlepas dan berbaik melihat pria tersebut.“Tuan Hardian?”
"Hey Gisella kerjakan ini dan harus kamu catat kembali semua poin penting nya. sebelum jam pulang kantor kalau tidak, terpaksa kamu harus lembur nantinya" ucap Tasya sambil menyerahkan setumpuk berkas tahun sebelumnya yang sudah tidak terpakai lagi agar diperiksa Gisella.Dia pun berlalu sambil tersenyum puas, meninggalkan Prisla yang masih memperhatikan tumpukan berkas diatas mejanya itu." Rasain kamu, dasar cewek gatel, baru beberapa hari sudah obral diri " gerutu Tasya.Sementara Hardian sudah sadar dari pingsannya, dan memijid pelan kepalanya yang masih terasa pusing. setelah meminum obat yang diberikan dokter Clara ."Saran saya, bapak Hardian tidak usah memaksakan diri untuk bekerja, dan jangan terlalu larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan, bapak harus mencoba untuk ikhlas. karena seiring berjalannya waktu, dan rutin meminum obat. bapak akan sembuh dengan sendirinya" ucap dokter.