Prisla tersenyum senang, saat melakukan panggilan video nampak wajah Revano yang telah menjelma menjadi seorang remaja yang berwajah tampan. kedua alis mata yang tebal, serta bentuk tubuh yang atletis, persis wajah tampan Hardian ketika masih muda.
"Mama kenapa senyum gitu" ucap Revano karena melihat maminya seakan terpana dan belum berkata-kata
"Ngak papa Nak, mami tidak menyangka saja jika anak sulung mami ini sangat Tampan, bagaimana di sekolah barumu, apa sudah banyak cewek cantik yang terpesona dengan ketampanan mu itu" ucap Prisla sambil tertawa lepas.
"Apaan sih mi, bukan nya nanyain kabar" ucap Revano manyun, karena dia sudah hafal sekali dengan sikap maminya yang suka meledek dan menjaihili Revano, termasuk kedua adiknya
"Hallo Kakak..... gimana ......gimana ....rasanya tinggal di asrama, aku yakin sekali pasti kakak mau bujuk mami dan papi minta dijemput, dan k
Melihat Azka yang tidak berdaya, Revano dan Arga merasa bersalah, mereka keluar dari persembunyiannya, saat sudah memastikan kepala asrama tidak dikantor nya lagi."Awas kalian telah menganiaya sahabat kami" bentak Revano"Salah dia, ngapain nyelinap masuk je tempat ini, kalau tidak karena pikiran mesumnya itu" ucap salah seorang dari merekaSementara Caca terlihat syok...."Minggir kamu" bentak Arga pada Caca yang masih menatap Azka KasianRevano dan Arga membawa Azka ke rumah sakit, terlebih dahulu Menganti pakaian mereka. karena cedera bagian itu****yang hampir patah. terpaksa Azka dirawat beberapa hari ini di Rumah Sakit."Azka maafkan kami, dan ini merupakan ide gila ku" ucap Arga merasa menyesal."Iya kami tidak sengaja membiarkan mu masuk sendirian, kami ingin memanggil mu tapi kamu jalannya terlalu cepat kedalam. jadi kami membiar
Tanpa terasa sudah Tiga tahun berlalu kehidupan Revano jalani tinggal di asrama, dengan kepintaran dan kejeniusan yang dimiliki Revano, sehingga dia mendapatkan berbagai prestasi serta selalu mendapat peringkat pertama di kelas nya.Hal ini, membuat Hardian dan istrinya Prisla mersa sangat bangga pada anak sulung mereka. Bahkan Revan terlihat sangat menonjol dibandingkan kedua adiknya.Beda dengan kedua sahabatnya Azka dan Arga, yang lebih suka menyontek dan minta bantuan Revano. setiap mendapatkan tugas sekolah, kadang Revano tidak mau membantu mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain games saja.Bagi Azka dan Arga, belajar merupakan suatu beban berat, bahkan lebih barat dari kalah main games. Sering kali kedua orang tua mereka memohon dan menasehati mereka agar berubah dan memperbaiki nilai- nilai mereka yang hancur.Selama itu juga Caca berusaha untuk menarik pe
Naura tersenyum senang dan merasa puas, menatap sekolah yang terlihat mewah. serta gedung asrama Putri yang nyaman untuk ditempati itu."Gimana Naura apa kamu suka sekolah di tempat yang Om pilihkan ini" ucap sang papa."Su... suka sekali pa" ucap Naura takjub, sambil mengikuti langkah papanya nya memasuki gedung tempat pendaftaran siswa baru tersebut.Setelah mengikuti serangkaian tes, Serta administrasi nya. Papa Naura juga menyerahkan sepenuhnya anaknya kepada pihak asrama, mengingat dia dan istrinya harus tinggal dan menetap diluar negeri, Anastasya dan suaminya mendadak harus terbang dan pindah kembalike Negara Meksiko."Naura baik-baik ya disini dan jaga dirimu. Papa pamit kembali pulang,” "Iya pa" memeluk papanya, sekolah di negara ini memang sudah merupakan pilihan hati Naura, sehingga dia harus siap untuk berpi
Tiap sore Revano dan teman-teman satu teamnya sibuk berlatih basket stadion khusus yang disediakan oleh sekolah. ditambah lagi besok mereka akan mengadakan perlombaan pertandingan basket antar sekolah, mereka menyambut dengan senang hati dan semangat bertanding yang menggebu-gebu, mengingat sudah dua kali menang berturut-turut dalam pertandingan antar sekolah itu.Sekarang tibalah saatnya pertandingan antar sekolah ini dimulai, team lawan seolah-olah meremehkan Revano dan teman-temannya. mereka tertawa sinis sambil mengacungkan jari tengah kearah team Revano."Revano.... Revano..... Revano....""Revano.... Revano semangat....""I Love you..... Revano"Terdengar teriakan supporter sekolahnya, para siswi atau Cherryders sekolah yang memberikan semangat dan dukungan, termasuk para penonton lain yang seolah-olah lupa tempat mereka berdiri, bahkan ada yang rela memanjat tiang st
Tiap sore Revano dan teman-teman satu teamnya sibuk berlatih basket stadion khusus yang disediakan oleh sekolah. ditambah lagi besok mereka akan mengadakan perlombaan pertandingan basket antar sekolah, mereka menyambut dengan senang hati dan semangat bertanding yang menggebu-gebu, mengingat sudah dua kali menang berturut-turut dalam pertandingan antar sekolah itu.Sekarang tibalah saatnya pertandingan antar sekolah ini dimulai, team lawan seolah-olah meremehkan Revano dan teman-temannya. mereka tertawa sinis sambil mengacungkan jari tengah kearah team Revano."Revano.... Revano..... Revano....""Revano.... Revano semangat....""I Love you..... Revano"Terdengar teriakan supporter sekolahnya, para siswi atau Cherryders sekolah yang memberikan semangat dan dukungan, termasuk para penonton lain yang seolah-olah lupa tempat mereka berdiri, bahkan ada yang rela memanjat tiang st
Naura merasa betah dan sangat nyaman dengan sekolah baru ini, dia dan Gea begitu Cocok tinggal satu kamar maupun kelas, dan selalu bersama-sama untuk pergi kemana pun."Naura cepatan lihat sini" gea menarik tangan Naura yang masih enggan beranjak dari meja belajar nya"Apaan sih" umpet Naura dengan mengikuti langkah kaki gea menuju balkon asrama Putri"Tuch...liat cowok yang main basket di lapangan itu. penampilan nya begitu memukau " ucap gea begitu antusias" Kak Revano, dia anak kelas Tiga" ucap Naura"Ya..Ya ...dia sangat tampan sekali, ngomong-ngomong kemaren kalian jalan barengkan, apa dia menyukai mu?" ucap Gea."Nggak aku tidak tertarik dengan nya" ucap Naura hendak kembali ke dalam, namun terlambat Revano melirik ke atas, dan melambaikan tangannya ke arah Naura, tapi malah gea yang lebih semangat membalas lambaian tangan Revano itu.
Sekolah mengadakan studi tour, Tanpa kecuali. Semua siswa-siswi nya diperbolehkan untuk ikut."Kayaknya kita mesti bawa jaket tebal deh, mengingat udara di kawasan puncak yang begitu dingin" ucap Gea mulai menyiapkan keperluan mereka.Malam itu mereka sibuk berkemas mengingat perjalanan jauh, dan menginap disana selama tiga hari. tentu mereka membawa peralatan penting lainnya."Huuaaaoomm..,,Naura menguap merasa matanya yang terasa sudah berat,"Gea kita tidur lagi yuuk...""Memangnya kamu sudah siap berkemas nya ?""Udah" sambil naik keatas tempat tidur dan tidak perlu waktu lama Naura telah terbang ke alam mimpi indahnyaPaginya gea terbangun saat merasakan cahaya Matahari mengenai wajah nya. yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. perlahan dia membuka matanya yang masih terasa begit
Hari ketiga mereka di villa ini, membuat kedekatan Revano dan Naura sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. selain sudah bertukar No ponsel masing-masing. Revano dan Naura jika hendak menutup jendela kamar masing-masing mereka akan saling lempar pesawat yang terbuat dari kertas."Yauupps...." Naura menangkap layangan kertas itu dan membacanya"Selamat malam kak Revano, met bobo.... moga mimpi indah" isi pesan yang tertulis di layangan kertas ituBegitu pun Naura membaca isi pesan dari layangan Revano."Met malam Cantik....,, besok kita jalan-jalan ke sekeliling area puncak ini yuk"Naura tersenyum membacanya, dan kembali membalas kemudian melemparkan kembali ke jendela kamar Revano."Okey... aku setuju banget, tidak sabar menikmati udara puncak yang segar dan bersih itu, tapi emang kita berdua sanggup, karena area ini terlalu luas, dan masih&