Share

Kalung emas

Ratih terbangun untuk ke dua kalinya, tapi saat ini dia bingung karena tak menemukan Prapto di sebelahnya, “Apa aku bermimpi?” tanyanya ke diri sendiri. Setelah cukup sadar, Ratih memilih untuk mandi, dia yakin sebentar lagi pelayan akan mengajaknya untuk sarapan, dan benar saja saat dia ke luar kamar mandi bertepatan dengan pelayan yang memanggilnya. “Aku akan segera ke luar.” Ucapnya yang saat ini masih menyisir rambut basahnya.

Saat Ratih di ruang makan, semua orang sudah berkumpul, termasuk Prapto juga. Dia tak menyapa, hanya duduk di tempatnya, lalu sarapan seperti biasa.

“Kalian tidak bertanya bagaimana kontes kemarin?” tanya Prapto di sela sarapan.

Fitri tersenyum, “Semalam Kakang terlihat bahagia, rasanya sapi kita menang lagi, aku menunggu Kakang yang menceritakan pengalaman seru itu.”

Prapto tertawa, “Ya, kamu benar. Bima yang datang ke sini dulu, sapinya juara dua, padahal aku sudah kawatir akan kalah. Hahahaha.” Prapto melahap makanannya lagi.

“Tidak mungkin, Kakang. Bukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status