Share

Satu rahasia

Hari berganti, Prapto mengajak Ratih pulang setelah sarapan, “Apa kamu senang?” tanya Prapto. Dokar biru yang ditumpanginya sangat nyaman, sehingga saat kuda berlari cepat, tak ada guncangan yang mengganggunya.

Ratih mengangguk, “Maturnuwun, Mas Prapto. Kupikir setelah Mas Prapto menikahiku, tak mungkin aku bertemu dengan orang tuaku lagi.”

Prapto terkekeh, “Aku tak sejahat itu.”

“Tapi kenapa Mas Prapto tidak pernah ke orang tua mbak Sumi, mbak Iis, juga mbak Fitri? Apa aku yang masih baru sampai tidak tahu agenda Mas Prapto?” tanya Ratih.

Inilah yang disukai oleh Prapto, Ratih sangat lugu, masih murni sebagai seorang istri. Tak ada saingan yang terlihat kentara, seperti istri lainnya, dan karena itulah Prapto seolah memiliki teman. “Jujur saja, aku malas, Sumi orang tuanya sudah tiada, tinggal adiknya dan adiknya yang datang ke rumah, Iis tak pernah mau pulang ke rumah, katanya dia akan semakin repot kalau pulang, tuntutan orang tuanya sangat tinggi, dan aku paham dengan apa yang Iis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status