Share

Siapa yang salah?

Ratih sudah tidur, sedangkan Prapto malah tidak bisa tidur setelah pertempuran barusan. Dia ke luar, memakai jarit ala kadarnya, dan surjan yang tak semua kancingnya di tempat yang benar. Membawa wadah kobot, melinting dan menyulutnya, baru setelahnya menikmati lintingan kobot itu seorang diri. Angan di depan sana sangat indah, Prapto sesekali tersenyum, membayangkan pangkuannya tak kosong lagi setelah ini.

“Njenengan belum tidur, Aden Prapto?”

Prapto menoleh, tak menyangka yang menyapanya adalah pelayan pribadi Ratih, “Kamu sendiri?”

Pelayan itu tersenyum, “Saya haus, Aden. Jadi ke belakang sebentar untuk mengisi kendi. Njenengan butuh sesuatu?”

Prapto menggeleng, “Tidur saja, aku ingin sendiri.”

Pelayan itu tersenyum, dengan lancang duduk di sebelah Prapto, tangannya dengan sigap mengusap lengan Prapto tanpa tahu diri. “Aden, banyak hal yang kutahu, keselamatan, kebahagiaan, bahkan aku merasa bisa menggenggam hidup seseorang.” Prapto meliriknya tajam, tapi pelayan itu malah terkekeh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status