Share

 Calon Adik Ipar Mantan Kekasihku

                            

Berusaha Menggalkan Perniikahan.

Di satu sisi Topan tidak suka dengan rencana perjodohan yang dilakukan orang tuanya. Tetapi di sisi lain Mentari sudah bertekad akan melakukan apapun agar bisa menikah dengan Topan. Ia melakukan itu demi keluarganya. Hari itu

Saat Mentari sedang berkutat di depan computernya, ponselnya berdering ada panggilan dari Ibu Topan.

“Ah, apa lagi yang diinginkan keluarga ini,” rutuk Mentari dengan kesal.

“Halo Tante.”

“Mentari Bunda meminta kamu datang ke sini.”

“Tapi ini sudah malam Tante.”

“Justru sudah malam. Kamu mau menikah gak tidak dengan Topan?”

“Iya Mau Tante,” sahut Mentari bigung.

“Datanglah sekarang, saya akan meminta supir menjemput kamu.”

“Ah … ini sudah-”

“Sudah jangan membantah ikuti saja,” ucap Wanita itu dengan sikap memaksa. Ia bahkan tidak memperdulikan perasaan keluarga Mentari.

Mentari terpaksa pergi diam-diam, kalau ia minta ijin sama ayah dan kakaknya sudah pasti dilarang .

Tiba di rumah Topan Mutiara meminta Mentari masuk  ke kamar Topan sebelum anak lelaki itu pulang. Mentari menurut saja dengan apa yang diminta calon ibu mertua.

Topan baru pulang dari kantor, ia  bergegas ke kamar. Tapi saat ia  masuk dikejutkan dengan seorang  gadis h berada di kamarnya.

“Ngapain kamu di sini lagi,” wajah Topan terlihat lelah dan ia semakin marah melihat Mentari ada di sana.

“Kak Topan Bunda memintaku menunggu di sini, ternyata aku ketiduran,” ujarnya.

“Mentari ini sudah malam. Apa yang kamu lakukan di kamar seorang pria di tengah malam begini,” ujar Topan menahan amarah.

“ Aku calon istrimu tidak akan ada masalah.” Mentari menarik tangan Topan hingga terjerap di atas tubuh Mentari. Tidak lama kemudian Ayah dan Ibu Topan membuka pintu melihat lelaki itu sudah diatas tubuh Mentari.

“Apa kamu tidak bisa sabar sampai  habis menikah?” ujar Angkasa ia membalikkan tubuhnya

“Keluar sana.” Topan marah lalu mendorong tubuh Mentari dengan kasar.

Rencana Mentari berhasil, Angkasa berpikir kalau Topan melakukan hal yang  tidak pantas pada Mentari.

Kesal, jengkel itulah yang dirasakan Topan saat itu, saat melihat reaksi kedua orang tuanya, membuat kepalanya pening, niat ingin istirahat  nyatanya ada gadis kecil yang menganggunya.

Seorang gadis muda  ke kamarnya dan tidur di ranjangnya membuat suasana hatinya jadi suram.

“Keluar dari kamarku! Aku tidak mau tahu tentang apa yang kamu katakan, aku hanya ingin, tidur,” usir Topan lagi.

“Bundamu yang memintaku ke sini,’ ucap Mentari membela diri.

“Hei, anak kecil! Dengar, ini kamarku,  aku tidak perduli kamu di suruh  sama siapa, aku mau istirahat. Keluar sana.”

Mentari  tersenyum ceria, kemarahan Topan dan penolakkan tidak membuatnya marah.

“Dengar! aku tidak suka dengan wanita yang bersikap lancang seperti kamu”

“Tidak apa-apa, tapi aku suka Kak Topan,” ujar Mentari.

“Keluar gak! Atau aku minta Pak Sappam menyeret kamu dari kamarku,” ujar Topan dengan rahang mengeras.

Wanita mudah itu menghiraukan  penolakannya,  ia masih tidur di ranjang Topan, membuat lelaki dewasa itu semakin marah

Tidak perduli  Mentari adalah seorang wanita ataupun anak-anak, terpenting sudah bicara baik-baik, tetapi ia tidak perduli.  Topan menyeret tangannya dari ranjang dan mendorong tubuhnya keluar dari kamar. Terlihat sangat kasar. Tetapi tidak mengapa untuk Mentari ia masih tersenyum walau Topan mengusirnya dari sana. Tiba-tiba mendorongnya  dengan kuat membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.

“Kamu kasar, tanganku jadi sakit ,” ucap Mentari dengan satu tangan memegang pergelangan tanganya, Topan mendorongnya hingga tubuhnya  menambarak sisi meja di luar kamar.

Tidak perduli dengan ucapan protes Mentari,  Lelakiitu menutp pintu kamar dan merebahkan tubuh mencoba berdamai  dengandiri sendiri

Besok paginya, saat ia bangun sang Ibunda memarahinya saat melihat Topan mendorong Mentari keluar dari kamarnya.

“Kamu bagaimamana sih, Pan  mendorong Mentari dengan kasar, begitu.”

“Dia masuk ke kamar lelaki dengan sembarangan, aku tidak suka,” ujar Topan.

“Bunda ingin hubungan kalian lebih akur. Kamu ke sekolah sekarang.

Topan tidak bisa membantah  ia akahir setuju datang ke sekolah.

               *             

 Topan datang ke sekolah.

Menyusuri  gedung sekolah yang luasnya sampai berhektar- hektar itu,  membuat Topan sakit kepala,  tidak ada  niat sedikitpun ingin bekerja di dunia pendidikan, walau  ayah akan  mengangkatnya kepala sekolah di tempat tersebut.

“Kamu datang juga, kemarin bilang tidak datang,” ucap Mentari melihat calon suami dari lantai dua.

“Gila siapa itu Cowok ganteng bangat,” puji anak-anak perempuan siswi Trida Scool.

“Mentari Bukankah itu,Topan?” tanya Melie.

“Iya.”

“Dia sangat tampan ternyata, lalu kenapa kamu tidak suka?” tanya Melie.

“Dia bukan tipeku dia sombong dan angkuh,” balas Mentari.

“Antara dia dan pacarmu gantengan dia dah,”puji Melie.

Topan melirik ke atas melihat Mentari bersikap cuek dan bodoh amat dengannya. Sikapnya sangat berbeda kalau  ia datang ke rumah, saat anak-anak yang lain bersorak melihat Topan saat mencoba main basket. Mentari malah sibuk  menatap ponselnya dan mengacuhkannya.

“Anak ini seperti memiliki dua kepribadian. Dirumah tergila-gila padaku di sini sok cuek,” gumam Topan, saat bola sengaja ia lempar ke sampingnya, tapi Mentari tidak perduli.

“Bisa tolong berikab bolanya?”

“Ini.” Mentari menyodorkan bola yang sebgaja dilempar Topan.

“Jangan pernah cerita tentanh hubungan kita kamu mengerti,” ucap Topan.

“Jangan khawatir aku tidak akan melakukannya.”

Topan Banayaka sebagai pewaris tunggal  sekolah tersebut ia dituntut ayahnya mengikuti semua kegiatan di sekolah tersebut. Ia berjalan ke ruang guru melihat semua fasilitas di sana Angkasa  meminta dirinya untuk  menarik simpari guru untuk memilihnya di pemilhan nanti. Topan sebenarnya tidak ingin melakukannya tetapi melihat wajah memelas Bundanya akhirnya ia luluh.

“Pak Topan saya dengar Bapak akan jadi kepala sekolah di sini?’ tanya seorang guru ia mulai cari muka dengan anak pemilik sekolah.

“Saya belum memikirkannya Bu, tapi kalau  ada yang lebih baik dari saya sebagai kepala sekolah kenapa tidak. Saya tidak ingin ada pengurus sekolah yang memakan dana sekolah,” ujar Topan tapi matanya melirik Bulan.

“Apa Pak Topan sudah menikah?” tanya seorang guru.

“Belum, saya belum menikah. Tidak seperti orang lain walau sudah gagal menikah tapi dengan mudah menemukan pengganti,” ujar Topan menyindir Bulan ia masih melirik wanita cantik berambut panjang itu.

Untuk pertama kalinya Bulan dan Topan bertemu setelah gagal menikah lima tahun yang lalu. Keduanya  sudah  berteman dari mereka masih kecil, saat kakek keduanya masih hidup. Itulah sebabnya mereka dijodohkan. Tadinya mereka berdua saling mencintai satu sama lain, tapi gagal menikah. Topan berpikir Bulanlah yang memutuskan hubungan mereka sehari sebelum pernikahan. Sementara Bulan berpikir Topanlah yang meninggalkan dirinya. Mereka berdua sama-sama membenci saat ini.

‘Aku berharap kamu mendapat karma’ Bulan membatin dan meninggalkan Topan ia bersikap cuek.

“Halo Bu Bulan, saya tidak pernah kita akan bertemu lagi. Bagaimana kabarmu?” tanya Topan, ia bertemu Bulan di lorong sekolah.

“Saya baik Pak Topan seperti yang Bapak lihat,” sahut Bulan dengan tenang walau dalam hati ia sebenarnya memendam rasa benci pada Topan mantan kekasihnya tersebut.

“Kamu dan keluargamu sangat hebat, setelah gagal menjadikanku sebagai menantu, kali ini kalian ingin aku menikah dengan anak kecil.”

“Adikku Mentari bukan anak kecil,” bela sang kakak.

“Dia masih sekolah di sini. Apa kamu ingin aku menikah dengannya?” tanya Arsen dengan suara setengah berbisik.

“Iya itu keinginan orang tuamu.”

“Kalau kalian ngebet menjadikanku menantu kenapa kamu tidak bercerai dengan suamimu lalu menikah denganku,” ujar Topan.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status