ホーム / Romansa / Istri Kecil Pak Dekan / Part 04 : Kenangan piluu

共有

Part 04 : Kenangan piluu

作者: Cloudberry
last update 最終更新日: 2025-08-26 23:07:44

"Abanggggg........." jerit Luna merengek. Menahan kakinya ke lantai berharap tubuhnya tak pindah tempat. Namun sayang tenaganya kalah jauh dari Jaya.

"Wudhu sana! Abang tunggu!" Jaya mendorong tubuh Luna ke dalam kamar mandi.

"Abanggg........" menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kamar mandi.

"LUNAAA.......!" Nada menekan.

"Iya baiklah" pasrah.

Akhirnya secara terpaksa Luna melaksanakan shalat magrib berjamaah bersama suaminya. Jaya tersenyum melihat Luna misuh-misuh (ngedumel) setelah usai melaksanakan shalat berjamaah bersamanya.

Meski sulit diatur dan kekanak-kanakkan istri kecilnya itu pasti akan tunduk bila berhadapan dengannya. Cuma ia harus lebih sabar, galak dan tegas lagi. Jika tidak istri kecilnya itu yang akan memenangkan pertarungan.

Cruncchhhh........

Crunccchhhhh.......

Luna melanjutkan mengunyah apel merah berjenis apel fuji tersebut. Membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"Suka apelnya?" Tanya Jaya membaringkan tubuhnya di sebelah Luna.

"Suka" sahut Luna fokus pada layar ponselnya. Melihat-lihat produk incarannya di aplikasi oren.

"Mau lagi?" Tawar Jaya.

"Emangnya boleh?" Luna balik bertanya pada suaminya. Karena setahunya apel fuji memiliki harga yang lumayan mahal. Apalagi apel yang besarnya seukuran di tangannya.

Walau Luna tahu Jaya memiliki banyak uang. Luna tetap saja tidak enak hati meminta-minta barang-barang mahal seperti itu. Sebab ia tahu betapa sulitnya Jaya menjalankan bisnis peternakan dan pertanian.

Karena kedua orang tuanya juga seorang petani. Meski kedua orang tuanya hanya petani kecil-kecilan. Jika bukan karena ada di kulkas Luna tidak akan berani memintanya.

"Tentu saja!"

"Benarkah?" Mata Luna berbinar bahagia.

"Besok abang bawa dari perkebunan jika luna mau lagi" jawab Jaya memandangi wajah istri nya yang penuh semangat.

"Wahhh.....abang punya perkebunan sendiri?" Tebak Luna semangat empat lima.

"Heummm......" mengangguk pelan.

"Abang hebat bangett....! Kapan-kapan luna boleh ikut gak?" Tanya Luna merangkak menempel pada tubuh Jaya.

"Gak boleh!" Larang Jaya tegas.

"Isshhh....kenapa gak boleh ikut? Padahal luna pengen banget ikut!" Kata Luna bangkit dari posisi bergulingnya.

"Tidak boleh! Yah tidak boleh!" Tukas Jaya dingin, bangkit mengambil laptop dan berkas -berkas penting miliknya.

"Ishhh....abang ihh...." ngedumel pelan.

"Sudah sana! Jangan ganggu abang!" Usir Jaya pada istrinya. Membuat gadis kecilnya itu merengutkan wajahnya.

"Abang mau kerja!" Sambung Jaya dingin melanjutkan pekerjaannya.

"Dasar pelit" cibir Luna tapi tak di tanggapi oleh Jaya.

Mendapati sang suami tak menanggapinya dan fokus bekerja. Luna menyenderkan tubuh nya pada sandaran dipan (ranjang tidur).

Kembali melihat-lihat barang incarannya di oren. Hatinya teriris saat menghitung jumlah uang yang ia miliki. Seratus ribu itu adalah uang yang ia kumpulkan dari uang saku pemberian suaminya Jaya.

Rasanya air matanya mengenang di ujung pelupuk matanya. Mengenang kenang pahit yang harus ia telan bulat-bulat.

Kenangan bahwa ia harus membuang mimpinya menjadi cantik dan kuliah di negeri ginseng. Kenangan bagaimana ia bisa menikah dengan Jaya dekan yang dikiranya mahasiswa lama.

Hari itu Luna pulang dari jakarta ke kampung nya. Menggunakan transportasi umum bus antar pulau. Setelah satu tahun sepuluh bulan bekerja di ibu kota sebagai asisten rumah tangga.

Rencananya Luna ingin mempersiapkan diri nya mendaftar beasiswa s1 ke negeri ginseng sembari mempercantik dirinya di rumah. Bermodalkan uang tabungan yang selama ini Luna kumpulkan dari gajinya sebagai asisten rumah tangga.

Sayangnya, takdir tidak ada yang tahu. Saat Luna berada di kapal penyebarangan merak bangkaheuni. Luna terjatuh ke laut lepas karena ada orang yang tak sengaja mendorongnya dari belakang.

Ketika Luna berjalan berdesak-desakkan masuk ke dalam ruang kabin karena kapal bergoyang/miring akibat ombak laut yang tak stabil.

Minimnya camera pengaman menyulitkan pihak kepolisian menemukan siapa pelaku yang mendorong Luna. Menyebabkan kedua orang tua Luna tak dapat menuntut biaya pengobatan kepada pendorong putrinya.

Menurut pakar dan pengamat Luna bukannya di dorong secara tak sengaja. Melainkan di dorong dengan perkiraan yang matah. Jika tidak bagaimana bisa Luna jatuh ke laut lepas.

Sebab tinggi pembatas dek kapal tidak kurang dari 1,2 meter. Sangat mustahil Luna bisa jatuh ke laut lepas. Andai cuma tak sengaja terdorong.

Namun karena minimnya barang bukti. Pihak kepolisian tak dapat menetapkan tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Luna.

Bahkan untuk sekadar meminta biaya pengobatan Luna pun tidak ada. Karena memang saat luna jatuh ke laut lepas tidak ada camera pengaman yang merekamnya dengan jelas.

Beruntung Luna masih bisa di temukan dan di selamatkan. Mesti tabungan Luna sebesar 70 juta lenyap untuk biaya pengobatannya. Karena Luna mengalami cedera organ dalam yang serius.

Tidak sampai disana saja kedua orang tua Luna harus merelakan perkebunan kopi seluas satu hektare milik keduanya. Dan emas seberat seratus gram. Hasil perjuangan keduanya selama bertahun-tahun.

Guna mengobati putri mereka yang koma di rumah sakit Jakarta. Rahmat dan Salma juga hampir kehilangan rumah mereka harta terakhir yang keduanya miliki.

Demi membangunkan satu-satunya buah hati mereka.

Di saat Rahmat ingin pulang kampung menjual harta terakhirnya. Mengumpulkan biaya rumah sakit yang kian membengkak. Rahmat tak sengaja menabrak Jaya Baya di lobby rumah sakit.

Mendengar logat keduanya yang mirip. Rahmat dan Jaya menyadari bahwa keduanya berasal dari daerah dan kota yang sama. Dari sanalah Rahmat menceritakan kondisi keluarga kecilnya yang tengah berduka. Atas musibah yang menimpah keluarga mereka.

Merasa iba Jaya memutuskan menjenguk Luna barang sejenak. Niatnya Jaya cuma ingin menghibur pak Rahmat sedikit. Entah kenapa ketika melihat Luna yang terbaring lemah di brankar.

Jaya merasa pilu di tambah ia mendengar bisik-bisik pak rahmat dan istrinya yang akan menjual rumah demi mengobati putrinya. Jaya merasa semakin pilu dan teriris.

Terlebih lagi Jaya tahu meski keduanya menjual harta terakhir mereka. Luna tetap tidak akan bisa bangun. Saat itulah ide gila itu muncul.

Bagaimana jika ia menawarkan diri membiayai pengobatan Luna keluar negeri. Tapi dengan syarat jika Luna berhasil sembuh dan bangun. Maka Luna harus menikah dengannya.

Kebetulan sekali bukan? Pak Rahmat butuh uang untuk membiayai pengobatan putrinya. Sedangkan Jaya membutuhkan seorang gadis untuk dijadikan istri. Dan Jaya mempunyai banyak uang.

Siapa yang tahu keisengan Jaya Baya berbuah manis. Bu Salma langsung mengiyakan syarat dari Jaya Baya. Memperhitungkan waktu menjual rumah tidaklah cepat. Bu Salma takut putrinya meninggal saat suaminya sedang menjual rumah mereka.

Takutnya nyawa gadis kecilnya melayang. Hartanya pun ikut hilang terbawa angin. Jadilah, Bu Salma menyetujui permintaan Jaya Baya. Toh, pria di hadapannya itu berstatus single.

Tidak ada salahnya Bu Salma menikahkan Luna pada pria asing penyelamat nyawa putri nya itu.

Saat itu juga Jaya Baya langsung mengatur penerbangan dan pengobatan Luna ke luar negeri.

Berharap gadis kecil itu masih sempat mendapatkan waktu pengobatan terbaik.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 15 : Mogok?

    Matanya berbinar menatap semua barang impiannya ada didepan mata. Luna tak pernah menyangka jika ia akan mendapatkan barang impiannya dengan mudah. Tidak hanya Luna yang merasa bahagia. Jaya juga ikut merasakan kebahagiaan yang Luna rasakan. Sebab gadis nakal itu menciumnya beberapa kali dalam semenit. Mengucapkan terima kasih dengan caranya sendiri. Akan tetapi, kebahagian dan keceriahan sore itu hancur karena kedatangan Alfaranzi. Luna langsung bete saat melihat adik iparnya, yang lebih tua tujuh tahun dari dirinya itu. Semuanya bermula saat Luna membolos mata kuliah ulumul quran dan tidak mengerjakan tugas. Kebetulan Alfaranzi bersahabat baik dengan dosen pengampu mata kuliah ulumul quran di kelas Luna. Berbekal kesaksian dan rekaman suara sahabatnya sebagai barang bukti. Alfaranzi nekat mengadukan kelakuan jahanam Luna yang sudah kabur dari kelas ulumul quran sebanyak tiga kali. Tentu Jaya yang mendengar tingkah nakal Luna. Memberi teguran kecil kepada sang istri. Supaya tid

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 14 : Paket?

    "Abanggggg......" teriak Luna tak terima dengan pengaturan suaminya. "Tertelan nanti abang yang repot yah, Luna!" Mengacungkan jari telunjuknya kearah Luna. Menatap manik matanya tajam. Sengaja nada bicaranya sedikit ditinggikan. Jika tidak gadis nakal itu pasti akan mencari gara-gara dengannya. Tampak pemilik wajah cantik itu sudah mengerucutkan bibirnya. "Abanggg......" Luna merengek berharap Jaya mengizinkannya menyimpan banyak biji kelengkeng dipipinya. "Tidak boleh! Abang sibuk ya, jangan cari masalah" Tutur Jaya tegas seraya memeriksa berkas-berkas penting dihadapannya. "Abangggg....." menarik-narik celana dasar Jaya pelan, menggunakan ujung jarinya."Tidak yah! Abang ambil nanti kelengkengnya!" Ancam Jaya mengulurkan tangannya berniat mengambil keranjang rotan berisi buah-buahan milik Luna. "Tidak....tidakkk....!" Luna secepat kilat mendekap keranjang buahnya. Sebelum Jaya sempat menjangkau keranjang buahnya. "Makanya kalau abang bilang tidak boleh! Ya, tidak boleh!" Tega

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 13 : Kelengkeng?

    "Makanya besok-besok jangan berani ngebantah lagi kalau orang ngomong!" Tegas Jaya mengingatkan istrinya. "Iya" sahut Luna terpaksa. Bangkit dari tempat duduknya. Berniat berjalan kegedung rektorat meninggalkan suaminya. "Tinggalkan salad buahnya" perintah Jaya dingin menarik tupperware berisi salad buah dari tangan sang istri. "Abanggg....." rengek Luna lagi. "Ambil buat jajan" Jaya meletakkan dua lembar seratus ribuan ditelapak tangan sang istri. Luna menunduk lesuh mendapati uang lembaran seratus ribuan ditelapak tangannya. Jika sudah begitu ia tidak dapat membantah perkataan suaminya. Kalau ia tolak uang pemberian suaminya, besok-besok bagaimana jika membutuhkan uang. Tentu ia akan gengsi meminta belas kasihan suaminya. "Thank you bang" melambaikan tangannya lalu berlari menuju ke gedung rektorat. Mengikuti kuliah istitah meski sudah terlambat dua setengah jam. Jaya menyuapkan salad buah ke mulutnya memandangi kepergian sang istri dengan tatapan kosong. Tak per

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 12 : Bandel

    Srrrrrkkkkkkkk..........Jaya menarik pergelangan tangan kiri istrinya. Menyeret gadis kecil itu menuju ruang LPPM di dekat gedung rektorat. Guna memarahi gadis nakal pembuat masalah tersebut. Aaaaaaa..........Suara teriakkan keluar dari bibir mungil Luna. Terkejut Jaya menariknya secara tiba-tiba. Matanya membeliak kaget mendapati tubuhnya setengah terseret ketanah. Beruntung ia bisa menstabilkan tubuhnya segera. Jika tidak pantatnya pasti akan mencium aspal pagi ini. Orang-orang yang melihat Luna diseret oleh Jaya cuma bisa menggeleng pelan. Dapat di pastikan mahasiswi baru itu akan mendapatkan pencerahan dari langit. Brukkk.....Jaya mendudukkan Luna dikursi lalu dia sendiri duduk tepat dihadapan istri kecilnya yang jahanam. Menatap tajam gadis nakal itu. Telat satu jam saja sudah keterlaluan. Ini dia malah berani telat dua jam. Dimana letak harga diri Jaya sebagai dekan dan suaminya. "Kenapa terlambat?" Tanya Jaya sinis dengan volume suara yang sedikit dikecilkan. "Tadi ket

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 11 : Telat lagi?

    Jaya membenarkan posisi duduknya. Menatap lembut istri kecilnya. Lalu berkata "Soto betawi nya abang kirim ke rumah umi sama abah" lembut."Abang ihhhh.....kok gak bilang-bilang?" Mengerucutkan bibirnya. "Hmmm......" Jaya berdehem pelan mengeluar kan lembaran kertas merah dari dompetnya sebanyak lima lembar. Lalu memberikannya kepada sang istri. Luna menerima pemberian Jaya menyimpan lembaran uang seratus ribuan tersebut ke dalam dompet serut dipinggangnya. Plekkk...........Tiba-tiba Luna merebahkan tubuhnya di atas tubuh sang suami. Mendesalkan wajahnya di dada bidang milik Jaya. "Heyyy...apa-apaan Luna?" Protes Jaya tak terima dengan perubahan sikap Luna yang selalu mendadak. "Mau bobok" memeluk pinggang Jaya lembut."Luna tidak ada ya tidur ditubuh abang...!!!" Ucap Jaya tegas melarang sang istri untuk tidak tidur diatas tubuhnya. "Mau bobok disini....." memejamkan matanya. "Haduhhh....Lunaa....abang ini pria normal yah!" Mendorong tubuh Luna menjauh dari tubuhnya, namun gag

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 10 : Soto betawi

    Aroma rempah yang kuat dan khas seperti kayu manis, cengkeh, dan pala mulai menguar di udara. Aroma creamy dan sedikit manis dari santan dan susu. Menambah kenikmatan tersendiri bagi orang yang mencium wangi soto betawi ini. Belum lagi aroma gurih dari potongan daging sapi yang sudah diaduk rata ke dalam kuah santan. Setelah sebelumnya di rebus secara terpisah dengan rempah-rempah, guna menghilangkan bau amis dan lemak jahat di dalamnya. Membuat kelezatan soto betawi buatan Luna semakin menggugah selera. Bawang merah dan bawang putih serta bawang goreng yang ditambahkan saat penyajian. Menambah aroma yang khas dan pedas serta wangi yang lezat. Jaya menelan air liurnya melihat sang istri menyantap soto betawi buatannya seorang diri. Tanpa banyak bicara Jaya mengayunkan kakinya ke arah dapur. Menyiapkan soto betawi untuk dirinya sendiri. Dari pada ia ribut dengan istri kecilnya. Jaya tahu Luna selalu masak dalam jumlah yang lumayan banyak. Biasanya gadis kecil nakal itu menyetok ma

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status