Home / Romansa / Istri Kecil Pak Dekan / Part 05 : Breakfast

Share

Part 05 : Breakfast

Author: Cloudberry
last update Last Updated: 2025-08-28 11:00:41

Oleh sebabnya, Luna tak berani mendrama seperti gadis-gadis novel bila di jodohkan dengan orang tua mereka.

Sebab sesungguhnya yang berhutang pada Jaya Baya adalah dirinya sendiri. Karenanya jugalah Luna tak berani mendrama tidak ingin tidur sekamar atau seranjang oleh suaminya.

Luna patuh pada keinginan dan otoritas Jaya Baya, suaminya. Karena nyawa dan hidupnya milik Jaya Baya.

"Untukmu" Jaya membuyarkan lamunan Luna yang sedang mengenang masa lalu menyakit kan beberapa bulan lalu sembari menscrool aplikasi oren,mengeranjangi barang-barang yang ingin di belinya.

Memberikan uang tunai sebesar satu juta rupiah. Melihat kesempatan merubah istrinya menjadi bidadari datang. Awalnya Jaya pikir gadis kecil itu tak tertarik menjadi cantik atau sekadar membeli peralatan kecantikan.

Karena istrinya menggunakan uang mahar sebesar 50 juta yang diberikannya untuk membeli emas. Tanpa sepengetahuan dirinya. Nyatanya gadis kecil itu terobsesi menjadi peri kecil di negeri bel.

"Buatku?" Menunjuk dirinnya sendiri.

"Heummm......" mengangguk pelan.

"Beli apa saja yang kamu. Jika habis nanti minta lagi sama abang. " tutur Jaya lembut memberikan lembaran seratus ribuan sebanyak 10 lembar.

"Makasih ya bang" kata Luna lembut menerima uang pemberian suaminya. Hatinya senang bukan main menerima uang pemberian Jaya. Akhirnya ia bisa membeli skincare, dan makeup serta peralatan kecantikan impiannya.

"Sama-sama" mengusap lembut kepala Luna.

Muaccchhh.........

Muachhh..........

Luna mengecup pipi kanan dan kiri Jaya. Lalu menyimpan uang pemberian suaminya di laci. Meletakkan ponselnya di atas nakas.

Luna membaringkan tubuhnya menarik selimut milik bermotif bunga-bunganya. Memejamkan mata perlahan berniat tidur lebih awal dari biasanya.

Baru saja Luna hampir terlelap dalam mimpinya. Jaya membangunkannya mengajak Luna kembali shalat berjamaah. Kali ini Luna menerima ajakkan Jaya tanpa drama sedikit pin.

Sebab Luna sudah sangat mengantuk dan tak berdaya. Akibat di siksa oleh Jaya seharian ketika berada di kampus tadi. Jaya tersenyum bahagia merasa menang akan istrinya. Tanpa tahu pertengkaran dengan istrinya baru akan di mulai.

Brukkkkk.....

Luna terjatuh di tempat tidur.

Matanya lengket tak membuka.

Kepalanya pusing mengantuk.

Srrkkkkkkk.......

Luna menarik selimut miliknya.

Meringkuk seperti bayi di balik selimutnya.

Happp.......

Jaya melingkarkan tangannya dipinggang sang istri dari belakang. Mendekap tubuh mungil itu pelan. Mencium punggung istrinya sekilas. Meletakkan dagunya di bahu sang istri.

"Dekkk......"

"Heummm......" sahut Luna setengah sadar.

"Abang boleh minta sesuatu gak?" Bisik Jaya pelan si cuping telinga sang istri.

Jdderrrrrr............

Bak tersambar petir di siang bolong. Kesadaran Luna terkumpul seketika mendengar Jaya ingin meminta sesuatu darinya. Jangan-jangan Jaya mau minta malam pertama lagi.

Jantungnya berdetak tak karuan mendengar perkataan Jaya. Luna tahu bahwa dirinya milik suaminya Jaya. Nyawanya juga masih berhutang pada sang suami.

Sudah seharusnya Luna menyerahkan kesuciannya pada Jaya. Tapi tidak sekarang dia masih kuliah dan baru di semester satu. Nanti jika ia sudah lulus Luna pasti akan menyerahkan dirinya secara sukarela.

"Minta apa?" Tanya Luna penuh keraguan.

"Besok buatin abang breakfast sama bekal dong?" Pinta Jaya lembut meminta belas kasih istrinya.

"Breakfast? Bekal?" Luna mengulangi dua kata pemintaan suaminya.

"Hmmmm....."

"Gak mau" tolak Luna to the point.

"Kenapa gak mau?" Mengeratkan pelukkannya di pinggang sang istri.

"Gak kenapa-napa" jawab Luna asal. Padahal ia malas bangun pagi-pagi. Selama empat hari terakhir mengikuti PBAK, Luna akan kembali tidur setelah melaksanakan shalat subuh bersama Jaya. Oleh sebabnya, Luna terlambat tiba ke kampus sampai hampir satu jam.

"Buatkan!" Paksa Jaya mengampit kedua kaki Luna dengan kakinya.

Hhkkkk........

Luna tersedak kaget suaminya makin menempel ke tubuhnya. Merasa berat dan sesak di bagian paha dan betisnya.

"Awww......." keluh Luna, kakinya keram.

"Buatkan!" Jaya membalik tubuh Luna menghadap kearahnya mendekap tubuh mungil istrinya.

"Abangggg......" rengek Luna mengerucutkan bibirnya.

"Janji dulu buatkan abang breakfast sama bekal makan siang" memandangi wajah Luna.

"Gak mau!" Tolaknya.

"Harus mau!" menarik pipi Luna.

"Abangg.....ihhh....." cemberut.

"Ayolahhh......buatkan abang breakfast" Jaya mendekap tubuh Luna semakin erat.

"Abang....lepaskannn.....!" Bentak.

"Gak!!" Bentak Jaya tak kalah galak.

"Abanggg......" merengek.

"Buatkan!" Bentak.

"Abangg........"

"Lunaaa......" menirukan nada bicara istrinya.

"Lepaskan!"

"Gak!"

"Abanggg....iihhh...." mendorong dada Jaya.

"Buatkan!" Memelototi istrinya.

"Pakai ayam serundeng saja" Luna menyerang merunding keinginan suaminya.

"Ok" ucap Jaya menyetujui perkataan istrinya.

Keesokan pagi harinya Luna bangun lebih awal dari biasanya. Menanak nasi di ricecooker. Mencairkan ayam ungkep yang telah ia bekukan di kulkas, menggunakan airprayer. Sebelum menggorengnya di minyak panas.

Melaksanakan shalat subuh sebelum menyiap kan breakfast dan bekal untuk suaminya. Jaya memandangi tubuh Luna bergerak lincah kesana-kemari. Menyiapkan breakfast dan bekal untuk dirinya.

Akhirnya, mimpi Jaya di buatkan breakfast dan bekal oleh istrinya tercapai. Tidak salah Jaya melepas status dudanya dengan Luna, setelah tujuh tahun melajang.

Uang milyaran yang ia gelontorkan untuk mengobati gadis kecilnya itu tidak sia-sia. Semuanya terbayar tunai ketika Luna sah menjadi istrinya.

Aroma harum dari rempah-rempah seperti lengkuas, bawang putih, serai, menguar ke udara. Menyeruak masuk menusuk hidung orang-orang di sekitarnya.

Ketika Luna memasukkannya ayam ungkep yang sudah dicairkan, kedalam minyak panas. Jaya menghirup nafasnya dalam pelan, menikmati aroma harum dari masakkan istrinya.

Aroma nasi hangat mulai tercium saat Luna membuka ricecooker. Memindahkan nasi ke dalam mangkuk berukuran sedang. Meletakkan nya di atas meja.

Menyajikan ayam goreng serundeng yang baru diangkat dari penggorengan ke meja makan, bersama dengan sambal bawang yang baru di buatnya.

"Wahhh........" ujar Jaya bersemangat menete kan air liurnya. Melihat masakan istrinya yang tersaji di hadapannya.

"Makasih yah, dek" mengucapkan terima kasih kepada istrinya.

"Iya, sama-sama." Tersenyum lembut kearah Jaya. Berjalan kearah kitchen set mengambil kotak makan Isolasi termal.

Meletakkan nasi hangat, ayam goreng, serundeng, sambal bawang, dan beberapa lalapan seperti timun, kubis, dan daun kemangi. Kedalam kotak makan isolasi termal.

Kotak makan isolasi termal adalah kotak makan yang didesain untuk menjaga suhu makanan tetap panas atau dingin dalam waktu lama.

Tekkk......

Luna meletakkan bekal sang suami dihadapan nya. Tanpa mengatakan sepatah pun. Jujur sebenarnya Luna tak ikhlas menyiapkan sarapan dan bekal makan siang buat Jaya.

Harusnya jam segini Luna masih berbaring di dalam selimutnya. Tapi hari ini Luna sudah berkutat di dapur memasak sarapan dan menyiapkan bekal untuk suaminya Jaya.

Jika bukan karena Jaya tak mau melepaskan dekapannya. Luna tidak akan mau menjadi istri shalehah pagi ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 15 : Mogok?

    Matanya berbinar menatap semua barang impiannya ada didepan mata. Luna tak pernah menyangka jika ia akan mendapatkan barang impiannya dengan mudah. Tidak hanya Luna yang merasa bahagia. Jaya juga ikut merasakan kebahagiaan yang Luna rasakan. Sebab gadis nakal itu menciumnya beberapa kali dalam semenit. Mengucapkan terima kasih dengan caranya sendiri. Akan tetapi, kebahagian dan keceriahan sore itu hancur karena kedatangan Alfaranzi. Luna langsung bete saat melihat adik iparnya, yang lebih tua tujuh tahun dari dirinya itu. Semuanya bermula saat Luna membolos mata kuliah ulumul quran dan tidak mengerjakan tugas. Kebetulan Alfaranzi bersahabat baik dengan dosen pengampu mata kuliah ulumul quran di kelas Luna. Berbekal kesaksian dan rekaman suara sahabatnya sebagai barang bukti. Alfaranzi nekat mengadukan kelakuan jahanam Luna yang sudah kabur dari kelas ulumul quran sebanyak tiga kali. Tentu Jaya yang mendengar tingkah nakal Luna. Memberi teguran kecil kepada sang istri. Supaya tid

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 14 : Paket?

    "Abanggggg......" teriak Luna tak terima dengan pengaturan suaminya. "Tertelan nanti abang yang repot yah, Luna!" Mengacungkan jari telunjuknya kearah Luna. Menatap manik matanya tajam. Sengaja nada bicaranya sedikit ditinggikan. Jika tidak gadis nakal itu pasti akan mencari gara-gara dengannya. Tampak pemilik wajah cantik itu sudah mengerucutkan bibirnya. "Abanggg......" Luna merengek berharap Jaya mengizinkannya menyimpan banyak biji kelengkeng dipipinya. "Tidak boleh! Abang sibuk ya, jangan cari masalah" Tutur Jaya tegas seraya memeriksa berkas-berkas penting dihadapannya. "Abangggg....." menarik-narik celana dasar Jaya pelan, menggunakan ujung jarinya."Tidak yah! Abang ambil nanti kelengkengnya!" Ancam Jaya mengulurkan tangannya berniat mengambil keranjang rotan berisi buah-buahan milik Luna. "Tidak....tidakkk....!" Luna secepat kilat mendekap keranjang buahnya. Sebelum Jaya sempat menjangkau keranjang buahnya. "Makanya kalau abang bilang tidak boleh! Ya, tidak boleh!" Tega

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 13 : Kelengkeng?

    "Makanya besok-besok jangan berani ngebantah lagi kalau orang ngomong!" Tegas Jaya mengingatkan istrinya. "Iya" sahut Luna terpaksa. Bangkit dari tempat duduknya. Berniat berjalan kegedung rektorat meninggalkan suaminya. "Tinggalkan salad buahnya" perintah Jaya dingin menarik tupperware berisi salad buah dari tangan sang istri. "Abanggg....." rengek Luna lagi. "Ambil buat jajan" Jaya meletakkan dua lembar seratus ribuan ditelapak tangan sang istri. Luna menunduk lesuh mendapati uang lembaran seratus ribuan ditelapak tangannya. Jika sudah begitu ia tidak dapat membantah perkataan suaminya. Kalau ia tolak uang pemberian suaminya, besok-besok bagaimana jika membutuhkan uang. Tentu ia akan gengsi meminta belas kasihan suaminya. "Thank you bang" melambaikan tangannya lalu berlari menuju ke gedung rektorat. Mengikuti kuliah istitah meski sudah terlambat dua setengah jam. Jaya menyuapkan salad buah ke mulutnya memandangi kepergian sang istri dengan tatapan kosong. Tak per

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 12 : Bandel

    Srrrrrkkkkkkkk..........Jaya menarik pergelangan tangan kiri istrinya. Menyeret gadis kecil itu menuju ruang LPPM di dekat gedung rektorat. Guna memarahi gadis nakal pembuat masalah tersebut. Aaaaaaa..........Suara teriakkan keluar dari bibir mungil Luna. Terkejut Jaya menariknya secara tiba-tiba. Matanya membeliak kaget mendapati tubuhnya setengah terseret ketanah. Beruntung ia bisa menstabilkan tubuhnya segera. Jika tidak pantatnya pasti akan mencium aspal pagi ini. Orang-orang yang melihat Luna diseret oleh Jaya cuma bisa menggeleng pelan. Dapat di pastikan mahasiswi baru itu akan mendapatkan pencerahan dari langit. Brukkk.....Jaya mendudukkan Luna dikursi lalu dia sendiri duduk tepat dihadapan istri kecilnya yang jahanam. Menatap tajam gadis nakal itu. Telat satu jam saja sudah keterlaluan. Ini dia malah berani telat dua jam. Dimana letak harga diri Jaya sebagai dekan dan suaminya. "Kenapa terlambat?" Tanya Jaya sinis dengan volume suara yang sedikit dikecilkan. "Tadi ket

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 11 : Telat lagi?

    Jaya membenarkan posisi duduknya. Menatap lembut istri kecilnya. Lalu berkata "Soto betawi nya abang kirim ke rumah umi sama abah" lembut."Abang ihhhh.....kok gak bilang-bilang?" Mengerucutkan bibirnya. "Hmmm......" Jaya berdehem pelan mengeluar kan lembaran kertas merah dari dompetnya sebanyak lima lembar. Lalu memberikannya kepada sang istri. Luna menerima pemberian Jaya menyimpan lembaran uang seratus ribuan tersebut ke dalam dompet serut dipinggangnya. Plekkk...........Tiba-tiba Luna merebahkan tubuhnya di atas tubuh sang suami. Mendesalkan wajahnya di dada bidang milik Jaya. "Heyyy...apa-apaan Luna?" Protes Jaya tak terima dengan perubahan sikap Luna yang selalu mendadak. "Mau bobok" memeluk pinggang Jaya lembut."Luna tidak ada ya tidur ditubuh abang...!!!" Ucap Jaya tegas melarang sang istri untuk tidak tidur diatas tubuhnya. "Mau bobok disini....." memejamkan matanya. "Haduhhh....Lunaa....abang ini pria normal yah!" Mendorong tubuh Luna menjauh dari tubuhnya, namun gag

  • Istri Kecil Pak Dekan   Part 10 : Soto betawi

    Aroma rempah yang kuat dan khas seperti kayu manis, cengkeh, dan pala mulai menguar di udara. Aroma creamy dan sedikit manis dari santan dan susu. Menambah kenikmatan tersendiri bagi orang yang mencium wangi soto betawi ini. Belum lagi aroma gurih dari potongan daging sapi yang sudah diaduk rata ke dalam kuah santan. Setelah sebelumnya di rebus secara terpisah dengan rempah-rempah, guna menghilangkan bau amis dan lemak jahat di dalamnya. Membuat kelezatan soto betawi buatan Luna semakin menggugah selera. Bawang merah dan bawang putih serta bawang goreng yang ditambahkan saat penyajian. Menambah aroma yang khas dan pedas serta wangi yang lezat. Jaya menelan air liurnya melihat sang istri menyantap soto betawi buatannya seorang diri. Tanpa banyak bicara Jaya mengayunkan kakinya ke arah dapur. Menyiapkan soto betawi untuk dirinya sendiri. Dari pada ia ribut dengan istri kecilnya. Jaya tahu Luna selalu masak dalam jumlah yang lumayan banyak. Biasanya gadis kecil nakal itu menyetok ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status