.
.
Noa mengumpat pelan, baru kali ini dia merasa sangat ceroboh. Bagaimana bisa dia keceplosan seperti itu? Bagaimana jika nanti Laura memintanya menelfon Vanno untuk bukti?
Ah, pikiran Noa sedang kacau sekarang. Dia dan Laura sudah kembali ke villa, Dave juga sudah pergi.
Saat itu Laura sedang mandi, jadi Noa hanya menunggu sambil memainkan ponselnya, juga sambil memantau kerja perusahaannya.
Selain masalah Laura, Noa juga memiliki masalah lain dengan perusahaan. Perusahaan yang Noa rintis sendiri dari nol sudah semakin berkembang pesat sekarang, terutama setelah Noa mengeluarkan produk mie instan.
Awalnya produk itu masih dua varian rasa saja, yaitu mie goreng dan mie ayam bawang. Namun, karena langsung meledak di pasaran, jadilah sekarang produk itu memiliki banyak varian lain.
Masalahnya adalah, sedang ada perusahaan besar yang mencoba untuk menjatuhkan produk milik perusahaan Noa.
Karena itu, dia harus sering-sering memantau perusahaan. Apalagi, ibu tiri Noa itu suka sekali ikut campur urusan Noa. Ibu tirinya selalu mengatakan semua harta Noa itu harusnya menjadi milik putranya.
Padahal itu tidak benar, ada harta dari warisan kakek, ada pula harta Noa sendiri. Lalu sebagian besar harta yang terlihat, adalah milik Noa sendiri.
Harta warisan kakek Noa tidak terlalu banyak, hanya mencapai 30% dari total keseluruhan saja.
Sebenarnya Noa bisa saja memberikannya pada ayah dan ibu tirinya, namun Noa tidak yakin harta itu dapat mereka kelola dengan baik.
Apalagi jika diberikan pada adik tirinya.
Adik tiri Noa itu seumuran dengan Laura, dia laki-laki juga.
Namun Noa tidak pernah bertemu dengannya, tahu nama dan rupanya saja tidak.
Karena itu, Noa tidak yakin adik tirinya dapat mengurus harta warisan dengan baik, namun bukan berarti Noa tidak mau mengembalikan harta itu. Noa mengerti, jika adik tirinya berhak mendapatkan hak nya.
Mencari sendiri siapa adiknya? Yah, itu mudah saja dilakukan, namun Noa tidak melakukannya, karena dia tidak mau saja.
Paling tidak, untuk saat ini.
Laura keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe warna putih.
Rambut Laura yang panjang itu basah, jadi Laura segera mengeringkannya dengan alat pengering rambut.
Laura masih belum sadar jika Noa ada bersama dengannya di dalam kamar.
Karena biasanya mereka pisah kamar, jadi Laura pikir dia sendirian saja.
Laura baru sadar ada Noa setelah merasakan seseorang memeluk pinggangnya erat.
“Kak Noa! Kakak ngagetin aja sih!”
Noa terkekeh melihat ekspresi terkejut Laura yang menggemaskan.
“Maaf deh, aku bantu keringin ya? Sini.” Noa mengambil alih pengering rambut lalu mulai membantu Laura mengeringkan rambutnya.
Lewat pantulan cermin di depannya, Laura dapat melihat sosok Noa yang sedang serius mengeringkan rambutnya.
Wajah tertutup topeng putih itu mengganggu Laura, dia ingin melihat sosok suaminya tanpa topeng.
Mau suaminya buruk rupa atau memiliki berkas luka yang besar di wajah, Laura tidak peduli.
Akan tetapi, Laura tahu jika Noa akan kesal kalau Laura kembali meminta melepaskan topeng.
“Sudah kering, besok kamu kembali sekolah?” tanya Noa.
Laura mengangguk pelan, “iya, tentu saja, aku tidak ingin ketinggalan pelajaran.”
“Apa kamu punya banyak teman di sekolah?”
“Dibilang banyak, sebenarnya tidak banyak, ada beberapa yang baik padaku, seperti Dave, Ruby, Diana ... Tapi yang tidak suka denganku juga ada” ucap Laura.
“Apa yang tidak suka padamu itu yang mengerjaimu dengan menukar baju olah raga?”
Perlahan Laura mengangguk, dia juga tersenyum lemah, “tapi janji untuk tidak berbuat yang aneh ya? Dia hanya remaja yang suka bercanda” ucap Laura.
“Yang seperti itu bukan bercanda, sayang, tapi sudah masuk pembullyan, kamu jangan terlalu baik pada orang lain” kata Noa, dari nada bicaranya jelas sekali dia sangat kesal.
“Aku mengerti, kakak jangan khawatir ya.”
Laura berdiri lalu berbalik menghadap Noa, kemudian Noa mengecup pipi Laura.
“Sekarang katakan siapa yang mengganggumu itu!”
Laura menggeleng pelan “tidak, nanti kakak berbuat buruk padanya” tolak Laura.
“Sayang, ayolah!”
Laura masih menggeleng untuk menolak permintaan Noa.
Baiklah, tidak masalah, Noa akan mencari tahu sendiri.
Setelah itu mereka tidur, Laura cepat tertidur karena kelelahan, tapi Noa belum bisa tidur.
Dia terus kepikiran dengan siapa yang berani mengganggu Laura.
Diam-diam Noa pergi dari kamar, kemudian berjalan menuju ruang tengah, menyalakan penghangat ruangan, baru kemudian meraih ponselnya untuk menelepon seseorang.
“Besok aku akan ke sekolah, jadi rapat ditunda sore hari” ucap Noa.
[Tapi bukannya besok tuan tidak ada jadwal?]
“Ada, pokoknya ada yang penting, kamu atur semuanya, okay?”
Panggilan telepon diputuskan oleh Noa, setelah itu dia meraih bungkusan yang turut dia bawa dari kamar saat keluar baju olah raga milik Laura.
Betapa terkejutnya Noa melihat bungkusan itu.
Ada dua baju olah raga, yang satu masih terbungkus rapi, satunya lagi sudah terkoyak dan tidak layak pakai.
Ada pula surat, Noa pun membacanya.
‘Laura, aku dan Ruby sepakat untuk membelikanmu baju olah raga yang baru. Bukannya kami takut kamu tidak mampu membeli lagi, ini hanya bentuk permintaan maaf karena tidak bisa membantumu menemukannya, aku janji akan melaporkan Selyn dan teman-temannya' – Dave.
“Selyn? Gadis yang selalu genit padaku itu?” gumam Noa.
Padahal, dia selama ini berpikir Selyn seperti sosok adik yang lemah lembut dan perhatian, dia tidak menyangka Selyn akan berbuat seperti itu, terutama pada istrinya.
“Rubah kecil, aku tidak akan membiarkanmu seenaknya pada istri ku” gumam Noa lagi.
Dengan masih menahan amarahnya, Noa kembali memasukkan surat dan baju olah raga ke dalam bungkusan, baru setelahnya kembali ke kamar dan meletakkan bungkusan ke tempatnya.
“Maaf, meskipun aku dekat, aku tidak bisa menjagamu, aku bukan suami yang baik” ucap Noa dengan nada lirih, sambil membelai kepala istrinya.
Dia tidak tahu, jika Laura masih terjaga saat itu.
‘Apa maksud Noa dengan meski dia dekat?’ pikir Laura risau.
..“Laura!!”Baru saja Lara sampai di kelas, Ruby dan Lira telah menyambutnya, keduanya adalah teman yang paling dekat dengan Laura, meski anak-anak yang lain juga baik pada Laura.Prinsip Laura adalah baik pada semua orang, bahkan meskipun orang lain jahat padanya, tapi bukan berarti dia akan mudah dimanfaatkan.Tentu saja Laura tahu mana yang benar-bena baik, dan mana yang tidak.Sejauh ini, Ruby dan Lira memang tulus berteman dengannya.Ada pula teman yang awalnya baik, tapi setelah Laura mengatakan dia bukan berasal dari keluarga berada, dia malah pergi. Memang Laura mengakunya dia berasal dari keluarga biasa saja, dia bisa seklah di sekolah elit itu juga karena bantuan seseorang.Laura tidak berbohong kan? Dia memang bisa sekolah berkat bantuan suaminya, yang kaya raya juga suaminya, bukan Laura sendiri.“Kamu sudah baikan?” tanya Lira, dia ini duduknya ada di belakang Ruby, sedangkan Ruby sendiri duduk di samping Laura. Lira duduk sendirian karena ternyata dia agak dijauhi oleh
..Noa sangat terkejut mendengar ada beberapa siswa melapor jika Selyn dan Laura bertengkar.Wali kelas mereka adalah bu Sela, karena Noa menggantikan bu Sela mengajar bahasa Inggris, jadi sudah sepatutnya dia yang mengurusi kelas itu.Jadinya anak-anak itu melapor pada Noa, atau pak Vanno.Tentu saja Noa sangat khawatir, terutama pada Laura, istri kecilnya.Dengan setengah berlari, dia pun pergi ke tempat kejadian, yaitu taman.Sampai taman sudah ada Dave yang melerai mereka.Baik Selyn maupun Laura sama-sama berantakan. Selyn menangis, sementara Laura diam saja.Noa saat itu tercekat melihat Dave memeluk Laura dari belakang. Dia tidak ingin menjadi kekanakan dan cemburu atau apa, padahal Dave hanya melerai Laura dan Selyn.Selyn sendiri juga dipeluk temannya dari belakang.Namun, bagaimana bisa Noa tidak cemburu?Noa baru sadar dari lamunannya saat Selyn tiba-tiba datang untuk memeluknya.“Pak Vanno! Ini semua
..Laura tidak mau percaya jika tidak melihat langsung, jadi sepulang sekolah dia mencari tentang pak Vanno di internet.Benar saja, ternyata pak Vanno viral dimana-mana, sebagai guru tertampan yang misterius. Karena tidak ada yang mengetahui latar belakang pak Vanno, dimana alamatnya, siapa keluarganya, semuanya rahasia.Di semua platform media sosial, yang muncul adalah akun fans dari pak Vanno saja, tidak ada akun asli.Anehnya, banyak yang mengikuti akun fans itu.Ini aneh sekali.Apa sungguh tidak ada informasi apa pun tentang pak Vanno? Bagaimana Laura bisa menyelidikinya jika begini? Bukan hanya Noa, bahkan Vanno pun misterius.Benar-benar mencurigakan.Akan tetapi, Laura sudah memiliki rencana bagus. Tadi dia sudah memberi stiker hati kecil di kotak bekal milik pak Vanno. Kotak bekal itu sudah dikembalikan pada pemiliknya.Laura ingin tahu saat Noa datang dia akan membawa kotak bekal serupa atau tidak, dia akan memastikannya.Namun, sebelum itu, Laura akan turun ke dapur untu
..Malam itu menjadi milik Noa dan Laura, mereka saling mengungkapkan rasa cinta mereka dengan sentuhan, kecupan, dan kata cinta.Laura membiarkan Noa mengambil alih kuasa atas tubuhnya. Melihat suaminya bergerak diatas tubuhnya membuat Laura merasa semakin bergairah. Tubuhnya terhentak seiring dengan gerakan Noa.Ada rasa senang, sakit, perih, nikmat, semuanya bercampur menjadi satu.“Laura, aku mencintaimu, sayang...” bisik Noa, membelai pendengaran Laura, membuatnya melambung tinggi hanya dengan kata-kata sederhana itu.“Aku juga mencintaimu, kak Noa” balas Laura.Noa kembali menyambar bibir Laura yang sudah sedikit membengkak, melumatnya pelan dan penuh perasaan.Suara kecupan dan decakan lidah memenuhi pendengaran mereka.“Berbaliklah sayang” bisik Noa setelah selesai mencium istrinya.Laura berbalik lalu menungging di depan Noa. Laura meringis saat milik Noa kembali memasuki dirinya, tapi rasa sakit itu segera hilang saat Noa memeluknya dari belakang.Setiap sentuhan Noa membua
..“Aku kan sudah bilang, Vanno itu kenalanku, bukan aku!” kata Noa, dia terdengar aneh, suaranya seperti tidak yakin.Dia berbohong, Laura bisa merasakan itu.Laura menghela nafas lelah, “sampai kapan kau akan membohongiku? Apakah setelah ini kau ingin mengatakan pak Vanno itu kembaranmu?” sahut Laura.Istri Noa itu turun dari ranjangnya, masih tidak mengenakan apa pun, membuat posisi Noa semakin sulit.Noa tidak tahu harus fokus pada tubuh indah nan seksi milik istrinya, ataukah dia harus fokus dengan tatapan serius istrinya.“Laura, kenakan sesuatu” ucap Noa panik.Laura tersenyum kecil, “kenapa, aku kan istrimu? Kenapa panik begitu?”Noa tanpa sadar terus berjalan mundur, hingga dia sampai pada tembok, tidak ada tempat untuk kabur.Laura terkekeh, gemas dengan tingkah suaminya.Sepertinya Noa takut ketahuan oleh Laura, padahal memang sudah ketahuan.Ternyata Noa memiliki sisi yang menggemaskan juga.Laura memeluk tubuh Noa yang hanya terbalut dengan handuk tersebut, dia sengaja m
..“Jaga dia ya kak!” ucap Laura pada Satria yang bertugas menjemput Noa.Karena Noa mabuk, Laura jadi panik. Karena itu dia langsung menelfon Satria, karena hanya Satria satu-satunya pelayan yang dia kenal.“Siap, nona!” sahut Satria.Satria pun membawa Noa yang masih mabuk, membopongnya ke mobil.Setelah mereka agak jauh, Laura pun berbalik untuk kembali ke kelasnya.Namun, dia malah melihat Selyn berdiri di sana bersama Nita. Mereka melipat tangan di dada mereka sambil menatap Laura dengan tatapan tidak menyenangkan.“Kenapa kamu bisa mengantarkan pak Vanno dan kenapa pak Vanno terlihat – eum, apa dia sakit?” Tanya Selyn.Laura berdebar-debar mendengar pertanyaan tersebut, karena dia takut ketahuan. Laura pun memutar otaknya, mencari alasan yang masuk akal.“Oh itu, aku... Eum – tadi tidak sengaja lewat ruangan pak Vanno, lalu kaki pak Vanno sakit, jadinya dia memanggil temannya, aku yang tidak enak hati membantunya” kata Laura.Selyn memincingkan matanya, “kau yakin kau tidak sed
..Ternyata Laura tidak berbohong, dia sungguh berniat membantu Lira berdiet sehat.Dia mengatur makanan Lira dengan makanan yang sehat bergizi, sesuai anjuran dokter. Laura bahkan menghubungi dokter ahli gizi untuk membantu Lira.Ruby saja sampai bengong karena Laura membawa mereka ke tempat dokter gizi yang terbaik di negara itu.Yang Ruby ketahui, dokter yang mereka datangi itu dokter dengan bayaran termahal, tapi memang dokternya sangat ramah, pelayanannya bagus juga.Ruby tidak akan memberi tahukan Lira tentang betapa mahalnya berkonsultasi pada dokter itu, takut Lira jadi tidak enak.Semua biaya Laura yang menanggungnya.Tidak berhenti sampai disana, Laura juga mengajak Ruby dan Lira untuk pergi ke sebuah gym. Sudah ada pelatih yang menunggu mereka, pelatihnya perempuan dan sangat ramah.Selama satu Minggu mereka melakukan hal itu, tidak hanya Lira, Ruby dan Laura pun melakukannya.Ruby merasa menjadi lebih sehat gara-gara ikutan, sampai ibunya saja tidak percaya. Ruby yang awa
..“Kau ini temannya si gendut kan?” tanya Arga, kemudian menatap Laura dari ujung rambut sampai ujung kaki, “cantik juga.”Laura mengatur nafasnya, agar emosinya tidak meledak disana. Laura malas untuk bertengkar dengan Arga, terutama di toko orang.“Aku tidak ingin berdebat denganmu, berikan jam tangan itu, aku ingin membelinya” ucap Laura, sambil menunjuk jam tangan yang Arga pegang.Arga menatap jam tangannya lalu kembali pada Laura, dia tersenyum remeh.“Jam tangan ini? Memangnya kau mampu? Kelihatannya kau ini miskin, aku dengar kau masuk sekolah karena bantuan pemilik sekolah, iya kan?”Laura cukup terkejut dengan ucapan Arga, karena itu benar adanya. Laura masuk di sekolah itu berkat bantuan Noa, suaminya sekaligus pemilik sekolah elit tersebut.Namun, tentu saja yang mengetahui hal itu hanya Laura dan Noa saja, harusnya begitu.Mengetahui Arga mendapatkan informasi itu membuat Laur