Share

10. Maaf, tidak bisa melindungi

.

.

Noa mengumpat pelan, baru kali ini dia merasa sangat ceroboh. Bagaimana bisa dia keceplosan seperti itu? Bagaimana jika nanti Laura memintanya menelfon Vanno untuk bukti?

Ah, pikiran Noa sedang kacau sekarang. Dia dan Laura sudah kembali ke villa, Dave juga sudah pergi.

Saat itu Laura sedang mandi, jadi Noa hanya menunggu sambil memainkan ponselnya, juga sambil memantau kerja perusahaannya.

Selain masalah Laura, Noa juga memiliki masalah lain dengan perusahaan. Perusahaan yang Noa rintis sendiri dari nol sudah semakin berkembang pesat sekarang, terutama setelah Noa mengeluarkan produk mie instan.

Awalnya produk itu masih dua varian rasa saja, yaitu mie goreng dan mie ayam bawang. Namun, karena langsung meledak di pasaran, jadilah sekarang produk itu memiliki banyak varian lain.

Masalahnya adalah, sedang ada perusahaan besar yang mencoba untuk menjatuhkan produk milik perusahaan Noa.

Karena itu, dia harus sering-sering memantau perusahaan. Apalagi, ibu tiri Noa itu suka sekali ikut campur urusan Noa. Ibu tirinya selalu mengatakan semua harta Noa itu harusnya menjadi milik putranya.

Padahal itu tidak benar, ada harta dari warisan kakek, ada pula harta Noa sendiri. Lalu sebagian besar harta yang terlihat, adalah milik Noa sendiri.

Harta warisan kakek Noa tidak terlalu banyak, hanya mencapai 30% dari total keseluruhan saja.

Sebenarnya Noa bisa saja memberikannya pada ayah dan ibu tirinya, namun Noa tidak yakin harta itu dapat mereka kelola dengan baik.

Apalagi jika diberikan pada adik tirinya.

Adik tiri Noa itu seumuran dengan Laura, dia laki-laki juga.

Namun Noa tidak pernah bertemu dengannya, tahu nama dan rupanya saja tidak.

Karena itu, Noa tidak yakin adik tirinya dapat mengurus harta warisan dengan baik, namun bukan berarti Noa tidak mau mengembalikan harta itu. Noa mengerti, jika adik tirinya berhak mendapatkan hak nya.

Mencari sendiri siapa adiknya? Yah, itu mudah saja dilakukan, namun Noa tidak melakukannya, karena dia tidak mau saja.

Paling tidak, untuk saat ini.

Laura keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe warna putih.

Rambut Laura yang panjang itu basah, jadi Laura segera mengeringkannya dengan alat pengering rambut.

Laura masih belum sadar jika Noa ada bersama dengannya di dalam kamar.

Karena biasanya mereka pisah kamar, jadi Laura pikir dia sendirian saja.

Laura baru sadar ada Noa setelah merasakan seseorang memeluk pinggangnya erat.

“Kak Noa! Kakak ngagetin aja sih!”

Noa terkekeh melihat ekspresi terkejut Laura yang menggemaskan.

“Maaf deh, aku bantu keringin ya? Sini.” Noa mengambil alih pengering rambut lalu mulai membantu Laura mengeringkan rambutnya.

Lewat pantulan cermin di depannya, Laura dapat melihat sosok Noa yang sedang serius mengeringkan rambutnya.

Wajah tertutup topeng putih itu mengganggu Laura, dia ingin melihat sosok suaminya tanpa topeng.

Mau suaminya buruk rupa atau memiliki berkas luka yang besar di wajah, Laura tidak peduli.

Akan tetapi, Laura tahu jika Noa akan kesal kalau Laura kembali meminta melepaskan topeng.

“Sudah kering, besok kamu kembali sekolah?” tanya Noa.

Laura mengangguk pelan, “iya, tentu saja, aku tidak ingin ketinggalan pelajaran.”

“Apa kamu punya banyak teman di sekolah?”

“Dibilang banyak, sebenarnya tidak banyak, ada beberapa yang baik padaku, seperti Dave, Ruby, Diana ... Tapi yang tidak suka denganku juga ada” ucap Laura.

“Apa yang tidak suka padamu itu yang mengerjaimu dengan menukar baju olah raga?”

Perlahan Laura mengangguk, dia juga tersenyum lemah, “tapi janji untuk tidak berbuat yang aneh ya? Dia hanya remaja yang suka bercanda” ucap Laura.

“Yang seperti itu bukan bercanda, sayang, tapi sudah masuk pembullyan, kamu jangan terlalu baik pada orang lain” kata Noa, dari nada bicaranya jelas sekali dia sangat kesal.

“Aku mengerti, kakak jangan khawatir ya.”

Laura berdiri lalu berbalik menghadap Noa, kemudian Noa mengecup pipi Laura.

“Sekarang katakan siapa yang mengganggumu itu!”

Laura menggeleng pelan “tidak, nanti kakak berbuat buruk padanya” tolak Laura.

“Sayang, ayolah!”

Laura masih menggeleng untuk menolak permintaan Noa.

Baiklah, tidak masalah, Noa akan mencari tahu sendiri.

Setelah itu mereka tidur, Laura cepat tertidur karena kelelahan, tapi Noa belum bisa tidur.

Dia terus kepikiran dengan siapa yang berani mengganggu Laura.

Diam-diam Noa pergi dari kamar, kemudian berjalan menuju ruang tengah, menyalakan penghangat ruangan, baru kemudian meraih ponselnya untuk menelepon seseorang.

“Besok aku akan ke sekolah, jadi rapat ditunda sore hari” ucap Noa.

[Tapi bukannya besok tuan tidak ada jadwal?]

“Ada, pokoknya ada yang penting, kamu atur semuanya, okay?”

Panggilan telepon diputuskan oleh Noa, setelah itu dia meraih bungkusan yang turut dia bawa dari kamar saat keluar baju olah raga milik Laura.

Betapa terkejutnya Noa melihat bungkusan itu.

Ada dua baju olah raga, yang satu masih terbungkus rapi, satunya lagi sudah terkoyak dan tidak layak pakai.

Ada pula surat, Noa pun membacanya.

‘Laura, aku dan Ruby sepakat untuk membelikanmu baju olah raga yang baru. Bukannya kami takut kamu tidak mampu membeli lagi, ini hanya bentuk permintaan maaf karena tidak bisa membantumu menemukannya, aku janji akan melaporkan Selyn dan teman-temannya' – Dave.

“Selyn? Gadis yang selalu genit padaku itu?” gumam Noa.

Padahal, dia selama ini berpikir Selyn seperti sosok adik yang lemah lembut dan perhatian, dia tidak menyangka Selyn akan berbuat seperti itu, terutama pada istrinya.

“Rubah kecil, aku tidak akan membiarkanmu seenaknya pada istri ku” gumam Noa lagi.

Dengan masih menahan amarahnya, Noa kembali memasukkan surat dan baju olah raga ke dalam bungkusan, baru setelahnya kembali ke kamar dan meletakkan bungkusan ke tempatnya.

“Maaf, meskipun aku dekat, aku tidak bisa menjagamu, aku bukan suami yang baik” ucap Noa dengan nada lirih, sambil membelai kepala istrinya.

Dia tidak tahu, jika Laura masih terjaga saat itu.

‘Apa maksud Noa dengan meski dia dekat?’ pikir Laura risau.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status