..“Kenapa kita malah kesini?”Bukannya menjawab, Arga malah duduk di tepi pembatas atap gedung.Lira berdiri di belakangnya, tidak berani untuk melakukan hal yang sama dengan Arga. Karena itu sangat berbahaya.“Arga! Aku tinggal nih!” rengek Lira lagi.Arga pun menoleh pada gadis itu lalu menariknya untuk ikut duduk di sebelahnya.“Duduk aja kenapa sih, aku tuh mau ngomong!”“Emangnya kamu udah kenal sama aku? Kamu kan belum kenal” sindir Lira.Arga memutar bola matanya malas, “aku sudah tau, kau hanya tiba-tiba jadi kurus dan secantik ini, aku – aku minta maaf, karena selama ini berkata jahat padamu, aku tidak bermaksud seperti itu, aku menyesal, jadi maafkan aku” ucap Arga.Lira melirik Arga, lelaki itu menatap lurus ke depan, pemandangan kota yang padat namun juga cantik. Setelah Lira ikut menatap lurus ke depan, mungkin menatap apa yang dilihat Arga juga saat ini, dia mulai berkata.“Jika kau tidak bermaksud, lalu sebenarnya apa maksudmu, jika memang ingin menghinaku tidak apa ko
..Semua sangat cepat. Lira kebingungan tidak tahu harus bagaimana dia bereaksi. Hingga kemudian dia memilih diam, menikmati sentuhan bibir Arga yang melumat pelan bibirnya.Itu adalah ciuman pertama bagi Lira. Dia tidak pernah sedekat itu dengan siapa pun. Ada seperti rasa yang menggelitik di perut Lira saat Arga menyentuhnya.Saat bibir itu bergerak diantara belah bibirnya. Rasanya lembut, basah dan aneh. Namun, juga menyenangkan.Lira kehilangan muka saat Arga melepas ciuman mereka, karena dia sekarang malu untuk menatap lelaki tampan itu.Senang?Iya, ada perasaan senang di benak Lira. Dia merasa bodoh padahal harusnya dia marah karena Arga menyentuhnya tanpa permisi.harusnya Lira mencegah semua itu, tidak membiarkan siapa pun menyentuhnya karena dia tidak murahan.Namun, Lira hanya realistis. Arga tampan, hati kecil Lira menyukai Arga, meski kenyataannya Arga sering menghinanya. Lalu saat Arga mengungkapkan kelemahan di depannya, Lira mulai luluh.Tembok di hatinya mulai mencair
. . Berkali-kali Ruby menghembuskan nafas berat. Dia hanya sedang gugup. Laura dan Lira tidak ada bersama dengannya, sementara Diana duduk jauh dari tempat duduknya. Karena itu si ketua kelas tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya. Ruby sih diam saja, karena sebenarnya dia suka Dave duduk dengannya, meski Dave tidak mengajaknya mengobrol dan sibuk dengan belajar sendiri. Sebenarnya Dave tahu Ruby sedang gugup, jadi dia diam-diam meraih tangan Ruby yang berada diatas pahanya, lalu menggenggam tangan Ruby erat. Ruby yang diperlakukan seperti itu menjadi sangat gugup. Pertama gugup karena tangannya digenggam oleh Dave, kedua, karena dia takut ada yang curiga mereka sedang berkencan. Itu memang gila, Dave sungguhan menjemput Ruby pagi-pagi dengan motor matic biru muda. Itu sangat membingungkan sekaligus lucu disaat yang bersamaan. Karena Dave tidak pernah memakai motor seperti itu ke sekolah. “Dave!” Dave refleks melepas genggaman tangannya pada Ruby, lalu menoleh pada asal su
..“Ayo pulang bareng!”Laura yang sedang menunggu jemputan datang tiba-tiba dihampiri oleh Arga, yang membawa motor sport milik Noa.Karena Arga tinggal di apartemen Noa, dia tidak mau berangkat bersama dengan Laura menggunakan mobil.Laura mengangkat salah satu alisnya, tanda dia merasa heran dengan adik iparnya tersebut.“Tumben baik banget, ada maunya ya?” tuduh Laura.Arga berdecak malas, “gak usah ge-er deh, kakak minta aku jemput kamu, soalnya Satria tuh ada keperluan gitu sore ini, udah naik aja, ini helmnya” Arga menyodorkan helm hitam pada Laura, yang langsung diambil dengan malas oleh Laura.“Ya udah deh, jangan ngebut ya, awas kalo ngebut, gak aku bolehin makan kamu di rumah!”“Ya aku makan di luar, kok repot banget” sahut Arga tidak mau kalah.“Ya udah makan di luar aja sana!”“Yee, aku bilangin kakak nih!”“Tukang ngadu, udah ayo jalan!”“Gak jadi ah, turun kamu, males aku bareng kamu.”“Jangan jadi adek ipar laknat ya, udah jalan cepetan!”Arga terpaksa mengangkut kakak
..Noa benar-benar menyesal karena meremehkan ucapan istrinya.Bagaimana tidak?Setelah dia terpaksa mencari tahu tentang ibunya Laura, dia menyesal karena ternyata keadaan ibu Laura sedang kritis di rumah sakit. Ibu Laura mengalami kecelakaan.Walau penyebab kecelakaannya agak tidak bisa diterima Noa sih. Penyebabnya adalah ibu Laura nekat menerobos lampu merah saat sedang menyetir mobil baru yang dia beli dengan uang pemberian Noa dalam keadaan mabuk.Secara hukum ibunya Laura salah besar.Namun, keadaan yang kritis membuat Noa merasa bersalah karena sempat mengatakan keadaan ibu Laura tidak penting, karena sudah jahat menjual Laura.Memang ibu Laura jahat sekali, sangat jahat.Tapi Noa akan lebih jahat jika dia tidak membantu mertuanya yang sedang dalam kesulitan.Ibu Laura mengatakan agar Noa tidak mengatakan tentang keadaannya pada Laura.Itulah keapa meski Noa sudah menemukan ibu Laura di salah satu rumah sakit besar di Bandung, Noa hanya mengatakan masih mencari ibunya.Noa aka
..“Arga, kak Noa kok ga pulang-pulang?”Arga yang sedang memanggang roti melirik istri kakaknya itu sekilas. Kasihan sekali Laura, hari sudah berganti pagi tapi Noa belum pulang dengan Satria.Sejak Laura bangun dia terus menanyakan hal itu sampai malas memasak. Tapi menurut Arga sih, dia malas karena ingin Arga saja yang memasak sarapan.Kakak ipar menyebalkan sekali Laura itu.“Gak usah banyak bacot, mending mandi dan siap-siap berangkat sekolah aja, aku tinggal kalo lama-lama, masih mending aku mau disini ngurusin kamu ya, kalo bukan istri kakakku udah ku telantarin kamu!”Laura memukul lengan Arga sebelum berjalan kembali ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap.“Kakak tuh kok bisa suka sama dia ya? Padahal banyak cewe cantik dan seksi lho, tapi gak apa-apa lah, kalo kakak sukanya sama Lira kan bisa bahaya” Arga buru-buru membekap mulutnya lalu menoleh pada tempat Laura menghilang.Arga menghembuskan nafas lega setelah tahu Laura sudah benar-benar pergi. Arga masih belum ingin m
..“Ra, itu maksudnya gimana sih tadi? Jadi pacar yang Dave bilang itu ternyata kakaknya Arga? Atau gimana?” tanya Lira.“Ada apa?” Ruby yang kepo langsung mendekati Laura dan Lira yang sudah sampai di kursi masing-masing.Kelas sedang ramai karena tidak ada guru yang masuk, Dave sudah lelah untuk menenangkan anak-anak kelasnya, dia saja malah ikut Ruby untuk kepo pada Laura dan Lira.“Laura udah nik – mmpphh!”Laura segera membekap mulut ember Lira, lalu tersenyum pada Ruby dan Dave.“Ayolah, kasih tau, tapi pacarnya Laura kenapa? Hubungannya sama Arga apa?” tanya Ruby bingung.“Gak usah kepo By!” sahut Laura.“Jadi Cuma Lira yang boleh tau?” tanya Ruby, lengkap dengan ekspresi minta dikasihani.“Pacarnya Laura itu kakaknya Arga, dan udah nikah!”Laura menoleh cepat pada Lira, terkejut karena Lira nekat mengungkapkan rahasianya. Karena Laura tidak sebaik itu, dia membalas dendam dengan mengungkapkan rahasia Lira juga.“Bukan hanya itu, Lira dan Arga ternyata berkencan! Diam-diam, di
..Noa baru saja sampai di apartemen bersama Satria jam sepuluh siang. Awalnya dia ingin istirahat saja karena tubuhnya terasa remuk.Namun apa boleh buat saat kepala sekolah memanggilnya untuk sebuah urusan, beliau ingin berdiskusi dengan Noa, bukan sebagai pak Vanno. Salah satu orang yang mengetahui identitas asli pak Vanno adalah kepala sekolah.Biasanya kepala sekolah selalu mengajak diskusi tentang perkembangan sekolah. Karena hal itu sangat penting, Noa meredam egonya dan memilih untuk berangkat ke sekolah di jam dua siang.Diskusi yang kepala sekolah ajukan adalah tentang beberapa fasilitas yang perlu diganti atau ditambah. Karena Noa sendiri menjadi guru disana, sedikit banyak dia sudah melihat kondisinya. Dia pun menyetujui beberapa usulan kepala sekolah Tentang menambah atau mengganti beberapa fasilitas tersebut.Setelah berdiskusi, kebetulan bel pulang sekolah telah berdering, Noa ingin segera menemui Laura, istrinya tercinta.Namun, betapa terkejutnya Noa mendengar seoran