.
.
Vicky menyesap lemonadenya yang asam manis dan dingin sambil menatapi Noa yang sedang berbincang serius tentang bisnis bersama Ferdi dan David.
Vicky sudah menyiapkan berbagai rencana untuk mendekati Noa, pertama dia mau berubah menjadi gadis yang manis dan lucu seperti dulu sebelum bertengkar dengan Laura. Karena Noa lebih suka Vicky yang seperti itu, tidak masalah meski Noa menganggapnya adik. Lalu, Arga juga lebih suka Vicky yang manis.
Ah, Vicky merindukan Arga.
Harusnya Vicky ditunangkan dengan Arga, tapi Arga malah memilih Lira.
Itu sangat menyakitkan bagi Vicky. Ternyata Arga hanya melihatnya sebagai teman saja.
Vicky bahkan tidak tahu kenapa dia mendekati Noa. Mungkin karena Vicky masih tidak terima Arga memilih Lira, itu kan karena bantuan Laura. Terus setelah itu ternyata Laura juga istri dari pak Vanno atau Noa.
Jelas Vicky benci sekali dengan Laura.
Sepertinya Vicky mendekati Noa hanya untuk membalas Laur
. . “Kenapa cemberut terus begitu?” Laura mendongak menatap Arga, saat itu sudah pagi, Laura memasak untuk sarapan sebelum kemudian mereka pulang di siang hari. Arga sendiri memilih membantu Laura karena dia sudah bangun pagi-pagi sekali, bahkan yang membangunkan Laura adalah Arga. “Ternyata kak Noa tidak datang, aku pikir dia akan datang setelah selesai bekerja...” gumam Laura sambil mengaduk sup di panci. “Hei, jangan gitu... mungkin kak Noa cuma sibuk banget aja, kamu kan tahu sendiri dia kerja kayak gimana? Apalagi setelah udah gak jadi guru, dia makin sibuk aja kan?” Laura mengangguk pelan, “iya sih... tapi aku sudah berharap banyak.” Arga terkekeh pelan, lalu menyodorkan segelas minuman hangat, “itulah kenapa kamu tidak seharusnya banyak berharap, karena jatuh itu sakit!” Laura menyenggol rusuk Arga dengan sikunya karena jengkel, “diam kau! Kau membuatku semakin kesal saja...” Laura pun menyesap minuman hangat yang sepertinya ada jahenya. “Minuman apa ini?” tanya Laura.
..“Hei, aku bantu ya?”Saat Laura menoleh, senyuman tampan Ethan muncul di hadapannya. Belum juga Laura menjawab, Ethan juga membantu Laura untuk memasukkan barang bawaannya ke dalam mobil.“Te-terimakasih, Ethan.”“Sama-sama, oh iya, aku berencana kuliah disini, bagaimana denganmu?” tanya Ethan.“Eh? Ak-aku juga... hehe, akan kuliah disini saja kok, menemani suamiku” ucap Laura.Senyuman Ethan luntur seketika, “suami?”Laura mengangguk, “Iya, kak Noa itu suamiku, aku kan semalam bercerita padamu,” ucap Laura bingung. Semalam dia mengobrol banyak dengan Ethan, termasuk mengobrolkan Noa yang Laura tunggu-tunggu tapi tidak datang juga.Ethan menggaruk tengkuknya dengan canggung, “hehe, aku pikir dia pacarmu saja, aku tidak berpikir kamu sudah menikah, paling tidak tunangan kan biasanya” ucap Ethan.“Hehe, memang sangat langka
..Laura memeriksa rumahnya, mencari suaminya yang tidak terlihat dimanapun.Tidak ada Noa sama sekali.Sampai kemudian Laura menyerah dan pergi ke dapur, dia menemukan sticky note.Ternyata Noa pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.“Kak Noa sesibuk itu rupanya...”Laura yang kecewa karena Noa tidak memberinya kabar, tidak melihat chatnya, juga tidak mengangkat ponselnya, malah ponsel Noa sedang aktif... akhirnya Laura memilih untuk tidur seharian itu.Bangun-bangun sudah jam enam sore, Laura pun merasa lapar.Ponsel Laura berdering, karena Laura pikir itu mungkin saja adalah Noa, jadi Laura segera mengangkatnya.Betapa kecewanya Laura melihat nama yang tertera adalah nama lain, yaitu nama Diana.“Iya, ada apa? Aku baru bangun nih” ucap Laura.[Ra, aku dan Ruby ingin menghibur Lira sekarang, kami mau ke cafe, kamu ikut?] tanya Diana.“Lho, Lira kenapa?”[Gak tau, Lira bilang dia akan menjelaskan saat di cafe nanti.]“Oke, kalo gitu aku kesana ya!”[Iya, kita tunggu ya?]Laura pun m
..“Laura!”Baru saja Laura keluar dari cafe dengan Lira, Ruby dan Diana, sosok Ethan dan Dave terlihat mengobrol di luar cafe sambil mengendarai motor. Bedanya Ethan dengan motor sport khas laki-laki, sedangkan Dave masih setia dengan motor maticnya.Laura dan teman-temannya pun mendekati mereka.“Kenapa kalian ada disini?” tanya Diana.“Aku menjemput Ruby lah! Bisa sekalian anterin Laura juga kalo mau, kamu sama Lira kan?” jawab Dave.Dianna mengangguk, “iya sih tapi yang bener aja situ nganterin Laura!”“Kalo Ethan disini ada apa?” tanya Laura.“Oh? Aku tadi nemuin temen deket sini terus ngliat Dave, jadi ya ngobrol bentar gitu” ucap Ethan.“Mending Laura bareng Ethan aja deh kayaknya, kasihan Dave kalo bonceng tiga kan” sahut Diana.Laura menggeleng kecil, “eh, gak perlu! Aku naik taxi aja.”“Gak apa-apa Ra, aku anterin, mumpung lagi gak sibuk nih” timpal Ethan.“Ta-tapi kan...”“Udah gak apa-apa, ayo!” Ethan menarik lengan Laura agar mendekat, lalu memberikan helm lain dari dala
. . Arga hanya berguling-guling di ranjangnya malam ini. Mau makan malam tidak enak, dia terlalu galau dan tidak ingin melakukan apapun. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, tidak ada gunanya juga dia galau seperti ini, belum tentu juga Lira galau juga memikirkannya. “Haahhh,” Arga menghela nafas untuk yang entah keberapa kalinya, lalu memandangi langit-langit kamarnya yang masih sama seperti itu. Mau pergi ke rumah Noa, tapi takut disalahkan dan dipukuli Laura karena Arga memutuskan sahabatnya. Arga merasa serba salah. Akhirnya Arga pun bangkit, meraih jaket kulitnya, kemudian mengambil dompet, ponsel dan kunci motor sport. “Arga, kamu mau kemana?” tanya mamanya Arga. “Mau balapan, ma!” “Arga! Jangan main-main kamu nak!” “Aku akan memenangkannya dan memberikan uang hadiah pada mama!” teriak Arga, karena sudah berjalan jauh meninggalkan mamanya. “Haish, bocah itu tidak bisa dibilangi! Tapi tidak masalah... ada yang bisa menghentikannya.” Wanita itu mengeluarkan ponselnya, lal
..“Aduh, gimana ini kak?” Vicky kali ini sungguhan menangis saat Arga mulai ikut balapan dengan pria menyebalkan yang memprovokasi.Apalagi setelah mendengar jika pria menyebalkan itu adalah Roni, preman yang sudah sering memenangkan balapan liar. Sementara Arga saja jarang ikut balapan, dulu pernah ikut dan juara, tapi hanya sekali itu saja.“Jangan khawatir, jika preman itu berani menyentuhmu, akan ku patahkan lengannya” ucap Yonjun.Vicky sangat beruntung karena memiliki kakak sepupu yang garang dan kuat macam Yonjun. Tapi, tak bisa dipungkiri, Vicky merasa terharu karena Arga mau membelanya, Vicky pikir, Arga tidak akan peduli dengannya.Beberapa jam telah berlalu, Vicky menunggu dengan cemas sampai airmatanya mengering, tanpa dia sadari, dia ketiduran.Saat terbangun, Vicky sudah berada di sebuah kamar yang dia tahu itu bukan kamarnya. Dia sangat ketakutan, bagaimana jika Arga kalah, lalu dia dibawa oleh Roni? Bagaimana jika Yonjun dipukuli oleh anak Buah Roni?Bagaimana ini?“
..BRUKLaura mengedip beberapa kali, dia bingung kenapa pagi-pagi Noa sudah bertingkah aneh.Pertama, Laura saat itu baru bangun dari tidurnya, dia pun mencuci muka sebelum berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Semalam Noa sepertinya ngambek, jadi dia tidak tidur bersama Laura.Laura berpikir mungkin itu karena Noa kelalahn, jadi Laura membiarkannya saja.Tapi pagi ini, setelah Noa selesai mandi dan hanya mengenakan handuk di pinggangnya saja, dia malah mendatangi Laura, lalu mendorong Laura ke ranjang.“Kak Noa? Kenapa?” tanya Laura.“Kamu tanya kenapa? Bukankah kamu semalam terlihat senang bersama dengan pria itu? Kamu bahkan tidak peka jika aku cemburu sama sekali, kamu hanya terus tidur tanpa berpikir jika aku sangat kesal dan ingin kamu hibur, kamu –”“Maaf, aku tidak tahu...”“Jangan menatapku dengan tatapan polos begitu! Aku jadi tidak tega memarahimu sep
..Vicky tidak menyangka jika saat dia kembali bangun di pagi hari, masih ada Arga yang tidur di sampingnya. Vicky berbaring menyamping, menatap Arga yang masih tidur nyenyak, bathrobe yang dia kenakan sudah tidak rapi, memperlihatkan tubuh atas Arga yang cukup bagus. Otot perut Arga terbentuk dengan indah.Wajah yang masih tidur itu terlihat begitu damai, Vicky tidak bosan menatapnya.Terlihat kelopak mata Arga perlahan terbuka.Kedua pasang mata mereka bertemu, lalu Arga tersenyum kecil.Arga menguap sebentar lalu mengusak matanya, baru kemudian berbaring menyamping menatap Vicky yang juga masih menatapnya.“Selamat pagi,” suara serak dan berat khas baru bangun tidur terdengar di telinga Vicky, membuat gadis itu terkekeh kecil, Vicky sangat menyukai suara berat itu.Senyuman tidak bisa Vicky hilangkan dari wajahnya, dia sangat bahagia.Arga tidur dengannya! Berada di sampingnya dan tidak meninggalkannya. Walaupun Arga mungkin terpaksa melakukannya – tidak! tidak mungkin terpaksa! K