Share

58. Lebih baik putus

.

.

“Kenapa cemberut terus begitu?”

Laura mendongak menatap Arga, saat itu sudah pagi, Laura memasak untuk sarapan sebelum kemudian mereka pulang di siang hari.

Arga sendiri memilih membantu Laura karena dia sudah bangun pagi-pagi sekali, bahkan yang membangunkan Laura adalah Arga.

“Ternyata kak Noa tidak datang, aku pikir dia akan datang setelah selesai bekerja...” gumam Laura sambil mengaduk sup di panci.

“Hei, jangan gitu... mungkin kak Noa cuma sibuk banget aja, kamu kan tahu sendiri dia kerja kayak gimana? Apalagi setelah udah gak jadi guru, dia makin sibuk aja kan?”

Laura mengangguk pelan, “iya sih... tapi aku sudah berharap banyak.”

Arga terkekeh pelan, lalu menyodorkan segelas minuman hangat, “itulah kenapa kamu tidak seharusnya banyak berharap, karena jatuh itu sakit!”

Laura menyenggol rusuk Arga dengan sikunya karena jengkel, “diam kau! Kau membuatku semakin kesal saja...” Laura pun menyesap minuman hangat yang sepertinya ada jahenya.

“Minuman apa ini?” tanya Laura.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status