Share

Bab 24

Author: Catatan Riska
last update Last Updated: 2025-07-21 23:44:11

River kembali ke rumah menjelang senja. Langit di luar mulai berwarna jingga pucat, seperti cermin dari isi hatinya yang juga tidak karuan.

Begitu membuka pintu kamar, pandangannya langsung tertuju pada sosok istrinya yang sedang duduk diam di sofa, memeluk lututnya sendiri.

Lampu kamar belum dinyalakan. Hanya cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela besar, membuat bayangan lembut menyelimuti wajah Alicia.

“River? Kau sudah pulang,” ucap Alicia sambil mengangkat kepala, bibir mungilnya membentuk senyum tipis, namun matanya masih menyimpan gurat pilu.

River menutup pintu perlahan, lalu melangkah mendekat tanpa suara. Ia berhenti tepat di depan Alicia, memandang wajah perempuan itu dengan tatapan yang dalam dan jujur. Nafasnya terasa berat, tapi ia tahu, sudah waktunya bicara.

“Aku tahu kenapa kau berubah jadi pendiam, Alicia,” katanya pelan, suara pria itu terdengar seperti gumaman berat yang baru keluar setelah sekian lama dipendam.

“Kau… melihat pesan dari Elena, kan?”

Alicia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 24

    River kembali ke rumah menjelang senja. Langit di luar mulai berwarna jingga pucat, seperti cermin dari isi hatinya yang juga tidak karuan.Begitu membuka pintu kamar, pandangannya langsung tertuju pada sosok istrinya yang sedang duduk diam di sofa, memeluk lututnya sendiri.Lampu kamar belum dinyalakan. Hanya cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela besar, membuat bayangan lembut menyelimuti wajah Alicia.“River? Kau sudah pulang,” ucap Alicia sambil mengangkat kepala, bibir mungilnya membentuk senyum tipis, namun matanya masih menyimpan gurat pilu.River menutup pintu perlahan, lalu melangkah mendekat tanpa suara. Ia berhenti tepat di depan Alicia, memandang wajah perempuan itu dengan tatapan yang dalam dan jujur. Nafasnya terasa berat, tapi ia tahu, sudah waktunya bicara.“Aku tahu kenapa kau berubah jadi pendiam, Alicia,” katanya pelan, suara pria itu terdengar seperti gumaman berat yang baru keluar setelah sekian lama dipendam.“Kau… melihat pesan dari Elena, kan?”Alicia

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 23

    Alicia sontak tertawa mendengarnya. Tawa itu ringan, namun ada sisa getir yang tak bisa disembunyikan sepenuhnya.“Dari mana kau tahu kalau aku sering menggoda River? Apa dia yang bilang padamu?” tanyanya setengah tidak percaya dengan ucapan Yonas tadi.Ia menatap pria itu dengan alis terangkat, bibirnya masih tersungging senyum meski matanya menyimpan tanda tanya.Yonas menganggukkan kepalanya mantap, wajahnya datar tapi matanya menyimpan sedikit godaan. “Ya. Dia yang memberitahuku bahwa kau adalah penggoda handal,” jawabnya ringan.“Dia bilang... dia tidak bisa berpaling darimu karena sudah tergila-gila. Bahkan ketika Elena pernah memberinya kepuasan, dia tetap kembali padamu. Karena kau yang membuatnya merasa hidup.”Tawa Alicia perlahan menghilang. Senyum di wajahnya menipis, berganti dengan ekspresi canggung yang sulit dijelaskan.Ia menelan salivanya dengan pelan, pandangannya turun menatap jemarinya yang saling menggenggam di pangkuan.Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ka

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 22

    Langkah Alicia terasa pelan menyusuri jalur taman yang pernah ia datangi berkali-kali bersama mendiang ibunya.Jalur berbatu kecil yang diapit pohon trembesi dan bunga kamboja itu kini seperti lorong waktu yang membawanya kembali ke kenangan masa kecil—saat tangannya masih menggenggam erat jemari ibunya, sambil mendengarkan cerita-cerita sederhana yang kini terasa seperti harta karun yang tak tergantikan.Angin semilir mengusap pipinya, membelai rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai. Beberapa helainya berhamburan ke depan wajah, tetapi Alicia tak berniat menyingkirkan.Ia membiarkannya, seperti membiarkan waktu mengalir tanpa kendali. Udara pagi itu lembap, bercampur aroma tanah basah dan dedaunan gugur yang memenuhi jalur taman.Ia melangkah menuju bangku panjang di dekat kolam kecil. Kolam itu tak besar, hanya seluas beberapa meter, tapi cukup untuk menampung beberapa ekor ikan koi yang berenang malas di antara guguran daun.Di tempat itulah dulu ibunya sering duduk sambil menat

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 21

    Dia tidak mau berprasangka buruk tentang suaminya itu. Dia tidak mau menjadi istri yang posesif, yang langsung menuduh. Tapi kata-kata Elena menusuk ke ruang yang paling dalam.“River tidak pernah membahas tentang orang ini. Apa yang terjadi dengan masa lalunya? Apakah aku harus bertanya, atau menunggunya bicara lebih dulu?” ucapnya dengan pelan. Suara air dari kamar mandi berhenti. Tak lama, pintu terbuka dan River keluar, rambutnya masih basah dan piyama santai melekat rapi di tubuhnya.“Kau belum tidur?” tanyanya dengan santai sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah itu. Alicia cepat-cepat menaruh kembali ponsel River ke meja. Ia memaksa tersenyum dan berlagak sibuk dengan kaus dalam River.“Ya. Aku masih mau packing,” ucapnya dengan pelan. River mengangguk-anggukkan kepalanya dan pergi ke walk in closet untuk mengambil baju tidur. Tak lama kemudian dia kembali dan menghampiri Alicia yang masih tampak campur aduk. Tapi, dia memilih untuk menyembunyikan rasa penasarannya

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 20

    Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika suara mobil terdengar di halaman rumah. Deru mesin yang perlahan berhenti disusul dengan suara pintu mobil tertutup membuat suasana rumah yang sebelumnya tenang mendadak terasa lebih hidup. Di dalam kamar, Alicia yang sedang sibuk mengatur pakaian ke dalam koper besar menoleh sebentar dari tumpukan baju. Tangannya masih memegang baju-baju yang terlipat rapi, namun kini perhatiannya teralihkan oleh suara yang sudah amat dikenalnya. Tak lama, pintu utama terbuka. Suara gesekan kunci disusul dengan langkah kaki berat yang menghentak-hentak pelan di lantai marmer. Alicia tak perlu menebak siapa. Ia tahu betul ritme langkah itu, berat dan mantap, dengan jeda yang khas setiap tiga langkah, seolah pemiliknya sedang berpikir sambil berjalan. Langkah kaki itu mendekat, melewati ruang tengah, kemudian berbelok ke lorong menuju kamar mereka.River muncul di ambang pintu kamar. Tubuh jangkungnya sedikit membungkuk, kemeja putih yang dikenakan

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 19

    Waktu sudah menunjuk angka enam sore. Senja mulai tenggelam meninggalkan langit kota dengan semburat jingga yang memudar perlahan—seolah langit pun enggan mengucap selamat tinggal pada hari yang melelahkan.Gedung pusat perusahaan Thomas Corp masih terang benderang, menjulang seperti menara kesibukan yang tak pernah tidur. Cahaya-cahaya putih menyala dari ruangan-ruangan yang belum juga kosong, menjadi saksi diam dari ambisi manusia yang tak kenal lelah.Di lantai paling atas, ruang kantor eksekutif dengan interior modern minimalis tetap sunyi, hanya diisi bunyi ketikan keyboard dan dengung samar pendingin ruangan. Pintu kaca berlapis peredam suara membatasi ruang itu dari hiruk-pikuk luar.River masih duduk di balik mejanya, jas dilepas, dasi dilonggarkan. Layar laptop menyala menyorot wajahnya yang lelah, namun sorot matanya kosong.Tatapannya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status