Share

Bab 25

Penulis: Catatan Riska
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 22:41:25

Selesai mandi, River mengenakan jubah handuk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

Embun tipis masih menempel di leher dan dadanya, sementara aroma sabun dan shampoo segar menguar lembut dari kulitnya.

Ia membuka pintu kamar mandi perlahan dan melihat Alicia duduk di tepi tempat tidur, mengenakan piyama katun lembut, membaca sebuah buku tebal dengan sampul biru laut. Matanya tampak fokus, namun sorotnya tak secerah biasanya.

River baru saja hendak melangkah mendekat ketika ponselnya yang tergeletak di meja rias bergetar. Sebuah panggilan masuk. Di layar tertera nama yang membuatnya refleks tersenyum—Nenek Monica.

Ia segera mengangkatnya. “Halo, Nek,” sapanya hangat, sambil duduk di kursi rotan di dekat balkon kamar.

“River, cucuku yang tampan!” suara Monica terdengar semangat seperti biasa, tapi River bisa mengenali nada waspada di balik tawa kecilnya.

“Sudah siap untuk ke London dan Kanada? Jangan bilang kau baru mulai beres-beres sekarang!”

River terkekeh kecil. “Semua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 35

    Sinar matahari pagi menyelinap masuk melalui kaca besar yang menghadap ke halaman belakang.Meja makan masih berantakan, bekas dari sesi yang panas dan liar antara River dan Kayla yang baru saja berakhir setengah jam lalu.Gadis itu masih polos tanpa sehelai benang pun menempel di kulitnya, duduk di atas meja marmer dengan napas yang belum sepenuhnya stabil.River duduk bersandar di kursi seberangnya, santai dengan rokok di antara jemarinya dan segelas kopi hitam di tangan lainnya.Dia memandangi tubuh Kayla dengan tatapan puas dan pemangsa, namun juga penuh kepemilikan.Kayla menarik napas dan memberanikan diri bertanya, meskipun nadanya tetap lembut seperti biasanya.“Barang-barang kemarin… yang kau beli itu… kapan kau pakai?” Suaranya pelan, namun jelas dipenuhi rasa penasaran dan, entah kenapa, sedikit antisipasi.River mengangkat alis lalu menyeringai. “Sudah tidak sabar, ya, istri kecilku?”

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 34

    Cahaya lilin bergetar lembut di atas meja makan, menciptakan bayangan panjang di dinding kabin yang terbuat dari kayu pinus.Aroma wine merah dan saus krim keju masih menggantung samar di udara. Piring-piring kosong sudah tersisih ke sisi meja, menyisakan hanya dua gelas yang tinggal separuh isi.Alicia duduk di ujung meja, mengenakan gaun tidur satin hitam dengan belahan tinggi, rambutnya digerai, bibirnya masih memerah oleh anggur yang baru saja diteguk.Matanya tajam, namun tak bisa menyembunyikan sinar menggelitik yang menyala tiap kali menatap River."Jadi, apakah makan malamku memuaskan, Tuan Louis?" tanyanya dengan nada menggoda.River menyandarkan diri pada kursinya, menatap istrinya dari atas hingga bawah.Kemeja putihnya terbuka tiga kancing, menggoda dengan cara yang sangat sengaja.“Makanan tadi enak. Tapi bukan itu yang paling menggugah selera malam ini.”Alicia menaikkan satu alis. “Oh ya? Apa it

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 33

    Waktu sudah menunjuk angka delapan pagi.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui tirai kamar hotel yang mewah.Alicia terbangun dengan tubuh yang masih dibalut sisa-sisa kelelahan malam sebelumnya.Ketika matanya terbuka perlahan, ia mendapati River sudah duduk di pinggir ranjang, mengenakan kemeja linen putih yang sedikit terbuka di bagian dada.Rambutnya yang acak-acakan justru membuat pria itu tampak semakin menggoda."Bangun, kitten. Kita punya banyak yang harus dibeli hari ini," bisik River sambil mengelus lembut pipinya.Alicia menggeliat pelan dan tersenyum mengantuk. “Belanja? Pagi-pagi begini?”River menyeringai. "Kita butuh perlengkapan. Baju baru untukmu. Dan... beberapa barang khusus."Mata Alicia sedikit membelalak. Tapi ia tidak bertanya lebih lanjut. Ada sesuatu dalam nada suara River yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.Setelah mandi dan bersiap, mereka turun k

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 32

    Waktu sudah menunjuk angka delapan pagi.Udara pagi di Pegunungan Rocky terasa menusuk tulang, tapi kabin mewah mereka tetap hangat.Dari jendela besar yang menghadap pegunungan bersalju, sinar matahari menyelinap pelan dan menyapa wajah Alicia yang masih tertidur di dada telanjang River.Lelaki itu sudah terjaga lebih dulu, matanya menatap istrinya dengan intensitas yang tenang namun dalam.Rambut Alicia berantakan dengan cara yang membuatnya terlihat semakin memesona.Di balik selimut bulu angsa itu, tubuh mereka masih telanjang, saling menyatu sejak semalam, tak terpisahkan oleh apapun.River mencium pelipis Alicia dengan lembut. “Pagi, Mrs. Louis,” bisiknya dengan suara serak penuh sisa gairah.Alicia menggumam kecil, lalu mengangkat wajahnya. Bibirnya memerah dan basah, mata cokelatnya masih setengah mengantuk. “Mmm ... pagi. Apa tadi malam nyata? Tubuhku … benar-benar seperti baru saja ditimpa oleh batu

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 31

    Perjalanan menuju tempat bulan madu mereka dimulai tepat setelah makan malam.Langit Kanada semakin gelap, namun lampu-lampu kota memancarkan kehangatan di balik udara yang mulai menggigit.Alicia duduk di dalam mobil hitam elegan yang membawa mereka menuju lokasi yang belum diberitahu oleh River.Ia sesekali melirik ke arah suaminya yang duduk diam di samping, tampak sibuk dengan ponselnya. Namun di sela-sela kesibukannya, River masih sempat menggenggam tangan Alicia.“Berapa lama lagi kita sampai?” tanya Alicia penasaran.River menoleh dan tersenyum samar. “Sedikit lagi. Bersabarlah.”Alicia hanya bisa mengangguk. Dalam hatinya, ia setengah gugup, setengah bersemangat.Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya ini akan menjadi malam yang berbeda dari malam-malam sebelumnya.Malam di mana River mungkin akan lebih terbuka. Malam di mana jarak mereka perlahan mencair.Sekitar tiga puluh menit kem

  • Istri Kecil Sang Pewaris   Bab 30

    Pagi itu, udara Kanada masih menyisakan kesejukan. Salju tipis yang mencair di sepanjang jalan terlihat berkilau tertimpa cahaya matahari.Alicia bangun lebih awal dari biasanya. Ia berdiri di depan cermin, mengenakan gaun krem elegan tanpa lengan yang jatuh rapi hingga mata kaki.Rambutnya digulung rapi ke atas, menyisakan beberapa helai lembut yang menggantung di sisi pipinya. Ia terlihat menawan—dan kali ini, ia benar-benar menyadarinya.River hanya menatapnya sebentar dari balik koran yang dibacanya sambil duduk di sofa.Senyum tipis menghiasi wajahnya. “Kau semakin mirip istri CEO sekarang,” komentarnya.Alicia menoleh dengan alis terangkat. “Jangan-jangan kau baru sadar aku memang istrimu?”River terkekeh pelan. “Oh, aku sadar. Hanya saja baru sekarang kau terlihat seperti akan menggantikan posisi CEO.”“Berlebihan.”“Sedikit.”Mereka berangkat menuju kantor cabang baru River yang berada di jantung kota, tepat di gedung pencakar langit yang menghadap Danau Ontario.Hari ini adal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status