Share

WASPADA

Author: UmiLovi
last update Last Updated: 2025-08-07 22:35:21

Suasana malam di ruang tengah terasa tenang. Hanya ada suara humidifier yang berdengung pelan dan aroma lavender dari diffuser yang biasa dipakai Eliza menjelang tidur. Di sofa, ia sedang memijat perlahan perutnya yang semakin membesar. Tangan kirinya menopang tubuh, sementara tangan kanan mengusap-usap perut, seolah menyapa bayi yang tengah tumbuh di dalam sana.

Tiba-tiba, layar ponselnya menyala.

Satu pesan masuk.

Rio.

Eliza mengerutkan kening. Sudah lama pria itu tak menghubunginya. Jantungnya berdetak pelan namun tak nyaman saat jempolnya menyentuh layar dan membaca isi pesannya:

[ Apa kamu kenal seseorang namanya Lily? Hati-hati sama dia.]

Eliza terdiam.

Nama itu… terdengar asing. Tapi cara Rio menulisnya—singkat, tajam, dan serius—membuat Eliza langsung siaga.

Ia menelan ludah dan buru-buru mengetik balasan.

[ Siapa? Aku gak kenal orang namanya Lily.]

Beberapa detik kemudian, balasan muncul:

[ Cewek. Ngaku temen komunitasnya Elina. Belakangan sering bareng Elina. Tapi dia kayak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kecil Tuan CEO   DETAK JANTUNG YANG AKU SUKA

    Aroma telur dadar keju dan roti panggang menyambut Eliza begitu ia turun ke lantai satu. Di dapur, Nicholas sibuk menuang jus jeruk ke dua gelas bening di atas meja makan. Wajahnya tampak segar, rambutnya sedikit acak seperti baru selesai mandi.“Pagi, sayang,” sapa Nick tanpa menoleh.“Pagi,” balas Eliza pelan, duduk di kursinya.Ia melirik layar ponsel yang sejak tadi digenggam erat. Tidak ada pesan baru dari Rio. Tapi pesan semalam masih tersimpan di sana, membayangi pikirannya.Pikirannya berkecamuk. Siapa Lily sebenarnya? Apakah Lily adalah orang yang sedang dekat dengan Elina? Dan apa yang sebenarnya Rio tahu?“Telurnya saya kasih oregano, biar gak bosen,” kata Nicholas, menyajikan sarapan di hadapannya. “Kamu kelihatan lesu.”Eliza tersenyum kecil. “Agak sulit tidur tadi malam.”Nick duduk di kursi seberangnya, mengamati wajah istrinya dengan seksama. Eliza berusaha menghindari tatapannya dan mulai mengaduk-aduk potongan telur di piringnya.“Besok-besok jangan main ponsel terus

  • Istri Kecil Tuan CEO   AKU MAU BICARA JUJUR

    Hari itu, langit Jakarta tampak teduh, awan tipis menggantung tanpa ancaman hujan. Di halaman sekolah, aktivitas para siswa berjalan seperti biasa—riuh, cepat, dan penuh warna.Elina berjalan cepat menuju ruang OSIS dengan map di tangan, seragam putih abu-abunya tampak sedikit kusut karena tergesa-gesa sejak pagi. Rambutnya dikuncir seadanya, wajahnya tampak serius—ada beberapa hal yang harus ia siapkan untuk rapat evaluasi acara kemarin.Di tengah langkahnya, suara panggilan lirih menghentikannya.“Elina.”Ia menoleh. Di bawah pohon flamboyan dekat gerbang samping, berdiri sosok yang sudah akrab di matanya, Rio.Elina tersenyum kecil. “Hey. Pagi.”Rio mendekat, ragu-ragu sejenak sebelum berbicara. “Kamu sibuk nggak nanti sepulang sekolah?”“Ada rapat OSIS. Terus kayaknya lanjut beresin dokumentasi juga,” jawab Elina sambil mengecek jam tangannya. “Malam dikit baru kelar, kayaknya.”Rio tampak kecewa, tapi ia menyembunyikannya di balik senyum datarnya. “Oh… yaudah. Padahal aku mau nga

  • Istri Kecil Tuan CEO   WASPADA

    Suasana malam di ruang tengah terasa tenang. Hanya ada suara humidifier yang berdengung pelan dan aroma lavender dari diffuser yang biasa dipakai Eliza menjelang tidur. Di sofa, ia sedang memijat perlahan perutnya yang semakin membesar. Tangan kirinya menopang tubuh, sementara tangan kanan mengusap-usap perut, seolah menyapa bayi yang tengah tumbuh di dalam sana.Tiba-tiba, layar ponselnya menyala.Satu pesan masuk.Rio.Eliza mengerutkan kening. Sudah lama pria itu tak menghubunginya. Jantungnya berdetak pelan namun tak nyaman saat jempolnya menyentuh layar dan membaca isi pesannya:[ Apa kamu kenal seseorang namanya Lily? Hati-hati sama dia.]Eliza terdiam.Nama itu… terdengar asing. Tapi cara Rio menulisnya—singkat, tajam, dan serius—membuat Eliza langsung siaga.Ia menelan ludah dan buru-buru mengetik balasan.[ Siapa? Aku gak kenal orang namanya Lily.]Beberapa detik kemudian, balasan muncul:[ Cewek. Ngaku temen komunitasnya Elina. Belakangan sering bareng Elina. Tapi dia kayak

  • Istri Kecil Tuan CEO   CELAH BARU

    Lidya duduk santai di bangku kafe kecil dekat taman, jemarinya memainkan sedotan es kopi yang mulai mencair. Sore itu angin berembus pelan, membawa aroma rumput dan bunga dari arah lapangan. Ia tampak tenang, tapi matanya tertuju memandang sosok pria yang baru saja datang dan menarik kursi di hadapannya."Hai, Rio. Terima kasih udah nyempetin waktu," sapa Lidya dengan senyum ramah yang sudah ia latih bertahun-tahun.Rio membalas dengan anggukan kecil. "Gue juga lagi nggak sibuk. Tapi... lo bilang ada yang pengin dibicarain?"Lidya menyandarkan punggung. "Santai aja dulu, Rio. Gue cuma penasaran soal satu hal. Tentang... Eliza."Wajah Rio langsung berubah sedikit tegang, walau ia mencoba menyembunyikannya dengan menarik napas dalam-dalam. "Eliza?""Iya," sahut Lidya ringan. "Tadi Elina cerita banyak. Katanya Eliza udah enam bulan nikah, dan sekarang lagi hamil, kira-kira masuk tujuh bulan."Rio terdiam sejenak. Ia mencoba tersenyum tapi gagal. "Oh... iya, gue juga denger sih kabar itu.

  • Istri Kecil Tuan CEO   CELAH KECIL

    Sore menjelang malam. Udara mulai menghangat dengan angin yang mengusik rambut Elina yang dikuncir setengah asal. Acara komunitas yang ia selenggarakan berjalan lancar, bahkan lebih meriah dari dugaannya. Setelah memberi pengarahan terakhir pada panitia, ia berjalan ke sisi taman tempat beberapa undangan duduk santai menikmati makanan ringan. “Elin.” Suara lembut menyapanya dari samping. Elina menoleh dan tersenyum saat melihat Lidya, perempuan dewasa berpenampilan elegan yang beberapa hari terakhir mulai akrab dengannya karena urusan sponsorship. “Hai, Kak Lily,” sapa Elina sambil menghampiri. “Maaf banget aku tadi datang telat. Padahal harusnya bisa bantu lebih banyak.” Lidya tersenyum sambil menyodorkan segelas jus dingin. “Itu untukmu. Nggak apa-apa kok. Tapi aku penasaran, kamu habis dari mana? Kamu kelihatan lelah banget tadi waktu datang.” Elina duduk di bangku kosong di samping Lidya, menerima jus itu dan menyeruputnya pelan. “Baru turun dari Puncak. Kakakku ulang tahun,

  • Istri Kecil Tuan CEO   BUKA HATIMU

    Pagi itu terasa lebih hangat dari biasanya, tidak hanya karena matahari yang bersinar cerah, tapi karena Nicholas dan Eliza turun bersama dari lantai atas.Anne yang sudah duduk di meja makan bersama Andreas dan Anita langsung menyipitkan mata dan tersenyum lebar melihat pasangan itu."Wah wah... akhirnya muncul juga raja dan ratu kita!" seru Anne dengan nada menggoda.Eliza tertawa kecil, menutupi rasa kikuknya. "Gue nggak bangun kesiangan kok, cuma lama siap-siap."Nick hanya mengangguk singkat sambil menarik kursi untuk Eliza, lalu duduk di sampingnya. "Saya yang bikin lama, Eliza udah siap duluan."Anne mendecak pelan, "So sweet banget sih kalian. Gue jadi pengin pindah ke kamar atas juga, siapa tahu ketularan aura romantisnya."Andreas menimpali, "Tapi jangan bangunin kita tengah malam cuma buat pelukan, ya, Anne."Suasana meja makan dipenuhi tawa ringan. Di hadapan mereka sudah tersaji roti panggang, scrambled egg, salad segar, dan jus jeruk. Sarapan sederhana tapi terasa istime

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status