Share

2. Budak Cinta

Angela masih tertidur lelap, tapi Alvaro sudah turun untuk menyiapkan sarapan. Dia membuat secangkir kopi dan setangkup roti bakar sendiri karena pembantu di rumahnya sedang izin pulang kampung.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi saat dia sedang asyik menyantap roti bakarnya. Alvaro pun segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. "Mama?"

Wanita yang dipanggil mama oleh Alvaro itu langsung masuk ke rumah. Dia sengaja datang pagi-pagi karena ingin mengantar makanan untuk putra kesayangannya itu. "Sarapan apa kamu pagi ini? Kopi dan roti lagi?"

Alvaro tidak menjawab karena sejak dua hari kemarin hanya kopi dan roti bakar yang dia santap saat pagi.

"Istrimu masih tidur?"

Lagi-lagi Alvaro terdiam. Sekarang masih terlalu pagi bagi Angela untuk bangun. Istrinya baru bangun sekitar jam sembilan atau sepuluh pagi.

Mama menghela napas panjang. Wanita berusia akhir empat puluh tahun itu sudah tahu kalau menantunya itu pasti sedang tidur. Angela tidak bisa mengurus Alvaro dengan baik karena terlalu sibuk mengejar karirnya sebagai model. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di luar dari pada di rumah hingga kurang memperhatikan Alvaro.

Mama merasa kasihan. Dia pikir setelah menikah dengan Angela, hidup Alvaro akan lebih terurus. Namun, ternyata malah sebaliknya. Setiap hari Alvaro mengurus sendiri semua keperluannya. Sungguh sangat disayangkan seorang Alvaro Dinata menikah dengan model pemalas dan manja seperti Angela.

"Istri macam itu? Seharusnya dia sudah bangun dan menyiapkan semua keperluanmu sebelun berangkat ke kantor." Mama mulai lagi mengomel. Wanita itu tidak tega melihat Alvaro menyiapkan semua keperluannya sendiri padahal sudah memiliki istri.

"Sudahlah, Ma. Angela masih butuh istirahat."

Mama memutar bola mata karena Alvaro terus membela Angela. "Kamu itu terlalu memanjakan, Angela. Coba dulu kamu menikah dengan wanita pilihan Mama. Setiap hari pasti ada yang menyiapkanmu sarapan."

"Sudahlah, Ma. Angela itu istri Alvaro, bukan pembantu," desah Alvaro menahan kesal. Entah kenapa sejak menikah Mama selalu saja menjelek-jelekkan Angela. Dia menikahi Angela bukan sekadar untuk menyiapkan sarapan dan mengurus semua keperluannya, dia menikahi Angela murni karena mencintai wanita itu.

"Cepek ngomong sama kamu. Terus, kapan kamu mau ngasih Mama cucu."

Alvaro meletakkan sendoknya. Nafsu makannya mendadak hilang karena Mama mulai membahas cucu. "Mama, please. Sudah berapa kali Alvaro katakan, tolong jangan membahas cucu apa lagi di depan Angela."

"Sudah satu tahun lebih kalian menikah. Apa kalian tidak ingin memiliki anak?"

Alvaro terdiam. Jujur, sebenarnya dia ingin ada seorang anak di tengah keluarga kecilnya. Namun, Angela tidak mau hamil karena karir modelnya sedang berada di atas puncak. Angela mengancam akan meminta cerai jika dia nekat menginginkan anak darinya. Akhirnya dia tidak bisa berbuat banyak selain menuruti keinginan wanita itu.

"Mama tidak akan menyerahkan perusahaan mendiang ayahmu kalau kalian tidak segera memberi Mama cucu."

"Tidak bisa begitu dong, Ma." Alvaro berdecak kesal. Padahal sebelum meninggal sang ayah sudah berjanji akan memberikan perusahaan itu pada dirinya. Lagi pula dia sudah membuat Dinata Group berkembang pesat seperti sekarang.

"Mama beri waktu kalian satu tahun. Kalau tidak? Mama akan berikan perusahaan itu ke orang lain."

"Mama!" Kedua mata Alvaro sontak membulat. Waktu satu tahun terlalu cepat. Lagi pula Angela tidak mau hamil. Dia tidak mungkin bisa memberi Mama cucu dalam waktu satu tahun.

"Keputusan Mama sudah bulat," ucap Mama mengabaikan wajah kesal Alvaro. Sesekali Alvaro dan Angela memang perlu digertak agar mau menuruti permintaannya.

"Mama, Alvaro mohon. Apa tidak ada cara lain?" Alvaro mencoba membuat penawaran.

"Tidak ada." Mama menggelang tegas. "Menghamili istri itu bukan tindakan kriminal, Alvaro. Cepat buat Angela hamil maka Mama akan segera memberikan Dinata Group padamu. Selamat berjuang, Sayang." Mama mengusap pipi Alvaro sekilas sebelum beranjak pulang.

Alvaro mengusap wajah kasar. Sanggupkah dia mengabulkan permintaan Mama?

***

[ Bersambung ]

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ekawati Hani
Ini Alvaro benar benar sudah dibutakan cinta... wajar lah klo mamanya ngomel ngomel, istri nya malas bgt, mentang mentang model... udah gitu ga mau hamil, takut badannya melar kali...
goodnovel comment avatar
Aeris Park
entahlah 😆
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Sanggup Alvaro
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status