Share

3. Pertemuan Tidak Terduga

Alvaro kembali meneguk segelas wine yang ada di tangannya. Minuman berwarna merah itu terasa pahit dan getir saat menyentuh lidah, tapi terasa panas saat di tenggorokan. Dentuman musik terdengar keras di semua penjuru Paradise Club. Semua orang yang ada di sana terlihat asyik meliuk-liukan tubuh di atas lantai dansa, tapi tidak dengan Alvaro. Dia memilih duduk di sofa yang berada di pojok belakang sambil menikmati sebotol wine.

'Kalau kamu ngotot ingin memiliki anak dariku? Lebih baik kita berpisah!'

Alvaro mengusap wajah kasar. Ucapan Angela beberapa jam yang lalu kembali melintas di ingatan. Mereka selalu saja bertengkar setiap kali membahas permintaan Mama. Angela tidak mau hamil padahal dia harus memiliki anak agar Dinata Group jatuh ke tangannya.

Alvaro dilema. Di satu sisi dia ingin memiliki anak sekaligus mendapatkan perusahaan Dinata, tapi di lain sisi dia tidak ingin berpisah dengan Angela.

Ah, semua ini membuatnya sangat frustrasi.

"Hey! Kalian lihat lelaki yang duduk sendirian itu? Kasihan sekali sahabatku itu. Padahal dia sudah menikah tapi istrinya malah pulang ke rumah orang tuanya!" Lelaki berkulit tan itu tertawa puas setelah mengejek Alvaro.

Sementara dua orang wanita yang duduk di samping kanan dan kirinya berusaha menahan diri agar tidak tertawa karena tak ingin menyinggung perasaan Alvaro.

Alvaro mendengkus kesal. Rasanya dia ingin sekali menyumpal mulut sahabatnya itu agar berhenti mengoceh. "Sialan, kau!" desisnya menatap Felix tajam.

Tawa Felix seketika pecah. "Al, Al, aku sudah pernah bilang kan, kalau menikah itu nggak enak. Sekarang kau baru tahu rasanya, kan?" ucap Felix sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Dia sering mengingatkan Alvaro agar berpikir matang-matang sebelum memutuskan untuk menikahi Angela. Namun, sahabatnya itu tetap ngotot ingin menikahi model itu. Bukan bahagia yang Alvaro dapat, hidup lelaki itu malah semakin mengenaskan setelah menikah.

Angela hanya sibuk mengerjar karir modelnya di luar negeri dan menghabiskan uang Alvaro. Wanita itu tidak bisa berperan menjadi istri yang baik bagi sahabatnya.

Seharusnya Alvaro bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari Angela, pikir Felix. Namun, Alvaro sudah telanjur mencintai model seksi itu.

"Jangan cemberut terus, Al. Kau tidak ingin bersenang-senang dengan kami?" Felix mengecup kedua bibir wanita penghibur itu dengan penuh minat. Lelaki don juan sejati itu benar-benar menikmati malam ini.

Alvaro melirik mereka dengan malas. Dia memutuskan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya setelah menikah dengan Angela. Sekarang hanya Angela wanita yang paling cantik dan menarik di matanya.

Felix menghela napas panjang. Alvaro benar-benar pria yang sangat bodoh. Sahabatnya itu menolak banyak wanita hanya demi Angela. Wanita yang jelas-jelas hanya menyukai uangnya.

"Kau serius tidak mau bersenang-senang dengan kami?" Felix kembali bertanya, tapi Alvaro malah sibuk dengan ponselnya. Lelaki itu tidak pernah berhenti menelepon Angela, tapi sejak tadi hanya suara mbak-mbak operator yang menerima panggilannya. Angela memang sengaja mematikan ponselnya.

"Sialan!" Umpatan itu meluncur begitu saja dari bibir Alvaro. Dia begitu kesal karena tidak berhasil menghubungi sang istri.

"Sudahlah, Al. Lupakan Angela untuk malam ini. Lebih baik kita bersenang-senang!"

Alvaro mendengkus kesal karena Felix tidak juga menyerah menawarkan wanita jalang pada dirinya. "Aku tidak mau!"

"Apa kau cuma mau minum sampai pagi?"

"Iya," jawab Alvaro sambil memesan lagi sebotol soju karena wine-nya sudah habis.

Tidak lama kemudian seorang gadis mengantar minuman itu untuk Alvaro. Kedua mata Felix sontak berbinar ketika melihat gadis itu. Segera dia meminta kedua wanita jalang yang menemaninya sejak tadi untuk pergi.

"Hai, Caramell."

***

[ Bersambung ]

Makasih sudah baca, jangan lupa sub dan review. Thank you ... ( ˘ ³˘)❤

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status