Mobil Bugatti hitam yang dikemudikan sendiri oleh Jack saat ini sudah meninggalkan mansion mewah milik Theena.
Tujuan Jack saat ini hanyalah satu yaitu mansion rahasianya di pinggiran kota untuk mengetahui apa yang terjadi kepada Lea.Semangat membara Jack seketika memudar ketika Bob menghubunginya melalui sambungan telepon dan mengatakan bahwa anak buah tinna saat ini mengektori Jack di belakang mobilnya."Jangan sampai kau melakukan kesalahan, Bob!" ucap Jack kepada sang asisten."Aku tidak berani melakukannya Tuan," sahut Bob menjawabnya.Dengan rasa kesal Jack kemudian memutar kemudi mobilnya ke arah kanan tepat di saat itu dia melewati persimpangan terakhir yang akan membawanya ke arah mansion pribadi.Ucapan Bob ternyata benar, sang asisten yang juga telah memasangkan kamera pengintai khusus di bagian belakang mobil Jack itu tidak berbohong, saat menikung tadi Jack bisa melihat sebuah mobil hitam berplat khusus milik para pengawal pribadi istrinya berada di belakang dengan terus menjaga jarak aman dengannya."Baiklah, apa boleh buat kita akan melakukan pertemuan dengan klien setengah jam lagi di tempat yang sudah kita janjikan, " ucap Jack kepada sng asisten dengan menggunakan ponselnya yang terhubung langsung dengan dashboard pada mobil mewahnya itu.Jack kemudian menghubungi anak buahnya yang lain yang saat ini bertugas di mansion dia ingin melihat bagaimana Lea saat ini."Tuan, wanita itu benar-benar tidak bisa diatur. Dia terus-menerus memberontak dan berusaha melarikan diri," tutur pengawal yang bertugas menjaga Lea di mansion rahasianya segera melaporkan sesaat setelah dia bertanya."Jangan berani menyentuhnya! Kita tunggu sehebat apa wanita itu akan bertahan, biarkan saja jika dia tidak mau makan kita akan menunggu sampai kapan dia mampu bertahan tidak makan!" ucap Jack dengan suara yang sangat dingin mengatakannya.setelah selesai menghubungi pengawalnya di mansion Jack kemudian benar-benar melakukan meeting dengan klien perusahaan untuk menyelesaikan beberapa perubahan MOU perusahaan.Perlahan mobil yang dikendarai oleh Jack menepi di sebuah ballroom hotel mewah di mana Bob dan juga kliennya sudah menunggu di sana.Dengan langkah tegap dan setelan yang parlente menutupi tubuhnya, siapa yang tidak terpesona oleh kegagahan seorang Jackie Hilton.Pria tampan dengan postur tinggi tegap dan atletis ini sangat menggoda semua kaum hawa di seantero Metropolis.Usianya masih muda tapi diperkirakan memiliki kekayaan yang berlimpah berkat dinasti bisnis sang istri yang dikelolanya.Pengaruh luar biasa dari Jackie saat ini bahkan dikatakan bisa mengendalikan tensi politik di dalam negeri dan hal itu pula yang semakin memperkokoh kerajaan bisnisnya.Sementara Theena, wanita yang masih sangat cantik di usianya yang lebih dari separuh abad itu dia hanya menikmati hidupnya dengan berkeliling dunia menikmati kekayaannya yang tak pernah habis."Aku masih merasa peluang bisnis di bidang perhotelan akan berkembang kedepannya jadi kuharap selain membantu Hotel kecilmu itu untuk melebarkan sayap dan juga berkembang, aku ingin memastikan kau juga akan tetap patuh pada semua aturan dari kami. Aku tidak suka penghianat!" ucap Jack sesaat setelah dia menandatangani MOU terbarunya dengan salah satu klien bisnisnya."Tuan, Aku tidak akan berani berkhianat kepada Anda. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih bisa berbisnis dengan Anda," ucap pria di hadapannya sambil menutup dokumen yang telah ditanda tangani Jack di atas meja dengan sangat lega."Aku rasa pertemuan kita sudah cukup, jangan lupa untuk terus melaporkan hasilnya pada setiap sesi yang aku minta. Semoga kau semakin beruntung Tuan Delby," ucap Jack menutup pertemuannya dengan klien.Pria itu kemudian bergegas meninggalkan Hotel melalui pintu belakang di mana Bob sudah menyiapkan kendaraan lain untuk nya.Sementara itu di mansion utama."Bodoh! Aku membayar sangat mahal untuk kalian!Bagaimana bisa kalian kehilangan jejaknya? Bukankah dia seharusnya tetap berada di dalam hotel itu?" seru Theena dengan wajahnya yang berapi-api dipenuhi kemarahan setelah mengetahui kabar dari anak buahnya jika sang suami diketahui tidak ada di dalam hotel tempatnya tadi masuk.Dua pengawal yang bertugas untuk mengikuti Jack itu pun kini hanya bisa tertunduk dengan wajah pucat pasi. Tentu saja, semua tahu hukuman apa yang akan diberikan oleh Theena jika pengawalnya gagal melakukan tugasnya."Ambilkan cemetinya Eve!""Baik, Nyonya."Dengan langkahnya yang cepat, asisten setia Theena itu pun segera melangkah menuju ruangan kerja sang nyonya rumah dan kembali lagi tak lama setelahnya dengan sebuah cemeti untuk Theena.Suara cambukan terdengar silih berganti dengan persawangan kesakitan dari dua pengawal Theena yang bisa merasakan kulitnya terbakar setiap kali cemeti di tangan Theena menyentuh punggungnya.Setelah puas melampiaskan amarahnya, Theena kemudian meminta pengawalnya yang lain untuk membawa pergi dan mengobati kedua pengawal yang saat ini sudah merintih kesakitan di hadapannya.Seperti itulah seorang Theena dengan sisi lain dirinya yang nyaris tidak diketahui oleh orang luar, tak terkecuali dengan Jack yang selama ini pun tidak pernah mengetahui sisi kelamnya itu.Theena kemudian melangkah naik menuju kamar pribadinya dan di sana dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya tanpa diketahui oleh siapapun.***"Kau harus makan atau kau akan mati dan membuat ayahmu sengsara seumur hidupnya!" ucap Jack dengan suara bariton nya yang khas kepada Lea yang saat ini masih menolk membuka pintu kamar untuknya."Kenapa kau harus peduli? Bukankah akan lebih baik jika aku mati? Dengan begitu kau tidak perlu bersusah payah mempekerjakan orang untuk menjagaku di sini dan kau juga tidak perlu membuang-buang makanan hanya untuk memaksaku makan," kukuh Lea dengan lantangnya."Buka pintunya sekarang juga atau aku akan memaksa membukanya dan mendobraknya! " tegas Jack.Hening tidak ada jawaban dari dalam kamar membuat Jack tersenyum tipis dan dia yakin jika saat ini Lea sudah menyerah kepadanya. Dia kemudian memerintahkan pengawal untuk mendobrak pintu kamar di bagian atas mansionya itu.Dalam satu dorongan saja, daun pintu di hadapannya kini telah rubuh. pintu terbuka dan cek bisa melihat Lea Tengah duduk dengan wajahnya yang ketakutan di atas ranjang.Jack menyimpulkan senyuman di wajahnya yang auto tampan, dia melangkah masuk sementara sejumlah pengawal lainnya langsung sibuk membantu dua pengawal yang mendobrak pintu tadi untuk memasangkan kembali daun pintu tersebut seperti semula."Kau tampak pucat. Aku harap kau tidak sakit setidaknya sampai hutang ayahmu lunas!" ucap Jack sambil terus memandangi wajah wanita muda di hadapannya yang sejak awal pertemuan terus menggugah birahinya.Jack bisa merasakan darahnya mengalir hebat dengan sangat kencang saat dia memandang setiap lekuk tubuh wanita yang kini duduk di atas ranjang dengan gaun sederhananya itu dan sungguh telah membuat fantasi nakal seorang Jackie Hilton berkelana."Katakan bagaimana caranya agar aku bisa melunasi hutang ayahku dan agar aku bisa lepas dan bebas darimu!" cecar Lea."200 milliar hutang ayahmu kepadaku. Kau mau membayarnya dengan apa? Gadis bodoh!" ucap Jack sambil terkekeh mencoba memungkiri bathinnya yang sebenarnya telah sangat tergoda oleh ranumnya tubuh gadis muda itu.Lea tersentak kaget mendengar Jack mengatakan nominal hutang yang harus dibayarkan nya itu."Dasar rentenir! Kau mencekik dengan bunga yang tinggi dari setiap pinjaman ayahku!""Kasihan sekali, sepertinya kau tidak tahu apa-apa tentang ayahmu ya?"Matahari perlahan terbenam di cakrawala, menyisakan cahaya jingga yang memancar melalui jendela besar mansion mewah itu. Jack, seorang pria dengan aura misterius, melangkah dengan mantap melewati koridor yang dihiasi dengan lukisan-lukisan berharga. Tidak ada suara kecuali langkah kaki halusnya yang menggetarkan lantai marmer. Hatinya berdebar kencang, terasa seperti riak-riak air di permukaan danau yang tenang.Dia berhenti di depan pintu kamar Lea, wanita yang telah mengisi pikirannya belakangan ini. Dengan napas terengah-engah, tangannya gemetar saat ia mengetuk perlahan. Pintu terbuka, dan di sana, di baliknya, ada Lea, dengan gaun malam yang elegan dan mata yang penuh kejutan."Jack?" gumam Lea, suaranya bergetar.Jack menjawab dengan senyuman yang samar. "Ya, akhirnya kita bertemu. Kudengar kau mulai menjinak." Sengaja sekali, Jack mengatakannya untuk mengetahui respon dari Lea sekarang ini. Karena jika laporan Bob benar,maka seharusnya kini Lea sudah bisa menerima apa yang terj
Sinar matahari yang hangat menyambut mereka saat mereka turun dari mobil. Pasir putih yang lembut dan laut biru yang tenang terbentang di hadapan mereka. Bunyi deburan ombak mengisi udara, menciptakan suasana yang menenangkan.Jack dan Theena berjalan beriringan di sepanjang pantai, menghirup udara segar dan merasakan angin laut yang lembut menyapu wajah mereka. Mereka tertawa dan berbicara, saling berbagi cerita dan candaan seperti teman lama.Tiba-tiba, Jack mengambil tangan Theena dan membawanya ke arah air. "Mari kita bermain air, Theena. Kita hanya perlu sejenak melupakan semua beban dan menikmati momen ini."Theena setuju dan tersenyum. Mereka berdua berlari menuju ombak yang menyentuh pantai. Dengan tawa yang riang, mereka bermain-main di air, saling menyemprotkan air satu sama lain, dan merasakan kegembiraan anak-anak yang tumbuh dalam diri mereka."Jack, aku mencintaimu." Theena mengecup bibir Jackie setelahnya. Adegan panas pun membawa keduanya terbuai. Setelah puas bermai
"Aku sangat tahu dan sangat mengenal ayahku. Dia tidak mungkin berhutang sebanyak itu! Ayahku adalah pria baik yang sangat menghormati wanita dan dia adalah penjagaku! Dia adalah laki-laki yang terhormat, tidak sepertimu yang melakukan berbagai upaya dan cara hanya demi berkuasa hingga kau bahkan rela menjadi suami muda seorang Theena Giolardo yang sudah tua dan bau tanah!" sungut Lea semakin membabi buta membuat kuping Jack yang mendengarnya kian memanas.Spontan!Tangan kanan Jack langsung meraih bagian bawah wajahnya Lea dan mencengkram rahang wanita itu beberapa saat. Sementara tangan kirinya segera menarik pinggul Lea mendekat kearahnya. Hal tersebut membuat Lea terkunci dalam jangkauannya."Kau sangat liar rupanya ya! Aku ingin tahu se-liar apa dirimu melayaniku!" ucap Jack sambil mendorong Lea berbaring di atas ranjang. "Tidak akan kubiarkan kau merenggutku!" teriak Lea.Hari telah menjelang senja, dan suasana di sekitar mansion itu semakin terasa tegang. Jack, dengan mata yan
Mobil Bugatti hitam yang dikemudikan sendiri oleh Jack saat ini sudah meninggalkan mansion mewah milik Theena. Tujuan Jack saat ini hanyalah satu yaitu mansion rahasianya di pinggiran kota untuk mengetahui apa yang terjadi kepada Lea. Semangat membara Jack seketika memudar ketika Bob menghubunginya melalui sambungan telepon dan mengatakan bahwa anak buah tinna saat ini mengektori Jack di belakang mobilnya."Jangan sampai kau melakukan kesalahan, Bob!" ucap Jack kepada sang asisten."Aku tidak berani melakukannya Tuan," sahut Bob menjawabnya. Dengan rasa kesal Jack kemudian memutar kemudi mobilnya ke arah kanan tepat di saat itu dia melewati persimpangan terakhir yang akan membawanya ke arah mansion pribadi. Ucapan Bob ternyata benar, sang asisten yang juga telah memasangkan kamera pengintai khusus di bagian belakang mobil Jack itu tidak berbohong, saat menikung tadi Jack bisa melihat sebuah mobil hitam berplat khusus milik para pengawal pribadi istrinya berada di belakang dengan t
"Lepasin gue!" teriak Lea dengan suaranya yang sangat kencang.Gadis itu tak berhenti mengoceh dan berteriak mencaci maki Jack yang sudah keluar dari dalam kamar dan mengurung gadis itu di lantai atas mansion mewahnya."Boss, kita akan sedikit kesulitan menanganinya," ucap Bob kepada Jack."Itu bukan urusanku! Atur anak buah kita untuk terus mengawasinya. Pastikan juga tidak ada tetangga yang akan mencurigai keberadaannya di tempat ini."Jackie sendiri harus bergegas ke bandara karena pesawat Theena sudah akan mendarat setengah jam lagi dan akan sangat bahaya jika dia tidak berada di sana saat istrinya itu tiba."Bob, aku percayakan padamu," ucap Jack sambil melajukan mobilnya meninggalkan mansion megahnya itu.Butuh hampir sepuluh menit untuk Jack sampai di bandara.Tepat di menit terakhir Theena muncul dari balik pintu exit penumpang."Sayang," teriak wanita itu sambil melambaikan tangannya kepada Jack."Ya," sambut Jack yang langsung kembali memerankan posisinya sebagai seorang swe