Home / Romansa / Istri Kedua di Antara Kita / Kita Sempat Memiliki Anak

Share

Kita Sempat Memiliki Anak

last update Last Updated: 2025-01-23 14:51:44

“Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan kamu, Ayuni!” tegas Andreas, suaranya menggema seperti dentuman palu yang mematahkan harapan terakhir.

“Apa kamu bilang?! Mas!” Ayuni memegang kepalanya yang kembali berdenyut sakit, seperti ribuan paku menghujam tengkoraknya.

Ryan bergegas masuk, langkahnya seperti badai yang membawa ketenangan. Ia menekan tombol di belakang bangsal, merebahkan tubuh Ayuni dengan lembut, seolah mencoba menenangkan lautan yang sedang bergolak.

“Kondisi kamu masih lemah, Ayuni. Jangan dulu berteriak-teriak seperti itu,” ucap Ryan, nadanya seperti suara hujan yang menenangkan di tengah malam.

Air mata Ayuni berlinang tanpa henti, mengalir seperti sungai yang membawa beban luka yang tak kunjung sembuh. Ia mengusap air matanya dengan lemah, kemudian menghela napas panjang, berat, seolah mencoba mengeluarkan semua rasa sakit dari dalam dadanya. “Tinggalkan aku sendiri di sini. Aku tidak ingin bicara dengan siapa pun, termasuk Andreas!”

“Sayang. Kenapa kam—“

“Andreas. Sebaiknya turuti perintah Ayuni. Biarkan kondisinya pulih terlebih dahulu,” Ryan menyela, nadanya tegas namun tetap lembut.

Andreas akhirnya melangkah keluar, langkahnya pelan dan berat, seperti membawa beban seluruh dunia di pundaknya.

“Sudah kan, memeriksanya? Aku ingin istirahat, Ryan. Jangan biarkan Andreas kemari lagi. Aku tidak ingin melihatnya lagi.”

Ryan menghela napasnya kemudian menarik selimut hingga ke dada Ayuni. Perempuan itu lantas menoleh dan menatap Ryan yang tengah mengulas senyum tipis kepadanya.

“Istirahatlah. Kamu memang butuh istirahat.” Ryan kemudian keluar dari ruangan tersebut.

Menghampiri Andreas yang masih di sana bersama dengan Dhita dan juga Vita.

“Andreas. Kenapa kamu tidak memberi tahu aku sebelumnya kalau kamu menikah lagi? Wanita mana yang tidak sakit hati mendengar kabar orang yang dia cintai menikah lagi tanpa sepengetahuan dia?”

Andreas kemudian menoleh pelan kepada Ryan yang berdiri di sampingnya. “Karena aku tidak pernah menganggap pernikahan itu ada. Aku tidak pernah berniat mengkhianatinya. Kamu tidak tahu apa-apa, Ryan.”

“Tapi, Ayuni menganggapnya bahkan dia tidak mau melihatmu lagi, Andreas. Itu artinya, luka dalam hatinya sangat dalam. Kamu telah mematahkan hati seorang perempuan dengan cara yang cukup hina menurutku.

“Kalau kamu masih menganggap Ayuni sebagai istrimu. Apa pun yang terjadi, diizinkan atau tidak, kamu harus tetap memberi tahunya. Kalau sudah seperti ini, kamu sendiri yang merugi. Kamu akan kehilangan cinta, kebahagiaan dan semua yang sudah kalian lalui selama delapan tahun itu.”

Andreas kemudian beranjak dari duduknya. Menatap lekat wajah Ryan dengan deru napas yang menggebu.

“Apa urusanmu bicara seperti itu padaku?” tanya Andreas tampaknya tak suka dengan ucapan Ryan yang terdengar tengah menyudutkan dirinya.

Ryan menelan saliva dengan pelan lalu tersenyum tipis. “Ya. Aku memang tidak pantas ikut campur dengan urusan rumah tangga kalian. Aku hanya tidak tega melihat Ayuni disakiti oleh suaminya sendiri.”

Ryan kemudian pamit pergi dari sana meninggalkan Andreas dengan kekecewaan yang mendalam di hatinya. Bisa-bisanya Andreas melukai hati Ayuni yang begitu tulus mencintainya.

Andreas kembali masuk ke dalam ruang rawat Ayuni dan menghampirinya dengan wajah memelasnya.

“Sayang—"

“Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Semuanya sudah selesai. Apa lagi yang kamu harapkan dari aku? Bahkan papa kamu sendiri yang sudah mengusirku, menempatkan Gita di dalam rumah itu!”

Ayuni kemudian membuang muka lagi setelah memotong ucapan Andreas. Keputusannya sudah bulat, tak mau mengambil program tersebut.

Lelaki itu kemudian meraup wajahnya dengan kasar. “Tapi, Ayuni ….” Andreas menghela napas dengan pelan.

“Kamu akan berhenti mengejarku bila tahu yang sebenarnya, Mas. Tapi, itu tidak penting. Jangankan kondisiku, pernikahan kita pun tidak ada artinya bagi kamu.”

Andreas kemudian duduk lemas di samping sang istri. “Maafkan aku, Ayuni. Aku ingin memperbaiki rumah tangga kita lagi. Aku mencintaimu, Sayang. Sungguh.” Andreas berucap dengan pelan.

Ayuni menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku sudah tidak percaya dengan kata-kata dari mulutmu itu. Pergilah! Sudah tidak ada kata kita lagi. Jangan mengikatku. Lepaskan aku dan lanjutkan bahagia itu dengan istri barumu.”

Andreas menggeleng lagi. “Bahagiaku hanya bersamamu, Ayuni.”

“Bulshit! Ucapanmu hanya membuatku ingin tertawa mendengarnya, Mas. Sudahlah, tidak perlu banyak mengumbar cinta kalau pada akhirnya kamu menyalahgunakan hal itu dengan cara berkhianat.”

Andreas mencoba meraih tangan Ayuni. Ingin sekali menggenggam tangan perempuan itu karena merindukannya.

Namun, tentu saja Ayuni menepisnya. Sebab tidak ingin disentuh lagi oleh lelaki yang telah menanamkan pedih dalam hatinya.

“Pergi, Mas! Kehadiran kamu di sini hanya memperlambat kesembuhanku!” sengalnya kemudian.

Andreas hanya menelan salivanya mendengar ucapan sarkas dari Ayuni. Sudah tidak ada kata damai lagi dalam hidup Ayuni untuk Andreas.

“Apa yang kamu sembunyikan selama ini, Ayuni? Andai aku mengetahuinya, mungkin perni—“

“Aku menyembunyikan itu semua karena aku tidak ingin kamu merasa bersalah atas apa yang telah kamu buat ke aku, Mas!” ucap Ayuni dengan mata menatap nanar wajah Andreas.

“Kenapa kamu bicara seperti itu, Sayang?”

“Aku menolak program itu karena tidak akan bisa tumbuh di rahimku. Jangan berharap banyak padaku dan tetaplah bersama dengan Gita. Aku … aku sudah tidak sempurna. Rahimku mengalami infeksi.”

Andreas mengerutkan keningnya. Bingung dengan ucapan dari istrinya itu. “Maksudmu apa, Ayuni?”

Perempuan itu mengusap wajahnya lalu menghela napasnya dengan pelan. “Kita sempat hampir memiliki anak. Tapi, keguguran.” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Orang tua Andreas telah mengganti menantunya ya jelas sakit lah. tidak ada kesempatan kedua
goodnovel comment avatar
Kania Putri
ya ampun koq bisa keguguran mang apa penyebabnya nah kenapa infeksi gitu rahim Ayumi. udah sih Andreas mending kamu tuh menjauh dulu kondisi Ayumi masih belum sehat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kedua di Antara Kita   Tamat!

    “Happy birthday, Sayang.” Ryan memakaikan kalung di leher Ayuni yang tengah melipat baju milik Melvin.Ia terkejut karena Ryan datang dengan tiba-tiba kemudian memberinya sebuah kalung di lehernya. “Mas!” Ayuni kemudian membalikan tubuhnya yang kini berhadapan dengan sang suami.“Selamat ulang tahun ya, Sayang. Di usia yang ketiga puluh tahun ini, kamu diberi hadiah yang luar biasa. Hadirnya Melvin di hidup kita, menjadi pelengkap sempurnanya rumah tangga kita. Menjadikan kita orang tua yang sempurna, dan menjadikan Shakira sebagai kakak.”Ryan lalu mengecup kening perempuan itu dan memeluknya. Senyum bahagia terukir di bibir perempuan itu. Bagaimana tidak, di malam ulang tahunnya itu ia diberi kejutan yang cukup membuatnya bahagia luar biasa.“Terima kasih, Mas. Terima kasih sudah menjadi pelengkap hidup aku. Terima kasih sudah menjaga aku sampai kita bisa melewati semuanya.”Ayuni kemudian mencium punggung tangan Ryan dan menatapnya lagi dengan senyum di bibir perempuan itu. “Ucapka

  • Istri Kedua di Antara Kita   Welcome, Baby Boy!

    Anggota keluarga Ayuni dan juga Ryan tengah menyambut cucu kedua mereka. Usia kandungan Ayuni sudah memasuki tujuh bulan. Karena kondisi rahim Ayuni yang semakin parah, Dokter Mia memutuskan untuk melalukan operasi Caesar di hari ini.Ya. Ayuni harus melahirkan bayi secara premature. Sebab kondisi Ayuni yang sudah tidak tahan lagi menahan sakit itu. Ryan pun menyetujui hal itu. Daripada Ayuni mengalami hal yang tak diinginkan, sebaiknya bayi mungil itu segera dikeluarkan.Di ruang operasi. Yang mengambil alih bedah perut Ayuni adalah Dokter Firman ditemani oleh Dokter Mia. Sementara Ryan hanya menginteruksi apa saja yang mesti dilakukan.“Kamu masih kuat, Sayang? Sabar, yaa. Sebentar lagi bayinya akan keluar. Setelah itu, kamu tidak akan mengalami sakit luar biasa itu,” bisik Ryan yang terus mengajak Ayuni bicara. Jangan sampai perempuan itu tertidur dalam keadaan lemas seperti itu.Ayuni menggenggam tangan Ryan dengan erat. Tak bisa bicara karena kondisinya yang sudah tak karuan. Ker

  • Istri Kedua di Antara Kita   Adik untuk Shakira

    Dua bulan kemudian.Ayuni terbangun karena mendengar suara percikan air di dalam kamar mandi juga Ryan yang tidak ada di kamar.“Baru jam enam dia udah mandi jam segini? Mau ke mana emang dia?” gumamnya kemudian beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.“Mas. Kamu lagi apa?” tanya Ayuni menghampiri Ryan yang tengah berdiri di depan wastafel.“Mau gosok gigi,” jawabnya singkat.Ayuni mengerutkan keningnya. “Gosok gigi? Kamu ada kerjaan di jam tujuh apa gimana? Ini baru jam enam, Mas. Tumben banget jam segini udah ada di kamar mandi. Biasanya jug—”Ayuni memegang perutnya karena nyeri. “Ssstth!” lirihnya sembari memegang perutnya.Ryan menoleh kemudian segera berkumur. “Kembali ke kamar, Sayang.” Ryan menuntun Ayuni lalu mendudukan perempuan itu di tepi tempat tidur.“Perut aku sakit, Mas. Nyeri.”Ryan menganggukkan kepalanya. Ia lalu merebahkan tubuh sang istri dan mengambil stetoskop di dalam laci. Hendak memeriksa kondisi Ayuni yang tiba-tiba saja nyeri.“Aku tadi ha

  • Istri Kedua di Antara Kita   Menuntaskan Hasrat

    Ryan hanya menggaruk pelipisnya mendengar pertanyaan Ayuni yang berhasil membuat bulu kuduknya merinding. Bukan Ayuni yang tegang, Ryan lah yang tegang kala mendengarnya.Ayuni melihat tingkah laku Ryan hanya tertawa kemudian geleng-geleng. “Mas bojo memang sangat alim. Digoda seperti itu saja langsung panas dingin. Padahal memang benar, kalau sudah main pasti akan panas.”Ryan menghela napas pelan. “Kamu jangan macam-macam. Minta berapa ronde kayak yang iya. Sekali main langsung tidur, aku pukul bokong kamu.”Ayuni lantas tertawa. “Oh, yaa? Memangnya kamu berani, pukul aku? Mau aku laporin ke Komnas HAM?”“Nggak ada hubungannya, Sayang. Kalau kamu mau laporin aku ke Komnas HAM hanya karena memukul bokong, setiap kita main juga aku sering mukul. Harus ada bukti juga dan memangnya kamu mau kasih bukti saat kita lagi main?”Ayuni kalah telak. Ia kemudian mengibaskan tangannya karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari sang suami.Ryan yang melihatnya hanya terkekeh lalu geleng-geleng. S

  • Istri Kedua di Antara Kita   Mau Main Berapa Ronde

    Tiga bulan setelah Ayuni mengalami koma selama satu tahun. Kondisinya sudah dibilang membaik setelah beberapa kali melakukan perawatan dengan sangat telaten dan Ayuni pun selalu menuruti perintah dari sang suami.“Mama. Kemarin aku ketemu sama Kak Cakra. Itu pun nggak sengaja ketemu.” Shakira menghampiri sang mama yang tengah merapikan bajunya di dalam kamar.“Oh, ya? Terus, dia ngomong apa aja ke kamu? Sudah lama sekali sepertinya kalian tidak bertemu.”Shakira mengangguk. “Iya. Dia nanya kabar Mama. Dia senang karena Mama udah sembuh. Tadinya mau aku ajak ke rumah buat ketemu Mama. Tapi, katanya dia lagi ada urusan. Mau ketemu sama kakeknya.”Ayuni manggut-manggut dengan pelan. “Ya sudah biarkan saja. Yang penting Cakra masih ingat sama kamu. Lagian kalian ini pada kecil. Belum waktunya untuk saling dekat. Biar saja dulu masing-masing. Kamu menikmati masa kecil kamu dan Cakra fokus sama pendidikannya.”Ayuni mengusapi rambut Shakira dengan lembut seraya menasihatinya agar anaknya pa

  • Istri Kedua di Antara Kita   Bakal jadi Pikun

    Satu minggu setelah Ayuni sadarkan diri, ia akhirnya sudah bisa pulang dan dirawat di rumah saja. Ayuni sudah jenuh dan bosan bila harus dirawat di rumah sakit. Sudah terlalu lama bahkan satu tahun lebih dia ada di sana.“Apa yang masih kamu rasa sakit, Sayang?” tanya Ryan setelah membawa Ayuni duduk di tempat tidur.“Ini.” Ayuni menunjuk kepalanya. “Terus ini.” Kemudian menunjuk kening, pipi hingga bibir. “Dan terakhir ini.”Ryan lantas geleng-geleng. “Baru juga sembuh udah mikir yang jorok. Nanti kita bulan madu lagi.”Ayuni menghela napas kasar. “Aku masih harus menunggu dua tahun lagi buat punya anak, Mas. Jadi, nggak usah ada bulan madu lagi.”Ryan kemudian memberikan secarik kertas hasil pemeriksaan terakhir kondisi rahim Ayuni. “Kamu sudah bisa hamil, Sayang.”Ayuni menganga kemudian menutup mulutnya. “Beneran, Mas? I—ini, ini nggak bohong, kan?”Ryan terkekeh pelan. “Nggak dong, Sayang. Rahim kamu sudah siap menampung bayi meski harus tetap dijaga dan dirawat sampai sembilan b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status