Share

Part 3

last update Last Updated: 2021-06-22 18:50:05

Jaka baru saja tiba di terminal. Di lihatnya istrinya sudah menunggunya. Jaka menarik nafas panjang, mencoba menata hatinya.

 

"Ayah ...!!!" Istrinya langsung memeluknya. "Bunda rindu sekali dengan Ayah."

 

Jaka membalas pelukan istrinya. Istrinya perempuan yang manja, sangat berbeda dengan Wati. "Humaira dititip sama ibu ya, Bunda?" Tanya Jaka.

 

"Iya Ayah. Humaira sudah kangen sekali dengan Ayah."

 

Mereka pun menuju arah pulang dengan menggunakan motor matic. Jaka membawa banyak barang bawaan. Tidak lupa dia membawa mainan untuk Humaira. Mainan yang dipilihkan Wati dan ada mainan yang dibelikan Wati khusus untuk Humaira putri Jaka yang berusia lima tahun.

 

*****

 

"Ayah ...!!!" Humaira langsung memeluk ayahnya. "Ayah kenapa lama sekali baru pulang?"

 

"Kan Ayah kerja, Sayang. Ayah punya sesuatu lho untuk Humaira." Jaka mengeluarkan dua bingkisan dari dalam kotak kardus yang dibawanya.

 

"Kok ada dua, Ayah?"

 

"Humaira kan ulang tahun, jadi bingkisannya Ayah tambahin. Maaf ya Ayah ngga bisa di sini saat Humaira ulang tahun." Jaka mengecup kening Humaira. Humaira duduk di pangkuan Jaka, bermanja-manja dengan Jaka.

 

"Humaira, Ayah masih capek sayang, biar Ayah istirahat dulu!" Istri Jaka mengangkat Humaira dari pangkuan Jaka.

 

"Biarkan saja Bunda. Ayah kan di sini tidak bisa lama."

 

"Ayah istirahat saja dulu!"

 

Lintang, perempuan berusia 32 tahun, berkulit putih, bermata sedikit sipit, dengan bibir tipis. Berbadan tinggi 160 cm dan berat badan 55 kg. Dia lah perempuan cantik yang menjadi istri sah, istri pertama Jaka.

 

*****

 

Jaka termenung di tepi sungai. Dia sedang memancing, mencoba membunuh rasa rindunya kepada Wati. Jaka tidak bisa sering-sering menghubungi Wati karena situasinya tidak memungkinkan, dan setiap dia menghubungi Wati dia ingin cepat-cepat pulang ke sana. Dia menahan diri untuk tidak sering-sering menelepon Wati.

 

Lagi-lagi rasa bersalah itu muncul di hati Jaka. Tidak terasa air mata Jaka mengalir. "Maafkan keegoisanku Wati." Gumam Jaka. "Pasti di sana pikiranmu sedang berkelana. Membayangkan aku bercumbu dengan istri pertamaku. Sekali lagi maafkan aku Wati. Walau bagaimana aku harus memenuhi kewajibanku terhadap istriku."

 

Tiba-tiba Ponselnya berbunyi, membuyarkan lamunannya. Panggilan dari ibunya.

 

"Jaka, kamu mancing di mana?" Tanya suara ibu di seberang sana.

 

"Di tempat biasa Bu. Ada apa Bu?" Tanya Jaka sedikit kaget, karena tak biasanya ibunya menanyakan lokasi mancingnya.

 

"Ibu mau nyusul ke sana sama Rama adikmu."

 

"Ada apa Bu?" Jaka jadi bingung.

 

"Nanti saja Ibu ngomongnya di sana." Ibu langsung menutup teleponnya. Kepala Jaka penuh pertanyaan. Tidak biasanya ibunya seperti ini.

 

Sepuluh menit kemudian ibu tiba. Memang lokasi mancing Jaka tidak jauh dari rumah ibunya. Ibu langsung menghampiri Jaka.

 

"Ibu mau ikut kamu balik ke sana!"

 

"Ke sana mana Bu?" Tanya Jaka bingung.

 

"Ke tempat istri keduamu. Istrimu mau lahiran kan?"

 

"Tapi Bu, apa kata Lintang kalau tiba-tiba Ibu ikut? Dia taunya kan Jaka di mess karyawan Bu."

 

"Nanti Ibu bilang mau ke rumah keluarga di sana."

 

"Kita mana punya keluarga di sana Bu."

 

"Sudah, Kamu ngga usah khawatir soal alasan itu."

 

"Jaka ngga punya uang Bu kalau harus naik pesawat. Kalau naik bis kasian Ibu kelamaan di jalan."

 

"Ibu ada tabungan kok, uang dari kamu juga."

 

"Kalau Lintang dan Humaira mau ikut bagaimana Bu?"

 

"Mertua Kamu tidak akan mengizinkan. Kamu tau sendiri mertuamu bagaimana. Humaira mau Ibu ajak kerumah saja tidak boleh. Ibu mau nimang cucu Ibu dari istri keduamu saja. Ngga apa kan ibu lama-lama di sana? Ibunya Wati juga orangnya kan baik. Ngga seperti Ibunya Lintang."

 

Lintang tinggal bersama ibu dan adiknya di rumah yang dibangun Jaka sebelum menikah. Rumah yang cukup besar dengan empat kamar. Sedangkan Ayah Lintang sudah bercerai dari ibunya dan menikah lagi.

 

Hubungan ibu Jaka dan ibunya Lintang kurang baik, karena ibunya Lintang sangat cerewet, bahkan Jaka sendiri kurang begitu suka dengan mertuanya itu. Jaka menyembunyikan pernikahannya dengan Wati karena dia sudah bisa membayangkan apa yang akan dilakukan mertuanya kalau sampai Jaka minta izin Lintang untuk menikah lagi. Lintang istrinya juga sedikit banyak menurun sifat jelek ibunya, terkadang susah diatur. Sampai sekarang Lintang tidak mau mengenakan hijab, dan masih suka berpakaian minim. Shalatnya pun masih bolong-bolong. Ada rasa khawatir di diri Jaka, takut Humaira akan mengikuti prilaku ibunya.

 

Jaka tidak pernah menceritakan keburukan istri pertamanya kepada Wati. Jaka selalu bilang Lintang istri yang baik dan penurut, dia tidak mungkin menceraikan Lintang. Setelah hidup bersama Wati, Jaka melihat perbedaan yang sangat jauh antara Wati dan Lintang. Bahkan Jaka sempat berpikir ingin Humaira diasuh oleh Wati.

 

*****

 

Jaka mengemasi barang-barangnya. Besok dia akan kembali ke istri keduanya. Dia tersenyum-senyum sendiri membayangkan bertemu dengan Wati.

 

"Ayah kok senyum-senyum sih?" Lintang memperhatikan Jaka.

 

"Ngga apa Bunda, Ayah cuma ingat kejadian lucu di tempat kerja." Jawab Jaka sekenanya.

 

"Ayah, memangnya bener ya Ayah punya keluarga di sana? Kok Bunda ngga pernah tau?" Selidik Lintang.

 

"Ayah juga baru tau Bunda. Kata ibu, ibu juga baru dapat info, makanya ibu pengen ikut ke sana karena sudah lama ngga ketemu."

 

"Siapa yang biayain ibu ikut ke sana? Ayah juga?"

 

"Ibu punya tabungan Bunda. Uang dari mana Ayah ongkosin ibu? Kan Bunda yang pegang uang gaji Ayah. Ayah cuma minta seperlunya." Jaka menahan kesal mendengar pertanyaan istrinya. Salah satu sifat istrinya yang Jaka tidak suka, perhitungan terhadap keluarga Jaka.

 

"Ya sudah kalau begitu. Karena Bunda ngga akan kasih uang tambahan ke Ayah." Lintang berlalu keluar kamar.

 

Jaka menghela nafas panjang dan mengelus dadanya. "Astagfirullah..." Gumamnya.

 

"Ayah... Ayah... Humaira ikut Ayah ya!!!" Rengek Humaira.

 

"Sayang, di sana Ayah kerja." Jaka berjongkok mensejajarkan badannya dengan badan Humaira, di pegangnya kedua pipi anaknya.

 

"Tapi nenek bisa ikut Ayah. Humaira kan masih libur sekolah Ayah."

 

"Nenek kan mau ke tempat saudara nenek di sana sayang... "

 

"Humaira masih kangen sama Ayah." Gadis kecil Jaka cemberut. Jaka memeluknya erat-erat.

 

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kedua   Part 50 (End)

    Tiga bulan berlalu setelah kepergian Rendra. Wati sekarang sudah resmi menjadi istri Jaka secara hukum negara. Jaka sudah mendaftarkan pernikahannya melalui sidang isbat nikah di pengadilan agama. Jaka memutuskan untuk berhenti bekerja di Berau dan fokus kembali ke usaha toko phone cellnya bersama ibunya. Di samping itu Jaka juga membuka jasa service electronic , dia mempekerjakan dua karyawan. Sementara Wati, memulai kembali usaha cateringnya. Jaka mengajak Wati dan anak-anak tinggal di rumah yang pernah didiami Jaka bersama Lintang. Lintang bekerja di sebuah cafe di mall sebagai waitress. Humaira dititip dengan bu Gita yang membuka kios kecil-kecilan di depan kontrakannya. Beliau mendapat modal usaha dari Wati. Wati ingin Humaira tumbuh seperti anak-anaknya yang lain. "Bunda..." Teriak Humaira berlari ke arah Wati yang sore ini datang bersama Habibi dan Ad

  • Istri Kedua   Part 49

    Lintang datang ke rumah bu Lastri untuk menjemput Humaira. "Lintang, Aku harap Kamu bisa jaga baik-baik perasaan Humaira! Dia masih terlalu kecil untuk mengetahui permasalahan orang tuanya." Pinta Wati. "Iya. Apa mas Jaka sudah kembali ke Berau?" "Dia masih di sini, di rumah ibunya. Dia masih larut dalam emosi. Dia masih belum bisa terima kenyataan." Jawab Wati sedih. "Tolong sampaikan ma'afku pada mas Jaka." "Tentu, nanti akan Aku sampaikan." "Aku juga minta ma'af Wati, karena sudah menyakitimu." Ucap Lintang sambil menunduk. Wati mendekati Lintang. Kemudian memeluknya. "Lintang, Aku sudah lama mema'afkanmu. Sedikit pun Aku tidak membencimu. Sekarang, mulai lah hidupmu dengan baik! Hargai dirimu baik-baik! Jaga Humaira baik-baik! Sebenarnya Aku sangat ingin dia bersamaku. Dia pelengkap di keluarga kecil kami." Ucap Wati sambil tersenyum.

  • Istri Kedua   Part 48

    Seorang laki-laki terkulai lemas di atas tempat tidur pasien Rumah Sakit. Keadaan tubuhnya hanya tulang yang berbalut kulit putih pucat. Bu Lastri masuk ke dalam ruangan tersebut. Seketika mata beliau basah melihat keadaan laki-laki di hadapan beliau. Laki-laki yang beliau kenal dengan sosok tampan berbadan tinggi dan tegap. Bu Lastri hampir tidak mengenali mantan suami dari anaknya. Beliau tak bisa berkata-kata, hanya diam di hadapan Rendra. "Wati dan Aditya mana Bu?" Tanya Rendra dengan suara yang parau. "Aditya ada di luar. Wati... " Bu Lastri menghentikan ucapannya. Air mata beliau menetes. "Ma'af, Wati tidak bisa datang Rendra." "Rendra mengerti Bu kalau Wati tidak bisa mema'afkan Rendra." Ucap Rendra kecewa. "Bukan Rendra. Wati sudah mema'afkanmu. Wati bahkan sangat ingin membesukmu. Tapi... " Bu Lastri menghela nafas. "Suaminya tidak mengizinkan." "Apa Wati hi

  • Istri Kedua   Part 47

    Wati datang ke rumah bu Ratna. Bu Ratna bilang suaminya tidak mau makan dan hanya mengurung diri di kamar. Wati masuk ke dalam kamar tanpa mengetok terlebih dahulu. Dilihatnya suaminya sedang melamun menatap ke luar jendela. "Assalamu'alaikum." Ucap Wati. Jaka hanya diam. Dia sedang asyik dengan lamunannya.Wati mendekat. "Assalamu'alaikum." Ucap Wati lagi, sambil meraih tangan suaminya kemudian menciumnya. "Wa'alaikumsalam." Jaka langsung memeluk Wati. "Kenapa Abang harus mengalami ini Wati?" "Bang, berhentilah larut dalam kesedihan! Berhenti dikuasai oleh amarah! Anak-anak perlu Abang." "Abang belum siap bertemu anak-anak dalam keadaan begini Wati. Abang tidak mau mereka melihat Abang sedang rapuh." "Sampai kapan Abang mau seperti ini? Sebentar lagi cuti Abang habis." "Sakit sekali rasanya. Memang Abang tidak punya perasaan cinta terhadap Lintang, tapi sejak d

  • Istri Kedua   Part 46

    Lintang dan bu Gita selesai mengemasi barangnya. Lintang mendekati Jaka untuk meminta ma'af dan berpamitan. "Jangan mendekat Lintang!!! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!" Bentak Jaka yang masih berada dalam dekapan Wati. Wati memberi isyarat pada Lintang supaya menuruti kata-kata Jaka. Bu Gita mengurungkan niatnya ingin berpamitan dengan Jaka. Bu Gita dan Lintang mendekati bu Ratna. Mereka bersimpuh di hadapan bu Ratna sambil menangis. "Ma'af kan kami Bu." Ucap Lintang sambil menangis. "Berdirilah!!!" Ibu menyuruh mereka bangkit. "Saya sudah mema'afkan kalian." "Terima kasih atas segala kebaikan Bu Ratna." Ucap bu Gita. Bu Ratna memeluk bu Gita. "Sekarang Ibu mau tinggal di mana?" Tanya bu Ratna. "Sementara di tempat tantenya Lintang saja Bu. Adik Lintang kan Saya titip di sana." "Syukurlah kalau Ibu punya tujuan. Ma'afkan atas

  • Istri Kedua   Part 45

    Jaka mengantar Wati dan anak-anak ke rumah ibu Wati. Jaka juga menitip Humaira. Bu Lastri nampak bingung karena mereka tidak jadi berangkat. Jaka lagi-lagi tidak banyak bicara, membuat Wati cemas. "Ada apa Wati?" Tanya bu Lastri bingung. "Wati tidak tau Bu. Sepertinya tadi bang Jaka dapat pesan WA dari seseorang Bu. Tiba-tiba dia membatalkan penerbangan kami. Bahkan bang Jaka sampai membentak Wati." "Ibu jadi khawatir Wati." "Wati juga Bu." "Cepat kamu hubungi mertuamu! Kalau Jaka tidak kesana bisa dipastikan dia ketempat Lintang." "Apa mungkin Bu pesan itu dari orang yang sama yang mengirimi bu Ratna? Dari Dito. Wati jadi takut Bu." "Cepatlah!!! Biar bu Ratna bisa ambil tindakan." Wati menghubungi bu Ratna dan menceritakan semuanya. Bu Ratna sangat terkejut. Dia berusaha menutupi semuanya, tapi secepat ini akhirnya Jaka mengetahui semuanya. "Ibu akan minta temani Desi ke tempat Lintang. Sebaik

  • Istri Kedua   Part 44

    Bu Ratna menemui Lintang di rumah berlantai dua milik Jaka. Kali ini bu Ratna tidak datang sendiri, tapi ditemani Desi. Bu Ratna tidak ingin hal buruk terjadi lagi padanya. Lintang terkejut melihat kedatangan bu Ratna dengan keadaan segar bugar. Mata Lintang hampir melompat saat bu Ratna berdiri ketika Lintang menemuinya di ruang tamu. "Kenapa Lintang? Kamu terkejut?" Ucap bu Ratna. "Sudah syukur aku tidak membocorkan perselingkuhanmu dengan laki-laki itu. Lalu kenapa kamu mempersulit perceraianmu dengan Jaka? Apa yang kamu inginkan kali ini Lintang?" Tanya ibu penuh emosi. "Aku hanya ingin mas Jaka Bu. Aku sudah lama mengakhiri hubunganku dengan Dito." Jawab Lintang tak tau diri. "Kamu pikir aku percaya Lintang? Di otakmu itu hanya uang dan uang. Kamu mau rumah ini? Ambil!!! Ambil Lintang!!!" Ibu melempar sertifikat rumah ke arah Li

  • Istri Kedua   Part 43

    Jaka dan Lintang duduk di ruang Pengadilan Agama. Jaka sangat berharap Lintang tidak mempersulit proses perceraiannya. Ibu Ratna masih memilih menyembunyikan kesembuhannya dari semuanya. Hanya Desi yang mengetahui. Bagi bu Ratna, Jaka bisa lepas dari Lintang itu sudah cukup. Karena bu Ratna memikirkan perasaan bu Gita dan Himaira kalau sampai Jaka memenjarakan Lintang. Hari ini sidang pertama, adalah sidang mediasi. Di ruang sidang Lintang bersikeras tidak ingin bercerai. "Saya tau suami Saya sudah menikah lagi tanpa seizin Saya. Dia lebih mencintai istri keduanya Pak. Makanya dia ingin menceraikan Saya. Bahkan dia tega memukul Saya." Ucap Lintang sambil berderai air mata untuk mendapatkan simpati dari Hakim. "Apa benar itu Pak Jaka?" Tanya Hakim. "Iya itu benar Pak. Saya memukulnya karena refleks Pak. Dia selalu menghina istri muda

  • Istri Kedua   Part 42

    Jaka tiba di Rumah Sakit. Dilihatnya Wati masih terbaring lemas. Wajahnya lebam. Jaka mengecup Wajah istrinya. "Apa Lintang yang melakukannya?" Tanya Jaka. "Sudah lah Mas, yang penting aku baik-baik saja." "Bagaimana mungkin kamu bisa bilang baik-baik saja? Kamu tau betapa paniknya Abang mendengar kamu pingsan?" Jaka menggenggam erat tangan Wati. "Abang jangan marahi Lintang ya! Anggap saja tidak terjadi apa-apa." "Abang tidak janji Wati. Bagaimana mungkin Abang diam saja wanita yang Abang cintai disakiti." "Sebaiknya Abang cepat pulang ke rumah ibu Abang, lihat keadaan ibu." "Ibu kenapa? Desi tidak bicara apa-apa tentang ibu." Jaka terkejut. "Wati tidak tau karena Wati pingsan. Tapi Wati

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status