Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love dan follow cerita ku ya 🙏😅
Ting bunyi notifikasi w******p di ponsel. Hmmm siapa ya. Segera aku mengambil ponsel dan membuka nya ada chat dari istri ku Lastri.[Pa jemput mama ya, mama lagi di salon nih. Di salon langganan mama][Ban mobil mama bocor, papa jemput mama bisa kan?][Papa gak bisa ma, papa lagi sibuk di kantor banyak kerjaan][Mobil tinggal aja, nanti ada orang dari bengkel langganan papa datang kesitu][Mama naik taxi aja ya][Ya udah kalau gitu mama naik taxi aja][Oh ya pa, tadi waktu papa lagi mandi. Mama ambil ATM di dompet papa, abis nunggu papa mandi lama. Boleh kan pa?][Mama mau belanja di mall, tapi mama gak ada uang, jadi mama ambil ATM papa]Baru dua hari aku kasih uang 20 juta sudah habis aja, boros amat jadi istri.[Ya udah terserah mama. Papa lanjut kerja lagi ya, daahh][Daahh pa, Makasih pa 😘😘]Selalu begitu menghambur - hambur kan uang. Dulu Lastri gak gini, sekarang Lastri berubah lebih sering keluar sampai larut malam, kalau gak ke salon, shooping, ngumpul arisan sama emak - emak sosialita. Dulu Lastri orang nya katro, kumel, rambut selalu di gelung kadang di kuncir, gak pernah dandan hanya memakai daster tiap hari, kecuali pergi baru pake baju bagus. Sekarang rambut terurai, tampil bedalah pokoknya, berubah 180 derajat. Semenjak sering main di rumah bu Ana tetangga sebelah, sifat Lastri jadi berubah. Jarang di rumah sering keluyuran, anak gak ke urus. Untung punya dua pembantu setidak nya ada yang menjaga anak ku di saat aku sedang berkerja, jadi gak kerepotan.****Akhirnya selesai juga pekerjaan ku, waktu nya pulang, sebelum pulang ke rumah mampir dulu ah beli martabak bangka buat anak - anak.Setelah turun dari mobil aku berpapasan dengan gadis cantik, manis sekali senyum nya. Tubuh nya tinggi gak terlalu kurus sekitar 170 cm ideal lah, rambut nya hitam panjang terurai. Di situ aku berbincang - bincang sedikit dengan gadis cantik, itu yang membuat aku terpesona dan jatuh cinta."Mau kemana dek" tanyaku."Mau beli martabak, pak""Oh sama dong, saya juga mau beli martabak. Gak usah bayar, saya yang traktir""Tapi pak, gak usah trima kasih""Gak pa - pa" "Ya udah terserah bapak aja"Setelah membayar martabak aku mengantar dia ke depan jalan, sembari menanyakan nama nya."Adek ini namanya siapa?""Emmm, nama saya Sri pak""Oh oke, perkenalkan nama saya Yadi, kamu tinggal dimana?""Aku tinggal di ujung gang sana, saya anak nya pak Imam" ucapnya sambil tangannya menunjuk ke arah gang."Oh gitu ya, kebetulan saya kenal pak Imam bapakmu, salam ya buat pak Imam""Oh ya pak saya pamit pulang sudah di tunggu ibu. Sekali lagi trima kasih udah di bayarin martabak nya""Sama - sama dek Sri, kapan - kapan saya boleh main ke rumah kamu Sri, kebetulan saya ada perlu dengan pak Imam dan bu Ningsih""Ya pak nanti saya sampai kan sama bapak dan ibu, mari pak" pamitnya dan berlalu pergi. Aku pun begitu lalu masuk ke mobil dan pulang ke rumah membawa tiga kotak martabak untuk anak - anak.######################Sebelum membaca jangan lupa klik rate, subscribe, dan follow akunku ya. Dan Ikuti terus ceritaku🙏😘☺Akhirnya selesai juga pekerjaan rumah. Baru selesai ngepel, Sri masuk membawa belanjaan. Ternyata benar Sri habis dari pasar."Assalamu 'alaikum, loh kok ibu gak kerja,?" Tanyanya padaku."Ibu masuk siang, Sri," jawabku."Oh _ oh ya bu, bapak udah bangun,?" Tanyaku."Udah, trus habis ngopi langsung pergi! Katanya adanya urusan." Jawabnya. Sambil membawa belanjaan, aku membantu Sri masak."Bu, aku udah putuskan, kalau aku menerima lamaran mas Yadi. Doa'in ya bu, semoga keputusanku gak salah." Ucapnya.Aku yang sedang memetik sayuran seketika berhenti."Kamu serius Sri? Ibu tahu kamu terpaksa menerima lamaran Yadi. Apa kamu yakin Sri,?" Tanyaku.Gak tega
Sebelum membaca jangan lupa klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku juga ya dan ikuti terus ceritaku 🙏😘🤗"Aku ke kamar dulu ya, ibu sama bapak lanjutkan makannya" ujar Sri.Aku tersenyum pada Sri dan mengangguk . Ibu tahu kamu sedih dan bimbang. Tahu sendirikan gimana bapak. Kalau sudah keinginannya tidak bisa di tolak. Semoga ada jalan buat kita ya nduk. Supaya tidak ada kesedihan lagi di matamu."Ya sudah kalau begitu, nanti ibu antar makanan ini ke kamarmu." Ujarku."Gak usah bu, nanti Sri ambil sendiri kalau Sri udah lapar" ucapnya."Heh, gak boleh nolak!!. Kecuali kalau kamu sudah menikah dan itu sudah bukan tanggung jawab ibu lagi" kataku lalu tersenyum pada Sri."Terserah ibu saja" sahutnya lalu dia memelukku."Loh kok peluk ibu?, katanya mau ke kamar"
Sebelum membaca jangan lupa klik rate,tap love dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku 🙏🤗😘Setelah kamu menikah dengan Yadi. Ibu akan membuatmu mati secara perlahan seperti dulu ibu membunuh mas Wisnu, ayahnya Yadi. Ibu yang meracuninya dan sampai sekarang tidak ada yang tahu kalau ibu pembunuhnya. Karena semua barang bukti sudah di hapus dan membakarnya. Itu mudah buatku.Dulu aku ingin membunuh Yadi, tapi aku pikir nanti. Setelah menguras hartanya barulah aku akan membunuhnya. Karena dia ATM berjalan kami. Dia yang capek, aku dan Dewi yang menikmati hartanya. Hahahaha ....Dan sekarang akan ada tikus lagi, yaitu Sri. Semakin susah menguras hartanya. Satu menantu saja, aku sulit mengendalikannya, sekarang tambah lagi penghalang untuk menguras harta anak tiriku.*****Ini hari pertunangan Yadi. Aku harus berpura
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya 🙏😘😊Keesokan harinya aku bangun pukul 05.00 WIB, Lastri belum bangun, ya sudahlah. Aku keluar kamar dan menuju ke kamar anak - anak. Membangunkan mereka, untuk melaksanakan sholat subuh.Anak - anak mengikutiku menuju mushola kecil yang ada di samping ruang keluarga. Aku memang membuat mushola kecil di dalam rumah untuk kami sholat jamaah bersama istri dan anak - anak. Sebelum itu kami ambil wudhu lalu lanjut melaksanakan sholat subuh. Lastri tidak ikut, katanya lagi datang bulan.Selesai sholat, aku mengajak anak - anak ke taman yang ada di halaman belakang rumah untuk joging. Rutinitas seperti biasa, olahraga pagi bersama ketiga anakku.Sementara bi Jum dan mba Surti di dapur sedang memasak untuk kami sarapan. Bi Jum sudah bangun dari pukul
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Jangan lupa follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku 🙏😘😊Bi Jum dan mba Surti sedang membereskan barang belanjaan. Buah - buahan, sayuran, daging dan ikan sudah masuk kedalam kulkas. Makanan kering, makanan instant di simpan di lemari dapur, di atas. Sementara sabun cuci, porselen dan lain - lain di simpan di lemari dapur di bawah.Aku mendekati bi Jum dan mba Surti. Mereka sedang membereskan dan menatanya dengan sangat rapi. Bi Jum memang hafal dimana tempat - tempatnya.BiJum sudah ikut kami dari ayah masih ada. Waktuitu aku masih kecil, SD kelas 1. Setelah ibu meninggal, bi Jum yang merawatku. Tiga tahun sepeninggalnya ibu, ayah menikah lagi dengan bu Rina. Ayah meninggal waktu usiaku 10 tahun. Sampai sekarang bi Jum masih kerja disini, katanya ini amanah dari ayah, di suruh menjagaku.Bib
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya 🙏😘🤗Setelah sampai di mall. Anak - anak langsung menuju tempat permainan dan aku pun menemaninya menunggu di luar. Sedangkan Lastri berbelanja dengan membawa dan menggunakan ATM ku.Setelah mereka puas, akhirnya kita pulang. Tak lupa membawa belanjaan. Baju istri, baju anak - anak dan bajuku juga. Dan tak lupa belanja makanan instant, cemilan, kebutuhan dapur, keperluan kamar mandi dan lain - lain. Semuanya sudah di belanjain.Sebelum pulang kita mampir Ke restoran langganan kami. Setelah sampai Kita turun dan memasuki restoran, ternyata rame. Karena ini memang hari minggu dan pasti rame.Setelah dapat tempat duduk dan kita memesan makanan. Setelah puas menyantap makanan yang ada di restoran ini, akhirnya kita pulang. Karena sudah malam. Anak - anak