Share

20. Pandangan Positif

Kantuk seketika lenyap dari mata Airin karena gangguan Sakha tadi.

Suaminya itu kini entah pergi ke mana. Setelah puas mengejeknya, dia ke luar dan tidak kembali bahkan sampai Airin selesai bersiap-siap untuk memulai rutinitas paginya.

Saat matahari mulai mengintip malu-malu di ufuk timur, Airin tidak mau lagi menunda-nunda dan langsung keluar dari paviliun.

Udara pagi yang sejuk menyambutnya. Airin menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Lalu mendongak melihat cahaya keemasan yang menerpa pohon mangga di samping paviliun, sungguh indah dipandang.

Sudah terbiasa Airin bangun pagi dan menikmati suasana seperti ini, sampai dia tidak lagi memperhatikan hal-hal yang biasanya hanya ada pada pagi hari; seperti embun di dedaunan dan rumput yang basah, sinar keemasan hangat yang menyentuh kulit, atau bintang-bintang dan bulan yang mulai memudar cahayanya. Dan kini, Airin merasa seolah sudah lama sekali dia tidak melihat dunia luar. Dia yakin bahwa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iman Dania
suka ceritanya... mau Tau selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status