Share

22. Karena Nyamuk Jadi Ngamuk

"Selamat pagi, Mas," sapa Ria dengan senyum cerah, begitupun dengan Tia dan Nia, yang langsung berdiri seolah yang disambut adalah raja.

Hanya Airin yang terdiam di kursinya, bersikap seolah hanya penonton, dan hal itu mengundang perhatian Sakha.

Airin memicingkan mata, melihat pakaian rapi yang Sakha kenakan. Penampilannya sudah jauh berbeda dari kesan mesum tadi pagi, kini pria itu tampak berwibawa seperti biasa.

Saat Sakha berjalan masuk dan duduk di kursinya di kepala meja, Airin tetep bergeming.

Henia menyenggol sikunya pelan. "Ririn, kalau Mas dateng itu ya disapa dong, Rin."

Airin pura-pura gelagapan. "Ah iya, maaf. Selamat pagi, Mas."

Sakha membalasnya dengan tatapan datar. "Pagi."

"Ririn itu lho, Mas, katanya masih canggung banget ketemu sama Mas," kata Tia.

"Ya wajar lah namanya juga pengantin baru." Ria menyahut.

Mendengar itu, Sakha langsung menoleh pada Airin. "Kamu? Canggung ketemu saya?"

Tersenyum malu-malu, Airin men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
win dee
OK, siaaaaaaap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status