Share

Bab 3 Ketangkap Basah

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-13 20:27:36

Chelsea tak kalah terkejut. Bagaimana bisa Elgard kehilangan haknya sebagai putra tunggal Nugroho hanya kedapatan masih berhubungan dengannya?

" Pa, tunggu pa. Ini gak adil buat aku! Bagaimana bisa papa melakukan itu, aku ini anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Aku yang paling berhak menjadi penerus papa..." Protes Elgard mendekati posisi berdiri Haris di depan pintu yang menatapnya nyalang dan geram.

" Tidak peduli kamu putra tunggalku! Karena kamu sudah merusak kepercayaanku, maka aku pun tidak segan-segan melakukan apa yang aku katakan di awal yaitu kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu masih berhubungan dengan perempuan itu!!" Bentak Haris.

Tak buang waktu, ayah Elgard itu keluar dari kamar tersebut di ikuti para bodyguardnya. Tak sudi berlama-lama melihat pemandangan yang mengotori mata dan memalukan yang putranya perbuat.

" Pa, tunggu pa.." Elgard yang baru selesai memasang resleting celananya dengan bertelanjang dada, berlari mengejar Haris yang menuruni anak tangga.

" Pa, aku bisa jelaskan ini semua!" Elgard menghadang kepergian Haris, sontak menghentikan langkah ayahnya tersebut.

" Apa yang mau kamu jelaskan Elgard? Sudah jelas semuanya, kamu berselingkuh di belakang istrimu dengan wanita yang dulu adalah mantan pacar kamu. Kamu keterlaluan! Memalukan! " Haris merasa mual menatap leher hingga dada Elgard yang di penuhi kissmark dari Chelsea.

" Tapi pa, Elgard gak bisa mencintai Olivia! Hati Elgard cuma untuk Chelsea. Papa yang maksa Elgard buat nikahin perempuan yang gak Elgard kenal sama sekali, di saat Elgard sedang menjalin hubungan dengan Chelsea. Ini gak adil buat Elgard kalau sampai papa mencoret Elgard sebagai penerus perusahaan keluarga. Papa tega namanya!" Elgard mencoba membela diri.

" Cih! Gak perlu kamu menyalahkan papa yang memaksa kamu menikahi Olivia. Sejak dulu papa sudah menentang hubungan kamu dengan pacar kamu itu. Perempuan itu gak pantas masuk ke dalam keluarga kita!"

" Olivia juga gak pantas jadi istri Elgard, pa! Dia gak bisa sedikit pun membuat Elgard jatuh cinta sama dia. Elgard makin muak melihat dia!" Sentak Elgard, tak suka Chelsea di rendahkan.

" Oh ya? Bukan Olivia yang gak bisa membuatmu jatuh cinta kepadanya, tapi gara-gara wanita jalang itu ada di hidup kamu, makanya kamu gak pernah bisa sedikit pun melihat kelebihan istri kamu. Jangan sampai kamu menyesal kehilangan dia, Elgard!!" Haris benar-benar kecewa pada putranya.

" Chelsea bukan jalang! Olivia lah wanita perusak hubungan orang!" Elgard menatap tajam Haris, tak suka kekasih gelapnya di hina.

Haris tersenyum miring. Putranya memang sudah membuat darahnya mendidih. Tak merasa bersalah sedikitpun.

" Papa kecewa berat sama kamu, Elgard! Tidak pernah ada sejarah dalam keluarga Nugroho yang namanya perselingkuhan sampai perzinaan seperti yang kamu lakukan ini. Papa akan menindak tegas kamu, jangan pikir papa cuma menggertak." Haris melanjutkan langkahnya.

Elgard ketar-ketir, ayahnya itu tak sedang main-main dengan ancamannya.

" Pa, pa.. maafkan Elgard pa! Elgard salah, tolong jangan lakukan itu. Elgard gak berhubungan lagi dengan Chelsea. Elgard janji! Tapi tolong jangan coret Elgard dari pewaris papa!" Elgard bermohon, takut di miskinkan oleh ayahnya.

" Kamu pikir semudah itu? Dengar Elgard, papa gak akan mencoret kamu dari ahli waris Nugroho asal kamu bisa mempertahankan rumah tangga kamu dengan Olivia. Tapi, kalau sampai perbuatan menjijikan kamu ini membuat Olivia menuntut cerai, jangan salahkan ancaman papa tadi akan berlaku untuk kamu! Ingat, kamu masih punya saudari perempuan, papa bisa mengangkat kakakmu menjadi pimpinan perusahaan keluarga!" Haris mempertegas ucapannya.

Elgard terdiam. Ia tetap harus menjalankan pernikahannya dengan wanita yang sudah menjadi istrinya itu.

Jika sudah begitu, kapan ia bisa segera menceraikan Olivia? Chelsea bisa pergi meninggalkannya jika terlalu lama menunggu.

" Satu lagi! Kalau masih kedapatan kamu menjalin hubungan dengan perempuan itu, maka kamu akan benar-benar kehilangan semuanya, Elgard! Papa gak bisa kamu kecoh lagi seperti yang selama ini kamu lakukan. Camkan itu!" Haris pergi meninggalkan Elgard yang mematung, berpikir keras akan ucapan ayahnya barusan.

Prangg!!

Elgard terkejut bukan main.

Jendela-jendela serta pintu kaca butik Chelsea di hancurkan oleh dua orang bodyguard ayahnya. Papan namanya pun tak luput dari kerusakan tersebut, semua orang di luar menatap ngeri atas apa yang terjadi. Beberapa karyawan Chelsea ketakutan hingga menjauh.

" Pa, hentikan!!" Elgard berteriak, tak menduga sang ayah akan setega itu hingga merusak butik kekasihnya.

" Katakan sama perempuan itu! Ini baru peringatan. Kalau dia masih juga mendekati dan menggoda kamu, maka bukan cuma usahanya yang hancur, tapi juga hidupnya yang akan aku hancurkan. Aku tidak main-main dengan ucapanku ini!" Haris masuk ke dalam mobilnya, hingga mobil pun pergi meninggalkan butik khusus gaun pernikahan milik Chelsea.

Elgard terdiam seribu bahasa. Semua hancur berantakan, bahkan hampir mengenai gaun-gaun indah yang terpajang di butik tersebut. Hasil desain wanita yang sangat ia cintai.

" Tidaaakk! Apa-apaan ini!!" Chelsea yang baru turun dari lantai atas, berteriak histeris melihat kehancuran yang terjadi.

" Chelsea, aku bisa jelasin!" Elgard berusaha menenangkan Chelsea.

" Papa kamu jahat! Kenapa dia harus melakukan ini? Butikku gak ada urusan dengan permasalahan kita, kenapa dia rusak??" Pekik Chelsea. Ia melihat semua gaun yang terpajang.

" Gaun pernikahan pesanan klienku?? Aaarrhh...!!" Chelsea semakin histeris melihat gaun pesanan orang yang sudah ia selesaikan ikut rusak.

" Maafkan aku Chelsea, papaku marah besar makanya melakukan ini. Katanya ini baru ancaman, tapi kalau dia melihat kita bersama lagi, dia akan menghancurkan kamu sekalian!" Elgard menjelaskan.

" Brengsekk!! Kamu harusnya bisa melindungi aku, kenapa kamu biarkan dia melakukan ini. Gak berguna kamu, Elgard!!" Chelsea menangis, sakit hati.

" Aku juga gak menyangka orang-orang papaku melakukan ini... Percayalah, aku justru sangat ingin melindungi kamu." Elgard memegang kedua pundak Chelsea yang menangis.

" Melindungi apa! Butikku aja di rusak. Kamu diam! Sialan!" Chelsea memukul-mukul dada Elgard, geram.

" Apa yang papa kamu bilang tadi? Aku dengar dia mengancam mencoret kamu dari ahli warisnya? Ayah macam apa itu? Egois!" Umpat Chelsea.

" Chelsea, please.." Elgard merasa lelah.

" Lalu, kamu mau bagaimana? Apa kamu benar-benar ingin ninggalin aku?

" Gak! Aku gak mau pisah dari kamu! Aku cintanya cuma sama kamu dan aku maunya kamu yang jadi istri aku, Chelsea.."

" Terus? Kamu gak dengar? Papa kamu itu nyuruh kamu jangan lagi berhubungan sama aku.."

" Aku tau. Tapi aku nggak akan benar-benar melepaskan kamu, itu cuma untuk sementara sampai aku bisa mendapat kepercayaan papa lagi untuk menggantikan posisinya di perusahaan!" Jelas Elgard.

" Maksudnya? " Chelsea mencerna ucapan Elgard.

" Kita akan berpura-pura udah gak punya hubungan lagi setelah ini. Semua kita lakukan untuk membuat keluargaku percaya dan aku gak bisa menceraikan Olivia untuk sementara waktu ini. Aku harap kamu mau bekerja sama dan menunggu sedikit lagi aja." Pinta Elgard serius.

" El, jadi aku harus menunggu lagi kamu menceraikan Olivia dan nikahi aku? Aku gak sanggup, El..." Chelsea menggeleng, dadanya sesak.

" Chelsea, ini demi aku gak kehilangan hak aku sebagai penerus papaku. Kamu harus bisa menunggu. Ini demi kita juga, baby..." Elgard menangkup pipi kekasihnya dengan kedua telapak tangannya, ingin wanita itu memberi kepercayaan dan waktu untuknya.

" Aku gak yakin bisa menunggu lebih lama lagi. Mending kamu fokus aja sama pernikahan kamu dan menjadi penerus papa kamu itu. Aku cari laki-laki lain aja yang serius dan mau memperjuangkan aku!"

" CHELSEA!!!" Elgard berang, ia tak rela ada pria lain yang merebut Chelsea-nya.

" Aku tersiksa dengan hubungan ini.. aku capek! Kamu gak capek harus ngumpet terus dari keluarga Nugroho? Sampai kapan begini???" Chelsea menangis, sakit hati.

Elgard memeluk tubuh Chelsea, tak tahan melihat air mata wanita itu.

" Maafkan aku Chelsea... Aku gak punya pilihan lainnya. Aku lakukan ini demi kita nanti hidup bersama dan finansial kita terjaga. Aku gak mau di coret dari pewarisnya papaku. Aku gak mau hidup bersama kamu dalam kemiskinan, sehingga kamu menderita serba kekurangan. Tolong mengerti, please.." Elgard bermohon.

Chelsea terdiam. Bagaimana pun juga jika mereka memaksakan hubungan saat ini, pasti akan berdampak buruk pada kehidupan Elgard yang selama ini bergelimang harta dan menjabat sebagai wakil presdir di perusahaan keluarga Nugroho.

" Kamu mau kan bersabar sebentar lagi aja? Aku janji, setelah aku di angkat menggantikan posisi presdir, aku akan menceraikan Olivia dan langsung menikahi kamu." Elgard memberi janji yang sangat meyakinkan.

" Baiklah. Aku akan tunggu kamu! Jadi apa yang akan kita lakukan untuk sementara ini? Pura-pura udah gak ada hubungan lagi?" Tanya Chelsea dengan nada suara resah.

" Ya, Honey. Cuma untuk sementara waktu. Kita akan berpura-pura sudah putus." Elgard membelai rambut Chelsea penuh cinta.

" Ok! Tapi janji, kamu tetap setia sama aku, kan? Jangan pernah jatuh cinta sama istri kamu itu."

" Ah, aku gak mungkin bisa jatuh cinta sama dia. Aku malah semakin ilfeel padanya. Jangan sebut-sebut dia lagi." Elgard jengah.

" Ya, aku paham. Tapi kamu janji akan mengganti rugi kehancuran ini kan? Ini benar-benar hancur. Gaun pengantin pesanan klien aku juga rusak. Aku nggak bisa mengganti kerugiannya. Ini mahal..." Keluh Chelsea, menatap ke sekitar yang berantakan.

" Aku akan ganti rugi, kamu jangan khawatir ya." Elgard tersenyum. Ia dekap tubuh kekasih gelapnya itu, perasaannya masih galau. Di satu sisi tak ingin berpisah sementara waktu dengan Chelsea. Namun harus, demi membuat keluarganya percaya jika mereka sudah tak berhubungan lagi.

Ia berencana akan mempertahankan pernikahannya dengan Olivia sampai jabatan sebagai Presiden Direktur resmi di serahkan padanya.

Olivia bukan masalah besar baginya karena wanita itu tak akan mungkin meminta cerai. Ada ayah Olivia dengan kondisi kesehatan kurang baik, dan mesti wanita itu jaga pikirannya dari hal-hal yang bisa memberikan tekanan berat contohnya seperti sebuah perceraian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status