Share

Paksaan

Author: AiMila
last update Last Updated: 2025-09-07 15:41:55

BAB 3: Paksaan

Di dalam ruang tamu yang sempit itu hanya terdengar isakan Maudy. Setelah ucapan asal Ethan, Rafly dengan cepat memperbaiki kalimat sang atasan dan meminta sang tuan rumah mempersilahkan mereka masuk untuk menjelaskan maksud kedatangan mereka. Sekarang, mereka tengah duduk di kursi kayu dengan bibir yang masih terkunci.

"Katakan cepat apa tujuan kalian ke sini, kenapa tiba-tiba ingin menikahi anak saya!" sentak Jenkins merasa kesal karena keduanya tidak ada yang bersuara sedari tadi. "Kamu bisa diam gak! Kenapa malah menangis? Cengeng banget jadi perempuan!" Sekarang pria paruh baya itu berganti menyermrot sang anak dengan wajah kesalnya.

Ethan memperhatikannya, dalam hatinya mengatakan kalau Jenkins lebih seram aslinya ketimbang foto yang dia dapatkan dari Rafly. Lalu matanya mengarah kepada Maudy yang langsung diam ketakutan. Gadis itu terus menunduk sejak mereka duduk di ruang tamu, matanya seakan enggan untuk menatap Ethan kembali.

"Saya akan menikahi anak tuan Jenkins!" ujar Ethan santai seperti biasa tanpa basa-basi. "Kami sudah pernah tidur bersama, dan itu bentuk tanggung jawab saya kepada Maudy!"

Hening langsung menyerang ruangan sempit itu karena rasa terkejut. Maudy yang sudah tahu pun masih ikut terkejut karena tidak menyangka pria itu akan berbicara begitu saja kepada ayahnya. Begitu pula dengan Jenkins dan Rafly yang belum mengetahui alasannya.

"Apa-apaan kamu, Maudy. Kamu mau mempermalukanku! Sudah tidak bisa ngasih apa-apa malah melempar kotoran ke wajahku!" murka Jenkins setelah otaknya kembali bekerja memproses kalimat Ethan.

"Aduh!" Tangan besar milik Jenkins melayang ke kepala Maudy tanpa ada yang menyadari. Gerakannya begitu cepat tanpa aba-aba membuat ketiga orang itu termasuk Maudy tidak menyangka kalau Jenkins akan melayangkan pukulan. Maudy meringis kesakitan, tangisnya kembali terdengar karena rasa takut dan sakit semakin besar.

Maudy menggeleng keras dengan linangan air mata. Tidak pernah ada pikiran dirinya melakukan hal hina seperti itu. "Ayah, Maudy tidak bermaksud seperti itu," sanggah Maudy menatap nanar Jenkins. "Maudy tidak sadar saat itu," lirihnya sambil menundukkan kepala merasa malu dan menyesal.

Pemandangan yang menyedihkan, tapi Ethan sama sekali tidak berniat menjelaskan bagaimana yang sebenarnya. Malah dirinya semakin yakin untuk membawa gadis itu dan menjadikan miliknya. Hidup Maudy terlalu berat kalau harus tinggal di rumah sempit itu dengan karakter ayahnya yang temperamen.

"Dua Minggu lagi kita menikah!" seru Ethan tidak memikirkan keadaan juga perasaan Maudy.

Lagi dan lagi Rafly merasa kesal dengan Ethan. Pria yang tidak memiliki perasaan simpati dan memilih mengucapkan apa yang diinginkannya saja. Kali ini, dirinya memilih diam dan menjadi penonton saja, karena percuma terus menjelaskan dengan baik sedangkan Ethan tidak peduli dengan kalimat yang baik.

Mata Jenkins menyipit, memindai penampilan Ethan. Terlihat jelas kalau pemuda di depannya bukan orang biasa. Baju dan jam tangan yang dikenakan nampak mengkilat dari brand ternama.

"Mau ngasih saya berapa kamu untuk nikahin anak saya?" Bibirnya mengulas senyum culas yang langsung bisa terbaca oleh Ethan dan Rafly. Mereka yang sudah terbiasa bertemu dan bekerja sama dengan banyak orang, tidak sulit mengetahui karakter Jenkins dari pengalaman tersebut.

"Ayah, jangan seperti itu, Maudy mohon. Maudy akan bekerja lebih keras lagi. Maudy juga belum ingin menikah di usia muda ini." Dengan cepat Maudy membalas, menikah dengan pria asing tidak pernah ada dalam pikirannya. Apalagi menikah karena insiden yang tidak pernah dia inginkan.

"Diam. Kalau bukan sama pria ini mau sama siapa kamu menikah. Kamu bukan seorang gadis suci lagi!" balas Jenkins tepat sasaran.

"Tapi, Yah...." Maudy ingin membalas kalimat menyakitkan Jenkins, tapi suara Ethan lebih dulu memotong dan malah membuat dirinya semakin tersudut.

"Sepuluh juta perbulan, bagaimana?" potong Ethan cepat sebelum Maudy kembali mengucapkan kalimat penolakan. Dirinya yang mendengar tadi sudah merasa geram, karena baru pertama kali dirinya ditolak. Dua wanita yang menjadi istrinya adalah orang-orang yang menawarkan dirinya sendiri.

Mata Jenkins melebar, wajah terkejutnya tidak bisa disembunyikan. Sepuluh juta bukan jumlah yang kecil. Dirinya selama ini juga merampok uang gaji Maudy yang tidak seberapa. Tentu mendapatkan kesempatan memiliki uang sebanyak itu tanpa bekerja hanya tinggal menyerahkan anaknya tidak akan ditolak begitu saja.

"Aku mohon, aku tidak ingin menikah muda." suara Maudy melemah, wajah kebahagiaan ayahnya terlihat jelas kalau pria paruh baya itu akan menerimanya. Sedangkan, dirinya merasa tidak mengenal pria itu dan bagaimana karakternya. Bayangan buruk sekarang malah melintas kalau pria itu bukan pria baik-baik.

"Apa uang saja cukup?" Jenkins mengabaikan suara anaknya, lebih memilih memanfaatkan kesempatan dan mencari keuntungan lebih besar lagi.

Ethan sudah menebak, pria seperti Jenkins tidak akan mudah menerima begitu saja. Orang seperti itu pasti tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan meski anaknya sendiri menjadi jaminan. Sedangkan, Rafly berdecak pelan menatap Jenkins yang siap memoroti Ethan.

"Mobil keluaran terbaru!" balas Ethan datar. Ini seperti sedang transaksi jual beli daripada melamar seorang gadis. Dirinya juga ikut mengabaikan suara Maudy yang penuh penolakan.

"Sepakat. Tapi, kalau saya kekurangan uang lagi, kamu harus siap langsung kasih!" Senyum kemenangan tercetak jelas, lalu matanya melirik Maudy yang kembali menggeleng berusaha menolak apa yang sedang terjadi.

"Kamu terima saja. Dia bakal merubah nasib miskin kita!" sentak Jenkins tanpa ada rasa iba.

"Yah, Maudy masih ingin sendiri!" Maudy berbicara sedikit tegas, tapi yang didapat malah tamparan kembali di pipinya.

"Jangan banyak bicara. Turuti saja, kamu bekerja siang malam juga kita tetap hidup miskin!" bentak Jenkins. "Cepatlah nikahi Maudy, dan penuhi janjimu!" Setelah berucap demikian, Jenkins langsung melenggang keluar dari rumah.

"Ayahmu sudah menjual kamu ke saya. Tidak ada pilihan lain, dan dengar sendiri ayahmu ingin segera melepas kamu. Minggu depan kita menikah, tidak ada pilihan lain selain kamu mengikuti keinginan saya!" celutuk Ethan sama sekali tidak menenangkan Maudy. Gadis itu malah semakin takut, kalut dan marah tapi tidak bisa dia lampiaskan.

"Rafly, ambil barang-barang lamaran. Ini cincin dari saya sebagai tanda kamu sudah saya lamar." Ethan menaruh kotak beludru di atas meja. "Cepat pakai, dan mulai besok tidak usah lagi bekerja!" sambungnya dengan nada menuntut.

Rafly yang mendengar dan melihat hanya tercengang, tidak ada keromantisan atau kata manis yang tersaji. Pertama kali dirinya melihat acara lamaran penuh drama kekerasan dan kepaksaan seperti ini. Dirinya sekarang malah menjadi kasihan dengan Maudy, dijual ayahnya kepada Ethan yang sudah memiliki dua istri.

"Aku mohon, aku tidak siap menikah sekarang," mohon Maudy. Suaranya serak, dan parahnya sedari tadi tidak ada yang mendengarkan permohonannya. Ayah dan pria asing bagi Maudy itu sibuk bertransaksi atas dirinya seakan dirinya bukan manusia.

"Ayahmu sudah sepakat. Lagian, saya tidak butuh persetujuanmu, karena saya memang ingin menikahmu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Berbicara Bersama

    "Ethan, buka pintunya!" Seruan keras disertai gedoran pintu di kamar utama milik Ethan terdengar nyaring. Sepasang pengantin baru itu sama-sama terlonjak kaget, saat suara penuh kekesalan itu terdengar. Karena belum ada dari mereka yang membuka atau merespon, suara itu terdengar lagi. Tubuh Maudy kembali bergetar ketakutan, sudah terbayang wajah kemarahan di balik pintu itu. Dirinya yang baru saja sedikit tenang, harus kembali menghadapi kemarahan dua istri Ethan. Sekarang yang bisa dia lakukan, duduk sambil menekuk lututnya di sudut ranjang dengan selimut yang menutupi sampai batas lehernya. Pergerakan demi pergerakan Maudy, sedari tadi diperhatikan oleh Ethan. Pria tiga istri itu menatap lekat Maudy yang menunduk sambil menutup mata tak lupa tangannya mencengkram erat ujung selimut. Sedangkan Ethan, duduk dengan tenang di sisi kasur yang lainnya. "Maudy, kemarilah!" pinta Ethan dengan suara rendah. "Tidak, aku mohon. Keluarlah sendiri, setelah itu langsung tutup pintunya," moh

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Kesakitan

    "Apa-apaan kamu, Ethan? Bisa-bisanya kamu menikah lagi tanpa sepengetahuan kita!" bentak seorang wanita dengan terengah-engah. "Kita istri-istri kamu, Ethan. Sudah sepatutnya kamu membicarakan dulu dengan kita. Bukan asal mengambil keputusan, kamu benar-benar menyakiti perasaan kita!""Sophia, dari awal saya sudah pernah bilang kalau saya akan melakukan apapun yang saya mau. Kalian tidak berhak mengatur, meski kalian adalah istri-istri saya!" Ethan membalas dengan dingin, pria itu menatap keduanya seakan menegaskan kembali kalimatnya agar terus diingat.Maudy mendengarnya jelas, dia baru saja tersadar tapi tidak berniat membuka mata. Dirinya pun tidak tahu berada di mana, sekarang yang dia rasakan kalau dirinya tengah berbaring di atas sesuatu yang empuk. Mendengar dirinya menjadi istri ketiga, membuat kesadarannya terenggut hingga jatuh pingsan. Entah berapa lama dirinya tidak sadar, setelah kesadarannya pulih langsung mendengar sesuatu yang kembali membuatnya sesak.Air matanya tida

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Istri Ketiga

    BAB 5: Istri ke 3"Kamu siap?" tanya Ethan menatap Maudy yang terlihat gelisah.Maudy menggeleng, tentu dirinya belum siap dan mungkin tidak akan pernah siap. Perjalanan hidupnya saat ini terasa terlalu lucu dan konyol. Menikah dengan pria asing karena insiden satu malam, tidak ada lamaran romantis dan perkenalan dua keluarga. Yang ada malah transaksi jual beli dirinya dari sang ayah yang langsung mematok uang dengan jumlah besar."Kenapa?" tanya Ethan lagi melihat sang istri mudanya menggelengkan kepala. Dalam hati Maudy mengutuk, bisa-bisanya pria yang sekarang berstatus menjadi suami malah bertanya kenapa. Harusnya pria itu tahu kalau dirinya tidak akan siap karena memang semuanya terlalu mendadak dan terpaksa. Parahnya, keluarga dari Ethan belum ada yang tahu. Lalu dirinya tiba-tiba datang berstatus istri dari seorang pria keluarga kaya.Perempuan itu menghela napas besar, membuat kerutan langsung muncul di dahi Ethan. "Aku gak siap dengan semuanya. Bisakah kita tidak usah member

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Pernikahan

    Gaun putih dengan desain mewah tapi elegan melekat sempurna di tubuh Maudy. Wajah gadis itu juga sudah dipoles sempurna dan terlihat semakin cantik. Rambut yang biasanya dikuncir asal, sekarang disanggul indah dengan menyisakan beberapa helai di sisi kiri."Nona, kamu sangat cantik sekali!" puji sang penata rias setelah menyelesaikan semuanya.Mata Maudy menatap dirinya dalam pantulan cermin. Dirinya juga mengagumi sosoknya sekarang juga mengacungi jempol untuk sang perias karena keuletannya. Namun, wajahnya sama sekali tidak mengisyaratkan kebahagiaan, malah air mata kesedihan mulai menetes.Maudy masih tidak percaya kalau dia akan menikah di usianya yang terbilang masih muda. Menikah dengan pria asing, bahkan dirinya pun belum tahu nama pria tersebut apalagi sampai karakter dan kehidupannya. Paksaan dari sang ayah benar-benar tidak mampu membuatnya memiliki pilihan lain. Dia juga masih terus menyalahkan keteledorannya hingga berakhir bersama pria asing itu."Nona, aku tahu kalau per

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Paksaan

    BAB 3: Paksaan Di dalam ruang tamu yang sempit itu hanya terdengar isakan Maudy. Setelah ucapan asal Ethan, Rafly dengan cepat memperbaiki kalimat sang atasan dan meminta sang tuan rumah mempersilahkan mereka masuk untuk menjelaskan maksud kedatangan mereka. Sekarang, mereka tengah duduk di kursi kayu dengan bibir yang masih terkunci."Katakan cepat apa tujuan kalian ke sini, kenapa tiba-tiba ingin menikahi anak saya!" sentak Jenkins merasa kesal karena keduanya tidak ada yang bersuara sedari tadi. "Kamu bisa diam gak! Kenapa malah menangis? Cengeng banget jadi perempuan!" Sekarang pria paruh baya itu berganti menyermrot sang anak dengan wajah kesalnya.Ethan memperhatikannya, dalam hatinya mengatakan kalau Jenkins lebih seram aslinya ketimbang foto yang dia dapatkan dari Rafly. Lalu matanya mengarah kepada Maudy yang langsung diam ketakutan. Gadis itu terus menunduk sejak mereka duduk di ruang tamu, matanya seakan enggan untuk menatap Ethan kembali."Saya akan menikahi anak tuan Jen

  • Istri Ketiga Tuan CEO Muda    Kejutan

    Rafly merasa bosnya semakin gila, mengatakan akan melamar seorang gadis tapi tidak tahu tentang gadis tersebut. Parahnya, bosnya bukan seorang pria lajang, di rumahnya sudah ada dua wanita yang menemani hidupnya. Sekarang, pria itu kembali mengatakan ingin melamar seseorang lagi.Ethan yang tengah berbicara di rapatnya, matanya sesekali melirik Rafly yang terlihat penuh pikiran. Dia tahu kalau asistennya masih terpikirkan apa yang baru saja dia katakan sebelum pergi ke ruang rapat. Sedangkan, Rafly sama sekali tidak mendengarkan penjelasan rapat karena sibuk dengan pikirannya sendiri."Rafly, jangan lupa catatan rapat hari ini segera kasihkan ke saya dan manajer divisi masing-masing!" titah Ethan seketika membuat Rafly gelagapan.Semua pasang mata mengarah padanya, pria itu hanya meringis menampilkan giginya sembari mengangguk asal. Dia mengumpat karena keteledorannya, lebih memilih memikirkan ucapan atasan anehnya ketimbang fokus rapat di depannya. Seharusnya, dirinya tidak menggubri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status