Share

Bab 4 Sebuah Tawaran

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-11-11 14:58:42

Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung.

Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin.

Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang.

Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung.

Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya.

Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak.

“Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi.

Dewa menyeringai sembari menggelengkan kepala, dia benar-benar tak habis pikir ketika melihat sikap Arumi.

“Menyentuh mu? Nona, kamu begitu naif siapa yang ingin menyentuh, aku hanya ingin membantu mu, seharusnya aku biarkan orang tidak tahu terima kasih terjatuh saja,” ketus Dewa kedua tangannya terkepal dengan rahang mengeras.

Ketika mereka berdua sedang berdebat, terlihat seorang wanita tua berusia sekitar enam puluh tahunan berpenampilan elegan dan berwibawa, dia adalah nyonya Rima Wijaya pemilik utama Wijaya Grup.

Dia memasuki ruang rawat setelah menerima kabar dari para pengawalnya jika cucu kesayangannya telah berhasil menemukan seorang gadis yang mereka cari.

“Dewa!” Panggilnya.

Seketika Dewa menoleh ke arah sumber suara, yang berada tepat di belakang.

“Nenek, kenapa ke sini?”

Bahkan di media sosial dan perbisnisan foto skandal Dewa dan Arumi sudah tersebar luas oleh oknum pesaing bisnis keluarga mereka yang tidak bertanggung jawab.

Arumi tertegun, saat melihat seorang nyonya yang terlihat bukan seperti orang biasa membuatnya bertanya-tanya dalam hati siapa wanita tua itu.

Tak sengaja mendengar perdebatan antara sang cucu dan Arumi, membuat nyonya Rima sangat kecewa karena sikap Dewa yang dingin dan arogan.

Membuat nyonya Rima menghampiri lalu meraih tangan Arumi. Dan tanpa sungkan lagi mengatakan maksud dan niat baik atas nama cucunya.

“Gadis cantik, siapa nama mu nak? Anak nakal ini adalah cucu pertama nenek namanya Dewa maaf jika sikapnya keras dan juga semena-mena,” sesal nyonya Rima mewakili atas nama Dewa.

Arumi menggelengkan kepala, lalu dia memperkenalkan namanya dan melarang nyonya Rima untuk minta maaf karena dia tidak punya salah padanya.

“Aku Arumi nek, senang bisa bertemu nenek. Tidak usah minta maaf. Karena seharusnya orang yang tidak bisa menjaga ucapannya yang harus meminta maaf pada ku,” sindir Arumi menatap kesal pada Dewa.

“Hey, kamu menyindir ku?” Dewa kesal.

Nyonya Rima segera menegur Dewa, agar bisa menjaga sikap. Terlebih lagi berita di luaran sana semakin liar saat Arumi nyaris saja putus asa. Membuat wanita tua itu tidak ingin mengambil resiko karena ulah sang cucu nama baik keluarga dan perusahaannya yang akan menjadi taruhan besarnya.

Meskipun nyonya Rima sangat ragu akan jawaban Arumi, tapi demi meredam spekulasi liar tentang rumor Dewangga sebagai pimpinan perusahaan yang baru. Membuat ia tanpa ragu melamar Arumi untuk sang cucu, agar semua masalah dan pandangan para klien dan kolega bisnisnya tidak semakin memburuk.

“Arumi, apa kamu gadis yang bersama Dewa kemarin malam?”

Pertanyaan nyonya Rima membuat hati dan perasaan Arumi kembali sedih, apa lagi mengingat rencana pernikahannya bersama sang kekasih harus hancur dan kandas begitu saja.

Arumi hanya menjawab dengan sebuah anggukan, tanpa berani mengucapkan satu patah kata pun bibirnya seolah terkunci dan terpukul atas apa yang telah terjadi.

Melihat Arumi sosok gadis polos dan baik, nyonya Rima mengatakan tuhan utama kedatangannya.

“Arumi, sebagai sesama wanita nenek tahu kamu sangat terpukul atas sikap Dewa. Oleh karena itu sebagai tanggung jawab keluarga Wijaya mau kah kamu menikah dengan Dewa dan menjadi cucu mantu nenek?”

Arumi tercengang, terlebih lagi Dewa. Lelaki tampan dan dingin itu seolah seperti tersambar petir di siang hari saat mendengar permintaan sang nenek pada Arumi.

“Menikah? Nek, apa yang nenek katakan barusan. Aku menikahi dia itu tidak mungkin. Lagi pula sekarang banyak para wanita licik sengaja menggunakan trik agar bisa menjerat seorang pria demi mendapatkan uang.” Dewangga menolak permintaan neneknya.

Bagaimana bisa dia menikahi wanita asing yang tidak dia kenal dan tidak ia cintai, karena baginya kejadian kemarin malam hanya sebuah kecelakaan saja.

Lagi-lagi Arumi di buat jengah dengan penolakan Dewa, tak selalu bersikap arogan dan semena-mena. "Maaf tuan, memangnya siapa yang ingin menikah dengan mu? lagi pula aku juga ingin menikah sekali dalam seumur hidup," balas Arumi. Karena tidak ingin berada lama di ruangan itu. Arumi memutuskan untuk pergi.

Tapi nyonya Rima tentu saja tidak mengijinkannya, dia membujuk Arumi untuk beristirahat dan menenangkan diri terlebih dahulu.

Arumi yang belum tahu harus ke mana dia pulang, terpaksa mematuhi perintah nyonya Rima dan kembali membaringkan diri sejenak seraya berpikir entah apa yang harus ia lakukan setelah sang ayah mengusirnya.

Setelah berhasil membujuk Arumi, nyonya Rima dan Dewa keluar ruangan lebih dulu. Mereka berbicara serius tentang lamaran yang dia tawarkan pada Arumi tadi.

"Nek, bagaimana nenek melamar wanita itu atas nama ku. Aku tidak ingin menikahi wanita yang tidak aku cintai," Dewa kembali menegaskan.

Nyonya Rima di buat kesal oleh cucu yang selalu dia banggakan selama ini, dia berusaha memberi pengertian. Tentang nama baik dan image Dewa sebagai penggantinya di perusahaan.

"Dewa! kamu harus ingat sekarang semua orang sedang memandang mu. Skandal tentang mu sudah tersebar terdengar oleh klien dan para kolega kita. Apa lagi sampai Arumi hampir mengakhiri hidupnya, nenek tidak mau kamu di cap sebagai pria tidak bertanggung jawab. Lagi pula usia mu sudah cukup mapan untuk menikah, hanya dengan sebuah pernikahan masalah ini selesai," Nyonya Rima kembali mengingatkan untuk yang kesekian kalinya dengan nada penuh penekanan.

Tak hanya itu saja, Nyonya Rima kembali menasehati Dewa. Agar dia melupakan dan tidak berharap lagi pada kekasihnya.

Meskipun Dewa tahu, apa yang sang nenek putuskan demi kebaikan dirinya dan keluarga. Tapi lelaki tampan tidak bisa membayangkan jika harus hidup bersama satu atap dengan wanita asing.

"Besok Lusa, kamu dan Arumi akan menikah. Lupakan wanita itu. Setelah beberapa tahun ini dia hanya menempel dan memanfaatkan nama besar mu saja, bagaimana bisa nenek membiarkan mu terus menunggu wanita yang tidak memberi kejelasan dan kepastian tentang hubungan dan status kalian!"

Dewa masih bergeming saat mencerna semua perkataan neneknya, tidak mungkin juga sebagai pimpinan perusahaan membiarkan Image-nya hancur.

"Apakah aku harus benar-benar menikahi wanita itu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
July Elly
kasihan arumi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 170 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

    Dewa memijat kening, sungguh selama ini dirinya merasa sangat bodoh karena telah tertipu oleh wanita yang begitu manipulatif seperti Laura. Nyonya Retha dan Oma Rima bernafas lega, saat melihat Laura dan Adrian telah di bawa oleh orang-orang mereka agar segera di proses. Excel menatap mommy dan Dady, meskipun jagoan kecil yang tidak mengerti tentang urusan orang dewasa tadi tapi ada senyuman bahagia di wajah lucunya lalu ia yang berada di dekat kedua orang tuanya pun bertanya. "Mommy! Apa benal paman tampan ini adalah Dady ku?" Celoteh Excel dengan nada cadel-nya sembari memegang kedua tangan kedua orang tuanya. Seketika wajah Arumi terdiam, dia masih marah pada Dewa. Akan tetapi setelah melihat bukti dan mengetahui kebenarannya membuat hatinya perlahan menjadi luluh. "Jagoan kecil! mulai sekarang jangan panggil lagi paman oke, karena kamu adalah pura Dady nak, maaf jika selama ini Dady tidak menjaga mommy dan kamu dengan baik," sesal Dewa yang perlahan berjongkok lalu memeluk da

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 169 Sebuah Tabir Yang Terungkap

    Arumi terlihat dilema, setelah dia mengetahui semua kebenarannya tentang malam itu. Yang ternyata ulah Laura. "Jangan kembali lagi pada pria seperti Dewa. Dia hanya mencintai Laura. Dan kamu tidak akan bahagia," Adrian kembali mengingatkan. Tentu saja Dewa semakin marah dengan sikap Adrian yang terlalu ikut campur dalam hubungannya dengan Arumi. Sampai Dewa kehilangan kendali, lalu kembali melayangkan tangannya yang mendarat tepat di wajah lawan bicaranya itu.BLUGH!"Diam kau Adrian! Simpan omong kosong mu itu," Geram Dewa. Sampai membuat Adrian kembali terjatuh tersungkur ke bawah lantai. Semua orang di sana terkejut, tak ingin sampai Dewa semakin murka dengan cepatnya Doni memghampiri dan berusaha mengingatkan bosnya. "Tuan, tenanglah, jaga jangan sampai image anda terlihat buruk oleh semua orang, terutama nyonya Arumi," bisik Doni mengingatkan. Dewa berusaha menahan diri, dan Oma Rima juga menegurnya. "Dewa tenanglah, dan kamu nak Adrian berhentilah berharap pada Arumi. Dia ma

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 168 Beri Aku Kesempatan Lagi

    Kata-kata sindiran Dewa seolah menjadi sebuah belati tajam untuk hati Adrian, yang sebenarnya apa yang telah dia lakukan itu memang salah karena rasa cintanya yang begitu besar pada Arumi. Tak ingin mengelak lagi, Kini Adrian pun membalas kata-kata Dewa dengan penuh kepercayaan diri. "Heh! jika aku salah telah membantu Arumi agar jauh dari orang-orang toxic seperti mu," Decih Adrian dengan suara yang santai. Darah Dewa mendidih, saat mendengar kata-kata Adrian yang menyulut emosinya. Hingga membuat lelaki tampan itu menghampiri lalu meraih dan menarik kerah Adrian dengan sangat keras. Membuat Arumi kaget begitu juga dengan Excel. "Lancang sekali kau berbicara seperti itu padaku Adrian? tahu apa kau tentang aku dan istri ku!" Hardik Dewa yang sudah tidak ingin mentolerir sikap rekan bisnisnya itu. Arumi terlihat cemas dan panik, sampai dia berusaha melerai keduanya. Karena tidak ingin ada sesuatu hal yang terjadi apa lagi sampai ada yang terluka. "Cukup mas Dewa! oke, aku

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 167 Berhenti Bersandiwara

    "Apa! kamu bilang suster, tuan Dewa? kalian pergi ke sana?" Arumi tercengang saat baru tahu jika putranya itu entah sebuah kebetulan atau memang sengaja mencari tahu tentang Dady-nya tanpa sepengetahuan dirinya. "Iya nyonya, maaf. saya telah berbohong tadi hanya tidak tega saja melihat den Excel meminta untuk main ke rumah nenek buyut temanya," sesal sang baby sister dengan wajah yang tertunduk. Arumi menghela nafas jengah, saat mendengar kenyataan yang baru saja dia ketahui hari, dia terlihat cemas dan panik katena tidak ingin jika Dewa sampai mengetahui keberadaan mereka terutama Excel. "Arumi! apa kamu tidak apa-apa?" tanya Adrian yang ikut cemas saat melihat wajah Arumi yang terlihat sangat pucat. Arumi tersadar dari lamunannya, lalu menjawab jika dia sangat takut jika sampai Dewa mengetahui tentang Excel, mengingat perjanjian mereka berdua saat menikah. Dewa berhak mengambil hak asuh putra mereka. Tapi sebagai seorang ibu, meskipun Arumi bukan istri yang Dewa ingin

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 166 Aku Sangat Mencintai Mu Arumi

    Melihat cucunya begitu bersemangat, Oma Rima menatap penuh harap punggung Dewa yang perlahan semakin menjauh dari pandanganya. Dalam hatinya kembali ada secercah harapan jika rumahnya akan kembali hangat seperti dulu. "Semoga Dewa berhasil meminta maaf dan membujuk Arumi, agar mau pulang lagi," gumam Oma Rima. Mendengar perkataan ibunya, Nyonya Margaretha datang menghampiri lalu dia mengatakan beberapa pendapatnya yang menohok. "Ck, ibu ini kenapa begitu yakin jika anak itu milik Dewa? sekaligus dia hamil pun Belum tentu darah daging Dewa. Siapa tahu Arumi selingkuh," Cibir Nyonya Retha sembari memutar kedua bola mata malasnya. Oma Rima mendelik, saat menerima celaan dari putrinya. Bahkan dia menegur agar putrinya itu menjaga ucapan dan yang penting dia meminta sebagai seorang ibu dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putranya. "Akh ibu ini aku bosen Mendengarnya, menurut ku tetap Laura yang terbaik untuk Dewa." Ucap Retha yang terkekeh dengan pendiriannya.

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 165 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan Lagi

    Arumi terlihat kebingungan, saat jagoan kecilnya terus menuntut jawaban tentang Dady kandungnya. "Astaga! apa yang harus aku katakan? jika Excel tahu jika mas Dewa tidak menginginkan aku dan dia pasti akan sangat sedih," Lirih Arumi dengan hati yang sangat dilema. Bahkan ia terlihat beberapa kali menghela nafas berat, sampai suster Rhini yang sudah mengikuti cukup lama begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Arumi dan ayahnya Excel, tapi sebagai pengasuh ia tidak berani dan tidak mau lancang untuk bertanya tentang masalah pribadi majikanya. "Momy! kenapa masih tidak menjawab? apa mommy tega melihat aku tidak punya Dady? jika momy dan Dady ada masalah cepat selesaikan, karena aku pingin ketemu Dady," Excel menangis, dia sengaja ingin mencari tahu informasi. Arumi benar-benar tidak tega, saat melihat Excel sangat ingin tahu, tapi baginya ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan dan dia sengaja berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status