Share

Bab 5 Tidak Ada Pilihan

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 15:00:22

Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja.

Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya.

Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal.

Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya.

"Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

Ketika Dewa dan nyonya Rima sedang berbicara serius. Tiba-tiba saja seorang pengawal datang dan memberanikan diri untuk menghampiri.

"Tuan, nyonya maaf atas kelancangan saya." Sesal pengawal itu sembari membungkukkan badan.

"Katakan ada apa?" Dewa mendelik tidak senang.

Tanpa ragu lagi, pengawal itu mengatakan jika dia mendapatkan kabar dari seorang suster jika Arumi melepas semua alamat dan bersih keras ingin pergi.

Dewa terkejut, mengingat kemarin Arumi berbuat nekad dan tidak ingin nama baiknya terseret lagi. Dia segera bergegas dengan langkah lebarnya menuju ke ruang rawat.

Nyonya Rima yang masih mematung di rooftop bangunan beraroma obat-obatan itu hanya memancarkan senyum tipis, dia percaya jika cucunya bisa menyelesaikan masalah ini dengan sendiri.

Setelah selesai mengganti piayama pasien, Arumi meraih gagang pintu dan memutuskan untuk pergi. Tapi Dewa yang lebih dulu sampai dengan cepatnya ia membuka pintu. Sampai mereka berdua tak sengaja berpapasan.

Arumi tersontak kaget, saat melihat Dewa kembali lagi. Tatapan keduanya saling bertemu dan saling memandang suasana di dalam ruangan itu terasa hening dan canggung.

"Tolong beri aku jalan tuan Dewa," satu permintaan yang terlontar di bibir merah Arumi memecah keheningan di antara mereka.

Alih-alih memberikan jalan, Dewa malah menutup pintu dan membuat Arumi terheran seraya menggelengkan-gelengkan kepala.

"Ya ampun apa anda tuli? aku meminta anda memberikan jalan bukan menutup pintu, menyebalkan," umpat Arumi, yang menggeser lalu berjalan melewati Dewa.

Dewa berusaha meredam emosi saat mendengar kata-kata Arumi, lalu dia meraih dan mencengkram tangan, sampai membuat langkah Arumi terhenti.

"Aku tahu kata-kata ku tadi membuat mu tidak nyaman. Tapi seorang pria aku ingin bertanggung jawab, jadi menikahlah dengan ku nona Arumi," celetuk Dewa dengan permintaannya yang terdengar begitu enteng.

Kedua bola mata Arumi membulat, jantungnya bahkan seperti berhenti berdetak saat mendengar perkataan Dewa yang terdengar konyol.

"Menikah? Baru saja tadi kamu meledek bahkan menuduh ku wanita yang hanya ingin mencari uang dengan cara mendekati pria-pria kaya seperti mu, tidak aku ingin menikahi pria arogan dan sombong seperti mu," Arumi tersenyum getir dan menolak dengan tegas.

Kata-kata Arumi menjadi tamparan keras untuk Dewa, baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani menyinggung dan menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Tapi Dewa tidak punya pilihan lain lagi demi nama baik keluarga dan perusahaan besarnya, selain berusaha menahan diri agar tidak terpancing amarah.

"Siapa yang ingin menikah dengan orang yang tidak cintai? Nona Arumi pernikahan ini bukan pernikahan biasa."

"Maksud mu?" Arumi benar-benar tidak mengerti.

Dewa menghela nafas, lalu dia menjelaskan pernikahan yang dia tawarkan selain status mereka sebagai suami istri di atas kertas. Dia juga menegaskan tidak akan ada kontak fisik di antara mereka layaknya seperti pasangan suami istri pada umumnya, bahkan dia juga menawarkan sejumlah uang yang cukup besar sebagai kompensasi atas kerugian Arumi.

Tak hanya itu saja bahkan Dewa mengingatkan, jika saat ini Arumi menolak maka tidak ada untungnya juga karena orang-orang tetap akan memandang rendah dirinya setelah tidur bersama seorang pria tanpa sebuah ikatan resmi.

Arumi terdiam, kata-kata Dewa membuat hatinya dilema. Setelah kehilangan hal berharga dalam diri rasanya ia juga tidak mungkin lagi untuk kembali bersama dengan Daniel.

Begitu juga dengan ayahnya yang sangat marah dan merasa di permalukan. Membuat Arumi berpikir dengan matang, jika yang tersisa saat ini hanya mempertahankan nama baiknya untuk masa depan.

"Bagaimana apa kamu setuju nona Arumi? Pernikahan ini hanya untuk satu tahun saja, setelah semua skandal kita yang tersebar mereda. Kita bisa kembali lagi hidup masing-masing dan selama kamu menjadi istri ku semua fasilitas keluarga Wijaya bisa kamu pergunakan," tawar Dewangga dengan sikap dingin dan nada angkuh.

Arumi sebenar tidak ingin, tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain lagi hingga membuatnya terpaksa setuju. Dan ini semua juga demi menebus kesalahannya pada sang ayah.

"Ba-baiklah, aku setuju. Ku harap semua perkataan mu bisa di pegang tuan Dewa."

"Tentu saja."

Dewa memancarkan senyum smrik, setelah menemukan jalan keluar untuk masalahnya saat ini. Pernikahan ini juga sama-sama menguntungkan untuk mereka berdua. Setidaknya kelak tidak akan terjebak dalam belenggu pernikahan tanpa cinta untuk selamanya.

Beberapa hari kemudian, setelah Arumi menggoreskan tinta hitam di atas berkas kontrak pernikahannya dengan Dewa.

Gadis cantik itu menatap gambaran dirinya yang saat ini tengah duduk di depan meja rias dengan balutan gaun pengantin yang sangat indah. Ketiga Wanita tenaga MUA itu masih sibuk merias wajah dan rambutnya.

Sanjungan dari ketiga wanita itu tak membuat Arumi bahagia, meskipun dia terlihat sebagai mempelai calon pengantin wanita yang sangat cantik, tapi hatinya sangat terluka. Karena tepat di hari ini seharusnya menjadi hari pernikahannya dengan Daniel

Tapi entah itu takdir atau hanya kebetulan kebetulan semata saja. Pernikahan yang dia impikan malah sebentar lagi akan terwujud dengan seorang Dewa.

"Hari ini seharusnya aku menikah dengan Daniel, tapi kenapa sekarang aku malah menikah dengan pria lain? Takdir macam apa ini?" Tanya Arumi dalam hati seraya meremas ujung gaun pengantinnya dengan netra yang berkaca-kaca.

Di tengah-tengah renungan Arumi terlihat seorang pelayan menghampiri lalu menyampaikan sebuah pesan.

"Nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah, sudah waktunya anda turun dan menemuinya," kata sang pelayan.

Arumi tersadar, jantungnya berdegup sangat kencang. Helaan nafas berat mengiringi anggukan sebagai jawaban. Lalu dengan hati yang ragu ia beranjak dari tempat duduk di apit kedua wanita di samping berjalan dengan langkah yang berat menuju ke gedung pesta pernikahan.

"Apa keputusan ku sudah benar menikahi dia?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 170 Kebahagiaan Yang Sesungguhnya

    Dewa memijat kening, sungguh selama ini dirinya merasa sangat bodoh karena telah tertipu oleh wanita yang begitu manipulatif seperti Laura. Nyonya Retha dan Oma Rima bernafas lega, saat melihat Laura dan Adrian telah di bawa oleh orang-orang mereka agar segera di proses. Excel menatap mommy dan Dady, meskipun jagoan kecil yang tidak mengerti tentang urusan orang dewasa tadi tapi ada senyuman bahagia di wajah lucunya lalu ia yang berada di dekat kedua orang tuanya pun bertanya. "Mommy! Apa benal paman tampan ini adalah Dady ku?" Celoteh Excel dengan nada cadel-nya sembari memegang kedua tangan kedua orang tuanya. Seketika wajah Arumi terdiam, dia masih marah pada Dewa. Akan tetapi setelah melihat bukti dan mengetahui kebenarannya membuat hatinya perlahan menjadi luluh. "Jagoan kecil! mulai sekarang jangan panggil lagi paman oke, karena kamu adalah pura Dady nak, maaf jika selama ini Dady tidak menjaga mommy dan kamu dengan baik," sesal Dewa yang perlahan berjongkok lalu memeluk da

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 169 Sebuah Tabir Yang Terungkap

    Arumi terlihat dilema, setelah dia mengetahui semua kebenarannya tentang malam itu. Yang ternyata ulah Laura. "Jangan kembali lagi pada pria seperti Dewa. Dia hanya mencintai Laura. Dan kamu tidak akan bahagia," Adrian kembali mengingatkan. Tentu saja Dewa semakin marah dengan sikap Adrian yang terlalu ikut campur dalam hubungannya dengan Arumi. Sampai Dewa kehilangan kendali, lalu kembali melayangkan tangannya yang mendarat tepat di wajah lawan bicaranya itu.BLUGH!"Diam kau Adrian! Simpan omong kosong mu itu," Geram Dewa. Sampai membuat Adrian kembali terjatuh tersungkur ke bawah lantai. Semua orang di sana terkejut, tak ingin sampai Dewa semakin murka dengan cepatnya Doni memghampiri dan berusaha mengingatkan bosnya. "Tuan, tenanglah, jaga jangan sampai image anda terlihat buruk oleh semua orang, terutama nyonya Arumi," bisik Doni mengingatkan. Dewa berusaha menahan diri, dan Oma Rima juga menegurnya. "Dewa tenanglah, dan kamu nak Adrian berhentilah berharap pada Arumi. Dia ma

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 168 Beri Aku Kesempatan Lagi

    Kata-kata sindiran Dewa seolah menjadi sebuah belati tajam untuk hati Adrian, yang sebenarnya apa yang telah dia lakukan itu memang salah karena rasa cintanya yang begitu besar pada Arumi. Tak ingin mengelak lagi, Kini Adrian pun membalas kata-kata Dewa dengan penuh kepercayaan diri. "Heh! jika aku salah telah membantu Arumi agar jauh dari orang-orang toxic seperti mu," Decih Adrian dengan suara yang santai. Darah Dewa mendidih, saat mendengar kata-kata Adrian yang menyulut emosinya. Hingga membuat lelaki tampan itu menghampiri lalu meraih dan menarik kerah Adrian dengan sangat keras. Membuat Arumi kaget begitu juga dengan Excel. "Lancang sekali kau berbicara seperti itu padaku Adrian? tahu apa kau tentang aku dan istri ku!" Hardik Dewa yang sudah tidak ingin mentolerir sikap rekan bisnisnya itu. Arumi terlihat cemas dan panik, sampai dia berusaha melerai keduanya. Karena tidak ingin ada sesuatu hal yang terjadi apa lagi sampai ada yang terluka. "Cukup mas Dewa! oke, aku

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 167 Berhenti Bersandiwara

    "Apa! kamu bilang suster, tuan Dewa? kalian pergi ke sana?" Arumi tercengang saat baru tahu jika putranya itu entah sebuah kebetulan atau memang sengaja mencari tahu tentang Dady-nya tanpa sepengetahuan dirinya. "Iya nyonya, maaf. saya telah berbohong tadi hanya tidak tega saja melihat den Excel meminta untuk main ke rumah nenek buyut temanya," sesal sang baby sister dengan wajah yang tertunduk. Arumi menghela nafas jengah, saat mendengar kenyataan yang baru saja dia ketahui hari, dia terlihat cemas dan panik katena tidak ingin jika Dewa sampai mengetahui keberadaan mereka terutama Excel. "Arumi! apa kamu tidak apa-apa?" tanya Adrian yang ikut cemas saat melihat wajah Arumi yang terlihat sangat pucat. Arumi tersadar dari lamunannya, lalu menjawab jika dia sangat takut jika sampai Dewa mengetahui tentang Excel, mengingat perjanjian mereka berdua saat menikah. Dewa berhak mengambil hak asuh putra mereka. Tapi sebagai seorang ibu, meskipun Arumi bukan istri yang Dewa ingin

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 166 Aku Sangat Mencintai Mu Arumi

    Melihat cucunya begitu bersemangat, Oma Rima menatap penuh harap punggung Dewa yang perlahan semakin menjauh dari pandanganya. Dalam hatinya kembali ada secercah harapan jika rumahnya akan kembali hangat seperti dulu. "Semoga Dewa berhasil meminta maaf dan membujuk Arumi, agar mau pulang lagi," gumam Oma Rima. Mendengar perkataan ibunya, Nyonya Margaretha datang menghampiri lalu dia mengatakan beberapa pendapatnya yang menohok. "Ck, ibu ini kenapa begitu yakin jika anak itu milik Dewa? sekaligus dia hamil pun Belum tentu darah daging Dewa. Siapa tahu Arumi selingkuh," Cibir Nyonya Retha sembari memutar kedua bola mata malasnya. Oma Rima mendelik, saat menerima celaan dari putrinya. Bahkan dia menegur agar putrinya itu menjaga ucapan dan yang penting dia meminta sebagai seorang ibu dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putranya. "Akh ibu ini aku bosen Mendengarnya, menurut ku tetap Laura yang terbaik untuk Dewa." Ucap Retha yang terkekeh dengan pendiriannya.

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 165 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan Lagi

    Arumi terlihat kebingungan, saat jagoan kecilnya terus menuntut jawaban tentang Dady kandungnya. "Astaga! apa yang harus aku katakan? jika Excel tahu jika mas Dewa tidak menginginkan aku dan dia pasti akan sangat sedih," Lirih Arumi dengan hati yang sangat dilema. Bahkan ia terlihat beberapa kali menghela nafas berat, sampai suster Rhini yang sudah mengikuti cukup lama begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Arumi dan ayahnya Excel, tapi sebagai pengasuh ia tidak berani dan tidak mau lancang untuk bertanya tentang masalah pribadi majikanya. "Momy! kenapa masih tidak menjawab? apa mommy tega melihat aku tidak punya Dady? jika momy dan Dady ada masalah cepat selesaikan, karena aku pingin ketemu Dady," Excel menangis, dia sengaja ingin mencari tahu informasi. Arumi benar-benar tidak tega, saat melihat Excel sangat ingin tahu, tapi baginya ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan dan dia sengaja berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mer

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 164 Paman Tampan

    "Ssttt! jangan bersuara dulu, aku melihat Dewa ada di sini?" Bisik Adrian sembari mendaratkan tangannya di bibir Arumi. Mendengar perkataan Adrian, tentu saja Arumi sangat kaget sampai hampir tak percaya, karena bagaimana bisa lelaki yang pernah dia cintai itu bisa ada di rumah sakit. "Mas Dewa! bagaimana bisa dia ada di sini? apa ada seseorang yang dia temui?" Arumi sangat penasaran saat melihat Dewa yang sudah pergi keluar dari pintu utama. Adrian yang tidak suka saat Arumi membahas tentang Dewa. Dia berusaha mencoba untuk mengalihkan perhatian untuk segera menemui Excel yang sudah ada di ruangan rawat VIP. Arumi yang begitu mencemaskan jagoan kecilnya, tanpa banyak berpikir lagi kini dia pun segera pergi ke ruangan di mana Excel berada. Berharap tidak ada hal yang serius terjadi. Setelah berjalan menyusuri lobi beberapa menit, Arumi akhirnya sampai ke ruangan yang di cari dia sedikit terkejut karena ruang rawat itu biasanya di khususkan untuk para orang kaya. Suster

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 163 Tak Ingin Kehilangan Lagi

    Suster Rini tersontak kaget, saat mendengar suara majikannya. Sampai nafasnya seolah tercekat di tenggorokannya karena saking bingung harus menjawab apa. "Suster Rini! apa kamu masih mendengar ku?" tanya Arumi yang kedua kalinya untuk memastikan. Suster Rini menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Baru saja wanita berseragam serba pink itu akan menjawab. Tiba -tiba saja tak sengaja Arumi mendengar suara khas pria yang begitu familiar di telinganya. "Sus! kenapa kamu tidak bilang kalau Excel ternyata punya alergi seafood?" Dewa melontarkan satu pertanyaan dengan nada tinggi. Kebetulan Arumi yang masih menunggu baby sister kepercayaannya dia sangat terkejut saat mendengar suara yang khas dan sangat familiar, membuatnya seketika mematung. Rhini menelan saliva beberapa kali, bibirnya seolah merasa terkunci saat pria yang ada di depannya menegur. "Ma-maaf tuan, saya juga sebagai pengasuh den Excel benar-benar baru tahu ternyata dia punya alergi dan nyonya tidak p

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 162 Sama-sama Alergi

    Oma Rima sangat terkejut, saat mendengar kabar jika ibu dari anak kecil yang begitu mirip dengan Dewa adalah putri dari cucu mantu yang sudah dia cari selama ini. "Rudi! kamu tidak berbohong kan? dari mana kamu dapat info itu?" Oma Rima memastikan karena dia tidak ingin jika sampai salah dengar. ¹ddfd Dan tentu saja Rudi tidak pernah memberikan informasi tanpa menemukan bukti lebih akurat dulu. "Nyonya, ini adalah data anak kecil tadi di dapat dari taman kanak-kanaknya," Jelas Rudi Sembari menyodorkan sebuah map yang berhasil dia dapatkan dari salah satu wali di sekolah bergensi itu. Oma Rima meraih dan membaca kembali isi laporan tentang indentitas Excel, jantungnya berdegup sangat kencang, perasaannya campur aduk antara terharu dan senang. "Jadi anak itu benar-benar putra Arumi? kemungkinan dia bisa jadi putra Dewa, Rudi cepat aku ingin info yang lebih akurat, ambil sampel DNA Excel," Titah Oma Rima dengan nada yang penuh penekanan. "Baik nyonya, saya akan segera menyu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status