Share

3. Setuju Untuk Menikah

Penulis: Sasa Sun
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-03 06:18:38

Washington DC.

Tak pernah terbayangkan oleh Luisa dia akan menjejakkan kaki di kota ini. Turun dari taksi, Paul membantunya untuk check-in di hotel.

“Oke, ini kuncinya.” Paul menyerahkan kunci kamar pada Luisa.

“Kau bisa langsung beristirahat di kamar, Luisa. Dan aku harus pergi, ada hal mendesak yang wajib kuselesaikan."

Luisa tak menjawab. Dia hanya menatap Paul dengan raut wajah khawatir.

“Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Aku tidak terpikir sedikitpun untuk menipumu. Sesuai kesepakatan kita tadi, aku akan membantumu dan kau tentu juga akan membantuku ‘kan?” Luisa pun mengangguk.

Dua jam lebih setelah kepergian Paul, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Luisa. Reflek gadis itu menyeka air matanya. Ya, kesendiriannya di kamar hotel membuat dia kembali teringat dengan nasib malang yang silih berganti menimpanya.

“Luisa ..., ini aku, Paul. Aku tunggu kau di lobi sekarang, ya,” ucap Paul dari luar.

Sampai di lobi hotel, ternyata Paul memperkenalkan Luisa pada seseorang.

“Perkenalkan Luisa, ini Alfreed, sepupuku."

Luisa tak menjawab, matanya fokus menatap sosok yang sekarang ada di hadapannya.

‘A-alfreed ... Apakah dia Alfreed yang sama?’

Sungguh, betapa terkejutnya Luisa menatap pria itu. Pria yang sesungguhnya sudah dia kenal delapan tahun yang lalu.

‘Ya, dia jelas Alfreed yang sama, tapi kenapa dia terlihat berbeda?’ Luisa tak henti memandang Alfreed.

“Hei ... Aku tahu sepupuku sangat tampan, tapi aku tidak menyangka kau akan seterpesona itu sampai menjatuhkan minumanmu.” Paul menyenggol pelan lengan Luisa.

Luisa memandang ke bawah, ternyata botol minuman yang sejak tadi dia pegang sudah menggenang di lantai dan membasahi kakinya.

“Eh, tidak! Bukan begitu! Aku hanya ....”

“Sudahlah. Aku tidak butuh pengakuanmu. Aku tahu perempuan kalau bilang tidak artinya iya.” Paul terkekeh kecil, merasa bahagia sebab memergoki Luisa yang tampak langsung tertarik pada bosnya.

“Stop membicarakan hal yang tidak penting!” Namun, tiba-tiba Alfred bersuara, dia mengubah mode bercanda menjadi serius dalam seketika. Bersamaan dengan itu, diliriknya Paul agar segera menuntaskan apa tujuan dari pertemuan mereka malam itu.

“Ah, iya-iya, hampir aku lupa.” Paul langsung paham.

“Jadi begini Luisa, sepupuku ini sedang dalam masalah. Dia dipaksa oleh kakeknya untuk segera menikah sebab kakeknya sudah sangat tua. Beliau khawatir akan lebih dulu berpulang sebelum melihat cucu satu-satunya menikah.” Paul mulai bercerita. Tentunya cerita yang dia karang sendiri.

Tapi Luisa yang terlihat polos itu ternyata lumayan teliti.

“Maaf, aku potong sedikit, bukannya tadi kau bilang bahwa kalian adalah sepupu? Harusnya kakek kalian sama dan itu artinya Alfreed bukan cucu tunggal, benar ‘kan?”

Hampir saja ketauan, Paul buru-buru menggeleng. “Tidak, bukan seperti itu. Kau salah paham. Kami bersepupu sebab kakekku dan kakek Alfreed adalah kakak beradik.”

Luisa pun mengangguk. Ucapan Paul kini bisa dia pahami.

“Langsung ke intinya saja, Paul! Tidak usah kau ceritakan bagaimana keluargamu terbentuk!” Alfreed menyela, jengah betul dia mendengar cerita karangan asistennya itu. Matanya sampai melirik tajam memandangi Paul.

Tapi kemudian, Alfreed meralat kalimatnya dengan berpura-pura batuk. “Ehem ... maksudku, keluarga kita.”

Paul menelan ludah. Pada dasarnya Alfreed tetaplah bos yang wajib dia hormati.

“B-baik, Tu, eh, maksudku tujuanku memang seperti itu, brother.” Hampir saja dia kelepasan menyebut Alfreed sebagai Tuan.

“So, bagaimana menurutmu Luisa? Bukankah keadaan ini sangat cocok untukmu? Sepupuku membutuhkan istri di atas kertas, sementara kau membutuhkan tempat tinggal selama di sini. Dan kita juga sudah sepakat untuk saling membantu ‘kan?” Paul lanjut menerangkan panjang lebar pada Luisa. Tapi gadis itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, membuat Alfreed gemas dan kembali ikut bicara.

“Aku tidak punya harta berlimpah, aku tidak bisa menjamin kau akan hidup enak denganku, dan terakhir aku juga tidak punya waktu untuk terus duduk lebih lama lagi di sini, jadi kau mau menjadi istriku atau tidak?”

Sudah terkejut melihat Alfreed yang menurutnya berbeda, kini Luisa dibuat makin terkejut dengan ucapan pria itu.

‘Apakah keluarganya sudah jatuh miskin? Dan ..., begitu caranya melamarku? Eh, maksudku, masa begitu cara dia mengajakku bekerja sama???’ batin Luisa.

“Oke. Karena kau diam, aku anggap kau tidak bersedia.” Sesuai ucapannya yang tak mau buang-buang waktu, Alfreed menganggap diam Luisa sebagai penolakan. Maka dia pun hendak pergi dari sana.

“Tunggu!” Tak disangka, Luisa meraih tangan kekar Alfreed. Pria itu berhenti, wajahnya semakin ketat saja melihat tangannya kini disentuh oleh wanita yang sama sekali tidak dia kenal.

“Yang penting aku tidak kelaparan dan kau bisa menjamin hidupku aman, aku bersedia,” jawab Luisa.

Giliran Alfreed yang terkejut dengan jawaban Luisa. Beruntung, Luisa menundukkan kepalanya, sehingga dia tidak melihat mulut Alfreed yang sedikit menganga.

‘Apa katanya?! Yang penting tidak kelaparan? Hanya itu??? Bulshit! Semua perempuan memang pandai bersandiwara, mana ada orang hidup yang penting cuma makan. Tapi baguslah! Kita lihat sampai mana dia sanggup bertahan hanya dengan makan tanpa uang sepeserpun.’

“Tapi sebelum itu, aku punya syarat.” Luisa mengangkat kepala dan Alfreed buru-buru kembali memasang wajah ketat seperti sebelumnya.

‘Cih ... Belum semenit dia bilang yang penting tidak kelaparan, sekarang sudah mengajukan syarat, pasti ini tentang uang,' duga Alfreed.

Dia lantas melirik Paul. ‘Ini yang kau sebut ide brilian, Paul. Buang-buang waktuku saja!’

Paul mendekat pada bosnya lalu berbisik. “Dengarkan saja dulu syaratnya, Tuan. Aku yakin tidak seperti yang anda bayangkan.”

Alfreed pun menurut. Dia sambut ucapan Luisa. “Apa syaratmu?”

“Aku ingin suatu saat nanti kau membantuku menjemput ayahku.”

Alfreed mengerutkan dahi. Terlalu mudah kalau hanya menjemput seseorang baginya, tapi apa urusannya dengan ayah Luisa? Ini kan hanya pernikahan kontrak.

“Aku tahu permintaanku ini membutuhkan biaya yang besar, tapi kau bisa memotong biaya makan yang harus kau keluarkan untukku. Aku bisa memasak dan membersihkan rumah. Aku juga bisa membantumu mencari uang dengan bekerja paruh waktu. Percayalah , kau bisa menghemat banyak uang dengan melakukan pernikahan kontrak denganku.” Luisa menggigit bibirnya. Dia merasa gugup dan malu, seolah sedang memperdagangkan diri sendiri untuk lekas dibeli oleh Alfreed.

Sayang, Alfreed menangkap tingkah polos itu dengan prasangka buruk. ‘Apa dia sedang menggodaku sekarang ?’

“Ya. Dia bersedia. Ya, kan?” Tiba-tiba Paul yang bersuara, mewakili bosnya menjawab. Bahkan dia juga mengalungkan lengannya di bahu Alfreed seolah mereka sepupu sungguhan.

“Kau tak perlu berkata begitu, sudah pasti dia mau, hanya saja sepupuku ini agak pemalu,” ucap Paul lagi.

Jangan tanyakan wajah Alfreed sekarang, sudah ketat makin ketat lagi akibat tingkah Paul. Namun, demi kelancaran rencana bodoh asistennya itu, Alfred memilih untuk mengabaikannya.

“Aku setuju.” Tanpa bicara apa-apa lagi, Alfreed berbalik hendak pergi.

Di saat yang sama, ponselnya tiba-tiba berdering.

“Ck! Apa dia tidak melihat jam? Memangnya dia tak ada kerjaan lain selain hanya mengancam dan menekanku,” gerutu Alfreed.

“Kalau begitu aku juga akan pergi. Kau istirahatlah di hotel ini dahulu, aku akan mengabarimu secepatnya, maksudku sepupuku pasti akan segera mengabarimu.” Paul pamit pada Luisa. Mendengar bosnya menggerutu tadi, dia sangat yakin pasti itu telepon dari Tuan Besar, yakni kakek Scott.

“Tuan, saya akan mengantar anda.” Paul muncul saat Alfreed akan masuk di pintu kemudi.

“Syukurlah kau datang, aku kira kau akan bermalam dengan gadis antah berantah itu.”

“Saya tidak berani jika itu milik anda, Tuan,” ucap Paul.

“Hei, sejak kapan dia menjadi milikku. Bahkan meski kami sudah menikah, aku dan dia hanya menikah di atas kertas,” koreksi Alfreed.

“Sekalipun hanya di atas kertas, dia tetap milik anda, Tuan.”

“Ya ya, terserah kau saja. Antar aku ke mansion kakek. Si tua bangka itu mengeluh sakit, aku curiga itu hanya akal-akalannya untuk mendesakku lagi.” Alfreed mencebikkan bibir, sedikitpun dia tidak percaya kakeknya sedang sakit.

Alfreed memilih memejamkan mata selama perjalanan.

“Sudah sampai, Tuan.” Suara Paul membangunkan Alfreed yang sebenarnya tidak benar-benar tidur. Menghela napas, pria itu merasa perjalanan terlalu singkat, padahal dia ingin sampai sedikit lebih lama.

Paul membuka pintu untuknya, dan Alfreed tanpa bicara apa-apa melangkah masuk ke dalam mansion kakek.

“Selamat malam, Tuan muda. Tuan besar menunggu anda sejak tadi.” Seorang pelayan menyambut dan mengiringnya ke kamar Kakek Scott. Dan setibanya mereka di sana, rupanya Kakek sedang berada di balik selimut dengan bibir yang terlihat pucat.

‘Cih ... Pasti dia membayar perias wajah agar terlihat benar-benar sakit.’ Dalam hati Alfreed mencibir.

Alfreed lalu mendekat, “Bukannya menelpon dokter, kenapa kakek malah meneleponku?”

“Uhuk uhuk ... Dokter mana pun tak akan bisa menyembuhkanku.” Suara parau Kakek Scott membuat Alfreed tersenyum smirk.

‘Tak disangka si tua bangka ini juga sangat jago akting,' batin Alfreed.

“Ya ya ... Hanya jika aku menikah, kakek akan sembuh. Begitu ‘kan?”

Kakek lagi-lagi terbatuk, “Aku hanya ingin melihatmu menikah, sebab khawatir kau tidak menemukan wanita yang tepat.”

“Aku bahkan bisa mendapatkan sepuluh wanita dalam semalam, apalagi yang kakek khawatirkan.”

Plak!

Tiba-tiba pukulan mendarat di lengan Alfreed. Sang kakek yang dibuat gemas dengan ucapan cucunya sampai lupa kalau dia sedang beracting sakit.

“Kau! Memang tidak ada gunanya aku berpura-pura sakit. Padahal para cucu orang di luar sana akan langsung luluh ketika melihat kakeknya sekarat. Tapi kau, malah ingin membuatku mati lebih cepat!” omel Kakak Scott.

Alfreed terkekeh, apa yang dia pikirkan ternyata benar.

“Sudah kuduga kakek hanya pura-pura. Pasti para cucu orang di luar sana tidak sepintar cucumu, itu sebabnya mereka mudah ditipu."

Kakek Scott meradang, dengan ancaman tak mempan, dengan cara halus pun tidak mempan, maka cara satu-satunya adalah bertindak cepat secara langsung. Itu yang ada di pikiran sang kakek sekarang.

“Tunggulah besok, aku pastikan membawanya padamu.”

Bersandar di head board, Kakek Scott memandang cucunya, ‘Apa dia serius dengan ucapannya itu? Kalau sampai dia bermain-main denganku, aku akan langsung melakukan rencanaku!’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    44. Scott Ferdinand

    Scott Ferdinand, pria yang sudah memasuki usia lebih dari setengah abad itu berjalan keluar dari kantor Alfreed dengan langkah tegas. Paul yang melihat ekspresi Tuan besarnya merinding seketika. Tak pernah dia melihat wajah semenakutkan itu dari Kakek Scott sebelumnya. "Booking dua pesawat airline. Aku akan berangkat malam ini juga.”Menganga Paul di tempatnya. Menyewa satu pesawat saja sudah membuatnya heran plus bertanya-tanya, tapi ini dua sekaligus yang tentu bisa memuat ratusan orang di dalamnya."B-baik, Tuan." Membungkukkan badan, Paul menyanggupi. Kendati dalam hati dia sangat menyayangkan betapa bodoh perbuatan tuan besarnya itu. 'Bukankah memakai jet pribadi saja sudah cukup untuk mengunjungi Tuan Alfred?!' begitu pikiran Paul yang polos.Tidak tahu saja dia bahwa sore itu Kakek Scott menghubungi orang-orang yang sampai detik ini masih menyimpan kesetiaan penuh terhadapnya. Scott Ferdinand sesungguhnya adalah mantan pemimpin kelompok yang sama besarnya dengan Kartel El S

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    43. Kakek Scott Mengetahui Kabar Alfreed

    “Siapa? Kenapa tidak kau angkat?”Melihat Paul yang hampir menjatuhkan ponselnya lalu menatap layar dengan raut khawatir, membuat Selena jadi ingin tahu.“Maaf, Selena, aku harus pergi sekarang.” Baru selangkah Paul berjalan, wanita itu memanggil.“Tunggu, Paul. Kau mau meninggalkan aku lagi?” Menoleh Paul padanya. “Lagi?”‘Apa-apaan dia ini? Memangnya kami kembali bersama?’ Heran Paul dengan pertanyaan Selena.“Iya ... Ini kedua kalinya kau meninggalkan aku.” Kembali berkaca-kaca mata Selena. Kalau urusan menangis, dia memang jagonya.“Aku harus buru-buru, Selena. Tidak ada waktu lagi. Sudah, ya.” Dibandingkan dengan air mata Selena, bayangan wajah kakek Scott jauh lebih membuat Paul khawatir.Bergegas dia meninggalkan wanita itu bersama tiga orang pengawal lainnya. Mereka langsung menuju pesawat yang saat itu juga membawa keempatnya pulang ke Washington DC.Dan disini ‘lah Paul sekarang, berkutat di kantor dengan pengurusan kompensasi yang akan dia transfer ‘kan langsung ke keluarg

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    42. Cinta Pertama Paul

    Paul menoleh kanan dan kiri, wajahnya panik. Tapi setelah memastikan kekhawatirannya tidak terbukti, dia baru kembali menatap wanita yang memanggilnya tadi.“Mau apa kau datang ke sini?”Wajar Paul panik sebab dia mengira wanita itu datang bersama komplotannya.“Paul ... Kasar sekali kau ini. Baru juga kita bertemu setelah sekian lama.” Ternyata wanita itu adalah Selena, adik tiri Luisa.“Tidak usah banyak basa-basi Selena, aku yakin kau pasti sudah tahu semuanya.” Mengingat bahwa mantan pacarnya itulah yang dulu hendak menjual Luisa, Paul tak mungkin bersikap baik terhadapnya.Tersenyum wanita licik itu. “Ya, aku tahu. Dan aku tak menyangka kalau gadis sialan itu sangat beruntung bisa menjadi pacar bosmu.”‘Pacar? Oh, jadi dia pikir Nona Luisa pacaran dengan Tuan Alfreed,’ batin Paul.“Tapi jangan harap kalian bisa mengambil dia dari Tuan Muda Jose. Itu tidak mungkin,” lanjut Selena.“Bukan urusanmu.” Malas melanjutkan obrolan dengan Selena, Paul melanjutkan langkahnya meninggalkan

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    41. Luisa Tertipu

    Keadaan sudah berbalik sekarang. Yang semula benci, menjadi khawatir. Begitu lah Luisa, terlalu mudah percaya dengan apa yang dilihat oleh matanya. Namun hal itu pula yang menjadi kunci Jose untuk kembali menarik simpati wanita itu.“Asal kau janji tidak meninggalkanku. Aku baru mau.”Tak kunjung mendapat jawaban, Jose melempar senyuman getir pada Luisa.“Aku sudah tahu jawabanmu, Lu. Kau memang tidak peduli padaku.” Berbalik dia membelakangi Luisa.Sesungguhnya memainkan peran bodoh seperti ini, bukan tipe Jose sama sekali. Tapi setelah dia pikir-pikir, patut dicoba juga agar dia bisa kembali merebut hati Luisa.Teramat pahamnya Jose dengan kelembutan hati Lulu kecilnya itu, membuatnya sanggup melakukan hal konyol. Jose ingin Luisa menyerahkan dirinya secara ikhlas tanpa tekanan. “Aku sudah janji akan merawatmu hingga sembuh. Apa lagi yang kau mau? Katakan, aku akan melakukannya. Tapi kita harus ke rumah sakit lebih dulu.” Luisa tak mau menambah janjinya lagi. “Aku tahu kau menjanj

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    40. Lengan Kanan Jose Diamputasi?

    Melangkah keluar dari rumah sakit menuju mobil, air mata Luisa tak henti menetes. Dia kuatkan dirinya untuk tegar menghadapi kenyataan ini, padahal sesungguhnya dia sangat sedih. Bagaimana mungkin ada seorang istri yang tega meninggalkan suaminya yg sedang dalam keadaan kritis?Tapi ini ‘lah kenyataannya. Demi mendapatkan kesempatan hidup untuk Alfreed yang hanya fifty-fifty, Luisa nekat menggadaikan dirinya sebagai pertukaran.‘Kumohon, cepat ‘lah sadar ... Kau harus sembuh! Kau benar-benar harus sembuh! Jangan sia-siakan pengorbananku.’ Masih menetes air mata Luisa sekalipun dia sudah berada di dalam mobil yang langsung dikemudikan oleh Andres.“Jangan sampai Tuan Muda melihat wajahmu yang basah.” Andres menyodorkan tissue yang ada di mobil pada Luisa.Tak menjawab tapi wanita itu menariknya beberapa. Dia keringkan pipinya yang terasa dingin karena air mata.“Tuan Muda tidak pernah punya kekasih dan dia juga tidak pernah menuruti perkataan siapapun kecuali Tuan Besar. Kau satu sat

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    39. Ancaman Jose

    "Dokter, bagaimana keadaannya?" Menggeleng, dokter itu membuka maskernya. "Meskipun pelurunya sudah berhasil dikeluarkan, tapi kondisi pasien saat ini ....” Dokter kembali menggeleng. “Dokter! Katakan dengan benar, dokter!” Segala kemungkinan terburuk sudah memenuhi kepala Luisa. Tanpa sadar dia meremas kemeja putih sang dokter. “Dia masih kritis. Terlalu banyak darah yang keluar dengan jeda waktu yang lumayan lama. Tapi sungguh keajaiban dia masih bernyawa sampai saat ini,” lanjut dokter itu. Tak sanggup Luisa mendengar kenyataan itu. Kedua kakinya seketika terasa lemas hingga dia terduduk di lantai. Entah ini kabar baik atau buruk, yang pasti matanya sudah panas ingin menumpahkan buliran-buliran yang sejak tadi sudah mulai berproduksi di bawa kornea matanya. Satu sisi Luisa senang Alfred berhasil selamat, tapi sisi lain keselamatannya itu belum benar-benar bisa dipastikan. 'Jangan menakutiku, Alfreed ... Kau harus sadar dan sehat kembali. Kumohon ....” "Nona,

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    38. Alfreed Meninggal?

    Jose tersenyum. Licik adalah hal yang pasti dia pelajari sejak menjadi Tuan Muda Chavez, penerus Santiago Chavez sang pendiri kartel El Salvador. Jadi tak mungkin dia luput menerapkan hal itu untuk Luisa.“Aku butuh jaminan atas janji yang kau tukarkan untuk nyawa si bangsat itu.”“Kau tidak percaya padaku?” Alis Luisa bertaut. Mana berani dia berbohong terang-terangan pada Jose, itu sama saja buhuh diri.“Setelah aku mengantarnya dan memastikan dia baik-baik saja, aku pasti akan kembali padamu, Jose. Sungguh!” lanjut Luisa dengan raut penuh keyakinan. Nyawa Alfreed adalah yang utama baginya sekarang.Jose menggeleng. “Aku tetep butuh jaminan.” ‘Persetan dengan nyawa si biadab itu, aku tidak peduli. Yang aku tahu kau harus jadi milikku, Lu. Jangan salahkan aku bersikap seperti ini sebab kau yang sudah lebih dulu mengingkari janji kita! Kau berani menikahinya padahal dulu kau bilang mau menikah denganku!’ Jose merapatkan rahangnya setiap kali ingat dengan Alfreed, si perusak kisah cin

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    37. Menyelamatkan Alfreed Memohon Pada Jose

    Rupanya Luisa kembali ke Mansion Acapulco. Tidak mungkin dia akan membiarkan Alfreed mati begitu saja. Tidak!Kalaupun harus mati, dia nekat untuk ikut mati bersamanya.Luisa sadar kalau kedatangan Alfreed menjemputnya adalah taruhan nyawa. Maka dari itu tidak akan dia sia-siakan nyawa suaminya melayang tanpa ada pengorbanan apapun darinya."Stop!" teriak Luisa dengan air mata makin banyak berjatuhan."Stop menyakitinya, kalian sangat tidak punya hati nurani!" Luisa memeluk tubuh Alfreed yang tak sadarkan diri di lantai. Makin histeris tangisnya saat seluruh tubuh Alfreed dirantai dengan sebuah besi besar yang entah berapa kilo terikat bersama tubuh pria itu. Sepertinya mereka hendak membuang Alfreed ke laut, memberinya beban berat agar pria itu tak bisa keluar ke permukaan dan menjadi santapan hewan laut dalam. "Andres ... Kumohon, kau yang memegang kendali, bukan? Tolong, selamatkan dia." Memohon, Luisa memandang Andres yang merupakan tangan kanan Jose. Tapi pria itu bak patung

  • Istri Kontrak CEO incaran Tuan Mafia    36. Alfreed Kritis, Tak Sadarkan Diri

    Luisa berteriak histeris. Sampai bergetar sekujur tubuhnya melihat darah yang keluar dari dada kanan Alfreed. Dia ketakutan, sungguh ketakutan membayangkan hal terburuk terjadi pada pria yang berstatus sebagai suaminya itu.Tangis Luisa bahkan tiga kali lebih tumpah ruah dibandingkan saat dia melihat lengan Jose yang tertembak tadi.Ambruk tubuh Alfreed ke lantai yang sigap di tampung Luisa di atas pangkuannya.“Tu-tuan Alfreed...” Paul ikut shock dan ketakutan melihat kondisi tuannya. Tapi di sisi lain, dia juga sangat amat takut akan menjadi sasaran tembak berikutnya.Ternyata dendam Jose tidak main-main. Menyisakan nyawanya adalah kesalahan terbesar bagi Alfreed sebab dia jelas akan menjadi malaikat maut bagi pria itu.Sudah dipukuli hingga tak berdaya pun, bukan hambatan bagi Jose melenyapkan seseorang yang merebut miliknya lebih dulu. Susah payah sang pemimpin El Salvador itu bangkit, tujuannya hanya satu yakni membunuh Alfreed. Prinsipnya, jika bukan dia yang mendapatkan Luisa,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status