Beranda / Romansa / Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan / Bab 2 - Mencoba Untuk Bertahan

Share

Bab 2 - Mencoba Untuk Bertahan

Penulis: Mom's Ainun
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-24 16:15:13

Andini benar-benar dibuat hancur oleh seorang pria yang seharusnya menjadi pelindung untuknya, ucapan dan perilaku Alyas yang di luar nalar membuatnya ingin berteriak. Namun, keadaannya tidak memungkinkan. Jangankan untuk teriak, sekedar untuk menangis, Andini harus menggigit bibirnya agar tidak menimbulkan suara. Andini kemudian teringat akan isi berkas yang diajukan oleh Alyas yang membuatnya semakin tampak menyedihkan. Ia pun duduk di atas lantai, memeluk lututnya dan menangis meratapi nasibnya yang membuatnya hampir frustasi.

Tercatat dalam surat perjanjian kontrak pernikahan, Andini harus merawat anak dari Alyas yang berusia satu bulan, Andini harus menjadi sosok istri dan ibu yang baik di depan umum, yang paling membuat Andini hancur adalah dimana setelah 6 bulan pernikahan dirinya akan diceraikan. Jika Andini tidak menyetujui kontrak tersebut, mahar uang lima ratus juta harus dikembalikan.

Andini ingat betul bahwa uang lima ratus juta itu sudah ia serahkan kepada kedua orang tuanya untuk menebus rumah yang disita oleh bank. 

‘Aku tidak mungkin meminta uang itu lagi dari Ayah, aku juga tidak mau terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat ini.’ Kemudian Andini teringat wajah orang tuanya yang sudah berharap banyak dengan pernikahannya. Ia pun kembali mengusap dada menahan rasa sakitnya. ‘Tapi, aku juga tidak mau membuat kedua orang tuaku merasa khawatir, sepertinya aku harus menelan pil pahit ini sendirian.’ Batin Andini sembari menangis di lantai dengan masih memakai pakaian pengantin. 

***

Pagi menyinari kediaman rumah putih mewah Alyas, pria berusia 30 tahun itu terbangun di atas ranjang pengantin yang kini sudah tampak berbeda. Ia mengedarkan pandangan, kemudian sejenak tertegun melihatnya. Hiasan bunga-bunga dan pernak-pernik pernikahan sudah tidak ada, begitu juga dengan gadis cantik, berambut panjang yang baru kemarin Alyas halalkan. 

‘Dimana gadis itu, ya? apa dia kabur? awas aja kalau dia sampai kabur, saya akan laporkan dia sama polisi,’ gumam Alyas. 

Dret …

Panggilan ponsel Ayas berdering, dapat panggilan masuk dari rumah sakit. 

“Halo Pak, kami dari rumah sakit Sejahtera. Kami hanya ingin menginformasikan bahwa hari ini anak bapak sudah keluar dari NICU, keadaannya sudah mulai membaik dan jika dalam beberapa hari kedepan keadaannya stabil, anak Bapak bisa dibawa pulang.” 

“Oh oke, kabari saja jika memang dia sudah boleh pulang,” jawab Alyas. 

“Ngomong-ngomong kapan Bapak akan menjenguknya?” 

“Maaf saya sibuk, tapi pihak rumah sakit jangan berburuk sangka dulu, ya! karena mulai hari ini akan ada yang menjenguknya.” 

“Oh syukurlah kalau begitu, seorang anak walaupun masih bayi, dia sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Apalagi semenjak dia lahir belum pernah dijenguk oleh ayahnya.”

Nit …

Alyas langsung menekan tombol merah, mengakhiri percakapannya dengan pihak rumah sakit dengan raut wajah yang sangat kesal. Ia pun melemparkan ponselnya ke atas ranjang kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan cepat. 

Ceklek

Alyas membuka pintu kamar mandi dan …

Braks

Dada bidangnya beradu dengan kening seseorang yang hendak keluar dari kamar mandi, sontak kedua bola mata Alyas membulat melihat ada gadis cantik di hadapannya dengan tubuh yang hanya dibalut dengan lilitan handuk berwarna putih. Rambut panjang dan tubuhnya nampak basah, terlihat jelas dari masih adanya tetesan air yang berjatuhan dari ujung rambutnya.

“Aw …,” ringis gadis cantik yang tiada lain adalah Andini. Gadis itu menunduk sambil mengusap keningnya. 

‘Andini ternyata gadis yang sangat cantik,’ Batin Alyas, sejenak nampak terpesona dengan kecantikan itu, bibirnya tersenyum tipis melihat sikap Andini yang seperti anak kecil sedang kesakitan. Tidak sengaja ia melirik ke arah wanita yang ia peluk dalam pigura foto, seketika itu pula ia langsung tersadar dan menggelengkan kepalanya. ‘Astagfirullah, maafkan saya, sekali lagi saya minta maaf.’ 

Huf …

Alyas menghela napas dalam-dalam, ia kembali memasang wajah yang dingin dan menyebalkan. “Ngapain kamu ada di situ?” 

Deg 

Andini sontak diam terpaku, perlahan ia mendongakkan kepalanya untuk melihat Alyas yang tingginya terpaut 15 centimeter dari dirinya. Ia pun spontan menyilangkan kedua tangan di depan dada.“Sa _ saya habis mandi, Mas.” Menjawab dengan terbata. “Selain disini memangnya aku boleh mandi di tempat lain? jika memang boleh, apa itu tidak akan menjadi pertanyaan bagi Ibu kamu?” 

Alyas menyeringai lebar, “lumayan pintar juga kamu, rupanya kamu telah membaca kontrak pernikahan kita dengan sangat baik. Jadi gimana, apa kamu sudah menandatanganinya?” 

“Iya, aku memang sudah menandatanganinya walau karena terpaksa. Aku sadar diri kalau aku tidak bisa mengembalikan uang 500 juta itu dalam waktu dekat.” Jawab Andini pelan. 

“Baguslah kalau begitu, mulai hari ini kamu sudah harus menjalani tugas penting.” Alyas tersenyum merasa menang. 

“Tugas?” 

“Iya.”

“Tugas apa, Mas?” 

“Kamu harus pergi ke rumah sakit sejahtera untuk menjenguk anak saya yang baru berusia 1 bulan.” 

Andini menatap Alyas dalam dalam, ia masih tidak percaya ternyata telah menikah dengan seorang pria yang sudah punya anak. Jika ia ingin mengetahui sesuatu, tentunya harus tampil berani di depan suaminya itu. “Oke, aku akan kesana, tapi kamu harus jawab dulu pertanyaan aku, Mas!” Andini mengusap dada bidang Alyas kemudian menarik baju yang dikenakan suaminya itu dengan tarikan tangan yang cukup keras.

Kedua bola mata keduanya kembali bertemu, jantung keduanya sama-sama berdebar kencang. Alyas merasa jantungnya tidak aman, tak ingin terlihat salah tingkah, pria tampan bak idol Korea itu pun menghempaskan tangan lembut Andini dari dadanya. “Jaga batasan kamu! walaupun kamu istri saya, kamu tidak berhak menyentuh saya!” 

Kedua mata Andini kembali berkaca-kaca, mendengar ucapan yang seharusnya tidak pernah diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya. “Kalau kamu ingin aku pergi ke rumah sakit, tolong jawab pertanyaan aku dulu, Mas! di mana istri pertama kamu? kenapa bukan dia yang jenguk anak kamu? kenapa harus aku?”

“Tugas seorang istri adalah patuh kepada suaminya, selagi itu benar. Maka dari itu jangan banyak tanya, lakuin aja!” 

Setelah itu Alyas menarik tangan Andini agar keluar dari ambang pintu dan tidak menghalangi jalannya untuk masuk.

Jebret 

Alyas menutup pintu itu dengan sangat keras hingga membuat Andini terhenyak kaget. 

Alyas memejamkan mata lalu menyandarkan punggungnya di balik pintu, ia merasa sangat menyesal karena telah mengeluarkan kata-kata yang tidak baik untuk seorang wanita yang ia paksa masuk ke dalam hidupnya. Kemudian Andini meninggalkan pintu itu dengan perasaan yang sangat menyedihkan. Kedua pasangan suami istri itu pun sama-sama menitikkan air mata, tanpa tahu satu sama lain bahwa sebenarnya sedang terluka.

‘Maafkan saya Andini, toh kamu hanya akan menderita selama 6 bulan, setelah itu kamu akan saya bebaskan. Jangan pernah bertanya lagi dimana istri saya? saya bahkan tidak sanggup untuk menceritakan dan kembali mengingat masa-masa pahit itu.’ Batin Alyas kemudian terbayang di kepalanya saat-saat kedukaan menghampiri hidupnya. Di kepalanya muncul bayangan mengerikan, ada sebuah tabrakan mobil yang dahsyat, darah berceceran di jalan, teriakan minta tolong disertai teriakan yang keluar dari mulutnya sendiri sambil memangku seorang wanita yang bersimbah darah. 

“Tidak …” teriak Alyas.

Gedebuk …

Andini sontak berbalik badan, ia kembali berjalan mendekat ke arah pintu kamar mandi dan mengetuknya. 

“Mas, kamu nggak apa-apa, kan? Mas …!” 

Andini bingung harus b

erbuat apa karena Alyas tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

To be continued 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Senja_Khoir
Kemana kira-kira istrinya Alyas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 26

    Malam yang panjang berganti dengan hari yang begitu cerah, Andini dan Alyas kini berada di dalam mobil dengan ekspresi wajah yang sangat gelisah. Sesekali Andini mengusap air mata, yang jatuh tidak tertahankan. Mereka berdua sedang bersedih karena mendapatkan kabar dari ibunya Alyas bahwa Alif sedang sakit, kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Setibanya di rumah sakit, Andini dan Alyas berlari ke ruang Nicu. Setibanya disana, mereka melihat wanita paruh baya, yaitu Bu Sarah yang sedang duduk termenung sendirian. “Bu,” sapa Alyas. Sang ibu menoleh, bibirnya tersenyum melihat kedatangan anak dan menantunya. “Akhirnya kalian datang juga,” ucapnya pelan. “Maaf kami datang terlambat,” sambung Andini, lalu merah tangan sang ibu mertua dan menciumnya. “Masuklah! semoga dengan kedatangan kalian Alif bisa merasakan kehadiran ayah dan ibunya.” Alyas dan Andini mengangguk, keduanya berjalan bersama menuju pintu ruangan Nicu tersebut. Namun, di saat hendak membuka pintu, Al kemb

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 25

    “A …,” Andini berteriak dengan sangat keras.Kaki gadis itu menginjak batu kecil hingga tergelincir dan terjatuh di tebing, beruntung tangannya dengan sigap memegang batu. Ia menjerit kesakitan karena tangan yang di buat pegangan ada luka akibat tertusuk duri hingga rasa sakitnya berkali-kali lipat. Apalagi saat ia melihat ke bawah terdapat lautan yang disekitarnya terdapat batu-batuan yang sangat tajam. ‘Apa bisa aku selamat dari kejadian ini, tanganku semakin mati rasa, aku nggak kuat lagi.’ Batin Andini yang sudah kelelahan. “Tolong …!” teriak gadis itu dengan suara yang bergetar. Gadis itu, pun, meneteskan air mata. Mengingat harapannya untuk selamat itu hal yang sangat mustahil. ‘Ya mungkin ini adalah waktu sebelum aku tiada dari dunia ini.” Hufs …Andini menghela napas panjang lalu mengeluarkannya secara perlahan, gadis berambut panjang itu mengedarkan pandangan ke sekeliling area yang sebenarnya sangat terlihat indah. Ada lautan berwarna biru yang luas membentang, suara deb

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 24

    Andini bangun dari tidurnya dan kaget melihat keadaan sekitar sudah gelap, ia pun terbangun sambil meringis kesakitan akibat luka duri yang melukai telapak tangannya. Beruntung saat itu bulan sedang memancarkan cahaya purnama nya, sehingga ia bisa sedikit melihat area sekitar yang menyeramkan. Gadis berambut panjang itu, mencoba melangkahkan kaki sambil menggenggam pistol yang ia bawa dari gedung kosong tadi. ‘Semoga saja aku bisa menemukan jalan pulang, semoga saja ada kapal yang lewat. Aku harus ke tepi pantai, bukan berdiam diri di bawah pohon begini. Udah kayak Kunti aja.’ Batinnya sambil mendongakkan wajahnya untuk melihat pohon besar yang ada di atasnya. Seketika bulu kuduknya berdiri, di iringi munculnya suara burung hantu. Andini mengusap punduk nya perlahan agar rasa takutnya berkurang kemudian berjalan, tetapi baru saja hendak melangkahkan kaki, ia mendengar suara seorang pria sambil menyorotkan lampu senternya. Tidak mau ambil resiko, Andini pun bersembunyi dibalik pohon

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 23

    Andini berjalan dengan sangat cepat, berharap setelah membuka pintu ia akan menemukan jalan untuk kembali pulang. Namun, setelah membuka pintu, matanya terbelalak melihat sesuatu yang sama sekali tidak terbayangkan oleh dirinya. Bukan jalan raya ataupun rumah warga, yang Andini lihat hanya ada lautan yang sangat luas.‘Ya Allah …, ada apa lagi ini?’ tanya Andini dalam hati, sambil mengelus dada. “Ha …” Terdengar suara pria tertawa dari lantai atas, seketika Andini menoleh ke arah itu sambil mengepalkan tangan. “Percuma saja kamu kabur, di luar nggak ada angkot, nggak ada bis ataupun angkot. Kecuali kamu punya teman putri duyung dan bisa bawa kamu keluar dari pulau ini. Ha …” Ucap pria bertopeng sambil tertawa bersama dengan kelima pria lainnya. “Kamu juga harus tahu, di sekitar gedung ini ada mangrove, di sana ada banyak binatang buas yang mungkin akan menyukaimu. Sudahlah jangan keluar, kamu lebih aman di tempat ini, bersama kami.” “Aku lebih baik tinggal di luar sana sendirian,

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 22

    Alyas yang sedang mengendarai mobil, lantas memasang headset bluetooth di telinganya, kemudian ia menghubungi seseorang dengan sangat serius. “Halo,” sapa Alyas.“Iya hallo, ada apa Pak?” “Ada hal yang sangat penting, harus kita bicarakan.” “Oke, Pak saya on the way ke tempat Bapak.”“Tidak perlu, saya akan ke tempat kamu.” Kemudian Alyas menutup ponsel dan menginjak pedal gas dengan cepat. ‘Tunggu aku Andini,’ batinnya benar-benar merasa khawatir. *Sementara itu, Andini berada di tempat yang sangat menyeramkan. Suasananya tampak sepi dan jauh dari keramaian.Sebelum sampai di tempat itu, Andini sudah menjadi target seseorang sejak keluar dari rumah besar Alyas. Dari mulai naik grab hingga sampai ke kampus, menunggunya keluar sampai berjam-jam. Semuanya ada lima orang pria bertubuh tegap tinggi dengan satu orang yang memakai topeng. Saat itu, Andini keluar dari kampus sambil menatap layar ponselnya. Dan memang selama di kampus, ia sengaja tidak mengaktifkan ponselnya supaya tid

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 20

    Melihat keakraban antara Alyas dan Andini membuat Elisa tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Dadanya terasa sesak ingin sekali ia memaki dan juga meneriaki Andini, demi Citra baiknya di depan Alyas dan Bu Sarah ia memendam perasaan kesalnya itu diam-diam. ‘Si Andini sekarang tingkahnya makin nyebelin aja, belum tau aja dia, kalau aku orang yang nggak suka ngeliat cewek senyum sama Al.’ Elisa membatin. “Kalau kalian memang mau pergi, kenapa nggak bareng aja?” tanya Bu Sarah. Alyas spontan menoleh ke arah Andini yang sedang mengunyah sarapannya, ‘Aku sih mau-mau aja nganterin dia, Bu. Tapi aku takut salah ngomong, salah tingkah, makin hari aku takut tidak bisa mengendalikan perasaanku dan keceplosan.’ Batinnya. Andini melirik Alyas, yang ternyata sedang menatapnya. Ia pun tersenyum simpul merasa kisah kasih cintanya didukung oleh sang mertua. ‘Aku sih nunggu banget Mas Alyas nawarin berangkat bareng, tapi apa iya dia mau?’ hatinya terus berbicara. “Maaf Bu, Alyas tidak bisa mengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status