Share

Istri Simpanan?

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 11:53:40

Keesokan paginya, Kai sudah mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA.

"Kamu sudah resmi menjadi istriku, jadi apapun yang terjadi, kamu harus mengikuti semua ucapanku sesuai dengan perjanjian."

Anna memandang surat nikah yang diberikan Kai padanya dengan hati hampa. "Iya," balasnya lesu.

Dia tidak pernah menyangka akan menikah sekilat ini dengan pria asing.

Semuanya terjadi begitu cepat.

"Aku akan pergi ke kantor. Minta pada pelayan kalau kamu butuh sesuatu."

Kai pergi begitu saja setelah mengatakan itu.

Anna memandang kepergiannya dalam diam. Sejak kemarin, pria itu tampak begitu sibuk. Ia tidak mengizinkan Anna melakukan apapun, tapi juga tidak pernah benar-benar meminta Anna untuk melayaninya.

'Sebenarnya dia mau apa?' batin Anna bertanya-tanya.

Ia lantas memandangi semua pakaian yang sudah disiapkan untuknya. Pakaian yang tampak mewah dan elegan.

Anna mengecek pakaian-pakaian itu, ukurannya sesuai dengan tubuhnya. Dari mana Kai tahu?

"Selain yang ada di sini, apa ada yang Anda butuhkan lagi?" tanya pelayan yang membawakan pakaian itu.

Anna menoleh, lalu menggeleng. "Tidak, terima kasih."

Ia menatap semua pakaian, tas, sepatu, juga perhiasan yang ada di kamarnya dengan hati nelangsa.

Kenapa dia merasa seperti sedang menjual diri? Mendapatkan semua barang mewah, tapi dia sendiri bak burung dalam sangkar, yang mungkin bisa dipermainkan begitu saja oleh pria yang kini menawannya.

Satu pelayan lain menghampiri Anna, lalu membuka kotak kecil berbahan beludru.

“Ini cincin pernikahan Anda.”

Anna terkejut lagi, Kai bahkan menyiapkan cincin pernikahan? Apa sebenarnya yang diinginkan dan dilakukan pria itu?

Anna tidak membantah. Dia memilih membiarkan saja apa yang hendak dilakukan Kai, dia juga memakai cincin yang disiapkan pria itu.

Seharian itu, Anna hanya berada di kamar. Bahkan dia melewatkan makan siang karena merasa canggung dan aneh tinggal di rumah itu. Lagi pula, tugasnya sekarang hanya melayani Kai, jadi selama pria itu belum pulang, maka tidak ada yang bisa dilakukannya.

Anna diam melamun dengan rasa bosan yang melanda. Jika biasanya dari pagi sampai siang dia akan terus bekerja di kafe lalu menjaga minimarket sampai malam, sekarang dia hanya duduk diam tanpa tahu harus melakukan apa.

Hingga saat Anna masih merenung, tiba-tiba pemikiran muncul di kepala.

“Dia sepertinya hanya menganggapku sebagai pelayan. Tapi kenapa? Jika aku ini pelayan, kenapa dia harus memberiku status istri kontrak? Atau dia sebenarnya menyesal menawariku kontrak pernikahan? Apa dia jijik padaku?”

Pemikiran negatif muncul di kepala karena sikap Kai yang membingungkan. 

Dia hanya takut jika dijadikan pelampiasan saja, bagaimana jika ternyata Kai sudah memiliki kekasih atau mungkin beristri? 

Anna menggeleng cepat, dia benar-benar bingung kalau benar jadi seorang perebut laki orang.

**

Anna masih terus berada di kamar. Dia sampai tertidur di sofa karena Kai belum juga pulang meski malam sudah menjelang.

Anna bangun karena terkejut mendengar suara ponselnya. Dia mengambil ponsel dari atas meja, lalu melihat ada pesan masuk dari Kai.

[Malam ini aku tidak pulang.]

Anna mengerutkan alis. Dia semakin penasaran dengan sosok Kai.

“Apa tebakanku benar? Apa dia sudah punya istri dan sekarang pulang ke istri sahnya?”

Tiba-tiba rasa bersalah merayap di dada, apa dia jadi orang ketiga dan mungkin akan menghancurkan rumah tangga wanita lain?

Namun, jika memang Kai sudah menikah, kenapa Kai malah membuat perjanjian dengannya? 

Anna pusing, dia benar-benar tidak tahu kenapa Kai melakukan semua ini.

Anna mengetik pesan untuk dikirimkan pada Kai, tapi dia kembali menghapusnya.

“Untuk apa aku bertanya?”

Anna menggigit bibir bawahnya. Dia bingung jika tebakannya benar.

Hingga Anna mengingat foto yang tadi sempat dilihatnya di ruang keluarga. Anna memutuskan keluar dari kamar, lalu menuruni anak tangga menuju ruang keluarga. Ia ingin memastikan kalau dia tidak salah melihat.

Di sana, Anna melihat foto Kai bersama seorang wanita yang begitu anggun dan cantik. Wanita itu memeluk Kai, sedangkan pria itu merangkul pundak wanita itu.

“Jadi, apa wanita ini kekasih atau istrinya? Lalu, kenapa aku masih dijadikan istri? Atau mungkin dia memang memiliki maksud lain dengan mengambil kesempatan dariku yang terdesak?”

Tiba-tiba saja rasa sakit menusuk dada. Anna tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba saja kecewa, apalagi jika benar dia sebenarnya hanya istri simpanan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lastri A
jangan terbawa keadaan dimana itu blm jelas lebih baik di selidiki dulu mungkin dia mantan istri yg sdh meninggal
goodnovel comment avatar
Adeena
jangan terlalu jau berpikir yg belom pasti Anna lihat saja kelanjutan'y bagaimana jangan berspekulasi sendiri..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih sudah mengikuti kisah Anna dan Kai sampai selesai. Dukungan kalian selama ini, sangat berarti bagi saya. Jika kalian ingin membaca buku-buku dari saya yang lain, kalian bisa mengunjungi profil saya. Nantikan juga buku baru karya saya yang lain. Terima kasih banyak sekali lagi. Sampai ketemu di buku selanjutnya :⁠-⁠)

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 3-Akhir

    Keesokan harinya. Alex baru saja bangun tapi tidak mendapati Rania di ranjang, Alex lantas bangun karena menebak istrinya pasti sedang sibuk di dapur.Saat Alex akan keluar dari kamar, dia melihat pintu kamar mandi terbuka, ternyata Rania baru saja di kamar mandi.Rania berdiri di ambang pintu dengan satu tangan disembunyikan di belakang punggung, lalu dia berjalan mendekat ke Alex.“Ada apa?” tanya Alex saat melihat tatapan Rania yang berbeda.“Tidak ada apa-apa,” jawab Rania.“Baiklah kalau begitu,” ucap Alex, “aku mandi dulu,” kata Alex lalu melangkah menuju kamar mandi.“Lex.” Rania memanggil sambil membalikkan badan ke arah Alex.Rania menatap Alex yang berhenti melangkah, lalu membalikkan badan ke arahnya.“Ada apa?” tanya Alex.Rania tersenyum, lalu mengeluarkan tangan yang sejak tadi disembunyikannya di belakang pinggang.“Aku hamil,” ucap Rania sambil memperlihatkan alat penguji kehamilan yang memiliki tanda plus.Alex terkejut sampai bergeming menatap Rania yang terus tersen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 2

    Setelah mendapat izin untuk bepergian, akhirnya Anna mengajak Rendra untuk menjenguk kakek buyutnya.Anna dan Kai baru saja turun dari pesawat. Anna menggendong Rendra, sedangkan Kai yang membawa koper mereka.“Kata Rania, nanti ada sopir Kakek yang menjemput kita,” ucap Anna sambil melangkah menuju pintu keluar bandara.Kai mengedarkan bandara, mencari sopir Abraham, sampai akhirnya dia melihat seorang pria berkemeja hitam mendekat sambil tersenyum ramah ke arah Kai dan Rania.“Siang Nona, Tuan.” Pria itu langsung mengambil alih koper dari tangan Kai. “Mari, mobilnya sudah siap di depan,” ucapnya lagi.Anna dan Kai pergi ke mobil, lalu mereka menuju ke rumah Abraham.Sepanjang perjalanan, Anna memandangi jalanan yang mereka lewati. Dulu dia ke sana untuk mendapat pengakuan, sekarang dia ke sana karena dirindukan.Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Abraham. Saat tiba di sana, para pelayan sudah menyambut mereka di depan, bahkan Abraham dan Rania juga ada

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 1

    Hari pertunangan Anser dan Queen pun tiba. Mereka melangsungkan pertunangan satu bulan setelah Anna melahirkan.Malam itu di ballroom hotel milik keluarga Kai, sudah ramai dengan para tamu yang datang untuk menyaksikan pertunangan Queen.“Aku tidak menyangka, dari teman sekarang malah jadi adikmu,” ucap Bella sambil menatap Anna.Anna menahan senyum, lalu merangkul pundak Bella.“Tidak masalah, bukankah malah bagus, kita semakin dekat,” balas Anna.Bella terharu, lalu memeluk erat Anna.“Iya, padahal dulu maunya kamu jadi kakakku, ya sudah bukankah tetap saja sama, sama-sama jadi adik,” ucap Bella.Anna tertawa, dia mengangguk-angguk sambil mengusap lengan Bella.Rania datang menggendong Rendra. Bayi itu tumbuh dengan baik, bahkan sekarang semakin gemuk.“Dia rewel, sepertinya mau minum,” kata Rania sambil menyerahkan Rendra ke dalam gendongan Anna.“Kamu lapar ya, Sayang?” Anna menimang Rendra, lalu pamit untuk pergi ke ruangan khusus agar bisa menyusui Rendra.Ballroom itu sudah pen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Keluarga Bahagia

    Malam itu di ruang inap. Hanya ada Kai, Alex, dan Rania yang menemani Anna di rumah sakit. Rania menawarkan diri di sana untuk membantu menjaga Rendra.“Kata Rania, Anna mengalami pendarahan tadi?” tanya Alex.“Ya, sempat membuat semua orang panik,” jawab Kai.Alex mengangguk-angguk kecil.“Syukurlah, setidaknya sekarang dia baik-baik saja,” ucap Alex.Kai mengangguk, lalu menoleh ke Rania yang sedang memberi susu dari botol karena Anna belum bisa mengeluarkan asi.“Apa Rania belum ada tanda-tanda hamil?” tanya Kai.Alex menggeleng.“Belum, tapi aku tidak mau memaksa, apalagi terburu-buru meskipun Kakek sangat berharap Rania hamil dan memberi cicit juga,” jawab Alex, “aku tidak mau dia sedih lagi jika hamil dan teringat pada Abi, putranya yang sudah meninggal.”Kai mengangguk-angguk paham.“Ya, tak perlu merencanakan apa pun, apalagi tentang kehidupan selanjutnya. Bukankah yang terpenting jalani saja, selama kalian bahagia, tidak masalah sama sekali,” ujar Kai.Alex mengangguk mengiyak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Baby Rendra

    Anna akhirnya mulai bangun. Dia menoleh ke kanan dan melihat Stefanie yang sudah tersenyum padanya.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang masih sakit?” tanya Stefanie penuh dengan perhatian.Anna melenguh kecil. Dia menggerakkan tubuhnya karena merasa tak nyaman dengan posisi berbaring sekarang.Stefanie langsung sigap berdiri, dia memastikan Anna merasa nyaman, lalu kembali duduk sambil memegang tangan Anna.“Kapan Mama datang?” tanya Anna tak menyangka sang mama sudah ada di sampingnya.“Sudah dari tadi, saat kamu ada di ruang persalinan,” jawab Stefanie.Anna mengangguk kecil.“Di mana bayinya?” tanya Anna dengan suara lemah. Dia mengedarkan pandangan tapi tak mendapati bayi yang baru dilahirkannya tadi.“Masih ada di ruang perawatan bayi. Kai dan Mami Eve ke sana untuk melihatnya. Kamu jangan cemas,” ucap Stefanie penuh dengan kesabaran dan kelembutan.“Bayinya baik-baik saja, kan?” tanya Anna dengan ekspresi cemas.“Iya, baik-baik saja,” jawab Stefanie.Anna bernapas lega sambil memej

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status