Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Kolot dan Diselingkuhi

Share

Kolot dan Diselingkuhi

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-01-11 15:48:18

Kai sudah berada di ruang kerjanya. Dia sedang mendengarkan asistennya bicara, tapi sepertinya Kai tidak fokus.

“Pak.” Tian–asisten Kai, menatap pada pria itu yang sejak tadi seperti melamun. Bahkan Kai tidak menanggapi perkataannya. “Apa ada masalah, Pak?” tanya Tian.

Kai baru sadar dari lamunan, lalu segera membetulkan posisi duduknya.

“Tidak ada,” jawab Kai.

“Kalau tidak ada masalah di jadwalnya, saya permisi dulu,” ucap Tian lalu membalikkan badan untuk keluar dari ruangan itu.

Tepat setelah Tian berjalan menuju pintu, Kai mendapat pesan dari sopir yang mengantar Anna.

[Nona pergi ke sebuah rumah di kawasan perumahan biasa, tapi saya tidak tahu beliau menemui siapa karena saya diminta berhenti agak jauh di rumah itu. Nona bilangnya itu rumah temannya.]

Kai mengerutkan alis. Jika memang itu rumah temannya, kenapa tidak mengantar langsung sampai di depan rumah?

[Kirim alamatnya.]

“Tian!”

Tian yang baru saja akan keluar dari ruangan itu, kini kembali berbalik memandang pada Kai.

“Iya, Pak?” Tian kembali menutup pintu lalu menghampiri Kai.

Kai tidak langsung bicara karena sedang menunggu jawaban dari sopirnya, lalu setelah mendapat pesan balasan, Kai mengirim ulang alamat itu ke nomor Tian.

“Cari tahu, siapa yang tinggal di alamat itu!” perintah Kai.

Tian langsung membuka ponsel, dia membaca pesan yang dikirimkan Kai.

“Eh … ini alamat siapa?” tanya Tian.

“Itu tugasmu mencari tahu.” Kai menjawab dengan ekspresi wajah datar.

“Ya, saya paham, Pak. Maksudnya ada hubungan dengan siapa?” tanya Tian memperjelas agar mudah melacak.

“Anna.” Kai menjawab singkat.

Tian langsung membentuk huruf O, dia langsung mengangguk-angguk paham, lalu permisi dari ruangan itu. Tentunya Tian sudah tahu siapa Anna.

Kai diam berpikir. Kenapa Anna pergi ke sana, sedangkan itu bukan daerah tempat tinggal Anna sebelumnya.

**

Di rumah Alvian. 

Tubuh Anna gemetar melihat kekasihnya sedang menindih wanita lain dalam kondisi tubuh polos.

“Apa maksudnya ini?” Anna bersuara dengan tatapan tak percaya.

Alvian dan Kirana–teman kerja Alvian, sangat terkejut mendengar suara Anna. Keduanya langsung melepaskan diri satu sama lain, lalu masing-masing mencari sesuatu untuk membungkus tubuh mereka.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Alvian dengan wajah merah menahan kesal dan malu.

“Apa yang aku lakukan? Jika aku tidak kemari, aku tidak akan tahu kelakuan burukmu, kan!” Anna menatap benci, jijik, dan risih melihat perbuatan Alvian.

Kekasih yang selalu dia banggakan sebagai pria baik, sopan, dan ramah, ternyata berkelakuan bejat.

Alvian panik. Dia menatap pada Kirana yang memasang wajah sedih karena malu dilihat Anna.

“Keluar dari sini!” Alvian sudah memakai celana, lalu mendorong Anna keluar dari kamar itu.

Anna sangat syok, bagaimana bisa Alvian mengusirnya.

“Kita sudah menjalin hubungan selama lima tahun dan berkomitmen ingin hidup bersama. Tapi apa ini? Jadi selama ini kamu diam-diam berselingkuh dariku?” Anna mencoba melawan rasa terkejutnya dengan meluapkan semua amarah dan kekecewaan yang dirasakan.

Alvian tampak seperti terpojok. Anna bisa melihat kepanikan di wajah pria itu.

“Aku tidak tahan denganmu!” hardik Alvian.

Anna syok. Dia menatap tak percaya.

“Kamu tidak pernah bisa meluangkan waktu untukku, bahkan menemaniku tidur saja tidak bisa. Memangnya siapa yang tahan dengan wanita kolot sepertimu. Berciuman saja kamu takut!” bentak Alvian.

Anna sangat syok. Kolot? Dia hanya menjaga kehormatan untuk suaminya kelak, apa itu disebut kolot?

Anna melihat Kirana yang berdiri di ambang pintu kamar seraya membungkus tubuh dengan selimut. Wanita itu tersenyum tipis seolah mengejeknya, tentu Anna kenal siapa Kirana.

“Aku akan menyerahkannya, tapi setelah kita menikah,” balas Anna.

“Halah, menikah! Bisa-bisa aku ikut jatuh miskin karena keluargamu yang miskin itu.”

Tak tahan dengan hinaan Alvian, sebuah tamparan Anna layangkan ke pipi Alvian. Tamparan itu cukup keras, membuat Alvian sampai memalingkan muka..

“Alvian.” Kirana mendekat, lalu mengusap pipi pria itu untuk memberi perhatian. “Apa sangat sakit?” tanya Kirana dengan nada manja.

Anna menggenggam telapak tangan erat. Dia tidak tahan.

“Dasar sok jual mahal. Seharusnya kalau kamu tidak mampu melayani Alvian, jangan menyalahkannya kalau memilihku!” Kirana ikut menyalahkan Anna.

Anna geram. Dia mengangkat tangan ingin menampar Kirana, tapi siapa sangka Alvian mencekal pergelangan tangannya.

Tak hanya itu, pria itu dengan sangat kejam menampar sangat keras pipi Anna, sampai kekasihnya itu tersungkur di lantai. Untungnya tak sampai membentur dinding.

“Kamu harusnya tahu diri! Aku muak melihat wajah polosmu. Kita sudah dewasa, ada kebutuhan biologis yang harus aku salurkan. Kalau kamu mau melayaniku, aku tidak akan berpaling ke Kirana.” Alvian memaki. Dia merangkul Kirana seolah menunjukkan kalau wanita itu segalanya baginya.

Anna masih terduduk di lantai. Dia memegangi pipinya yang perih. Bukan hanya fisiknya, tapi hatinya terasa sakit. Dia berusaha menjaga kehormatan untuk dihadiahkan pada Alvian setelah pria itu menikahinya, tapi apa balasannya? Makian dan hinaan, serta sebuah perselingkuhan.

Alvian meraih lengan Anna, lalu memaksa wanita itu berdiri.

“Ingat, ya. Hubungan kita sudah berakhir, jangan menemuiku lagi!”

Setelah mengatakan itu, Alvian menyeret Anna keluar dari rumahnya. Bahkan dia mendorong cukup keras tubuh Anna hingga tersungkur di rerumputan yang terdapat di depan rumah.

“Ingat! Aku tidak butuh wanita sok suci sepertimu!”

Anna mencengkram erat telapak tangannya. Dia melirik tajam, melihat Kirana tersenyum miring seraya melambaikan tangan seolah mengejeknya sebelum pintu rumah tertutup. Setelahnya Anna sendirian menahan pedih atas perlakuan Alvian.

“Kenapa nasibku seperti ini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
bersyukurlah kamu Anna tahu busuk'y Alvian lebih dulu...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih sudah mengikuti kisah Anna dan Kai sampai selesai. Dukungan kalian selama ini, sangat berarti bagi saya. Jika kalian ingin membaca buku-buku dari saya yang lain, kalian bisa mengunjungi profil saya. Nantikan juga buku baru karya saya yang lain. Terima kasih banyak sekali lagi. Sampai ketemu di buku selanjutnya :⁠-⁠)

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 3-Akhir

    Keesokan harinya. Alex baru saja bangun tapi tidak mendapati Rania di ranjang, Alex lantas bangun karena menebak istrinya pasti sedang sibuk di dapur.Saat Alex akan keluar dari kamar, dia melihat pintu kamar mandi terbuka, ternyata Rania baru saja di kamar mandi.Rania berdiri di ambang pintu dengan satu tangan disembunyikan di belakang punggung, lalu dia berjalan mendekat ke Alex.“Ada apa?” tanya Alex saat melihat tatapan Rania yang berbeda.“Tidak ada apa-apa,” jawab Rania.“Baiklah kalau begitu,” ucap Alex, “aku mandi dulu,” kata Alex lalu melangkah menuju kamar mandi.“Lex.” Rania memanggil sambil membalikkan badan ke arah Alex.Rania menatap Alex yang berhenti melangkah, lalu membalikkan badan ke arahnya.“Ada apa?” tanya Alex.Rania tersenyum, lalu mengeluarkan tangan yang sejak tadi disembunyikannya di belakang pinggang.“Aku hamil,” ucap Rania sambil memperlihatkan alat penguji kehamilan yang memiliki tanda plus.Alex terkejut sampai bergeming menatap Rania yang terus tersen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 2

    Setelah mendapat izin untuk bepergian, akhirnya Anna mengajak Rendra untuk menjenguk kakek buyutnya.Anna dan Kai baru saja turun dari pesawat. Anna menggendong Rendra, sedangkan Kai yang membawa koper mereka.“Kata Rania, nanti ada sopir Kakek yang menjemput kita,” ucap Anna sambil melangkah menuju pintu keluar bandara.Kai mengedarkan bandara, mencari sopir Abraham, sampai akhirnya dia melihat seorang pria berkemeja hitam mendekat sambil tersenyum ramah ke arah Kai dan Rania.“Siang Nona, Tuan.” Pria itu langsung mengambil alih koper dari tangan Kai. “Mari, mobilnya sudah siap di depan,” ucapnya lagi.Anna dan Kai pergi ke mobil, lalu mereka menuju ke rumah Abraham.Sepanjang perjalanan, Anna memandangi jalanan yang mereka lewati. Dulu dia ke sana untuk mendapat pengakuan, sekarang dia ke sana karena dirindukan.Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Abraham. Saat tiba di sana, para pelayan sudah menyambut mereka di depan, bahkan Abraham dan Rania juga ada

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 1

    Hari pertunangan Anser dan Queen pun tiba. Mereka melangsungkan pertunangan satu bulan setelah Anna melahirkan.Malam itu di ballroom hotel milik keluarga Kai, sudah ramai dengan para tamu yang datang untuk menyaksikan pertunangan Queen.“Aku tidak menyangka, dari teman sekarang malah jadi adikmu,” ucap Bella sambil menatap Anna.Anna menahan senyum, lalu merangkul pundak Bella.“Tidak masalah, bukankah malah bagus, kita semakin dekat,” balas Anna.Bella terharu, lalu memeluk erat Anna.“Iya, padahal dulu maunya kamu jadi kakakku, ya sudah bukankah tetap saja sama, sama-sama jadi adik,” ucap Bella.Anna tertawa, dia mengangguk-angguk sambil mengusap lengan Bella.Rania datang menggendong Rendra. Bayi itu tumbuh dengan baik, bahkan sekarang semakin gemuk.“Dia rewel, sepertinya mau minum,” kata Rania sambil menyerahkan Rendra ke dalam gendongan Anna.“Kamu lapar ya, Sayang?” Anna menimang Rendra, lalu pamit untuk pergi ke ruangan khusus agar bisa menyusui Rendra.Ballroom itu sudah pen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Keluarga Bahagia

    Malam itu di ruang inap. Hanya ada Kai, Alex, dan Rania yang menemani Anna di rumah sakit. Rania menawarkan diri di sana untuk membantu menjaga Rendra.“Kata Rania, Anna mengalami pendarahan tadi?” tanya Alex.“Ya, sempat membuat semua orang panik,” jawab Kai.Alex mengangguk-angguk kecil.“Syukurlah, setidaknya sekarang dia baik-baik saja,” ucap Alex.Kai mengangguk, lalu menoleh ke Rania yang sedang memberi susu dari botol karena Anna belum bisa mengeluarkan asi.“Apa Rania belum ada tanda-tanda hamil?” tanya Kai.Alex menggeleng.“Belum, tapi aku tidak mau memaksa, apalagi terburu-buru meskipun Kakek sangat berharap Rania hamil dan memberi cicit juga,” jawab Alex, “aku tidak mau dia sedih lagi jika hamil dan teringat pada Abi, putranya yang sudah meninggal.”Kai mengangguk-angguk paham.“Ya, tak perlu merencanakan apa pun, apalagi tentang kehidupan selanjutnya. Bukankah yang terpenting jalani saja, selama kalian bahagia, tidak masalah sama sekali,” ujar Kai.Alex mengangguk mengiyak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Baby Rendra

    Anna akhirnya mulai bangun. Dia menoleh ke kanan dan melihat Stefanie yang sudah tersenyum padanya.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang masih sakit?” tanya Stefanie penuh dengan perhatian.Anna melenguh kecil. Dia menggerakkan tubuhnya karena merasa tak nyaman dengan posisi berbaring sekarang.Stefanie langsung sigap berdiri, dia memastikan Anna merasa nyaman, lalu kembali duduk sambil memegang tangan Anna.“Kapan Mama datang?” tanya Anna tak menyangka sang mama sudah ada di sampingnya.“Sudah dari tadi, saat kamu ada di ruang persalinan,” jawab Stefanie.Anna mengangguk kecil.“Di mana bayinya?” tanya Anna dengan suara lemah. Dia mengedarkan pandangan tapi tak mendapati bayi yang baru dilahirkannya tadi.“Masih ada di ruang perawatan bayi. Kai dan Mami Eve ke sana untuk melihatnya. Kamu jangan cemas,” ucap Stefanie penuh dengan kesabaran dan kelembutan.“Bayinya baik-baik saja, kan?” tanya Anna dengan ekspresi cemas.“Iya, baik-baik saja,” jawab Stefanie.Anna bernapas lega sambil memej

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status