Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Menjadi Istri Kontrak

Share

Menjadi Istri Kontrak

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-01-03 08:55:12

Anna tidak peduli dengan tatapan menilai pria itu. Ia sadar penampilannya sangat berantakan, apalagi pakaiannya sudah robek.

Namun, itu tidak penting. Bagaimana pun, ia butuh seseorang untuk membantunya lolos dari pria hidung belang itu.

"Kumohon, Tuan. Tolong aku..."

Sekali lagi Anna memelas karena pria itu tidak mengatakan apapun.

"Kemari kamu, Jalang!"

Pria tua itu hendak menggapai tangan Anna.

Namun, tanda diduga, pria yang ada di lift itu tiba-tiba keluar dan menarik tangan Anna. Ia memosisikan diri di antara Anna dan si hidung belang, menghalangi pandangan pria tua itu. 

"Mau sok jadi pahlawan, hah?! Menyingkir dari sini dan serahkan dia padaku!" hardik pria tua itu.

Namun, pria itu—Kai—tidak bergerak sedikit pun. Tatapan tajamnya yang begitu menusuk seolah tengah menguliti pria di hadapannya.

"Pergi!" Baritonnya yang tegas membuat siapapun yang mendengar pasti akan terintimidasi.

Meski tampak gentar, tapi pria tua itu berusaha tampak berani. Ia menaikkan dagunya dan menampilkan ekspresi keras, yang sama sekali tidak tampak menakutkan. 

"Pergi? Kamu pikir aku ini bodoh? Aku sudah membayarnya mahal, lalu mau kamu ambil untuk keuntunganmu? Cuih!"

Ia meludah ke samping untuk menghina permintaan Kai.

Anna menciut panik. Apakah pria di depannya ini akan menyerahkannya pada pria hidung belang itu? Apalagi Anna melihat ia sempat melirik ke arahnya.

Kai merogoh saku jas, lalu mengeluarkan sebuah kartu nama. "Nyawamu bisa kubeli jika ingin. Berapa kamu membayarnya, akan kuganti tiga kali lipat."

Anna seketika membelalak.

Apa maksud pria ini ingin membayarnya tiga kali lipat? Ataukah ini hanya gertakan untuk menakut-nakuti?

Pria hidung belang itu mengambil kartu nama dari Kai, lalu terkejut setengah mati ketika melihat nama lengkap pria di depannya ini.

Kaisar Raffasya Bramanty. 

Nama itu sudah cukup untuk meruntuhkan semua kepercayaan diri yang berusaha ia pertahankan. Dan hanya orang bodoh saja yang berani melawan seorang pria yang latar belakangnya begitu disegani dan dihormati di seluruh penjuru negeri!

"Kuhitung sampai tiga."

Kai memberi peringatan lagi.

Pria itu melirik pada Anna seolah menimbang. Dia seperti tak mau mengambil resiko, sehingga ia memutuskan untuk berbalik pergi meski terlihat dongkol.

Anna menghela napas lega, setidaknya dia bisa terlepas dari tua bangka bau tanah yang ingin memperkosanya itu.

Anna ingin berterima kasih, tapi sebelum dia membuka suara, pria di depannya membalikkan badan dengan cepat, lalu mencengkeram lengannya dengan kuat.

Anna terkejut. Dia ingin memberontak, tapi ingat jika pria itu sudah menolongnya. Belum lagi pria ini menahan tangannya begitu kencang, membuat Anna tak berkutik saat diajak masuk lift.

"Ki-kita mau ke mana?" tanya Anna tergagap.

Kai tidak menjawab, membuat Anna memperhatikan tombol yang ditekan olehnya. Kenapa ia membawanya naik ke lantai teratas?

Apa pria ini ingin memanfaatkannya?

Anna menelan ludah ... bukankah tadi dia mengatakan jika akan membayarnya tiga kali lipat?!

Anna masih merasakan genggaman Kai yang begitu erat. Pria itu bahkan tak melepas tangannya sepanjang lift melaju naik ke lantai atas.

Sampai akhirnya pintu lift terbuka, Kai kembali menarik tangan Anna agar berjalan mengikutinya ke salah satu presidential room di ruangan itu.

“Tu-Tuan…”

Perasaan Anna semakin campur aduk. Apa kini dia harus melayani pria yang menolongnya, setelah dia bebas dari pria tua yang membelinya?

Demi Tuhan, Anna tidak mau!

Saat sampai di dalam kamar, Kai akhirnya melepas tangan Anna.

Dia menatap pada Anna yang menundukkan kepala.

“Kamu ingin menjual dirimu?”

Suara tegas Kai membuat kedua bahu Anna bergidik karena terkejut. Dia tidak menjawab, hanya diam dengan terus menundukkan kepala. Dia menggeleng pelan.

"Kamu harus mengganti uang yang nantinya akan kukeluarkan untuk menebusmu dari pria tua itu."

Terkejut, Anna mendongak untuk menatap pria itu. Anna akui, setiap Kai bicara mampu membuat seluruh tubuhnya menegang, takut. Dia benar-benar belum pernah sekalipun bertemu dengan pria dingin seperti Kai, bahkan bosnya di tempat bekerja saja tidak seperti ini.

"A-aku pasti akan mengganti uang Anda, tapi tidak bisa sekarang. Aku harap Anda bisa sabar menunggu sampai aku mengumpulkan semua uangnya," ucap Anna mencoba tetap tenang meski seluruh tubuhnya gemetar.

Anna melihat Kai diam. Tatapan pria itu benar-benar membuat tubuhnya terasa beku.

Apa Kai sama seperti pria tua tadi, menginginkan tubuhnya sebagai balasan?

"Menunggu? Apa kamu pikir bisa mengganti uang yang kukeluarkan?" tanya Kai, masih dengan ekspresinya yang datar.

Anna diam seraya menggigit bibir bawahnya. Tentu dia tak yakin, gajinya sebulan tidak seberapa, ditambah masih harus mencukupi biaya sehari-hari.

"A-aku akan berusaha," balas Anna lirih.

"Kembalikan uangku dalam satu minggu.”

Bola mata Anna membulat. Seminggu? Apa pria ini ingin Anna merampok?!

"A-aku tidak mungkin bisa mengembalikan uang Anda dalam seminggu," ucap Anna panik.

Anna berpikir, sepertinya Kai sama saja dengan pria tua tadi, memanfaatkan ketidakmampuannya untuk mendapatkan dirinya.

Haruskah dia menyesal karena sudah ditolong?

"Sudah kuduga."

Dua kata itu mampu membuat Anna semakin gemetar. Apalagi tatapan pria itu sama sekali tidak teralihkan darinya.

Kai melangkah maju, membuatnya secara impulsif mengambil langkah mundur.

Anna benar-benar ketakutan ketika Kai tiba-tiba melepas jasnya.

"Aku butuh istri," katanya.

Anna menelan ludah, terkejut sekaligus bingung.

Saat itu, Kai menyematkan jasnya ke pundak Anna.

Tunggu ...

"Kamu harus menjadi istriku untuk mengganti semua uang itu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
Kai kamu tumbuh Jd pria dingin nurun sifat bapakmu...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih sudah mengikuti kisah Anna dan Kai sampai selesai. Dukungan kalian selama ini, sangat berarti bagi saya. Jika kalian ingin membaca buku-buku dari saya yang lain, kalian bisa mengunjungi profil saya. Nantikan juga buku baru karya saya yang lain. Terima kasih banyak sekali lagi. Sampai ketemu di buku selanjutnya :⁠-⁠)

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 3-Akhir

    Keesokan harinya. Alex baru saja bangun tapi tidak mendapati Rania di ranjang, Alex lantas bangun karena menebak istrinya pasti sedang sibuk di dapur.Saat Alex akan keluar dari kamar, dia melihat pintu kamar mandi terbuka, ternyata Rania baru saja di kamar mandi.Rania berdiri di ambang pintu dengan satu tangan disembunyikan di belakang punggung, lalu dia berjalan mendekat ke Alex.“Ada apa?” tanya Alex saat melihat tatapan Rania yang berbeda.“Tidak ada apa-apa,” jawab Rania.“Baiklah kalau begitu,” ucap Alex, “aku mandi dulu,” kata Alex lalu melangkah menuju kamar mandi.“Lex.” Rania memanggil sambil membalikkan badan ke arah Alex.Rania menatap Alex yang berhenti melangkah, lalu membalikkan badan ke arahnya.“Ada apa?” tanya Alex.Rania tersenyum, lalu mengeluarkan tangan yang sejak tadi disembunyikannya di belakang pinggang.“Aku hamil,” ucap Rania sambil memperlihatkan alat penguji kehamilan yang memiliki tanda plus.Alex terkejut sampai bergeming menatap Rania yang terus tersen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 2

    Setelah mendapat izin untuk bepergian, akhirnya Anna mengajak Rendra untuk menjenguk kakek buyutnya.Anna dan Kai baru saja turun dari pesawat. Anna menggendong Rendra, sedangkan Kai yang membawa koper mereka.“Kata Rania, nanti ada sopir Kakek yang menjemput kita,” ucap Anna sambil melangkah menuju pintu keluar bandara.Kai mengedarkan bandara, mencari sopir Abraham, sampai akhirnya dia melihat seorang pria berkemeja hitam mendekat sambil tersenyum ramah ke arah Kai dan Rania.“Siang Nona, Tuan.” Pria itu langsung mengambil alih koper dari tangan Kai. “Mari, mobilnya sudah siap di depan,” ucapnya lagi.Anna dan Kai pergi ke mobil, lalu mereka menuju ke rumah Abraham.Sepanjang perjalanan, Anna memandangi jalanan yang mereka lewati. Dulu dia ke sana untuk mendapat pengakuan, sekarang dia ke sana karena dirindukan.Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Abraham. Saat tiba di sana, para pelayan sudah menyambut mereka di depan, bahkan Abraham dan Rania juga ada

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 1

    Hari pertunangan Anser dan Queen pun tiba. Mereka melangsungkan pertunangan satu bulan setelah Anna melahirkan.Malam itu di ballroom hotel milik keluarga Kai, sudah ramai dengan para tamu yang datang untuk menyaksikan pertunangan Queen.“Aku tidak menyangka, dari teman sekarang malah jadi adikmu,” ucap Bella sambil menatap Anna.Anna menahan senyum, lalu merangkul pundak Bella.“Tidak masalah, bukankah malah bagus, kita semakin dekat,” balas Anna.Bella terharu, lalu memeluk erat Anna.“Iya, padahal dulu maunya kamu jadi kakakku, ya sudah bukankah tetap saja sama, sama-sama jadi adik,” ucap Bella.Anna tertawa, dia mengangguk-angguk sambil mengusap lengan Bella.Rania datang menggendong Rendra. Bayi itu tumbuh dengan baik, bahkan sekarang semakin gemuk.“Dia rewel, sepertinya mau minum,” kata Rania sambil menyerahkan Rendra ke dalam gendongan Anna.“Kamu lapar ya, Sayang?” Anna menimang Rendra, lalu pamit untuk pergi ke ruangan khusus agar bisa menyusui Rendra.Ballroom itu sudah pen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Keluarga Bahagia

    Malam itu di ruang inap. Hanya ada Kai, Alex, dan Rania yang menemani Anna di rumah sakit. Rania menawarkan diri di sana untuk membantu menjaga Rendra.“Kata Rania, Anna mengalami pendarahan tadi?” tanya Alex.“Ya, sempat membuat semua orang panik,” jawab Kai.Alex mengangguk-angguk kecil.“Syukurlah, setidaknya sekarang dia baik-baik saja,” ucap Alex.Kai mengangguk, lalu menoleh ke Rania yang sedang memberi susu dari botol karena Anna belum bisa mengeluarkan asi.“Apa Rania belum ada tanda-tanda hamil?” tanya Kai.Alex menggeleng.“Belum, tapi aku tidak mau memaksa, apalagi terburu-buru meskipun Kakek sangat berharap Rania hamil dan memberi cicit juga,” jawab Alex, “aku tidak mau dia sedih lagi jika hamil dan teringat pada Abi, putranya yang sudah meninggal.”Kai mengangguk-angguk paham.“Ya, tak perlu merencanakan apa pun, apalagi tentang kehidupan selanjutnya. Bukankah yang terpenting jalani saja, selama kalian bahagia, tidak masalah sama sekali,” ujar Kai.Alex mengangguk mengiyak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Baby Rendra

    Anna akhirnya mulai bangun. Dia menoleh ke kanan dan melihat Stefanie yang sudah tersenyum padanya.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang masih sakit?” tanya Stefanie penuh dengan perhatian.Anna melenguh kecil. Dia menggerakkan tubuhnya karena merasa tak nyaman dengan posisi berbaring sekarang.Stefanie langsung sigap berdiri, dia memastikan Anna merasa nyaman, lalu kembali duduk sambil memegang tangan Anna.“Kapan Mama datang?” tanya Anna tak menyangka sang mama sudah ada di sampingnya.“Sudah dari tadi, saat kamu ada di ruang persalinan,” jawab Stefanie.Anna mengangguk kecil.“Di mana bayinya?” tanya Anna dengan suara lemah. Dia mengedarkan pandangan tapi tak mendapati bayi yang baru dilahirkannya tadi.“Masih ada di ruang perawatan bayi. Kai dan Mami Eve ke sana untuk melihatnya. Kamu jangan cemas,” ucap Stefanie penuh dengan kesabaran dan kelembutan.“Bayinya baik-baik saja, kan?” tanya Anna dengan ekspresi cemas.“Iya, baik-baik saja,” jawab Stefanie.Anna bernapas lega sambil memej

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status