แชร์

Tidak Punya Pilihan

ผู้เขียน: Aldra_12
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-03 10:09:18

Anna sangat terkejut mendengar ucapan pria di hadapannya itu.

Istri? Apa ia tidak salah dengar?!

"Hanya istri kontrak," imbuh Kai saat melihat Anna tampak begitu syok. "Selama dua tahun. Setelah itu kamu bebas."

Anna mengerjap, masih belum pulih dari rasa terkejutnya.

"Kenapa Anda ingin aku menjadi istri kontrak?" tanyanya dengan suara pelan. Bagaimanapun, permintaan itu benar-benar tidak masuk akal!

Mungkinkah … mungkinkah Kai hanya ingin ada yang memuaskannya di atas ranjang, tanpa ada ikatan cinta tapi tetap sah di mata hukum?

Bisa saja begitu, mengingat Kai sepertinya bukan orang biasa.

Anna melihat Kai menatapnya datar, membuat Anna memegang jas yang tersemat di pundaknya semakin erat, takut jika pria itu tiba-tiba menerkamnya.

"Apa kamu pikir punya hak untuk bertanya?" ujar Kai tanpa ekspresi. "Jika kamu tidak mau, kamu akan kukembalikan pada pria itu."

Sepasang mata Anna membelalak ngeri. Bayangan saat pria hidung belang itu berusaha menyentuhnya seketika membuat Anna mual dan gemetar.

Dia harus bagaimana? Jika menolak permintaan Kai, maka dia harus melayani pria hidung belang tadi, lalu bagaimana dengan nasibnya setelah itu?

Bagaimana juga pandangan Alvian—kekasih Anna, jika tahu dia sudah tidak suci karena dijual oleh ibu tirinya?

Tapi jika menjadi istri kontrak Kai, entah apa yang akan terjadi sesudahnya. Ia bahkan tidak mengenal pria ini sama sekali!

"Tu-tunggu!" kata Anna ketika Kai sudah memutar badan ke arah pintu.

Ia tidak punya pilihan yang lebih baik sekarang ini. Meskipun nantinya berhasil kabur, ibu tirinya pasti akan menjualnya lagi kalau Anna pulang.

Kai menoleh, ekspresi wajah datar dan dinginnya memang membuat siapa pun akan cemas sepanjang waktu.

Saat itu, ponsel Kai tiba-tiba berdenting. Ia membaca pesan dari pria tadi yang meminta 500 juta untuk membayar Anna.

Pria itu mengetik beberapa saat, lalu setelahnya kembali menatap pada Anna.

"Kamu pikir bisa mengganti uang ini dalam satu minggu?"

Kai memperlihatkan nominal uang yang baru saja ditransfernya ke pria hidung belang tadi.

Anna menelan ludah. Dia benar-benar tidak punya pilihan, bahkan menjual diri pun tidak akan membuatnya mendapatkan uang sebesar itu.

"Ba-baik, hanya dua tahun, kan?" tanya Anna memastikan. Raut wajahnya harap-harap cemas.

Kai menatapnya lekat. "Kamu sudah sepakat, utangmu akan lunas setelah dua tahun. Mulai malam ini, kamu harus tinggal di rumahku."

Anna bahkan tidak diberi kesempatan untuk berpikir atau memutuskan. Ia hanya mau Anna menuruti semua perintahnya.

Anna ingin mengajukan protes, tapi urung saat melihat tatapan tajam pria itu. Ia hanya bisa tertunduk lesu, pasrah.

Mungkin memang begini nasibnya.

"Bo-bolehkah aku mengambil barang-barangku di rumah lebih dulu?" tanya Anna ragu-ragu.

Kai tidak mengatakan apapun, tapi ia membawa langkahnya keluar.

Anna mengikutinya dengan patuh.

**

Sepanjang jalan menuju rumahnya, Anna hanya tertunduk seraya meremas jemarinya berulang kali.

Bagaimana nasibnya setelah menjadi istri kontrak pria ini. Apakah dia akan diperlakukan layaknya istri atau seperti budak nafsu saja?

Tak lama, mobil itu akhirnya sampai di tepi jalan depan rumah sederhana milik ayah Anna.

Anna membuka seatbelt, tapi sebelum turun, suara Kai membuat Anna berhenti membuka pintu mobil.

“Jangan berpikir kabur atau kamu akan menyesal!” ancam Kai.

Anna menatap pada Kai yang bicara tanpa memandangnya. Dia mengangguk sambil membalas, “Iya, aku tahu.”

Anna turun dari mobil. Dia berjalan menuju rumahnya dengan perasaan cemas, takut jika ibu tirinya mengamuk.

Saat akan membuka pintu, Anna mendengar suara tawa sang ibu dan kakak tirinya. Mereka sepertinya sangat bahagia, padahal Anna harus berjuang mati-matian melawan pria yang hampir memperkosanya.

Air mata menggenang di pelupuk matanya. Dia sakit hati, bagaimana bisa ibu tirinya sangat tega padanya?

Mungkin menjadi istri kontrak bukanlah hal buruk, daripada dia harus terus dimanfaatkan ibu tirinya.

Anna menyeka air mata, lalu membuka pintu tanpa mengetuk.

Mila dan Nindy—ibu dan kakak tiri Anna—sangat terkejut melihat Anna sudah pulang, apalagi Anna memakai jas pria.

"Kenapa kamu sudah pulang, hah? Kamu kabur?!" Mila langsung berdiri dan menghampiri Anna.

Anna memalingkan muka, tak sudi memandang wanita yang mengaku sebagai ibu tapi tega menjualnya.

"Jawab Anna! Kamu tidak punya mulut?!" bentak Mila emosi.

Anna masih tak menjawab, membuat Mila semakin murka. Dia menarik tangan Anna dan mencengkeramnya erat.

"Bagaimana bisa kamu kabur, hah?! Kamu mau mencelakai kita semua?!" cecar Nindy.

"Dasar tidak berguna! Sana kembali ke hotel, kamu harus melayani pria itu agar diberi uang sisa pembayarannya!"

Mila menarik tangan Anna, ingin membawa anak tirinya itu kembali ke hotel.

"Tidak! Aku tidak mau dijual!"

Anna memberontak. Dia melepas paksa tangannya dari cengkeraman Mila.

"Beraninya kamu!"

Plak!

Mila melayangkan tamparan ke pipi Anna.

Anna syok. Dalam semalam, ia sudah menerima dua kali tamparan yang membuat telinganya berdenging.

"Harusnya kamu seneng dibayar mahal. Pelacur saja tidak akan dibayar sebanyak itu! Dasar bodoh!" maki Nindy.

Bola mata Anna membulat meski ada tetes air menggenang di sana.

"Aku bukan pelacur, aku tidak mau melayani siapa pun!" hardik Anna melawan.

"Terserah, tapi aku tidak mau mengembalikan uang yang sudah pria itu beri. Kalau kamu tidak mau melayaninya, kamu saja yang ganti! Uang itu mau aku pakai untuk shopping!" ujar Nindy.

Anna benar-benar tak menyangka. Jadi, utang ayahnya hanya dalih agar ibu dan kakak tirinya bisa bersenang-senang.

"Ayo!" Mila dan Nindy menyeret Anna dengan paksa. Anna berusaha melepaskan diri, tapi tenaganya tidak seberapa untuk melawan dua orang sekaligus.

"Lepaskan dia."

Suasana seketika hening saat Kai melangkah mendekat.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
kenapa ibu dan kakak Titi selalu jahat dan suka menindas anak sambung'y...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih sudah mengikuti kisah Anna dan Kai sampai selesai. Dukungan kalian selama ini, sangat berarti bagi saya. Jika kalian ingin membaca buku-buku dari saya yang lain, kalian bisa mengunjungi profil saya. Nantikan juga buku baru karya saya yang lain. Terima kasih banyak sekali lagi. Sampai ketemu di buku selanjutnya :⁠-⁠)

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 3-Akhir

    Keesokan harinya. Alex baru saja bangun tapi tidak mendapati Rania di ranjang, Alex lantas bangun karena menebak istrinya pasti sedang sibuk di dapur.Saat Alex akan keluar dari kamar, dia melihat pintu kamar mandi terbuka, ternyata Rania baru saja di kamar mandi.Rania berdiri di ambang pintu dengan satu tangan disembunyikan di belakang punggung, lalu dia berjalan mendekat ke Alex.“Ada apa?” tanya Alex saat melihat tatapan Rania yang berbeda.“Tidak ada apa-apa,” jawab Rania.“Baiklah kalau begitu,” ucap Alex, “aku mandi dulu,” kata Alex lalu melangkah menuju kamar mandi.“Lex.” Rania memanggil sambil membalikkan badan ke arah Alex.Rania menatap Alex yang berhenti melangkah, lalu membalikkan badan ke arahnya.“Ada apa?” tanya Alex.Rania tersenyum, lalu mengeluarkan tangan yang sejak tadi disembunyikannya di belakang pinggang.“Aku hamil,” ucap Rania sambil memperlihatkan alat penguji kehamilan yang memiliki tanda plus.Alex terkejut sampai bergeming menatap Rania yang terus tersen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 2

    Setelah mendapat izin untuk bepergian, akhirnya Anna mengajak Rendra untuk menjenguk kakek buyutnya.Anna dan Kai baru saja turun dari pesawat. Anna menggendong Rendra, sedangkan Kai yang membawa koper mereka.“Kata Rania, nanti ada sopir Kakek yang menjemput kita,” ucap Anna sambil melangkah menuju pintu keluar bandara.Kai mengedarkan bandara, mencari sopir Abraham, sampai akhirnya dia melihat seorang pria berkemeja hitam mendekat sambil tersenyum ramah ke arah Kai dan Rania.“Siang Nona, Tuan.” Pria itu langsung mengambil alih koper dari tangan Kai. “Mari, mobilnya sudah siap di depan,” ucapnya lagi.Anna dan Kai pergi ke mobil, lalu mereka menuju ke rumah Abraham.Sepanjang perjalanan, Anna memandangi jalanan yang mereka lewati. Dulu dia ke sana untuk mendapat pengakuan, sekarang dia ke sana karena dirindukan.Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Abraham. Saat tiba di sana, para pelayan sudah menyambut mereka di depan, bahkan Abraham dan Rania juga ada

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bonus Chapter 1

    Hari pertunangan Anser dan Queen pun tiba. Mereka melangsungkan pertunangan satu bulan setelah Anna melahirkan.Malam itu di ballroom hotel milik keluarga Kai, sudah ramai dengan para tamu yang datang untuk menyaksikan pertunangan Queen.“Aku tidak menyangka, dari teman sekarang malah jadi adikmu,” ucap Bella sambil menatap Anna.Anna menahan senyum, lalu merangkul pundak Bella.“Tidak masalah, bukankah malah bagus, kita semakin dekat,” balas Anna.Bella terharu, lalu memeluk erat Anna.“Iya, padahal dulu maunya kamu jadi kakakku, ya sudah bukankah tetap saja sama, sama-sama jadi adik,” ucap Bella.Anna tertawa, dia mengangguk-angguk sambil mengusap lengan Bella.Rania datang menggendong Rendra. Bayi itu tumbuh dengan baik, bahkan sekarang semakin gemuk.“Dia rewel, sepertinya mau minum,” kata Rania sambil menyerahkan Rendra ke dalam gendongan Anna.“Kamu lapar ya, Sayang?” Anna menimang Rendra, lalu pamit untuk pergi ke ruangan khusus agar bisa menyusui Rendra.Ballroom itu sudah pen

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Keluarga Bahagia

    Malam itu di ruang inap. Hanya ada Kai, Alex, dan Rania yang menemani Anna di rumah sakit. Rania menawarkan diri di sana untuk membantu menjaga Rendra.“Kata Rania, Anna mengalami pendarahan tadi?” tanya Alex.“Ya, sempat membuat semua orang panik,” jawab Kai.Alex mengangguk-angguk kecil.“Syukurlah, setidaknya sekarang dia baik-baik saja,” ucap Alex.Kai mengangguk, lalu menoleh ke Rania yang sedang memberi susu dari botol karena Anna belum bisa mengeluarkan asi.“Apa Rania belum ada tanda-tanda hamil?” tanya Kai.Alex menggeleng.“Belum, tapi aku tidak mau memaksa, apalagi terburu-buru meskipun Kakek sangat berharap Rania hamil dan memberi cicit juga,” jawab Alex, “aku tidak mau dia sedih lagi jika hamil dan teringat pada Abi, putranya yang sudah meninggal.”Kai mengangguk-angguk paham.“Ya, tak perlu merencanakan apa pun, apalagi tentang kehidupan selanjutnya. Bukankah yang terpenting jalani saja, selama kalian bahagia, tidak masalah sama sekali,” ujar Kai.Alex mengangguk mengiyak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Baby Rendra

    Anna akhirnya mulai bangun. Dia menoleh ke kanan dan melihat Stefanie yang sudah tersenyum padanya.“Bagaimana perasaanmu? Mana yang masih sakit?” tanya Stefanie penuh dengan perhatian.Anna melenguh kecil. Dia menggerakkan tubuhnya karena merasa tak nyaman dengan posisi berbaring sekarang.Stefanie langsung sigap berdiri, dia memastikan Anna merasa nyaman, lalu kembali duduk sambil memegang tangan Anna.“Kapan Mama datang?” tanya Anna tak menyangka sang mama sudah ada di sampingnya.“Sudah dari tadi, saat kamu ada di ruang persalinan,” jawab Stefanie.Anna mengangguk kecil.“Di mana bayinya?” tanya Anna dengan suara lemah. Dia mengedarkan pandangan tapi tak mendapati bayi yang baru dilahirkannya tadi.“Masih ada di ruang perawatan bayi. Kai dan Mami Eve ke sana untuk melihatnya. Kamu jangan cemas,” ucap Stefanie penuh dengan kesabaran dan kelembutan.“Bayinya baik-baik saja, kan?” tanya Anna dengan ekspresi cemas.“Iya, baik-baik saja,” jawab Stefanie.Anna bernapas lega sambil memej

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status