Share

Bab 4

Penulis: Ranatha August
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 16:06:39

Alena sedang menikmati secangkir teh ditaman belakang rumah Arion, ia sudah berhenti bekerja, setelah resmi menjadi istri Arion. Jadi pagi ini ia memutuskan untuk bersantai sambil menikmati pemandangan taman bunga dihadapannya. Hal yang jarang sekali bisa ia rasakan. Karena selama ini ibunya selalu menuntut Alena untuk berkerja dan menghasilkan banyak uang.

Setelah kepergian ibunya, dihari yang sama dengan kedatangan Bu Dina waktu itu. Alena merasa hidupnya terasa lebih ringan. Ia tahu itu adalah hal yang salah, tapi selama ini juga ibunya tidak pernah menyayangi nya dan juga menghargai semua yang telah diusahakan Alena.

Suara ponsel nya yang berdering, mengalihkan perhatian Alena pada benda berwarna hitam tersebut. Tertulis nama Arion sebagai nama pemanggil disana.

"Ada apa Arion?".

"Alena, aku ingin kau bersiap. Nanti malam aku akan mengajakmu bertemu dengan ibuku."

"Kita akan pergi nanti malam. Tapi kau meminta ku bersiap sejak sekarang?" Tanya Alena, yang merasa sikap suaminya sedikit berlebihan.

"Astaga, maksudku, kau pergilah bersama Ivan, beli beberapa baju yang pantas untuk kau kenakan nanti malam. Jangan repot memikirkan harganya. Beli saja semua yang menurut mu bagus."

"Beli baju??"

"Iya, astaga, Alena, kenapa kau selalu mengulangi ucapan ku? Apa kau mengalami masalah pendengaran, Alena? Aku sudah meletakkan kartu kredit di laci pertama yang ada di kiri tempat tidur. Pakailah kartu itu untuk membeli keperluan mu."

"Terima ...." belum selesai Alena bicara, sambungan telpon itu sudah dimatikan oleh Arion. Dasar Arion!

Alena pun bergegas ke kamar untuk berganti pakaian dan juga mencari kartu kredit yang tadi dikatakan Arion.

Tak sampai setengah jam Alena sudah siap dan sekarang ia sedang menunggu Ivan yang sedang memanaskan mesin kendaraan.

Mobil yang ditumpangi Alena saat ini tengah melaju dengan kecepatan sedang, membelah kepadatan jalanan ibu kota.

Rencananya hari ini ia akan berbelanja disalah satu pusat perbelanjaan besar yang sangat terkenal di kota tempat tinggalnya. Selama ini ia hanya bisa bermimpi untuk masuk dan sekedar melihat-lihat tapi sekarang siapa sangka ia bahkan bisa memborong apa pun yang ia mau.

Alena mensyukuri perubahan baru dalam hidup nya. Semua ini berkat suaminya Arion, walaupun pernikahan mereka hanya berdasarkan kontrak, tapi Arion sangat memperhatikan segala keperluan wanita itu.

Alena masuk ke salah satu butik yang menjual pakaian bermerek dengan harga yang fantastis. Dua orang pelayan yang berdiri didekat pintu masuk, menyambut kedatangan nya dengan hormat. Padahal biasanya Alena lah yang membungkuk dengan hormat, menyambut tamu-tamu yang datang ke cafe tempatnya bekerja dulu.

Alena, langsung jatuh cinta pada sebuah dress sepanjang lutut, berwarna coklat muda yang lembut, terbuat dari bahan sutra yang berkilau. Lengan nya yang dibuat transparan menggunakan sentuhan dari kain chiffon lembut, menambah kesan romantis pada dress tersebut. Tak ketinggalan bagian pinggang dan juga ujung bawah dress tersebut diberikan aksen renda yang semakin mempermanis tampilan nya.

Dress itu memiliki potongan A-line, dengan bagian atas yang dibuat menyesuaikan dengan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan bagian bawahnya dibiarkan jatuh terurai. Dress itu sederhana tapi juga terlihat cantik.

Alena tak sabar, dan segera mencoba dress nya di ruang ganti yang sudah disediakan di butik tersebut. Ketika ia keluar semua orang tampak terpana dengan pesonanya. Baju itu benar-benar pas sekali dengan lekuk tubuh Alena.

Sebelum membayar Alena juga mencoba beberapa baju lain, namun pilihan nya jatuh pada dress coklat itu dan juga sebuah dress dengan motif floral yang terbuat dari kombinasi dari bahan chiffon dan organza.

Alena juga mampir ke toko tas dan sepatu untuk membeli sebuah tas dan sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, tapi tetap terlihat anggun di kaki nya.

Puas berbelanja, Alena mampir ke sebuah toko roti. Dan membeli beberapa roti untuk para pekerja dirumah.

***

Arion yang sedang menjalankan meeting dengan para karyawan nya, beberapa kali menengok ke arah ponselnya yang sejak tadi sudah berdenting. Menandakan ada pesan masuk disana.

Dengan rasa penasaran, ia meraih ponselnya dan mengecek notifikasi yang muncul dilayar ponselnya. Beberapa pemberitahuan dari transaksi kartu kredit yang dipakai Alena, muncul dilayar benda pipih tersebut.

"Sedikit sekali," pikir nya. Alena ini, apa yang dia beli dengan uang segitu? Wanita ini sepertinya tidak tahu cara menghamburkan uang, seperti kebanyakan wanita diluar sana.

Arion tiba-tiba saja membandingkan Alena dan Aretha. Sekali belanja Aretha bisa menghabiskan uang sampai ratusan juta. Tapi, Alena, 20 juta pun tak sampai.

Ketika meeting itu, akhirnya selesai. Arion kembali mengambil ponselnya dan menelepon kembali nomer Alena yang berada di daftar teratas panggilan nya.

"Kau dimana, Alena?"

"Aku sedang dalam perjalanan pulang, ada apa?"

Sebenarnya, Arion juga tidak tahu apa yang ingin ia katakan, hingga membuat nya menelepon wanita tersebut. "Tidak ada, hanya ingin memastikan. Kau tidak pulang terlalu sore!" Tut! Panggilan sudah berakhir. Alena hanya bisa menggelengkan kepala nya sambil menatap layar ponselnya.

***

Aretha tengah duduk di dalam mobil nya, sejak siang tadi ia sudah mengintai rumah Arion. Tingkah nya saat ini benar-benar seperti seorang detektif yang sedang mengintai targetnya. Aretha tahu ini salah. Namun, rasa penasaran membuat nya nekat melakukan hal gila seperti ini.

Ia mengetuk-ngetuk kan jari lentiknya diatas kemudi, matanya tajam memperhatikan rumah 2 lantai yang terlihat mewah dengan gerbang yang menjulang diseberang mobilnya.

Ia sudah hampir menyerah, mungkin dia akan kembali besok pagi saja. Siapa tahu besok ia bisa melihat istri Arion, yang menurut Nino, sangat cantik. Sebenarnya, Aretha bisa saja datang langsung dan menemui istri Arion. Namun, ia takut, jika istrinya itu mengadu kepada Arion dan kalau pria itu sampai tahu. Dia pasti akan semakin tidak suka dengan nya.

Baru saja dia hendak menyalakan mesin mobil nya, ketika ia melihat, sebuah mobil memasuki rumah Arion. Perlahan ia menurunkan kaca mobilnya. Dan tak lupa memakai kacamata hitam untuk menutupi wajahnya.

Mulutnya berdecak kesal manakala melihat seorang pria keluar dari dalam mobil mewah tersebut. Aretha bisa menebak, pria itu pasti adalah sopir yang bekerja untuk Arion.

Sopir itu membukakan pintu untuk seorang wanita muda yang turun dari kursi penumpang. Aretha tak dapat melihat dengan jelas wajah wanita itu. Tapi dari siluet dan model rambut nya seperti tak asing dimata nya.

Jadi, benar, Arion telah menikah?? Tapi dengan siapa?? Gumam Aretha pada dirinya sendiri.

***

Sore itu, Arion pulang lebih awal dari biasanya. Pria itu telah mengabari ibunya, bahwa malam ini ia akan datang bersama istrinya. Maria, ibunya sepertinya terkejut dan tidak percaya dengan ucapan putranya.

"Mama, tunggu saja ya." Ucap pria itu sebelum mengakhiri panggilan nya. Arion memang sangat menyayangi ibunya, setelah kematian ayahnya. Hanya ibunya lah sosok orangtua yang ia miliki. Karena, itu juga dia selalu khawatir mengenai masalah kesehatan ibunya, belakangan ini. Yang sepertinya selalu memburuk setiap harinya.

Tujuan Arion menikah kontrak pun tak lain, ingin menyenangkan hati, Maria. Ibu nya itu sudah beberapa kali meminta Arion untuk segera menikah. Namun, Arion yang belum bisa membuka hatinya untuk wanita lain, setelah kepergian Sandra, cinta pertama nya. Merasa enggan untuk menerima perjodohan yang ingin dilakukan ibunya.

Maka, dia pun mencari jalan pintas lain untuk memenuhi keinginan ibunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 18

    ***Bantu support author, dengan baca dan vote. Jangan lupa komentar juga supaya author makin semangat update nya 😊Alena menghabiskan sepanjang hari ini dengan banyak berbicara dengan Bu Nana. Wanita itu ingin tahu apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh suaminya."Tuan, sangat suka makan kepiting dan juga makanan manis.""Arion suka makanan manis?" tanya Alena yang tidak menyangka selera suami nya sama seperti nya."Sangat amat suka!" tegas Bu Nana, "tapi, apa selama pacaran Tuan tidak pernah memberi tahu anda?"Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Alena lantas menyengir salah tingkah. Takut jika hubungan nya dengan Arion yang sesungguhnya akan terbongkar dihadapan kepala pelayan nya sendiri."Ah, itu... Aku dan Arion tidak menjalani hubungan seperti itu." jawab Alena, berusaha mencari alasan yang bagus dan masuk akal. "Maksudku, hanya sebentar pacaran. Dan Arion langsung mengajak ku menikah." timpal nya kembali.Bu Nana terlihat ragu, namun wanita tua itu hanya mengangguk dan t

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 17

    Sudah hampir setengah jam berlalu, dan Arion masih saja termangu didepan layar laptopnya. Apa yang tadi ia lakukan kepada Alena seakan terus mengusik pikiran nya, hingga membuat pria itu tidak bisa fokus dengan pekerjaan nya.Sebuah kecupan yang tadi dia berikan tanpa sadar, kepada wanita yang menyandang status sebagai istri kontrak nya, tentu hanyalah sebuah spontanitas. Tapi tetap saja, melakukan hal seperti itu kepada wanita yang tidak dicintai nya, sangat tidak mencerminkan dirinya."Tenang lah, Arion. Semua yang kau lakukan tadi hanya karena kau merasa simpati dengan apa yang kemarin menimpa Alena, sehingga membuatmu terbawa suasana." Bisik Arion dalam benaknya sejak tadi. Berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang baru saja terjadi bukanlah sesuatu yang harus dibesar-besarkan.Arion meremas rambutnya, berusaha mengembalikan kesadarannya. Sudah dua hari ini, dia tidak pergi ke kantor karena masalah Alena. Dan oleh sebab itu banyak sekali dokumen yang harus ditinjau oleh ny

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 16

    Dokter baru saja selesai memeriksa kondisi Alena. Arion bersyukur ternyata luka yang dialami Alena tidak parah dan akan segera membaik dalam beberapa hari kedepan.Namun, Arion sedikit mengkhawatirkan kondisi mental Alena, dia pasti akan mengalami trauma dan mimpi buruk setelah ini."Apa kau merasa baikan?" tanya Arion dengan penuh perhatian begitu dokter Andreas meninggalkan kamar mereka."Jauh lebih baik.""Jika aku boleh tau, sebenarnya apa yang kau cari saat kau datang kerumah ibu mu?"Alena terdiam sesaat, sepertinya enggan untuk bercerita. "Aku ...." Alena memandang Arion dengan tatapan ragu, sebelum akhirnya melanjutkan kan ucapannya. "Aku, mencari foto ayah ku. Itu satu-satunya foto yang ku miliki. Sejak kecil aku tidak pernah bertemu dengan nya. Tapi kata bibi ku, dia pergi meninggalkan ibuku yang saat itu sedang mengandungku. Bibi ku juga tidak tahu penyebab pastinya, karena ibuku akan marah begitu ada yang menanyakan hal itu.""Kalau begitu kenapa kau masih ingin mencarinya

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 15

    Alena terlihat gelisah, beberapa kali ia menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. Keringat mengalir deras dari tubuhnya, meskipun ruangan itu dipenuhi dengan suhu dingin dari pendingin udara yang terpasang disana.Alena tiba-tiba terbangun karena bunga tidurnya yang mengerikan. Napas nya tersengal dan bibir serta tenggorokan nya terasa kering. Nyeri di tulang pipi dan juga tubuhnya membuat nya meringis menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang nya.Ia memandang keseluruh ruangan dan akhirnya bernapas lega ketika menyadari saat ini dirinya telah berada di kamar Arion. Bukan lagi tempat gelap dan lembab, dimana ia dikurung sebelum nya.Alena menoleh ke sebelah nya, Arion tampak sedang tertidur pulas disana. Ia memandang wajah itu dengan lekat, kelelahan jelas terukir diwajah tampan nya saat ini. Namun, sesuatu menarik perhatian Alena, ketika melihat tangan Arion yang masih menggenggam tangan nya seolah takut Alena akan pergi.Pikiran Alena kembali mengingat kejadian yang kemarin sempat m

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 14

    Alena terbangun ketika tubuhnya di lempar dengan kasar ke atas kasur. Ia mengernyit, merasakan pusing di kepala nya. Namun, ia tetap bertahan dalam posisinya sampai para pria yang tadi membawa nya, pergi. Tak lama terdengar suara pintu yang kembali ditutup. Setelah memastikan kondisi nya aman, perlahan ia berusaha duduk. Sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Wanita tersebut mengedarkan pandangan nya, berusaha mengamati keadaan disekitarnya saat ini.Alena duduk diatas kasur usang, didalam ruangan kecil yang terlihat suram dan juga lembab. Aroma rokok bercampur alkohol memenuhi indra penciuman nya. Ruangan itu kosong, selain kasur usang yang diduduki nya hanya ada sebuah kursi kayu tua dan juga sebuah meja kecil, dimana terdapat dua botol minuman beralkohol yang belum dibuka.Samar-samar Alena mendengar suara pria yang bercakap-cakap dari balik pintu."Sementara aku menikmati tubuh wanita itu, kalian pergilah juga untuk bersenang -senang!" Ucap pria dengan suara berat."T

  • Istri Kontrak sang Billionaire    Bab 13

    Arion berdiri didepan bangunan tua yang cukup besar. Bangunan tersebut memiliki dua lantai serta dikelilingi oleh dinding setinggi hampir dua meter yang sebagian sudah mulai hancur.Dengan gerbang besar berkarat sebagai pintu masuknya. Arion bisa melihat ada bangunan lain dibelakang nya, pria itu berpendapat mungkin dulunya tempat ini dibagi menjadi beberapa area. Jika dilihat dari mesin bordir dan juga mesin jahit berkarat yang teronggok didepan bangunan. Seperti nya dahulu tempat ini merupakan sebuah pabrik garmen atau mungkin gudang penyimpanan.Cat bangunan nya sudah banyak mengelupas, sebagian dinding nya sudah hancur dan juga ditumbuhi lumut. Jendela-jendela besar yang berada di sepanjang dinding sudah banyak yang pecah dan hanya meninggalkan kerangka nya saja.Suasana malam yang hening, menambah ketegangan yang kini ia rasakan. Arion sengaja memarkir mobil nya beberapa meter dari alamat yang diberikan oleh pria misterius yang ia temui di tempat perjudian tadi.Waktu di jam tang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status