Share

Part 4

Part 4

Aini membelai lembut punggung Aira. Ia menangis dan mengusap air matanya menggunakan lengan baju yang kebesaran.

“Cika, dia anak baru. Seharusnya kamu bisa mengayomi dia. Seharusnya kamu nasehati saja. Tidak perlu mengajaknya berkelahi,” kata Ustadzah. “Kamu kenapa masih suka membuat onar?”

“Saya tidak suka barang-barang saya diambil. Saya tidak suka kalau ada orang asing seenaknya saja memakai barang saya,” ujar Cika tidak suka. “Dan saya tidak mau dia ada di kamar saya,” katanya lagi.

“Kalau begitu, kamu pindah kamar.” Ustadzah memutuskan demikian.

“Tidak bisa begitu, Ustadzah! Saya yang lama. Kenapa harus mengalah dengan anak yang baru? Tidak! Saya tidak mau pindah!” tolak Cika.

“Kalau begitu, jangan bikin ulah lagi! Sekarang, kamu minta maaf sama Aira!”

“Tidak mau. Dia yang sudah mengambil piring saya, kenapa saya yang minta maaf? Dia dong, yang minta maaf?”

“Tapi kamu yang menyerang dia dulu, Cika.”

“Tidak mau. Dia yang harus minta maaf dulu sama saya.”

Aini merasa kepalan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Widi
Thor jangan lama lama ya Aira berubah jd anak baik dan punya banyak teman....
goodnovel comment avatar
Murni Aty
hati aku sakit pas aira bilang tdk punya ibu ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status