LOGINKayla masih terngiang-ngiang dengan rasa pahit karena
dikhianati oleh Aidan. Baginya, cinta itu tidak hanya tentang seberapa lama seseorang bertahan untuk melewati begitu banyak momen bersama, tetapi juga tentang kesetiaan yang dijaga. Memang benar, ia dan Aidan menjalani hubungan yang begitu aman, tanpa melewati batas-batas yang ada, tetapi hubungan mereka sama sekali tidak terasa membosankan. Kayla yakin bahwa Aidan juga menikmati momen yang mereka habiskan bersama. Karena itulah, ketika hubungan mereka berakhir dengan alasan bahwa Aidan mencari kepuasan dari wanita lain, Kayla merasakan kekecewaan yang begitu besar. Jelas, Kayla kesulitan walau sudah satu minggu berlalu dari waktu di mana dirinya menangkap basah Aidan berselingkuh dengan Fio. Saat ini Kayla dan Bela menghabiskan akhir pekan mereka di sebuah kafe kecil yang biasa mereka datangi. "Udah, jangan mikirin Aidan terus. Tuhan jelas misahin kalian karena Aidan tuh emang enggak baik buat kamu. Lebih baik kalian pisah sebelum bener-bener jadi pasangan resmi kan? Pokoknya, kalau dia coba deketin atau hubungin kamu lagi, abaikan aja," ucap Bela sembari mengaduk es kopinya. "Tenang aja, aku enggak sebodoh itu buat balikan sama dia. Aku juga udah abaikan semua usaha dia di kantor dan usaha dia menghubungi aku lewat pesan atau telepon," balas Kayla menyimpan fakta bahwa ia sempat berdebat dengan Aidan melalui aplikasi pesan. Kayla, Bela, dan Aidan memang bekerja di perusahaan yang sama tetapi di divisi yang berbeda. Untungnya memang hubungan Kayla dan tidak diketahui oleh orang kantor. Jadi, putusnya mereka juga tidak diketahui dan tidak menjadi bahan gosip di kantor. Kayla hanya perlu mengabaikan Aidan. Dan bekerja seperti biasanya. "Tenang aja, di kantor aku bakal jadi anjing gila penjaga kamu. Kalau perlu, aku bakal gigit dia biar enggak berani deketin kamu," balas Nala membuat Kayla tertawa renyah. Namun, di tengah obrolan santai mereka, tiba-tiba sosok Aidan muncul. Aidan menghampiri mereka dengan wajah yang terlihat agak kusut. Tanpa permisi Aidan duduk di meja kedua gadis itu sebelum berkata, "Kayla kasih aku satu kesempatan lagi. Aku masih cinta sama kamu. Aku ... aku cuma khilaf dan aku bisa bersumpah kalau Fio itu cuma pelarian aja. Aku enggak pakai perasaan sama dia." Lidah Bela terasa gatal karena ingin melontarkan makian, tetapi ia menahan diri dan hanya menatap penuh kebencian pada Aidan. Sementara Kayla menggelengkan kepala dan berkata dengan tegas, "Aku enggak tegasin, aku enggak ada niat buat balikan sama kamu. Bukannya kamu bilang, kamu butuh dipuasin? Ya udah kamu sama Fio aja yang bisa kasih kamu kepuasan itu." Aidan tampak putus asa. Tepatnya, Aidan menjadi marah karena Kayla tampak tidak goyah walau ia sudah mengakui kesalahannya seperti ini. Padahal ia sudah sampai memohon dengan begitu putus asa. Memangnya Kayla ingin dirinya dipedmalukan sejauh apa agar mau memaafkannya? Lalu Aidan bertanya, "Apa kamu senaif ini? Apa kamu pikir, di luar sana ada cowok yang sesabar aku? Emangnya kamu pikir, ada cowok yang bisa bersabar dan nahan enggak nyentuh pacarnya selama mereka pacaran? Apa kamu pikir, aku enggak ngerasa kesulitan selama kita pacaran?" Bela yang sudah muak, akhirnya angkat bicara. "Denger ya, Aidan! Kayla itu berharga, dan dia berhak dapat cowok yang lebih baik dibanding kamu! Cowok yangjelas lebih tampan, nmapan, dan setia. Bukannya cowok otak selangkangan kayak kamu!" seru Bela membuat wajah Aidan merah padam. Tanpa memberikan kesempatan pada Aidan untuk membalas, Bela langsung menarik tangan Kayla dan mengajak Kayla pulang saja. Mereka lebih baik menghabiskan waktu di rumah Kayla saja. Karena sudah dipastikan bahwa Aidan tidak akan berani muncul di sana, mengingat Aidan takut dengan Raka. Namun, sepanjang perjalanan, Bela yang tengah mengemudi kini sibuk masih mengomel. "'Sumpah, Kay, kamu tuh buang-buang waktu pacaran sama dia. Walau emang cara pisahnya kalian terlalu nyakitin, tapi jelas ini jauh lebih baik. Sekarang waktunya kamu dapetin cowok yang jauh lebih baik dibanding dia," ucap Bela. Kayla hanya tertawa kecil melihat amarah sahabatnya. Singkat cerita, mereka sudah sampai di rumah Kayla. Namun, Raka tidak ada. Ini adalah akhir pekan, dan jelas Raka pergi dengan pacarnya. Jadi, Kayla memilih untuk memesan makanan untuk dinikmati bersama dengan Bela. Mereka menunggu pesanan makanan datang, di beranda kamar Kayla yang berada di lantai dua. Kini keduanya memandangi rumah Yuda. Di halamannya terlihat Yuda yang tampak sibuk dengan ponselnya. Yuda sepertinya menyadari bahwa ia tengah dipandangi oleh Kayla dan Bela hingga menoleh pada keduanya. Hanya saja, Kayla segera bereaksi menyebalkan dengan bertanya tanpa suara, "Apa?" Yuda mengernyitkan keningnya sebelum kembali sibuk dengan ponselnya. Bela sendiri tetap diam dan tetap mengawasi pria tampan yang tampak memiliki aura matang dan menggoda. Ketika Yuda melangkah mendekati mobil mewahnya yang terparkir di depan gerbang rumah, Bela bertanya, "Dia temennya bang Raka yang sempet kamu ceritain?" Kayla hanya mengangguk kecil, "lya, itu om Yuda." "Om?" tanya Bela terkejut karena walau memang penampilannya terlihat matang, tetapi rasanya ia tidak setua itu untuk dipanggil om oleh Kayla. Hanya saja Kayla malah menjawab, "Dia sepuluh taun lebih tua. Cocok dipanggil begitu." "Oke terserah deh. Di samping usianya yang matang, dia punya wajah yang tampan, tubuh kekar, kayaknya dia mapan juga karena beli rumah, renovasi, dan bahkan mobilnya juga mewah begitu. Dia jelas jauh lebih baik dibanding Aidan yang udah kayak buah bosok sisa codot. Udah, kamu pepet aja om itu," ucap Bela sambil menahan tawanya. "Anjir, tapi iya sih, visualnya kalah telak kalau sama Om Yuda," balq Kayla sembari tertawa keras. Hingga tawa renyahnya itu terdengar oleh Yuda yang akan memasuki mobilnya. Yuda tidak bisa menahan diri untuk mengarahkan pandangannya menuju balkon. Terlihat Kayla yang tertawa dengan begitu lepas, dan pada akhirnya bertingkah konyol karena hembusan angin yang membuat rambutnya menempel pada mulut dan wajahnya. Tanpa sadar, Yuda menarik sebuah senyuman sembari bergumam, "Cantik tapi tingkahnya selalu saja aneh." *** Sekitar dua minggu kemudian tepat di akhir bulan, Kayla bersama Raka pergi ke rumah Bayu-ayah mereka--untuk makan malam bersama. Kayla tidak terlalu senang dengan pertemuan keluarga ini, tapi ini adalah jadwal yang harus dipatuhi, tak peduli seberapa tidak menyenangkan suasananya. Jadwal ini memang menjadi syarat agar Kayla dan Raka diizinkan untuk tinggal terpisah dengan Bayu yang memang sudah memiliki istri baru dan seorang putri sambung. Di ruang makan kini mereka semua duduk bersama, termasuk ibu tiri mereka, Resa, dan juga Fio yang tampak tenang di samping ibunya. Jelas suasana makan malam tersebut terasa canggung bagi Kayla dan Raka. Mengingat Bayu, Resa, dan Fio tampak begitu bahagia serta sangat akrab. Keduanya merasa terasingkan, terlebih ketika Resa dan Fio membahas hal yang tidak keduanya mengerti. Lalu tiba-tiba Bayu menatap Kayla dan berkata, "Kayla, kamua kan segera Ayah jodohkan agak kamu tidak terus- terusan mengganggu hubungan Fio dan Aidan." Pernyataan itu sontak membuat Raka membeku. Selain terkejut dengan fakta bahwa Aidan yang ia ketahui sebagai kekasih Kayla, kini telah menjalin hubungan dengan Fio, Raka juga terkejut karena ayahnya mengambil keputusan yang tidak masuk akal seperti itu. la tahu bahwa hubungan mereka memang tidak selayaknya hubungan ayah dan anak pada umumnya. Namun, ia tidak menyangka bahwa ayahnya akan melakukan sesuatu yang begitu sepihak. Sementara itu, Kayla hanya terdiam. Hatinya bergolak mendengar ucapan ayahnya yang terkesan ingin memberikan yang terbaik untuk Fio, walau itu artinya menghancurkan putri kandungnya sendiri. Raka tak bisa menahan amarahnya. la menatap Bayu dengan tajam dan berkata, "Aku enggak peduli dengan siapa Aidan atau Fio menjalin hubungan, tapi beda hal dengan masalah Kayla. Aku enggak terima kalau Ayah tiba-tiba mau ngatur kehidupan pribadi Kayla begitu." "Jangan kurang ajar, Ayah punya hak buat ngatur kehidupan Kayla sebagai orangtuanya," balas Bayu tidak mau kalah. Namun, Raka juga tidak mau adiknya diperlakukan seperti itu. Mungkin Raka memang kakak yang protektif, tetapi ia tahu batasan. Masalah cinta, ia tidak ingin sampai mengatur dengan siapa Kayla harus bersama, dan hanya mengambil posisi dengan mengawasinya dari jauh. Lalu Raka berkata dengan tegas, "Kayla tumbuh di bawah pengawasanku, bukan Ayah. Jadi, jangan tiba-tiba berusaha untuk ikut campur dan melakukan hal yang enggak dibutuhkan. Karena itu cuma menghancurkan kehabahagiaan kami" Bayu tampak tersinggung. "Kurang ajar! Memangnya kamu pikir, kalian langsung gede begitu aja? Kalau enggak Ayah besarkan, kalian jelas enggak bakal berada dalam posisi ini! Apa selama ini Ayah pernah mengajari kalian bersikap tidak sopan seperti ini?" tanya Bayu dengan nada tinggi sembari memukul meja makan. Raka sama sekali tidak merasa terintimidasi. la malah dengan tenang menjawab dengan sebuah pertanyaan menohok, "Sepertinya Ayah lupa, semenjak Ayah memiliki keluarga baru, Ayah lupa dengan kami. Senmenjak ibu meninggal, kami sepenuhnya tumbuh dengan saling mengandalkan satu sama lain, tanpa kehadiran Ayah. Sekarang Ayah ingin ikut campur tentang hidup Kayla, lalu saat kami berdua membutuhkan kehadiran Ayah, ke mana Ayah pergi?"Hari itu, udara di vila terasa segar, ditemani suara burung-burung dan gemerisik angin di pepohonan. Sagara dan Savira, yang kini sudah berusia satu setengah tahun, tengah bermain bersama Kayla dan Yuda di halaman belakang vila keluarga. Saat ini, keluarga mereka memang tengah berlibur bersama. Termasuk Eva, Suryo dan Bayu yang ikut serta menghabiskan waktu di vila keluarga.Hanya Raka dan Bela yang tidak ikut. Sebab keduanya memang tengah berada di Surabaya karena urusan pekerjaan. Keduanya sekarang sudah resmi menikah, dan Bela sudah resmi menjadi kakak ipar Kayla. Tentunya hal itu membuat Kayla dan Bela menjadi semakin akrab dan dekat saja. Terlebih dengan Bela yang saat ini tengah mengandung. Bela dan Kayla selalu saling bertukar kabar serta tips untuk melalui kehamilan.Saat ini, Kayla dan Yuda tengah menikmati suasana piknik sederhana bersama anak-anak. Si kembar memang tengah asyik bermaik sembari menikmati kudapan yang memang sudah disiapkan oleh Kayla dan Yuda. Si kembar mema
Halo guysss lama tak jumpa yah, bdw cerita ini akan saya lanjutkan yah.Dikarenakan kemarin Orang Tua saya sakit jadi saya sempat memutuskan buat end cerita ini. Sebenarnya sih part Om Yuda dan Kayla sudah selesai, Tetapi kita akan lanjut kan Part Raka dan Bella yah Guys....ikutin Ceritanya....Malam itu, Kayla duduk di ranjang sembari menyelonjorkan keduakakinya di atas bantal. Kakinya membengkak, tanda-tanda umum darikehamilan yang kini memasuki trimester terakhir. Yuda sendiri dudukdi tepi ranjang, dengan kedua tangan yang bekerja dengan penuhperhatian. Yuda memang tengah memijat lembut kedua kaki istrinyayang bengkak."Apa terlalu kuat? Atau ini sudah cukup enak?" tanya Yuda,memandang wajah Kayla yang tampak tersenyum.Kayla pun mengacungkan kedua jempolnya dan menjawab, "Ini udahpas, dan enak banget Mas. Kayaknya Mas emang ada bakat di bidangini."Sambil menikmati pijatan, Kayla membuka album khusus yang baru iasiapkan. Di dalamnya, ia mulai menyusun foto-foto hasil USG
Kayla berdiri di depan cermin besar di kamarnya, menatap bayangannya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Tubuhnya yang membesar karena kehamilan, perut yang membuncit, tangan dan kaki yang sedikit bengkak, hingga dagu yang kini tampak berlipat, membuatnya merasa jauh dari versi dirinya yang ia kenal. la menghela napas panjang, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. Namun, usahanya sia-sia saat ia melihat Yuda masuk ke kamar, sudah rapi berwarna pastel yang dipadukan dengan celana bahan berwarna cream. Pakaiannya tampak serasi dengan gaun yang dikenakan oleh Kayla. Berbeda dengan Kayla yang tampak tidak percaya diri dengan penampilannya, maka Yuda terlihat sangat percaya diri dan bersahaja. Hal itu membuat Yuda menjadi terlihat lebih tampan. "Kayla, sudah siap atau belum? Atau kamu perlu bantuanku?" tanya Yuda dengan senyum hangat sambil melangkah mendekat. Namun, senyum itu pudar saat ia melihat mata Kayla yang mulai memerah. "Ada apa? Ken
Pagi itu, Kayla ditemani oleh Yuda pergi ke rumah sakituntuk pemeriksaan rutin kehamilan. Selama, Kaylamenjalani pemeriksaan Yuda selalu setia di sampingnya.Sesekali Yuda menatap layar monitor USG dengan mataberbinar-binar melihat perkembangan calon anak-anakmereka. Setelah selesai, mereka berjalan beriringanmenuju pintu keluar. Namun, langkah mereka tiba-tibaterhenti saat melihat seseorang di depan.Di ujung lorong, Aidan tampak berdiri bersama seorangwanita. Wanita itu tampak mengenakan pakaian yangmemperlihatkan perutnya yang membesar--ia juga sedanghamil besar. Kayla bisa dengan mudah menebak hubungankeduanya. Sebab Bela yang memang sudah resign,ternyata masih menjalin hubungan dengan orang-orang dikantor lamanya. Jadi, Bela masih mendapatkan banyakkabar termasuk kabar mengenai Aidan dan sesekali Belamemberitahu Kayla.Karena itu pula, Kayla bisa tahu kabar terbaru mengenaiAidan. Pria itu rupanya sudah dipecat dari perusahaankarena terus saja lalai dalam pekerjaan
Setelah beberapa minggu berlalu, usia kandungan Kaylapun mencapai tujuh bulan. Tentunya karena itulah, Evayang menjadi satu-satunya anggota keluarga yang dekatdengan Kayla, menekankan untuk menyelenggarakanacara tujuh bulanan dengan benar. Baik dari segi tradisi,maupun dari segi acara keagamaan di mana acarasyukuran diselenggarakan dengan khidmat.Acara tujuh bulanan Kayla diselenggarakan dengan adatJawa yang kental. Mulai dari prosesi siraman hingga doabersama, semuanya berlangsung dengan khidmat. Kayla,yang mengenakan kebaya berwarna pastel, tampakanggun meski kelelahan mulai terlihat menghiasiwajahnya. Di sisi lain, Yuda tampak lega dan penuhsemangat sepanjang acara, tentunya alasannya tidak lainadalah ia tidak jadi botak.Setelah berjuang cukup lama untuk meyakinkan Kayla,pada akhirnya Raka berhasil menyelamatkan Yuda darikeinginan impulsif Kayla untuk membuatnya botak.Dengan menggunakan filter dari media sosial, Rakamenunjukkan kepada Kayla simulasi Yuda dengan k
Kayla duduk di sofa ruang keluarga, memandangisemangkuk sup ayam hangat yang beraroma menggoda. BiAyu memang membuatkannya karena pernmintaan Kaylasendiri. Namun, saat sudah jadi, kini perut Kayla malahtiba-tiba terasa mual hanya dengan melihatnya. lamenghela napas panjang, merasa lelah dengan kondisitubuhnya yang terus saja mengajaknya berperang.Padahal kondisinya sempat membaik. la bisa makan apapun yang ia inginkan setelah melewati periode mualpaginya. Namun, sekarang kondisinya kembali tidak bisadiajak kompromi. Karena bisa saja, makanan yang sangatia inginkan tiba-tiba akan membuatnya mual saat sudahtersaji di depannya. Situasi ini sudah lebih dari cukupmembuat Kayla merasa frustrasi, apalagi ia biasanyamemiliki nafsu makan besar dan bisa menikmati makananapa pun tanpa halangan."Kenapa, kok tidak dimakan? Bukannya tadi kamu mausop ayam bikinan bi Ayu, ya?" suara lembut Yuda sembarimeletakkan gelas berisi air putih yang dicampur denganperasan lemon di atas meja.







