Kayla menghela napas dalam-dalam sambil menatap layar
ponselnya. Setelah gangguan Aidan sudah berkurang, kini malah Bayu yang mengganggu Kayla. Bayu mengganggu Kayla dengan mengirim daftar profil-profil calon menantu yang Bayu pilih sendiri. Nama, pekerjaan, latar belakang, semua tercatat rapi. Kayla merasa tercekik. Kayla memang ingin diperhatikan oleh ayahnya, tetapi tidak dengan cara seperti ini. "Oke, aku abaikan aja. Bang Raka juga udah bilang kalau aku enggak perlu mikirin perjodohan ini. Aku enggak mau berantem lagi sama Ayah," ucap Kayla lalu keluar rumahnya dan dudukdi depan gerbang menunggu pesanan makanannya datang. Saat ini Kayla sendirian di rumah, karena Raka lagi-lagi harus pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan. Sejujurnya, suasana hati Kayla saat ini sangat buruk seiring dengan isi kepalanya yang kacau. Kayla mendongak menatap langit malam yang terlihat gelap pekat, tidak ada satu pun bintang yang terlihat. "Boro-boro ada bulan, bintang aja enggak ada," gumam Kayla. Lalu tiba-tiba Kayla merasakan sesuatu yang lembut menyentuh kakinya dan membuat Kayla berjengit. Saat menunduk, ia melihat seekor kucing berbulu putih, gemuk, dan berwajah lucu sedang bergelayut di sampingnya. "Hei, Manis. Kamu montok banget. Kok malem-malem di luar? Enggak takut diculik kucing garong?" tanya Kayla sambil tersenyum mulai mengelus kepala kucing persia putih yang mulai mendengkur manja. Kayla yang merasa gemas pada akhirnya memeluk kucing itu. Namun, tiba-tiba, suara seseorang memecah keheningan. "Mona, kamu di mana? Duh jangan ngambek dan kabur dong! Kamu enggak usah diet lagi, asal balik sini ya!" seru Yuda sembari keluar dari gerbang rumahnya. Kayla mendongak dan melihat Yuda yang baru keluar dari rumah dengan rambut masih setengah basah, sepertinya baru selesai mandi. la tampak terkejut saat melihat kucingnya berada di pelukan Kayla. "Astaga, Mona," ucap Yuda merasa sangat lega. "Oh, ini kucingnya Om?" tanya Kayla sambil terus mengelus Monalisa yang tampak nyaman di pelukannya. Kayla juga sempat memeriksa kalung tanda pengenal kucing itu, dan benar-benar terukir nama Mona. Tepatnya, Monalisa. Yuda mengangguk dan mendekat berniat untuk mengambil kucingnya kembali. Sayangnya, saat Yuda mencoba mengangkat Monalisa, kucing itu tiba-tiba mengamuk dan hampir mencakarnya. Seolah tak mau dipisahkan dari Kayla. Tentunya Yuda syok bukan main. "What the hell, Mona? Kamu masih marah?" tanya Yuda yang tampak tidak berdaya di hadapan kucing putih itu. Hal yang tentunya membuat Kayla merasa sangat terhibur. Sebab Yuda yang terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, kini tampak lebih manusiawi. Lalu hal yang paling lucu adalah fakta bahwa sosok yang membuatnya menjadi lebih manusiawi rupanya adalah seekor kucing yang cantik. "Wah, kayaknya selera Monalisa bagus banget. Dia tahu cewek cantik, jadi maunya dipeluk aku," ucap Kayla sembari tersenyum cerah yangjuga hampir membuat Yuda ikut tersenyum. Yuda berusaha untuk menyadarkan dirinya sendiri, dan kembali menatap kucingnya yang begitu nyaman di dalam pelukan Kayla. Lalu Yuda mendapatkan sebuah ide hingga bertanya, "Kamu butuh penghasilan tambahan enggak? Kalau iya, selama kamu senggang bisa enggak jadi pengasuh Monalisa? Akhir-akhir ini, dia jadi sensitif banget. Dan aku enggak bisa ngurus dia." Kayla masih tampak mengelusi tubuh Monalisa yang lembut sebelum menjawab, "Daripada uang, aku lebih suka makanan." Walau masih jengkel karena Kayla masih saja memanggilnya Om, pada akhirnya Yuda mengangguk dan membalas, "Oke. Selama kamu menjaga Monalisa, kamu bisa minta aku belikan makanan apa pun, termasuk menemani kamu makan," Kayla terlihat sangat senang lalu tiba-tiba mengangkat tubuh Monalisa tinggi-tinggi dan berseru, "Nona Monalisa yang terhormat, hamba akan melayani Anda dengan sepenuh hati!" *** Beberapa hari kemudian, suasana mendadak memanas di rumah keluarga Aditama. Kayla juga terpaksa melihat dan terlibat dalam situasi panas tersebut. Kali ini, keributan di ruang keluarga yang memuncak begitu cepat, membuat suasana tegang dan mengundang amarah. Fio rupanya dinyatakan hamil, dan jelas hal itu membuat Resa serta Bayu syok setengah mati. Fio sendiri terlihat takut dan cemas. Di samping itu, saat ini Aidan yang memang dipanggil ke rumah itu, kini tampak kebingungan. "Aidan, kamu harus bertanggung jawab! Kalian harus menikah!" seru Bayu dengan nada tegas, menatap Aidan dengan tatapan penuh perintah. Namun, Aidan balas menatap Bayu dengan ekspresi tak percaya. la berkata, "Maaf, tapi saya rasa itu enggak mungkin. Memang saya dan Fio udah tidur bersama, tapi saya pastiin kalau saya pakai pengaman dengan baik. Bahkan pengamannya juga enggak bocor. Anak ini ... saya enggak yakin kalau memang dia adalah anak saya." Kata-kata itu membuat semua orang terdiam. Termasuk Kayla yang memang diseret secara paksa ke tempat tersebut karena ayahnya memintanya untuk datang. Kayla sendiri tidak mengerti mengala dirinya harus menyaksikan drama memusingkan ini. Jika saja Raka tidak di luar kota, Kayla tidak mungkin terlibat dengan hal ini. Sementara itu, kini Fio berkaca-kaca, tubuhnya gemetar saat ia menatap Aidan dengan ekspresi terluka. Sementara Resa dan Bayu menyerukan kemarahan mereka atas apa yang sudah Aidan katakan. Kayla yang merasa sangat tidak nyaman pada akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri. "Aku datang karena Ayah yang minta, tapi aku enggak ada kepentingan dan enggak ada hubungannya dengan semua ini," ucap Kayla yang memang terlihat tidak mau terlibat. "Kayla, aku mohon percaya sama aku. Anak itu bukan anak aku" ucap Aidan tampak putus asa sembari menatap Kayla. Hal itu jelas membuat Fio semakin kecewa. Bayu menatap Kayla penuh dengan kemarahan. Lalu ia |berkata, "Kamu pikir ini cuma urusan mereka berdua? Semua kekacauan ini enggak akan terjadi kalau kamu enggak egois, Kayla." Kayla tertegun. "Maksud Ayah? Egois gimana?" tanya Kayla. Bayu membalas, "Kan udah jelas, Fio yang lebih dulu suka sama Aidan. Harusnya kamu relakan aja Aidan buat Fio. Kalau saja kamu tidak egois, Fio enggak perlu melewati batas begini. Sekarang lihat hasilnya, sekarang Fio hamil di |luar nikah!" Kayla kehabisan kata-kata karena ayahnya menyalahkan dirinya atas kesalahan yang dilakukan oleh Fio dan Aidan. Perasaannya campur aduk antara marah, sedih, dan perasaan tak berdaya. Bagaimana mungkin ia yang disalahkan atas apa yang terjadi? Kenapa yang salah jadi dirinya? "Kenapa aku disalahin karena menjalin hubungan sama orang yang aku suka? Bagaimana bisa Ayah menyalahkan aku atas kesalahan yang mereka perbuat? Emangnya aku yang nyuruh mereka tidur bareng? Emangnya aku yang nguruh Fio hamil di luar nikah? Kan enggak!" Kayla membela diri dengan suara bergetar menahan emosi. "Intinya kamu yang salah di sini! Sekarang Fio harus nikah dengan Aidan, dan kamu juga harus nikah dengan salah satu pria dari daftar yang Ayah buat. Jangan menghalangi kebahagiaan Fio dan membuat Ayah marah padamu!!" seru Bayu dengan penuh kemarahan. Kayla berdiri mematung, sementara rasa sakit di hatinya terus merambat dan menggerogoti keyakinannya. Di matanya, semua perasaan sayang dan rasa hormat yang pernah ia punya untuk ayahnya, kini runtuh satu demi satu. . . . . . Ini sebenernya yg anak tiri sapa dahhhh, kok Ay jadi ikut bingungg🤣🤣🤣🤣 Btw, siapa yg mau jadi babunya Monalisa? Biar bisa barengan sama Om Yudas😁😁😁😁"Kalau ada apa-apa, langsung telepon Abang. Termasukkalau Yuda ngapa-ngapain kamu," ucap Raka membuatKayla mengernyit."Ngapa-ngapain gimana maksudnya, Bang?" tanya Kayla.Raka yang memang sudah memasukan koper berisibarang-barangnya ke dalam mobil, tampak menghelanapas panjang. la gelisah akan meninggalkan adiknyasepenuhnya dalam pengawasan Yuda. Mengingat saat ini dirinya memang waktunya ia pergi dan tinggal di luar kota.Selama ini dirinya sudah menunda kepindahannya sebisamungkin karena cemas dengan Kayla yang akan tinggalsendirian.Namun setelah Kayla menikah pun, rasa cemasnya masihsaja tersisa. Padahal ia tahu, Yuda adalah orang yangbertanggungjawab. la tidak mungkin mengkhianatijanjinya. Raka menjawab, "Ya contohnya kalau diaselingkuh atau ngelakuin hal kasar sama kamu. Walausebenarnya, Abang sendiri tau dia bukan tipe orang yangngelakuin semua hal itu.""Kan Abang udah kasih restu aku nikah
Pagi itu, Kayla terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, terutama pada pinggang dan kedua betisnya. Lalu area intimnya terasa sangat ngilu. Bahkan saat bergerak sedikit saja sudah berhasil membuatnya mengerang kecil. Yuda yang sudah terjaga sejak tadi tampak duduk di samping Kala dengan posisi canggung. Yuda tampak gugup ketika mengamati Kayla. Lalu dengan hati-hati Yuda bertanya, "Apa masih sakit?"Alih-alih menjawab, Kayla yang masih berbaringtertelungkup kini menoleh ke arah Yuda. Dengan keningmengernyit, Kayla bertanya balik, "Apa Om mau ngelakuinhal yang sama kayak tadi malam?"Yuda terdiam, sedikit terkejut dengan pertanyaan Kaylayang tiba-tiba. la berpikir sejenak, berusaha menangkapmaksud dari pertanyaan Kayla. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Kayla melanjutkan dengan nada bingung, "Aku benar-benar enggak paham. Kenapa orang-orang bisa kecanduan ngelakuin hal itu? Bahkan rela melakukannya sebelum nikah, padahal rasanya sakit dan sama sekal
"Jangan tegang begitu, nanti malah rasanya lebih sakit,"ucap Yuda sembari mencium leher Kayla hingga membuatbulu kuduknya meremang.Saat ini Kayla dan Yuda sudah berada di aras ranjang.Pencahayaan kamar sengaja dibuat remang agar Kaylatidak merasa terlalu malu ketika mereka melakukankegiatan ranjang perdana mereka sebagai pasangan suamiistri. Bagi mereka berdua, ini adalah pengalaman pertamamereka yang jelas sangat bersejarah. Karena itulah,mereka berusaha untuk melakukannya dengan penuhkehati-hatian dan perhitungan."ih Om geli," rengek Kayla ketika tangan Yuda sudahmenyusup ke dalam baju tidur yang Kayla kenakan danmulai mengelus lembut setiap inci kulit mulus istrinya itu."Jangan panggil om begitu disaat kita tengah di atasranjang, rasanya aneh sekali," balas Yuda masih belummenghentikan sentuhannya.Lalu sebelum sempat mendapatkan kesempatanmersepons, Kayla sudah lebih dulu kembali dibuat terkejutkarena Yuda melepaskan pakaian yang Kayla kenakanhingga menyisakan p
Singkat cerita, dua bulan kemudian Kayla dan Yuda benar-benar memulai serangkaian acara untuk pernikahanmereka. Semuanya berjalan dengan mulus, bahkan Rakayang sebelumnya marah, kini mendukung pernikahantersebut. Pernikahan diselenggarakan dalam serangkaiantradisi jawa kental. Alih-alih Bayu dan Resa yang mengurussemua keperluan pernikahan Kayla, malah Eva dankeluarga dari pihak ibu kandung Kayla yang mengurussemuanya. Termasuk acara langkahan hingga siraman.Setiap detail disiapkan dengan teliti agar acara ini menjadimomen yang istimewa. Tradisi demi tradisi dijalankandengan seksama, membawa Kayla dalam perjalananmenuju hari pernikahan yang sakral. Di setiap tahapanprosesi, Kayla selalu ditemani oleh Bela. Sahabatnya itutak pernah bisa menyimpan rasa penasaran pun akhirnyabertanya pada Kayla di tengah persiapannya untuk prosesiakad nikah."Emang sih aku yang kasih saran buat mepet tetangga hotkamu, tapi bukannya ini terlalu ugal-ugalan? Maksud aku,kamu baru pisah sam
Setelah hari ulang tahun Kayla berlalu dengan cukupkacau, kini Kayla dipusingkan oleh dua hal. Pertama, iapusing harus menghadapi ayahnya setelah mengacaukanacara perjodohan yang ia atur. Lalu yang kedua, ia sibukmenenangkan Raka yang marah. Sebab rupanya Naomijuga ikut serta dalam rencana Bayu untuk merencanakantipuan acara makan bersama untuk merayakan ulangtahunKayla.Singkat cerita, Raka bisa ditenangkan oleh Kayla, dan padaakhirnya memberikan hadiah yang telah ia persiapkan.Singkat cerita, setelah hampir seminggu berlalu dari hariulang tahunnya, Kayla mendapatkan telepon dari Bayu.Dengan mempersiapkan diri untuk menghadapikemarahan ayahnya, Kayla mengangkat telepon dariayahnya itu."Kamu harusnya beritahu Ayah kalau kamu sudah punyapacar. Apalagi kalau pacarmu itu adalah Yuda,"ucap Bayumembuat Kayla seketika terperanjat. la sungguh tidak bisamemproses situasi ini."Ayah kenal sama om--maksudku, Ayah kenal Mas Yuda?"tanya Kayla."Tentu kenal. Dia salah satu teman
Sore itu Kayla dan Yuda kembali makan bersama. Namun,itu di luar janji Yuda mentraktir Kayla karena sudahmembantu mengurus Monalisa. Ini adalah ajakan spontansaat Yuda melihat Kayla yang tampak sangat bersedih. Kini,mereka makan di warung satai yang memang langgananKayla. Di atas meja, piring-piring berisi tusuk satai menjadisaksi betapa lahapnya mereka menikmati makananbersama. Tepatnya Kayla yang menghabiskan sebagianbesar satai ayam tersebut.Kayla menatap dua puluh lima tusuk sate yang telah iahabiskan. Lalu Kayla berkata, "Kayaknya aman dehnambah lima belas tusuk lagi."Yuda yang tengah menyeka sudut bibirnya tampak terkejutmembalas, "Kalau memang mau tambah, ya pesan aja.Tapi pastiin jangan berlebihan. Kalau mau, kita bisabungkus untuk bawa pulang.""Pantes Bang Raka percaya banget sama Om Yuda sampaikasih izin aku pulang sama Om," balas Kayla yang memangmemberitahu Raka terlebih dahulu saat akan pergi denganYuda. Kebetulan, Yuda memang tengah ada acara di dekat