Home / Rumah Tangga / Istri Manja Tuan Indra / Part 01. || Seperti Mimpi

Share

Istri Manja Tuan Indra
Istri Manja Tuan Indra
Author: Feay Hullah

Part 01. || Seperti Mimpi

Author: Feay Hullah
last update Last Updated: 2022-12-17 20:20:07

"Kamu harus menikah sama dia, Keisya! Kamu tidak bisa menolak lagi. Kalau menolak, memangnya kamu mau kehilangan semua yang telah kamu miliki selama ini? Hidup miskin dan tidak lagi dianggap oleh teman …."

"Nggak! Keisya memang tidak mau hidup miskin, tetapi Keisya enggan menikah sekarang-sekarang. Keisya belum siap! Nggak!!" 

"Nggak ada yang salah dengan menikah, Keisya! Apa susahnya, sih?" kata seseorang. "Kalau sudah menikah itu, perlu kamu tahu. Suasananya beda banget, enak dan nggak ada kata kesepian lagi. Memangnya kamu mau jadi gadis jomblo seumur hidup? Didekati saja tidak mau," ledek orang itu lagi. 

"Tidak!!!!!"

Mentari baru saja menampakkan sinarnya, cahayanya yang indah menembus melewati celah jendela kamar seorang gadis yang saat ini telah resmi menjadi seorang istri dari pemuda tampan bernama lengkap Trimo Indra Gunawan. Atau lebih akrab disapa dengan sebutan Indra—-begitulah orang-orang memanggilnya. 

Indra yang tengah asyik menikmati indahnya mimpi, tiba-tiba harus terbangun lantaran mendengar teriakan yang sangat kencang dari orang yang ada di sebelahnya. Karena merasa kesal dan telah diganggu olehnya, Indra pun lekas bangun. Lalu, menutup mulut sang istri dengan kain syalnya yang ia ambil sembarang. 

"Sial! Punya istri demen banget teriak-teriak begitu, huft," keluhnya sembari memasuki kamar mandi.

Laki-laki itu berdiri di depan kaca berukuran 30x90 senti yang terletak di atas wastafel. Diam-diam sebuah senyum terbit di bibirnya kala menyadari pantulan di cermin terlihat memesona.

Wajah dengan rahang tegas, mata sipit dengan manik mata hitam yang jernih, hidung mancung, alis tebal, dan beberapa bulu halus di bawah hidung serta di dagu membuat penampilannya terlihat sangat macho.

Lagi dan lagi Indra harus mendengar teriakan dari luar kamar mandi. Teriakan khas istrinya tersebut selalu berhasil membuat Indra murka dan memilih menghubungi teman-teman lamanya, lalu pergi dan pulang kadang larut malam. Kebiasaan Indra seperti itu seringkali mendapat teguran dari sang ayah. 

Alhasil, mau tak mau Indra pun harus siap menerima betah atau tidak berada di dalam rumah yang ditempati bersama sang istri.

"Aaarghhh!!! Indra! Dasar, ya! Suami macam apa kamu, tega banget sumpal istri sendiri. Awas aja, akan Keisya laporin ke Mami!" Lagi gadis yang menyebut dirinya dengan nama Keisya itu berteriak, tetapi kali ini teriakannya tak terlalu keras. 

Yang di dalam kamar mandi. Indra—-niat hati masuk ke tempat tersebut untuk membersihkan diri, membasuh muka dan setidaknya membuat badan terasa lebih segar dengan berendam di dalam bath up. Sayangnya, pemuda malang satu ini harus menghadapi perilaku istrinya yang super manja itu. 

Eits, bukan Indra ingin meladeni sang istri dengan membalas teriakannya tersebut. Hanya saja satu hal yang paling sulit sekali dihilangkan dalam diri seorang Indra ketika sang istri mengancam melaporkan perilakunya yang terkadang jutek itu pada kedua orang tuanya. Namun, kadang kala sang istri memberitahu mertuanya. 

"Bukannya mau mandi?" 

Kalimat pertanyaan tersebut tidak mendapatkan jawaban dari Indra. Pemuda tampan, hidung mancung satu ini malah menatapnya tanpa seulas senyum. Indra terus melangkah, hingga pada akhirnya dia sendiri tidak menyadari kalau-kalau lututnya membentur papan ranjang. Dia menahan rasa nyeri tersebut, demi terlihat tegar di depan sang istri. 

"Sok kelihatan tegar, padahal tuh lutut nyeri, kan?" tanyanya. "Eits, lupain soal itu. Btw, Keisya mau nanya. Memangnya bener kita berdua sudah menikah? Rasa-rasanya kok seperti mimpi, ya? Kayaknya nggak mungkin dan kamu … pasti hanya orang asing yang tiba-tiba nyelinap ke kamar Keisya dan nodai Keisya, ya?" 

"Jangan per—-"

"Ssssttt! Pasti kamu nggak mau ngaku, kan?" potong sang istri cepat. "Jelas nggak mau ngaku lah. Mana ada maling mau ngaku?" 

Pemuda tampan nan memesona ini hanya dapat menutup matanya untuk sejenak. Namun, setelahnya Indra melemparkan bantal kepada sang istri sebagai balasan atas tuduhan yang diberikan oleh gadis itu untuknya. 

Indra tidak peduli lagi dengan teriakan maupun ancamannya yang ingin melaporkan sikapnya entah pada kedua orang tua maupun mertuanya. Namun, begitu dia membalikkan badan hendak melanjutkan kembali aktivitasnya—-membersihkan badan. Tiba-tiba saja terdengar suara lain daripada sebelumnya. 

Suara benturan keras kali ini sangat mengganggu Indra. Mula-mula dia tidak ingin menoleh walau hanya sedetik saja ke belakang. Akan tetapi, rasa penasaran membuatnya melirik hingga pada akhirnya dia tidak menemukan sang istri di atas ranjang. 

"Astagfirullah. Tuh anak ke mana, ya?" 

Indra melangkah mencari keberadaan sang istri, tetapi saat dirinya beralih posisi ke dekat jendela. 

'Dasar si manja,' batinnya. 'Udah tidur pake ngigau, bangun-bangun teriak kek orang kesetanan. Lah ini pake acara jatuh dari atas ranjang? Sok banget.' 

"Aaarggh, aduh ya ampun. Sakit banget ini," keluh sang istri. 

Indra mengulurkan tangannya, "Mau bangun atau tetep selonjoran di bawah ranjang?" 

Sang istri menoleh ke arah sumber suara. Tatapannya begitu sinis, dia menepis tangan sang suami dan memintanya menjauh.

"Bagaimanapun kamu menolak menikah dan mencari cara supaya pernikahan ini tidak terjadi, itu semua tidak akan bisa dan pada kenyataannya kamu istriku. Paham? Bukan seperti mimpi, tapi nyata. Nggak ngerti nyata, fakta, Bu!" 

Karena niat Indra tidak disambut baik oleh sang istri. Pemuda itu memutuskan pergi dari hadapannya. Akan tetapi, bukan ke kamar mandi. Melainkan pergi ke luar kamar. Sementara itu di sisi lain sang istri tengah mencoba sekuat tenaga bangkit sampai bisa duduk kembali di tepi ranjang. 

Langkah kaki Indra terhenti saat ia baru saja menginjakkan kakinya di lantai pertama. Dia melihat seorang pria tua berdiri di depan pintu utama. Pria tua dengan kemeja hitam serta jas sebagai pelengkapnya, kedua tangan pria itu dimasukkan ke dalam saku celana. 

Berbagai macam pertanyaan timbul dalam pikirannya. Untuk menghindari rasa penasaran yang ada, Indra memutuskan menghampiri pria itu.

"Sepagi ini datang ke rumahku hanya untuk bertanya soal menantu kesayanganmu?" 

Bagaimana bisa seorang Indra bisa menuduh orang tua sendiri seperti itu? Siapa pun yang kedatangan orang terkasihnya ke rumah, mereka akan menyambut dengan suka cita. Sejak acara pernikahan yang telah terjadi seminggu ke belakang ini, perubahan sikap Indra terhadap sang ayah jelas terlihat.

"Orang tua datang disambut, bukannya dituduh kek begitu, Indra!" sahut pria tersebut. 

"Hm. Buat apa? Tanpa disapa pun orang Papa sudah masuk dan tujuannya pasti menemui menantumu, kan?" balas Indra tanpa menoleh. Pemuda itu duduk di sofa. "Jika boleh, Indra minta sama Papa tolong jangan lagi datang ke sini atau mengurus rumah tangga kami? Hum, kalau seandainya tidak bisa." 

Indra menjede sejenak ucapannya, kemudian ia melanjutkan kembali ucapannya. "Aku minta pisah!" 

"Hah?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 24. || Ke mana Istriku?

    Mulanya Keisya memang kurang menyukai adanya Jessica datang kembali ke kehidupan suaminya. Siapa pun tentu tidak ingin jika mantan kekasih dari suaminya terus saja merecoki bahkan sampai membuat suatu alasan yang tidak masuk akal untuknya bisa memasuki rumah Keisya sekarang setelah Samuel mengusir Jessica seminggu lalu."Hati kamu sebenarnya terbuat dari apa, sih, Jes?" Keisya memberikan ponsel milik Pak Agung, "Padahal Keisya sekarang udah nggak dendam atau kesal lagi sama kamu, karena kamu selalu dekat-dekat Kak Indra. Tapi, rasa kepercayaan Keisya ke kamu malah dirusak kayak gitu aja, ya, rupanya?" "Sayang-Sayang. Kamu yang tenang, ya! Biar perempuan itu jadi urusan Papi, kamu nggak boleh stres. Kamu duduk dulu sama Indra, Nak!" titah Wilan pada putrinya.Bagaimanapun Keisya sekarang. Gadis dengan julukan 'manja' itu menuruti ucapan papinya. Sementara, sang suami—-Indra menampar Jessica bahkan sempat terlihat sekilas oleh Keisya kalau-kalau nasi TO yang dibawakan olehnya teruntuk

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 23.|| Makanan Beracun

    Makanan yang sebelumnya dibawa Jessica telah diterima oleh Keisya. Gadis itu benar-benar kelewat senang sampai-sampai melupakan sesuatu. Ya, makanan itu dibawa untuknya oleh sang mantan kekasih dari suaminya. Keisya, tetaplah Keisya yang terlalu polos dan kelewat baik. "Ya udah. Makanannya Kei makan sekarang, ya, Jes. Tapi makasih banyak ka—"Kalimat Keisya terhenti tatkala ia menemukan seorang bapak tua dengan napas setengah-setengah memasuki rumahnya. Ruang tamu pun mendadak hening, semua mata tertuju ke bapak-bapak tua itu. Dari mereka hanya Keisya yang mengenalnya. Tidak sang mertua maupun kedua orang tua atau Indra sekali pun. Ia mengenal bapak-bapak tua itu beberapa hari setelah kepindahannya bersama Indra ke sana. Tanpa sepengetahuan siapapun Keisya menolong bapak tersebut yang berada di tengah jalan dan hampir ketabrak mobil. Seingat Keisya, bapak tersebut penglihatannya sangat-sangat minus sehingga terkadang melihat sesuatu pun harus menggunakan kacamata. Tetapi, waktu itu

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 22. || Ngidam Versi Keisya

    Sejak siang hingga menjelang malam suasana hati Keisya malah memburuk. Di rumah selain ada Bi Ani. Kedua orang tua juga mertuanya pun datang dengan waktu yang sama. Mereka telah melakukan berbagai macam cara agar dapat putrinya ceria. Tak lagi memasang wajah jelek. Keisya berdiri, kemudian duduk kembali sembari memegangi perutnya. "Sayang," sapa maminya. "Nak!" sambung papinya, "Anak kesayangan Papi sebenarnya mau apa? Sudah tiga puluh menit semenjak kami datang masa kamu malah mondar-mandir gak jelas kayak gitu. Lihat mertuamu bawain apa, Nak. Sini, makan!" ajak papinya seraya melambaikan tangannya.Makanan yang dibawa mertuanya memang terlihat enak tampilannya. Namun, di meja juga terdapat banyak sekali makanan lain yang Bi Ani siapkan saat tadi Keisya memintanya. Sayang, tak satu pun dimakan olehnya. Ia masih berdiri mondar-mandir seperti sebelumnya membuat para orang tua mengkhawatirkannya. Sesekali ia melihat jam di tangannya, kemudian melangkah ke dekat pintu membukanya dan s

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 21. || Janji

    Walaupun untuk kedua kalinya mendapatkan sebuah pemandangan yang tak layak. Namun, hati Indah kini sudah mantap dengan tidak memiliki rasa cemburu maupun pikiran-pikiran negatif lainnya tentang sang suami seperti saat bersama Jessica tempo hari. Berat memang melihatnya. Akan tetapi, ia berusaha menghilangkan rasa cemburu tersebut meski sedikit ragu dan sulit. Senyuman serta canda tawa yang terjadi antara sang suami di ujung dekat tembok sana membuat Keisya seketika membayangkan kala dirinya telah benar-benar resmi menerima pernikahan ini, tidak ada lagi kata manja dan menyusahkan Indra juga penolakan-penolakan yang terkadang menjadikan Indra harus membujuknya untuk kembali ke rumah."Masya Allah cantiknya bidadari ini," ucap seorang pria dengan postur tubuh sedikit tinggi berpenampilan tak kalah keren dari suaminya, " … boleh kenalan gak, nih? Namanya siapa terus kamu mau ke sini ketemu siapa? Aku, ya?" lanjut orang tersebut sok percaya diri. Keisya menunduk. Gadis itu benar-benar m

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 20. || Malu Tapi Mau

    Tinggal seorang diri di rumah rasanya sungguh membosankan ditambah dalam kondisi hamil muda seperti ini. Melihat Indra—-sang suami tengah bersiap-siap pergi ke kantor, terbersit dalam benaknya untuk meminta suami tercinta mengajaknya. Namun, mengingat percaķapan semalam yang membuat sikap Indra sedikit berbeda pagi ini, Keisya tampak ragu memanggil Indra. Ia hanya duduk di tepi ranjang sembari mengelus perutnya, lalu pandangan matanya mengarah pada punggung suaminya. 'Kei pengen minta maaf soal semalam, tapi gimana caranya, ya? Malu rasanya,' gumamnya. Seakan tahu apa yang tengah dipikirkan sang istri, Indra menoleh sesaat dan ia mengambil sesuatu dari dalam lemari. Pakaian bersih nan indah diberikan Indra kepada Keisya, tetapi anehnya pemuda itu memberi barang tanpa melihat ke arah Keisya. Istrinya sendiri. Apakah Indra masih marah terhadapnya, lalu untuk apa dia memberikan gaun indah lengkap dengan hijabnya sekarang? Sementara untuk hari ini tidak ada jadwal kuliah sama sekali. I

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 19. || Kalimat Menyakitkan

    Hingga malam tiba seluruh teman Keisya masih setia berada di rumah dan jangan salah. Betapa beruntungnya gadis manja itu memiliki teman seperti mereka. Ramah dan saling menyayangi satu sama lain. Keisya bak ratu dalam sehari, begitu pun dengan Bi Ani—pelayannya. Rumah yang sesungguhnya diberikan mertua Keisya teruntuk putra tercinta Indra dan dirinya teman-teman Keisya yang membersihkannya. Semua kinclong, bersih sempurna tidak ada debu sedikit pun dan pukul 19.00 WIB mereka baru menyelesaikan semuanya. Keisya yang merasa tak enak dengan dibantu Bi Ani pun menyiapkan sajian untuk bisa disantap malam ini. "Sayang! Boleh aku bantu, gak? Bosen aku ngerjain tugas kantor terus," ujar Indra, tiba-tiba datang dan sudah berada di depan meja dekat kompor. Madina dan yang lainnya mendengarkan percakapan antara Keisya dengan suaminya. Terlebih ketika Indra tiba-tiba saja memanggil Keisya dengan sebutan 'Sayang', mereka serempak mengerjai gadis itu sampai-sampai pipinya merah merona. "Cieee …

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status