Share

Bab 05

Author: Memey Azzura
last update Last Updated: 2024-05-03 15:44:31

“Ini semua sudah menjadi ketentuan Tuhan nak. Jangan salahkan dirimu. Bibi sangat tahu kau gadis yang baik,” Bi Siti mengusap punggung Bella penuh kasih.

“Terima kasih Bi, sudah percaya padaku. Aku tahu diri, tidak mungkin Aku menyakiti Kak Nana. Walau hanya seujung kuku. Dia telah memberikan Aku semuanya, Bi. Tidak ada yang Aku inginkan selain, selalu bersamanya. Kak Nana pulang lah. Aku takut kak,” racau Bella.

“Bersihkan dirimu, jangan berpikir untuk pergi jika kamu menyayangi Nana. Bibi yakin Nana akan kembali." Bi Siti menuntun Bella kekamarnya. Kamar yang terletak di lantai satu. Bersebelahan dengan kamarnya.

Rumah besar itu tidak memiliki kamar pembantu. Semua kamar berukuran sama seperti kamar utama dengan fasilitas yang sama.

Nana tidak ingin membedakan antara pembantu dan dirinya. Baginya siapapun yang bekerja di rumahnya layak dihargai dan dihormati.

Bukankah Dimata Tuhan semua orang sama yang membedakan hanya amal ibadah masing-masing.

***

Burhan mengitari bagian kamarnya. Dia masih mencium aroma tubuh Nana.

Kamar nuansa pink itu ditata sesuai keinginan sang istri. Nana sangat menyukai tokoh kartun hello Kitty.

Hampir semua pernak pernik menyerupai tokoh kucing pink dari Jepang itu.

Burhan merebahkan tubuhnya di bantal milik sang istri. Diusapnya lembut barang yang selalu membuat Nana marah jika dia menggunakannya.

Seandainya waktu yang akan datang bisa diterawangnya. Dia ingin waktu berhenti saja pagi tadi.

Saat dia masih sempat meraih surga dunia bersama belahan jiwanya. Meneguk madu cinta mencapai puncak tertinggi sebelum berangkat ke tempat pernikahan itu.

Tempat yang menjadi alasan atas menghilangnya wanita yang sangat dia kasihi. Kehilangan Nana, bagai raga tanpa jiwa.

“Kau dimana Dik, Abang rindu. Mengapa kau tinggalkan Abang. Padahal pernikahan ini yang kau inginkan. Abang sudah ingatkan padamu, pada akhirnya kau yang akan terluka. Tapi kau keras kepala,” gumam Burhan.

Diraihnya piguranya dan Nana saat liburan ke negeri ginseng dua tahun lalu. Senyum Nana begitu manis saat menggunakan hanbok warna pink khas wanita daerah itu.

Senyum yang selalu menghiasi harinya bahkan ketika dia membuat wanita itu kesal, dia masih akan tetap tersenyum.

“Abang itu hanya membuat kesal hati ini. Bukan bibir ini, tidak ada alasan untuk tidak tersenyum.”  ucap Nana saat ditanya alasan mengapa tetap tersenyum padahal lagi kesal.

Burhan lupa mengecek gawai saat pulang kantor. Sedang nana sudah mengirim pesan ingin dibelikan bakso langganan mereka.

Keheningan menyelimuti bumi mengubah terang menjadi hamparan gelap. Hawa dingin menyelusup setiap raga yang masih bertahan di alam bebas.

Nana duduk di sudut halte menenggelamkan wajah diantara kedua lutut yang ditekuk. Dia kedinginan, enggan untuk pulang terpaksa harus bertahan melawan dingin malam.

“Maafkan Aku, Bang. Aku butuh waktu untuk semua ini. Maaf jika Aku membuatmu cemas. Tunggu Aku bang. Aku akan kembali ke pelukanmu tapi tidak untuk saat ini,” rintih Nana.

Mata indahnya sama sekali tidak bisa dipejamkan. Terus berpikir kemana dia harus menghilang dalam waktu dekat.

Tiba-tiba pikirannya melayang saat dia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.

Zoya, dia teringat sahabat karibnya itu. Cepat dia mengaktifkan gawai mencari kontak Zoya dalam grub sekolah. Nana aktif mengikuti setiap grub sekolah.

Setelah berselancar cukup lama Nana menemukan kontak Zoya. Dia merasa sedikit lega.

Tanpa berpikir panjang dia segera mengirim pesan pada Zoya. Tidak dihiraukan bahwa ini sudah larut malam mendekati dini hari.

[Assalamualaikum, Hanny  Aku belahan jiwamu. Kamu sekarang dimana? Rindu ingin kerumahmu. Kenalan sama anak-anakmu.]

Seketika pesan Nana menjadi centang biru. Tanda pesan sudah dibaca oleh si penerima.

Seketika Nana melompat kegirangan layaknya seorang anak kecil yang dibeli es krim. Dia kembali terdiam mengingat betapa konyol tingkahnya. Untung ini malam hari tidak ada yang melihat.

[Wa'alaikumsalam, yank.. Masya Allah. Ada tsunamikah di tempatmu hingga ingin menemuiku.]

[Boleh apa tidak Aku kesana. Aku ingin menginap beberapa hari.]

[Yakin, rumahku tidak setenteram rumahmu. Ada anak-anak yang akan membuatmu pusing. Anak-anakku semuanya aktif. Aku tidak ingin kamu kabur karena ulah mereka.]

Nana tertawa membaca pesan Zoya. “Aku iri padamu. Aku juga ingin rumahku menjadi taman bermain, tapi Aku tidak bisa memiliki itu semua,” batin Nana. Dia mengusap air yang tak bisa dibendung untuk tidak tumpah dengan punggung tangannya. Hatinya seketika  bersedih jika membahas tentang anak.

[Hei, kamu tidak pingsankan.]

Zoya kembali mengirim pesan. Membuyarkan lamunan Nana.

[Kirim alamatmu, jangan banyak alasan. Aku rindu Hanny lima belas tahun tidak bertemu pasti kamu sudah sangat lebar.]

[Ini alamatnya jln.............]

[Baiklah siapkan penyambutan untukku besok pagi.]

Nana kembali matikan gawai setelah menyalin alamat Zoya pada note yang selalu dia bawa dalam tasnya.

Sejenak Nana lupa akan masalah yang membuatnya terdampar dihalte malam ini.

Sudut bibirnya melengkung kala mengingat akan bertemu sahabat lamanya.

Kisah masa remaja menari dalam ingatannya. Berbagai tingkah nakal remaja seusianya nyaris dia lakukan bersama Zoya.

Zoya berasal dari keluarga sederhana. Orang tua Zoya sangat baik pada Nana. Jika mereka memiliki rezeki lebih selalu membuat makanan lebih banyak untuk diberikan pada Nana.

Kokok ayam saling bersahutan, awan diatas sana sangat cerah. Tumbuhan hijau tampak segar diterpa cahaya matahari. Burung berterbangan dari sarang mencari makan untuk bertahan hidup.

Nana meregangkan tubuh yang terasa pegal-pegal. Semalam dia sempat tertidur sejenak, dalam posisi duduk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
MOON
aneh bener si nana. dia yg maksa suaminya nikah, dia yg kabur, dia yg merasa itu masalah. gila
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 148

    Hati Maya kembali tersayat entah untuk keberapa kalinya.“Tunggu sebentar Nduk,” sahut Mbah Ipeh yang sedang melayani pasiennya dari dalam gubuknya.Tempat Nana terjatuh memang tidak begitu jauh dari tempat tinggal wanita tua itu.Itu sebabnya Maya membawanya kesana. Untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sebelum nanti dibawa kerumah sakit yang berjarak cukup jauh dari desa.Maya sudah yang sudah beberapa kali kesana. Tentu sangat hapal jalannya yang masih dipenuhi semak belukar.Ya, wanita itu juga salah satu pasien dukun kampung itu. Yang terkenal mempunyai ilmu hitam yang tinggi.Dalam satu kedipan mata bisa membunuh korbannya. Mereka yang datang kesana pasti mempunyai dendam.“Ini siapa Maya,” tanya Mbah Ipeh keluar menemuinya yang duduk diamben menangku Nana.Sesaat pengguna jasanya pergi dari sana. Dari penampilan bisa ditebak wanita itu merupakan bukan wanita yang baik.“Ini anak tiri saya, Mbah. Itu tadi siapa?” tanya Maya penasaran.“Dia itu yang kerja diwarung dekat kebun it

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 147

    “Sudah Tante, ayo kita pulang. Jangan buat keributan disini,” bisik Tary yang masih mencekal lengan Maya.“Iya bawa Tantemu, pergi dari sini,” celetuk Bella.“Tunggu dulu Tary, urusanku belum selesai. Burhan harus bertanggung jawab pada apa yang terjadi padamu,” tolak Maya.Burhan melirik kearah Tary, benar dipergelangan tangan kirinya ada luka yang masih diperban.Maya tidak bohong, tapi untuk apa gadis itu melukai diri sendiri. Sebesar apa harapan gadis itu yang dia patahkan.Bella mencubit perut Burhan, saat tahu mata Burhan tidak beralih dari gadis baru datang itu.“Sakit tau,” bisik Burhan menggosok bekas cubitan Bella.“Itu akibatnya tidak bisa menjaga mata,” tekan Bella nada sepelan mungkin.Tary menggunakan seluruh tenaganya untuk membawa Maya pergi dari sana. Maya pun yang hampir terpojok pasrah mengikutinya.Nana berbalik dan merangkul Bi Siti. Pertahanannya roboh seiring perginya Maya dan Tary.“Menangislah luapkan semua kesedihanmu saat ini. Esok kau harus berjanji tidak a

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 146

    “Maya Cahayadiningrat , saya Nayla Rahmawati binti Abdul Razak. Putri tunggal dari ibu Rahayu. Apa anda mengenali saya. Mama Maya yanby terhormat,” sanggah Nana menggeram.Nana sudah tidak tahan lagi untuk tidak mengangkat suara. Wanita yang dia panggil Mama itu. Semakin mengelunjak tidak berpikir kalimatnya melukai banyak orang.“Nayla Rahmawati, Nanaku sayang Nanaku malang. Kamu mengenali Mama, Nak,” tanya Maya mata mengarah pada wanita yang berusaha tenang.“Apa kurang cukup yang Mama berbuat pada saya dulu, hingga sekarang Mama ingin merampas suami saya.” Nana berdiri mengikis jarak dengan wanita yang dikiranya malaikat.“Baguslah kau sudah tahu, jadi tolong minta suamimu menikahi Tary. Sama yang kau lakukan pada pelakor itu, Mama yakin kalian akan bisa hidup damai. Mama tidak merampas, kau cukup berbagi saja.” Maya menyentuh pipi mulus Nana.“Kembalikan rahim saya,” tekan Nana singkat menepis tangan Maya.“Na, kamu sayang Mama-kan. Bisa kamu mengabulkan permintaan Mama ini,” buju

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 145

    Tary dari tadi bolak balik dibrankar. Dia SEO diri diruang itu sang Tante sedang mencari makan.“Kita sudah bisa pulangkan, Tante. Aku bosan berada disini,” rutuk Tary saat Maya baru masuk ditangan menenteng kantong plastik. Berisi makanan dan buah yang dibelinya. Pada pedagang yang menjajakan jualannya sekitar rumah sakit.“Harusnya sebelum kau mengiris nadimu. Siapkan mentalmu untuk betah berada disini,” ketus Maya. “Ini makanlah, agar kau punya banyak tenaga untuk menghadapi perceraian orang tuamu.”“Mereka akan berpisah, Tante. Mereka sungguh tidak menganggap keberadaanku,” lirih Tary meraih mangkuk berisi bubur ayam yang sodorkan Maya.“Kamu harus buktikan pada ayah dan ibumu. Kamu bisa sukses tanpa campur tangan mereka,” ungkap Maya membangun semangat dari putri semata wayang kakaknya.“Aku harus membujuk Burhan untuk menyemangati Tary. Tak masalah jika harus memohon asal dia bersedia membantu,” batin Maya.Maya mengatakan pada Tary akan pulang sebentar. Dia harus segera bicara

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 144

    “Selamat pagi nenek,” sapa Bella mengendong bayinya melintasi dapur.Bayi mungil itu akan berjemur dibawah cahaya matahari pagi.“Eh, cucu nenek sudah wangi,” sahut Bi Siti mendekati Bella.“Yang lain belum bangun, Bi.” Tanya Bella.“Belum, hawa dingin enak buat tidur. Tapi Bibi gak bisa bangun ninggi hari.” Bi Siti mengambil alih baby Zizi.“Aku juga. Makanya kami sudah wangi, Nek.”“Biar Bibi yang jemur cucu sayang ini, Bundanya mamam dulu. Isi bensin yang banyak supaya mik Zizi banyak.” Bi Siti mengecup pipi gembul bayi mungil itu.Bi Siti berjalan kehalaman belakang. Tempat yang lantang terkena sinar matahari.Sedang Bella menikmatinya sarapannya. Yang hambar dilidahnya, seret ditelan.Pikiran tertuju pada Nana, wanita sebaik itu harus mengalami banyak cobaan. Semalam hanya beberapa jam saja dia dapat terlelap.Mandul, kata itu terus mengusiknya. Dia sangat prihatin, andai bisa. Ingin dia donorkan rahimnya untuk Nana.Kakak madunya itu telah memberikan banyak. Namun dia tidak mamp

  • Istri Muda Untuk Suamiku   Bab 143

    Nana harus bisa punya anak walau hanya satu orang. Anak itu adalah ahli waris sah atas harta peninggalan mendiang orang tua Kakak madunya ini.Bella sangat paham anaknya tidak ada hak untuk mendapatkan semua ini. Baby Zizi tidak ada hubungan darah dengan sang pemilik harta.“Selain itu dia pesan apa lagi?” tanya Burhan menengahi.“Gak ada hanya itu, dia mengatakan kalau bisa secepatnya. Mengingat umur Nana yang tidak muda lagi. Usia produktifnya tinggal sedikit lagi,” jelas Ferdi.“Menurutmu bagaimana, Dik. Abang rasa sebaiknya kita periksa saja. Kamu mau ya,” ujar Burhan penuh harap.“Aku akan pikirkan lagi, Aku sudah tidak berharap lagi. Toh, sekarang sudah ada Zizi. Dan itu sudah cukup,” timpal Nana berusaha meredam perasaannya.‘MANDUL'Rangkaian lima huruf sangat horor bagi mereka yang dapatkan predikatnya.Tidak terkecuali Nana, nyalinya seketika menciut. Kehadiran anak bagi orang yang telah berumah tangga.Hal yang paling penting, saat bertemu dengan siapa pun yang pertama dita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status