Share

Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan

Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.

“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.

[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]

“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”

Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.

[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]

“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!”

Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status