Istri Muda sang Mafia

Istri Muda sang Mafia

By:  Theresia Rini S  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings
15Chapters
995views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lana terpaksa menikahi Isac Morino--ketua mafia yang usianya jauh di atasnya--demi menyelamatkan keluarga dari hutang bisnis. Namun, siapa yang menduga jika pernikahan itu akan menenggelamkan dia ke dalam dilema penuh kekacauan? Lana menghadapi perlakuan keji dari seluruh kerabat Isac yang menuduhnya wanita gila harta. Tidak hanya itu, ia juga harus bertahan dari godaan anak rahasia suaminya yang bernama Pascal Maximus--ahli waris dari kelompok mafia terbesar di negara mereka! Lantas, bagaimana nasib Lana selanjutnya sebagai istri muda sang mafia? *** Kunjungi IG-ku @t.r.sue

View More
Istri Muda sang Mafia Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nita Tamburaka
good story
2023-12-04 22:33:30
0
user avatar
Langit
jangan* lana dinikahi isac buat calon pascal lagi??apa iya ya
2023-08-21 22:22:46
0
15 Chapters
Bab 1. Menjalani Seribu Takdir
“Nikahi dia dan hidup kita akan selamat dari penjara juga risiko mampus, Lana!” Teriakan ultimatum dari paman dan sang ibu tercinta menggelegar di siang hari, bagaikan petir yang menyambar segenap jiwa dan raganya. Meski kiasan belaka, kenyataannya, Lana telah mati rasa semenjak melangkah ke dalam pernikahan rekayasa tersebut. Lana tersudut, hingga dia tak memiliki ruang bergerak lagi. Detik-detik dirinya nyaris putus asa, pria tua itu ternyata manusia yang sangat baik dan tidak pernah menyentuh dirinya, Lana tetap utuh. “Aku bukan pria bejat, yang menikahimu karena nafsu. Aku hanyalah pria tua kesepian, yang butuh teman bicara. Ada malam-malam tertentu, kesunyian itu begitu mencekik.” Isac kehilangan istri sepuluh tahun lalu. Lana seakan mendapat perlindungan dari lelaki yang menjadi pengganti ayahnya. Kebaikan suaminya luar biasa menyentuh sanubari Lana. Pria yang dikenal sebagai sosok sangar dan keras itu, ternyata menyimpan kebaikan tersembunyi. Bahasa dan caranya berbicara pa
Read more
Bab 2. Nyonya Berperan Pembantu
Semua pekerjaan hari ini selesai tepat waktu. Lana tersenyum puas, sebab merawat rumah adalah hal yang paling dia sukai. Setiap vas yang ada di mansion ini terisi oleh bunga, yang Lana rawat sepenuh hati pada waktu luangnya.Menebarkan pandangan ke sekeliling ruangan luas yang biasa dijadikan tempat berkumpul kolega Isac, Lana merasa jika dia mulai terikat dengan rumah ini. Meski penghuni di sini tidak memperlakukan dirinya dengan baik, tapi Lana merasa cukup nyaman.“Hei! Ngapain bengong?!” Suara bentakan yang begitu keras terdengar di telinganya, membuat Lana hampir melompat kaget.Esther, bibi dari Isac yang memiliki wajah mirip penyihir itu, tampak geram saat memergoki Lana berdiri tanpa melakukan apa-apa.“Kamu nggak liat itu debu di piano? Dilap, jangan cuman melongo kayak manusia tolol! Kerja aja harus dibilangin setiap hari!”Lana mengangguk, tak menjawab sedikit pun. Esther berlalu sambil mendengus sinis, meninggalkan wanita yang semestinya dia perlakukan sebagai menantu dan
Read more
Bab 3. Pewaris yang Dirahasiakan
Memasuki restoran berkelas yang telah mendapatkan lima bintang Michelin, Lana tidak bisa menyembunyikan sikap kikuknya. Pascal yang memiliki penampilan eksklusif dan penuh gaya, tampak tidak sebanding dengan Lana yang tampil sederhana.Berjalan hingga ke area VIP yang memiliki ruangan terpisah, Isac telah menunggu dengan tenang. Ia tersenyum, begitu melihat keduanya datang. Lana sendiri tampak lega, setelah menemukan keberadaan Isac. Pria berusia nyaris enam puluh tahun itu menaruh gelas sampanye, lalu berdiri untuk memeluk Lana. Ia mengelus punggung yang terasa lebih ringkih dari sebelumnya.Entah kenapa, setiap berada dekat Isac, Lana selalu merasakan damai. Pria yang sangat baik dalam memperlakukan dirinya itu seperti pengganti ayah bagi Lana.“Kamu baik-baik aja?” Seperti biasa, Isac akan selalu menanyakan hal sama setiap mereka bertemu setelah rentang berpisah.Lana mengangguk, seraya mengukir senyum tulus. Pascal memperhatikan dengan ekspresi kurang sepakat, tapi tatapan gadis
Read more
Bab 4. Mengejar Nikmat Dengan Bayangan
Apartemennya terasa lenggang dan Pascal baru menyadari setelah delapan tahun hidup sendiri. Menatap ke setiap sudut, ia menemukan kebosanan mengintip dari perabotannya yang terkesan kaku dan jauh dari kesan hangat.Ia melangkah gontai, melemparkan kunci ke meja tinggi marmer yang terdesain menyatu dengan dapur mininya. Kaki menapak tanpa suara, menuju kamar mandi. Pascal mengguyur badan di bawah pancuran, sementara memikirkan obrolan bersama Isac dan Lana.Seakan enggan meninggalkan benak, apa yang Pascal lihat dan alami sore tadi hingga mengantar ibu tirinya yang masih belia, terus mengisi ruang memori.Secara logis, kesan yang ada dalam pikiran rasionalnya ada tentang dua hal. Iba sekaligus kesal!Iba terhadap kemalangan yang menimpa Lana, kesal sebab dirinya dianggap orang asing yang tidak bisa dipercaya. Cewek bertampang memelas tersebut bahkan jelas-jelas menolak untuk dia jaga, dan menerima dengan terpaksa setelah Isac berhasil meyakinkan.‘Brengsek!’ umpat Pascal dalam hati, me
Read more
Bab 5. Mangsa Para Predator
Pagi hari Lana terbangun dengan kelelahan mendera. Dia baru tertidur selama dua jam dan alarm sudah menjerit di telinga. Tertatih berjalan ke kamar mandi, Lana membasuh badan untuk menyegarkan diri. Ia kembali mengerjakan hal yang hampir jadi rutinitasnya. Sejauh yang Lana ingat, dirinya jarang sekali libur dalam sebulan terakhir sebab Isac nyaris tidak pernah berada di rumah. Perlakukan Mona dan segenap keluarga ini kian menjadi, seakan Lana harus mengerjakan semua tugas sendiri. Kehadiran puluhan pekerja seperti tak lagi diperlukan, mereka lebih menyukai memerintah Lana sebagai wujud dari menunjukkan kekuasaan masing-masing. Hari ini suasana rumah cukup lenggang. Lana tidak tahu di mana Mona dan anak-anaknya berada, termasuk Esther serta Johan. Ia telah merampungkan tugas beres-beres dan baru selesai mencuci lantai di depan garasi. Meski apa yang dia kerjakan menyerupai tugas Cinderella, tapi Lana tidak pernah keberatan. Selama dia melakukan tanpa ada kalimat intimidasi dan caci
Read more
Bab 6. Bencana Keluarga Bejat
Diselamatkan oleh seseorang tidak pernah terbayang dalam benak Lana sebelumnya. Ia pikir semua itu hanya ada di dalam cerita dan mustahil terjadi di kehidupan nyata. Selama ini ia tidak pernah merasa cukup layak untuk mendapat nasib baik, Lana berakhir mengukur segala sesuatu dengan hal yang pasti-pasti dan jauh dari kata muluk-muluk. Akan tetapi, hari ini dia mengalami perubahan drastis dalam hidupnya. Ditolong oleh Pascal dalam kondisi terjepit merupakan pengalaman paling mengharukan. Pemuda itu bahkan membantunya kembali ke kamar dan mengambilkan pakaian ganti untuk Lana.Ia ingin mengatakan sejuta kata terima kasih kepada Pascal, tapi yang keluar hanyalah tangis tersedu. Lana tidak berharap hidupnya sesial ini. Bahkan selama bekerja di kasino saja tidak pernah ada yang sekurang ajar Lukman. Pria biadab itu benar-benar binatang dan jika Lana sanggup, ingin rasanya mencabik tubuh Lukman sampai lumat.“Nyonya, kamu mau menelepon tuan Morino?” tawar Pascal, menatap dengan pandangan i
Read more
Bab 7. Perubahan Meresahkan
Pagi itu sangat berbeda. Tidak ada yang mengedor pintu kamar Lana, apa lagi berteriak padanya. Keluarga suaminya bersantap dengan wajah tegang, melirik ke arah Pascal yang tampak tenang menghabiskan sarapan.Lana tidak turut duduk di sana, bahkan ketika Pascal mengajaknya, ia menolak. Pria itu masih bisa menahan diri, memantau semua dan mempelajari satu persatu kejadian. Dia tidak habis pikir, Isac membiarkan istrinya tersiksa di sangkar emas yang ayahnya ciptakan untuk Lana.“Tinggalkan semua itu, Nyonya!” seru Pascal, ketika melihat Lana membereskan meja makan. “Kenapa?” tanya gadis itu, tak paham larangan yang dicetuskan.“Bukannya ada pegawai yang sudah dibayar untuk mengerjakan?” Menatap dengan tajam, Pascal tidak menyukai tindakan Lana yang menempatkan dirinya sebagai pembantu.“Dia terbiasa melakukan itu! Kenapa harus mengubah kalo Lana suka?!” sambar Esther, dengan muka sinis.Pascal berpaling pada wanita tua dengan raut dingin. “Bagaimana jika kamu yang menggantikan dia, Nyo
Read more
Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan
Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!” Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,
Read more
Bab 9. King Seven
Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya. Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.“Pagi, Bos.”“Pagi. Ada kabar terbaru?”Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas. “Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.
Read more
Bab 10. Dia Pria Kasar Menyebalkan!
Tak ada lagi yang memerintah dia seenaknya seperti dulu. Lana agak canggung, menerima perubahan saat ini. Semua keluarga suaminya tampak mulai mempertimbangkan ancaman Pascal.Sebenarnya Lana tidak keberatan, sebab apa yang dia kerjakan adalah pekerjaan rumah. Membersihkan kediaman milik Isac sama saja merawat dan menjaga agar dalam keadaan baik. Sementara dia sedang membersihkan daun kering dan rumput pada rumpun bunga mawar-mawarnya, seseorang memperhatikan dari balik pembatas taman pada lorong sambung dua bangunan. Dinding kayu yang memiliki celah kecil-kecil berbentuk diagonal itu memang tempat mengintai terbaik. Lana bagaikan peri bunga di antara berbagai keindahan taman. Mengenakan gaun terusan polos berwarna hijau tua, kakinya yang telanjang tampak menawan. Pascal tak mampu mengenyahkan pikiran tentang gadis tersebut. Mengetahui fakta, jika Lana tidak pernah disentuh Isac, menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Bisa saja Isac hanya melindungi belaka dan tak berminat pada
Read more
DMCA.com Protection Status