Share

Bab 9. King Seven

Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya.

Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.

Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.

“Pagi, Bos.”

“Pagi. Ada kabar terbaru?”

Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.

“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”

Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas.

“Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”

“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”

Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status