Share

160. Sebuah Pandangan Baru

Wira yang tadi setengah melamun menatap permukaan meja kini mulai mengangkat kepala dan menegakkan duduknya. Ia sama sekali tidak pernah berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan oleh Oky. Baginya, menyelesaikan masalah Sully cukup melunasi semua perkara hutang-piutang wanita itu. Meski ada beberapa hal yang ia ingin bereskan dengan caranya sendiri. Namun, sepertinya saat itu ia memang harus mendengarkan Oky lebih dulu.

“Diam-diam Mbak Oky pasti tahu kalau setelah keguguran Sulis jarang banget mau memulai obrolan dengan saya. Selalu saya yang ajak Sulis buat ngobrol lebih dulu.”

“Jangan mengeluh karena kopi kita dingin. Karena dia pernah hangat tapi kita mendiamkannya.” Oky tertawa kecil. “Ternyata ucapan anak senja ada benarnya juga,” gumam Oky seraya menggeleng pelan.

Wira diam cukup lama sebelum kembali melanjutkan. “Kemarin-kemarin saya mau masalah selesai satu persatu. Jadi, saya mulai dari yang tingkat urgensinya paling tinggi. Yang lebih darurat. Saya menilai urusan pembang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Ismah Nurmillah Hayati
Hahahaha, bagus tuh pak Gagah. Sekali-kali wira perlu tuh digituin, biar kapok. Cinta sama Sulis tapi gak pernah mau jujur tentang dirinya sendiri ......
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
ya ampun kasian pak gagah.. dia juga ngerasa kehilangan banget dengan kepergian sully
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
kominikasi Dan jujur ama pasangan palong penting.. pah gagah pasti merasa kehilangan sully jg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status