Share

174. Seorang Ayah dan Anak Perempuannya

“Sulis disebut setan,” lirih Bu Dahlia.

“Ayah selalu ngomong gitu kalau kami ngajak orang lain buat nakal-nakal.” Utami meringis.

“Itu cuma sebutan aja. Karena kesal. Bukan berarti Sulis setan betulan.” Dwi mengusap-usap lengan Bu Dahlia.

“Ibu juga tahu kalau Sulis bukan setan betulan. Bagian itu enggak perlu dikasih tahu.” Sari ikut berbisik menjawab perkataan kakak-kakaknya.

“Sulis pandai juga memilih suami. Ganteng dan gagah suaminya,” sahut Bu Dahlia masih dalam bisikan.

“Untuk wajah, Bang Erizal kalah. Tapi apa lebih mapan? Kita, kan, enggak tahu.” Sari melemparkan tatapan menyelidik pada Wira. Mengamati semua yang dipakai Wira, beserta koper yang sekarang berada di mulut pintu.

"Dari barang-barang yang dipakai suami Sulis, harusnya kita meragukan kalau dia berasal dari desa." Utami ikut memberi pendapat.

Keheningan dan bisik-bisik beberapa saat itu terpecah karena suara Sully yang membujuk Pak Anwar.

“Mas Wira enggak salah…jangan lempar-lempar gini, Yah …. Nanti Mas Wira luka,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (86)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
akhirnya mulai luluh leleh ayahnya .........
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
udah luluhkah pak anwar nya
goodnovel comment avatar
intan
kalo sulis setan, bapaknya setan juga dong wakakaakakkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status