Share

76

Penulis: Kuldesak
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-27 16:36:47

"Apa kau bilang?" tanya Edmure sekali lagi, memastikan.

Pengawal dengan napas tersengal itu menelan ludah. "Panah api, Yang Mulia! Mereka datang dari hutan luar tembok utara! Benteng luar terbakar! Kita tak bisa menghalau semuanya—"

Boom!

Suara ledakan kecil terdengar dari kejauhan, disusul getaran samar. Dinding di kamar yang menjadi penjara Lyra bergetar. Dari celah tirai, cahaya jingga api tampak mengintip.

Edmure terdiam sejenak. Mata birunya membulat tak percaya. Kemudian wajah itu berubah—dari kaget, menjadi gelap seperti malam tanpa bulan.

"Brengsek..."

BRAK!

Dengan amarah, Edmure membantig apapun yang ada didekatnya. Hingga perabot berupa teko, cawan, dan tempat lilin jatuh berserakan.

"Turunkan semua panji kerajaan!" teriak Edmure, suara Kaisar menggelegar seperti petir. "GUNAKAN PANJI PERANG! Segel seluruh gerbang, kepung setiap lorong—AKU TAK MAU ADA YANG MASUK ATAU KELUAR!"

Para menteri dan jenderal yang berada di ruangan itu tercekat, wajah mereka pucat.

"Sapu semua me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Palsu Grand Duke    77

    Drap! Drap! Drap!Kuda hitam itu lenyap di balik lebatnya hutan, meninggalkan debu dan dedaunan yang beterbangan. Geon dan Theo berdiri terpaku di mulut lorong bawah tanah, diterangi cahaya bulan yang pucat.Geon menyeringai sambil menepuk-nepuk debu di bajunya. "Yah, Ratu kita sudah dijemput oleh Pangeran Berkuda Hitam. Romantis sekali, kan?"Theo hanya melirik sekilas, datar. Ia pun mulai melepaskan kostum pinjaman untuk menyamar. "Jangan banyak bicara, Geon. Kita masih punya sisa tugas yang harus diselesaikan.""Ya, ya... Aku tahu. Aku juga tidak sabar ingin minum bir dan makan daging panggang di desa terdekat," celetuk Geon. "Lagian, aku tidak tahan lagi dengan bau selokan di sini. Baunya mirip seperti Edmure." gumam Geon. lalu memutar tubuhnya. Geon pun bersiul pelan pada Corvus yang masih bertengger di batu. "Hei, jagoan. Kau sudah bawa surat dari Yang Mulia Raja, sekarang giliran kami yang beraksi."Theo membuka gulungan kecil dari dalam bajunya—surat perintah bersegel merah.

  • Istri Palsu Grand Duke    76

    "Apa kau bilang?" tanya Edmure sekali lagi, memastikan. Pengawal dengan napas tersengal itu menelan ludah. "Panah api, Yang Mulia! Mereka datang dari hutan luar tembok utara! Benteng luar terbakar! Kita tak bisa menghalau semuanya—"Boom!Suara ledakan kecil terdengar dari kejauhan, disusul getaran samar. Dinding di kamar yang menjadi penjara Lyra bergetar. Dari celah tirai, cahaya jingga api tampak mengintip. Edmure terdiam sejenak. Mata birunya membulat tak percaya. Kemudian wajah itu berubah—dari kaget, menjadi gelap seperti malam tanpa bulan."Brengsek..."BRAK!Dengan amarah, Edmure membantig apapun yang ada didekatnya. Hingga perabot berupa teko, cawan, dan tempat lilin jatuh berserakan. "Turunkan semua panji kerajaan!" teriak Edmure, suara Kaisar menggelegar seperti petir. "GUNAKAN PANJI PERANG! Segel seluruh gerbang, kepung setiap lorong—AKU TAK MAU ADA YANG MASUK ATAU KELUAR!"Para menteri dan jenderal yang berada di ruangan itu tercekat, wajah mereka pucat."Sapu semua me

  • Istri Palsu Grand Duke    75

    "Leon, mimpimu tentang kita memiliki seorang putra adalah sebuah kebenaran. Di dalam perutku, ada mahkluk kecil yang tumbuh," lirih Lyra. Setelah mendengar pernyataan tabib, ketakutan menghinggapi Lyra. Dia tidak tahu harus melakukan apa selama dirinya di kurung dan di belenggu seperti ini. Surat Leonhard, Lyra buang untuk mengantisipasi musuh yang kemungkinan akan menemukan surat itu. Karena di dalam surat itu, Leonhard memberitahukan lokasi ibunya. "Aku ... Bersumpah akan melindungi anak ini. Dan jika Kaisar menginginkan kematian anak ini, maka jalan satu-satunya adalah berpura-pura mencintai kaisar," batin Lyra. Semenjak satu bulan Lyra dikurung, Lyra tak pernah tergiur dengan ucapan manis dan janji Edmure. Setiap kali Edmure ingin melecehkannya, Lyra akan mengigit lidahnya hingga berdarah. Sampai-sampai, Edmure merasa frustasi dan sekaligus tertantang untuk menjinakkan Lyra. Dan Edmure selalu berkata, "Aku akan melihatmu menyerah, Lyra. Seekor kucing liar tak selamanya liar.

  • Istri Palsu Grand Duke    74

    "Uhuek...!"Untuk kesekian kali, Lyra merasa perutnya seperti ada tornado. Rasa mual kini kembali menyerang, lebih kuat dari sebelumnya.'Apa yang terjadi dengan tubuhku? Mengapa lemas sekali? Leon... Kau di mana? Mengapa sampai purnama berganti kau tak memberikan kabar?' batin Lyra, ia memejamkan mata dengan tangan terpasung di atas tempat tidur, Lyra mencengkram sepreinya. Seorang pelayan yang tengah mengantarkan sarapan pun tersentak, suara Lyra muntah cukup menarik perhatian pelayan itu. Pelayan pun buru-buru meletakkan nampan emasnya di meja, bergegas menghampiri Lyra yang kini tengah terpasung di ranjang. Di atas ranjang, kedua tangan dan kaki Lyra di pasung oleh rantai. "Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja? Wajah Anda kelihatan sangat pucat," ucap pelayan itu, khawatir, ia pun meletakkan punggung tangannya di dahi Lyra. Setelah kejadian percobaan bunuh diri yang Lyra lakukan karena tak ingin tunduk, Lyra kini dipasung di dalam kamar berlapis emas. Alasannya, agar Lyra tida

  • Istri Palsu Grand Duke    73

    "Ugghh...!" Jeritan Lyra tertahan oleh pedang yang menancap di lehernya. "Hentikan dia!" teriak Edmure panik. Para pengawal pribadi Kaisar bergerak cepat. Sir Gideon, dengan wajah pucat, melesat ke depan. Ia mencengkeram pergelangan tangan Lyra yang gemetar, menarik paksa pedang patah itu dari lehernya. "Yang mulia Ratu Utara, apa kau gila?!" pekik Sir Gideon. "Lepas ... Biarkan aku ... Aku mati! Aku ... Tidak akan menjadi boneka siapapun!" Lyra meronta, berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan apa yang sudah ia mulai, namun tangannya ditarik dengan kekuatan brutal. "Jangan gegabah! Kaisar memintamu untuk hidup," sungut Sir Gideon. Darah segar kini merembes dari luka di leher Lyra, mengalir dan mewarnai gaunnya. Kaisar Edmure segera mehanan tubuh Lyra, wajahnya merah padam karena amarah dan kekhawatiran yang bercampur aduk. "Bodoh! Apa kau pikir aku akan membiarkanmu melukai dirimu sendiri, hah?!" desis Edmure. "Jangan menyentuhku. Demi dewa dan semesta, aku tidak

  • Istri Palsu Grand Duke    72

    Lyra diseret masuk ke dalam Aula Singgasana yang luas dan dingin. Ia didorong hingga berlutut di tengah lantai, tepat di hadapan tangga menuju singgasana Kaisar. Darren, yang mengawalnya, membungkuk dengan penuh kemenangan."Yang Mulia Kaisar, tawanannya sudah di sini. Sesuai perintah Anda!" ucap Darren. Kaisar Edmure menatap turun dari singgasana, sorot mata Kaisar yang biru menelusuri sosok Lyra yang kotor dan terikat dengan tatapan puas. "Kerja bagus, Pangeran Darren. Kau boleh pergi sekarang. Aku ingin bicara berdua saja dengan calon permaisuriku."Darren sedikit terkejut karena diusir begitu saja, tapi ia tidak berani membantah. Ia membungkuk lagi dan melangkah mundur, meninggalkan Lyra sendirian di tengah aula, dikelilingi oleh tatapan dingin para pengawal pribadi Kaisar.Lyra menatap Kaisar dengan pandangan benci. "Apa yang kau inginkan dariku, Edmure?! Sudah puaskah kau melihatku hancur seperti ini?"Kaisar Edmure terdiam sesaat, lalu tertawa kecil, geli mendengar keberanian

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status