Di sebuah Cafe, terlihat Natasya dan Candra tengah berbincang-bincang."Untuk apa lagi kamu mencoba untuk menghubungi saya?" tanya Natasya dengan marah."Jangan marah dulu, dong!" jawab Candra."Candra, aku belum bisa memaafkan kamu, gara-gara kamu hubunganku dan Reno jadi berantakan.""Aku ke sini mau ngabarin kamu sesuatu," jawab Candra dengan acuh."Ada apalagi?" dengan suara sangat kesal Natasya bertanya kepada Candra.Gara-gara mengikuti saran dari Candra. Dia kehilangan Reno. Yang memberikan saran kepada Natasya untuk menguji kekuatan cinta Reno terhadapnya adalah Candra. Natasha yang kala itu sedang kesal kepada Reno karena Reno terlalu cuek padanya malah mengikuti saran itu.Padahal mereka akan segera menikah. Tanpa pikir panjang, Natasya menuruti semua saran yang diberikan oleh Candra tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Sekarang dia sangat menyesal dengan apa yang sudah dia lakukan. Reno malah menikah dengan orang lain
"Lalu apa yang akan kita katakan pada satpam?" tanya Bi Inah khawatir."Bilang saja kita ke pasar mau beli sayuran. Kan kita perginya berdua Pak satpam itu nggak bakalan curiga. Aku janji, Bi! Kita di rumah Ibu hanya sebentar saja," pinta Alya dengan penuh harap.Terlihat Bi Inah sedang memikirkan permintaan Alya. Sebenarnya dia tidak setuju dengan rencana itu, tapi dia merasa kasihan pada Alya yang belum juga bisa bertemu dengan ibunya sendiri."Baiklah, tapi kita disana hanya sebentar saja ya, Non. Bibi takut kalau seandainya nanti kita ketahuan, Nyonya akan marah besar!" mendengar jawaban Bi Inah, Alya tersenyum lebar.Keinginannya untuk bertemu dengan Ibunya akan segera terwujud."Baiklah, aku akan siap-siap dulu. Kita ke sana sebentar saja, Aku janji!" ucap Alya.Alya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju kamarnya. Bi Inah juga kembali memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Saat hendak keluar dari pag
Alya langsung memasuki kamarnya untuk istirahat. Pikirannya sedikit lebih tenang setelah bertemu dengan Ibunya. Keadaan Ibunya juga lebih baik. Alya sangat merasa bersyukur. Setidaknya pengorbanannya menikah dengan Reno tidak sia-sia.Baginya, Ibunya adalah segalanya. Semenjak Ayahnya meninggal, Alya sudah berjanji untuk selalu membahagiakan Ibunya. Tiap kali melihat Ibunya, hati Alya selalu merasa kasihan. Kehidupan mewah yang dulu selalu di jalani oleh Ibunya harus berakhir setelah Ayahnya meninggal.Hidup miskin dan serba kekurangan terpaksa mereka jalani beberapa tahun belakangan ini. Yang paling membuat Alya sedih adalah dia terpaksa putus kuliah demi menghemat biaya hidup mereka. Kalau saja, dia bisa menyelesaikan kuliah, tentu saat ini dia bisa mencari pekerjaan yang lebih baik dan dia tidak harus berada dalam kondisi yang menyedihkan seperti ini.Saat tengah termenung sendirian di kamar, tiba-tiba dia kejutkan oleh kedatangan Bi Inah.
"Cepat bawa Alya ke kamarnya! Obati lukanya dengan cepat!" perintah Gunawan pada Bi Inah.Dengan ragu Bi Inah menghampiri Alya yang tengah kesakitan."Ayo, Non. Bibi antar Non Alya ke kamar," ucap Bi Inah sambil menuntun Alya untuk berdiri.Lastri menatap tak suka dengan apa yang diperintahkan oleh suaminya pada Bi Inah."Kenapa sih? Kamu selalu memanjakan menantu tak penting itu?" tanya Lastri dengan heran pada suaminya."Aku bukannya memanjakan dia, tapi menghargai pengorbanan yang dilakukan untuk keluarga kita!" jawab Gunawan dengan bijak. Setelah itu, Gunawan berjalan memasuki kamar mereka.Sedangkan Lastri, tetap disana mendampingi Natasya yang tengah duduk terpekur"Kamu tidak sakitkan, Natasya?" tanya Lastri dengan rasa kasihan pada Natasya."Sudah mendingan kok, Ma!" jawab Natasya sambil mengangkat wajahnya menghadap kepada Mamanya Reno."Kamu kesini mau ketemu mama?" tanya Lastri dengan lembut."Iya
"Kemarin, tanpa sengaja aku bertemu dengan Natasya di sebuah Cafe dan kelihatannya dia sangat murung sekali. Sehingga aku mencoba untuk berbicara dengannya," ujar Candra."Ah, aku pusing tiap kali mengingat nama Natasya. Tingkahnya sungguh membuat aku pusing," Reno dengan santai menjawab ucapan Candra.Candra terkekeh mendengar perkataan Reno."Memangnya apa lagi yang dia lakukan padamu? Apa dia bikin ulah lagi?""Iya, dia selalu datang ke kantor untuk membujukku agar mau memaafkan dia.""Lalu, apa kamu tidak mau memaafkannya?" tanya Candra."Aku sudah terlanjur kesal padanya sikapnya itu sungguh keterlaluan. Aku tidak mau lagi berhubungan dengannya. Tapi sikapnya yang selalu berupaya untuk mendekatiku kembali sedikit membuatku risih.""Apa kamu yakin tidak ingin lagi berhubungan dengan Natasya? Apa kamu tidak mencintai dia lagi?" tanya Candra dengan heran."Bukan masalah cinta ataupun tidak, tapi aku hanya merasa kecewa dengan
Reno tengah asyik bekerja di ruangannya. Tiba-tiba, dia dikejutkan dengan kedatangan Natasya. Tanpa memperdulikan kehadiran Natasya, Reno langsung menghubungi nomor Aryo dan memintanya datang ke ruangannya."Mas apa kabar?"tanya Natasya sambil berjalan mendekati kursi yang diduduki oleh Reno. Dengan wajah tidak suka Reno memalingkan mukanya menghadap laptop yang ada di depannya."Dari kemarin aku mencoba menghubungi kamu tapi kenapa tidak sekalipun kamu menjawab panggilan dariku?" tanya Natasya sambil meletakkan tangannya di bahu Reno.Natasya datang bertujuan untuk mengajak Reno menghadiri pesta yang sengaja dia siapkan itu. Dengan kasar Reno mengelakkan tangan Natasya dari bahunya."Untuk apa lagi kamu ke sini? Kan sudah sering aku jelaskan bahwa aku tidak ingin lagi berhubungan denganmu!" mata Reno menatap Natasya dengan penuh kebencian."Kamu kenapa sih, Mas? Apa kamu masih marah padaku? Aku mohon Mas, tolong maafkan aku. Aku
"Apa kamu sengaja menggodaku dengan memakai baju tidur yang tipis ini?" Tangan Reno bergerak cepat menarik tali penyangga baju tidur yang Alya gunakan."A-ku tidak bermaksud seperti itu, Mas!" jawab Alya kelabakan."Lalu apa? Ini namanya menggodaku, kamu ngerti nggak?"Reno langsung mendorong tubuh Alya hingga tertidur di ranjang mereka yang luas.Jantung Alya berdebar tak karuan. Tiap kali Reno mengajaknya berhubungan badan, selalu saja dia merasa debaran tak menentu seperti itu.Sedangkan Reno, dia selalu bisa merasakan hasratnya naik tiap kali melihat kemolekan tubuh Alya. Pesona kecantikan Alya menyihirnya untuk selalu merasakan nikmatnya memadu kasih dengan Alya.Tangan Reno mulai lincah menarik baju tidur yang Alya pakai. Bergerak nakal di setiap inci tubuh Alya yang putih dan mulus. Alya memejamkan mata menikmati sentuhan dari suaminya itu. Menggigit bibir bawahnya dengan sedikit keras agar dia tak mengeluarkan desah
Lastri menghentakkan kakinya saat mengikuti langkah kaki suaminya meninggalkan ruang tamu rumahnya. Lastri sudah berjanji pada Natasya untuk menghalangi jika Alya ikut serta dalam acara pesta yang akan diadakan oleh Natasya tersebut.Tapi dia juga tidak bisa menolak ajakan suaminya untuk pergi menghadiri pesta pernikahan anak dari temannya itu. Dengan perasaan gondok Lastri menaiki mobil suaminya.Sedangkan Alya dia kembali duduk di ruang tamu sambil menunggu Aryo menjemputnya. Beberapa waktu setelah itu Aryo datang. Dan langsung mengajak Alya menuju butik yang sudah di amanatkan oleh Reno kepadanya.Sesampainya di butik itu, kehadiran Alya langsung disambut oleh para pelayan butik itu. Mereka sudah tahu bahwa Alya adalah istri dari Reno pelanggan VIP mereka.Alya langsung memilih baju-baju yang ingin dia coba. Sedangkan para pelayan memberikan Alya pilihan yang terbaik yang ada di butik mereka. Pandangan mata Alya jatuh hati pada sebuah gaun berwar