MasukAdrian menggoda Alia saat melihat ekspresi rumit di wajah Alia,
"Sepertinya Putri sulung dari Keluarga Bratakusuma mengalami kesulitan setelah kembali ke Rumah" ucap Adrian, Namun Alia tidak menanggapinya
Adrian tenggelam dalam pikirannya sendiri, lalu Adrian menyalakan sebatang rokok lagi, setelah itu ia menghisap rokok itu, kemudian ia meniupkan asap rokok ke wajah Alia.
Alia tidak bisa menahan batuk, tapi ia berusaha untuk mengecilkan suaranya, karena ruangan itu sangatlah sunyi, tingkah laku Alia yang gugup tiba-tiba menarik perhatian Adrian, kemudian Adrian bangkit dari kursi sambil mengangkat dagu Alia, dengan sebatang rokok yang masih terselip di sela jari-jarinya
"Alia" ucap Adrian kemudian
"Hmm" jawab Alia dengan lembut, Alia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Adrian,
"Karena kamu bersedia menikah denganku, apa kamu juga bersedia melakukan apa pun kewajiban sebagai seorang Istri?" ucap Adrian, Kedua mata Adrian seolah-olah menembus kulit Alia ketika ia berbicara.
Alia sudah berusia 24 Tahun, dan dia tahu dengan jelas apa yang di maksud oleh Adrian, kedua mata Alia jatuh pada jari-jari ramping Adrian yang mencengkeram dagunya, lalu Alia perlahan melepaskan tangannya dan mengambil rokok dari tangan Adrian, kemudian Alia berbalik dan mematikan rokok itu di asbak.
Ketika berbalik ke arah Adrian lagi, Alia membungkuk dan mendekati wajah Adrian sedikit demi sedikit, seolah-olah ia ingin mencium Adrian, namun tiba-tiba Alia berhenti ketika bibir lembutnya berjarak kurang dari satu inci dari bibir Adrian.
Alia masih tidak berani, terutama setelah melihat tatapan penuh nafsu yang terpancar dari kedua mata Adrian, napasnya tercekat di tenggorokannya.
Alia ingin mundur selangkah, tapi sebelum ia sempat melakukannya, Adrian memegang pinggangnya dan menindihnya "Kenapa kamu tidak melanjutkan" tanya Adrian
"Hmm, Aku... aku tidak bisa melakukannya" ucap Alia
"Huh!" Adrian mendengus kesal dengan mengejek, ia melingkarkan lengannya di pinggang Alia, seolah ingin mematahkan tulangnya,
Alia menggigit bibirnya dengan keras dan tidak mengeluarkan suara, tatapan mata Adrian yang penuh badai dan bau tembakau yang samar dari dirinya membuat jantung Alia berdebar,
"Pergilah kamu dari hadapanku" ucap Adrian sambil membungkuk
Setelah mengatakan itu, Adrian melepaskan pinggang Alia, lalu berdiri dan berjalan menuju ke Kamar mandi.
Alia tidak berani untuk tidak mematuhinya, jadi ia berjalan keluar dari dalam Kamar dengan diam, malam ini adalah hari pertamanya di Kediaman seorang Adrian Denaswara, jadi setelah meninggalkan Kamar dan menutup pintu di belakangnya, ia tidak tahu harus pergi ke mana,
Para Pelayan sudah tidur, dan semua lampu telah dimatikan sehingga membuat Mansion ini terlihat gelap dan sedikit menyeramkan.
Alia merasa tersesat, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, lalu Alia berjongkok di depan pintu Kamar dengan tangan yang melingkari kakinya dan dagu yang menempel di lututnya, Alia tetap berada dalam posisi ini sepanjang malam, detak jantungnya yang gugup membuatnya tidak bisa tidur hingga fajar tiba dan pada akhirnya ia tertidur.
***
Di Pagi hari, ketika Adrian membuka pintu Kamarnya, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah seorang wanita yang berjongkok di lantai, dan masih mengenakan gaun tidur sutra yang sama.
Dalam tidurnya, alisnya menyatu menjadi kerutan, seolah-olah ia sedang mengalami mimpi buruk.
Adrian tanpa ragu mengangkat kakinya, lalu menendang Alia.
Alia membuka kedua matanya dalam sekejap, tanpa sadar, ia melihat sekeliling dan melihat Adrian sedang menatapnya
"Pak... Pak Adrian" ucap Alia, ia tergagap karena merasa terkejut
"Apa kamu tidur di sini sepanjang malam?" tanya Adrian dengan nada suara yang dingin
"Ya" jawab Alia, Adrian mendengus dan mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya
"Ganti bajumu dan turunlah kebawah" ucap Adrian
"Ok" ucap Alia, dengan menganggukkan kepalanya patuh, Alia mencoba untuk bangkit berdiri, namun kakinya mati rasa sehingga ia terjatuh lagi, saat ia jatuh, tanpa sadar ia menjerit.
Adrian yang berdiri di sebelah Alia hanya menatapnya dengan acuh tak acuh, tanpa bergerak sedikitpun untuk membantu Alia sama sekali, bahkan ekspresi wajahnya sama sekali tidak mengalami perubahan.
Akhirnya Alia memaksa dirinya untuk berdiri dan berjalan terhuyung-huyung ke Kamar,
Tadi malam, para Pelayan sudah menyiapkan pakaian untuk ia pakai dan menyimpannya di dalam Kamar tidur utama.
***
Dua puluh menit kemudian, setelah berganti pakaian dan mandi dengan tergesa-gesa, akhirnya Alia turun ke bawah, semua Pelayan didalam Mansion itu menyambutnya dengan hormat saat mereka melewatinya,
"Selamat pagi, Nyonya Muda Denaswara" ucap para Pelayan
Setiap kali Alia mendengar sapaan itu, ia mencuri pandang ke arah Adrian untuk melihat reaksinya, namun Adrian tetap bersikap tenang, dan tidak menunjukkan sedikitpun kegembiraan, kemarahan, atau pun kesedihan.
Beberapa menit kemudian, Adrian meminta Kepala Pelayan untuk memanggil semua Pelayan yang ada di dalam Mansion itu.
Alia memiliki firasat buruk begitu ia mendengar perintahnya, ketika semua Pelayan telah berkumpul di Ruang Keluarga Mansion itu, Adrian melirik Kepala Pelayan yang berdiri disampingnya,
Kepala Pelayan dengan cepat mendekatinya dan membungkuk untuk mendengarkan instruksinya. Sang Kepala Pelayan menatap Alia dengan tatapan bingung setelah menerima perintah dari Adrian.
Memperhatikan tatapan menghina di kedua mata Kepala Pelayan, Alia tanpa sadar menatap Adrian, seolah meminta bantuannya, meski Adrian tidak membuatnya merasa diterima, namun ia adalah satu-satunya orang yang dikenalnya di dalam Mansion ini, dan satu-satunya orang yang bisa ia andalkan.
Adrian menatap tajam ke kejauhan tanpa memandangnya, Kepala Pelayan berjalan di hadapan para Pelayan
"Semuanya, dengarkan Wanita yang berdiri di sebelah Tuan muda Denaswara ini bukanlah Nyonya muda Denaswara, melainkan Nona Alia Bratakusuma yang merupakan Kakak kembar dari Nyonya muda Alina Bratakusuma" ucap Endah si Kepala Pelayan mengumumkan
"Mulai sekarang dia memiliki status yang sama dengan kalian semua, suruh saja dirinya jika kalian membutuhkan bantuan, lagi pula, karena ia tidak lain hanyalah pengganti Nyonya muda Denaswara, jadi kita bisa menyebutnya sebagai barang imitasi mulai sekarang" tutup si Kepala Pelayan
Alia menolehkan tatapannya pada Adrian dengan rasa tidak percaya, Adrian benar-benar kejam, Alia telah hidup selama 24 tahun, tapi ini pertama kalinya ia dipermalukan seperti ini.
"Pak Adrian, Anda sudah benar-benar keterlaluan" ucap Alia dengan raut wajahnya yang suram
"Keterlaluan?" ucap Adrian sambil menatap Alia dengan seringai tipisnya
"Ya, sangat keterlaluan" ucap Alia dengan suara yang tegas dan menegakkan punggungnya untuk berdiri tegak. meski berada di hadapan Pelayan,
"Aku telah berbaik hati untuk membiarkanmu tinggal di sini, apa kamu berharap untuk tinggal secara gratis dan hidup dari kerja keras orang lain?" ucap Adrian dengan dingin
"Aku bisa melakukan pekerjaan yang sama seperti mereka, tapi aku memiliki nama, namaku adalah Alia Bratakusuma, kamu tidak bisa membiarkan mereka menghinaku seperti ini" ucap Alia dengan kesal sambil mengangkat dagunya dengan menantang
"Menghina?" tanya Adrian perlahan, kemudian ia tiba-tiba tersenyum dan bertanya "Bukankah kamu itu memang barang imitasi?"
Setelah Pria itu memakaikan cincin pada Jessica, mereka berdua saling berpelukan sambil menangis, semua orang menyaksikan plot dramatis seperti itu dengan mata kepala mereka sendiri, namun ada sesuatu hal yang terlihat aneh, karena Ray tidak terlihat kesal ataupun malu dengan kejadian ituMeta sedikit menaikkan sudat bibirnya saat dia menatap Ray, tidak perlu diragukan lagi, dia merasa senang melihat Ray akhirnya tidak jadi bertunangan dengan JessicaSetelah beberapa saat berlalu, dua orang yang awalnya merupakan tokoh utama malam itu mulai menjelaskan pada orang banyak tentang lelucon itu secara terpisah, karena itu Pesta Pertunangan itu berakhir dengan diskusi dari para tamu undangan yang hadir disanaSetelah beberapa saat, Adrian datang menghampiri mereka dan berdiri di samping Alia"Kita pulang sekarang?" tanya Adrian sambil menatap Alia"Oke" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya, kemudian dia menolehkan pandangannya dan menatap Meta,"Meta, kami akan pulang sekarang, apa kamu
"Hmm, itu adalah hal yang bagus, Sekarang aku benar-benar yakin dan tenang, kamu benar-benar tidak perlu khawatir lagi karena Adrian telah mengambil keputusannya sendiri, jadi walaupun nantinya Alina kembali, kamu akan tahu bagaimana cara menghadapinya, kamu hanya perlu menjelaskan semuanya padanya" ucap MetaLalu Meta terdiam sejenak untuk berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat dan bertanya "Alia, aku benar-benar tidak mengerti, apa yang sebenarnya kamu khawatirkan tentang hal ini?" membuat Alia menghela napasnya dengan berat"Meta, kita tidak bisa melupakan bahwa biar bagaimanapun Alina adalah Adik kandungku, aku tidak akan bisa hidup dengan tenang jika dia masih memiliki perasaan untuk Adrian" ucap Alia dengan tulus"Alia perasaanmu sendiri tidak akan bisa hilang begitu saja bukan, kamu tidak bisa mengabaikan itu, menurutku jika kamu menyukainya, maka kamu harus mencoba sebaik mungkin untuk tetap bersamanya" ucap Meta"Selain itu Adrian telah banyak berubah ketika
"Perkenalkan, namaku Meta, dan aku adalah salah satu Mantan Pacar Ray" ucap Meta memperkenalkan dirinya membuat Jessica tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar Meta memperkenalkan dirinya secara terbuka seperti itu"Hmm, beberapa Mantan Pacarnya yang lain juga hadir disini, tapi ini pertama kalinya aku mendengar perkenalan diri semacam ini" ucap Jessica sambil tersenyum lebar"Mungkin karena aku memiliki kepribadian yang lucu dan menarik" ucap Meta sambil tertawa pelan"Ya, aku bisa melihat itu di dirimu, kamu pasti adalah orang yang menjalani hidup dengan bebas dan mudah untuk mencintai dan membenci" ucap Jessica membuat Meta tersenyum"Jessica, aku tidak menyangka kamu akan menjadi seorang penilai karakter yang baik, Sahabatku juga mengatakan hal yang sama padaku" ucap Meta"Tapi kemudian aku bertanya-tanya mengapa kamu jatuh cinta pada Pria seperti Ray, padahal kamu sangat pandai membaca karakter orang, kamu tahu kalau dia memiliki begitu banyak Mantan Pacarkan?, bagaimana kala
"Dia tidak menjelaskannya, tapi sejauh yang kutahu, pertunangan Ray, hanyalah sebuah taktik untuk memaksa Cyntia muncul, Ray menjadikan pertunangannya itu sebagai umpan untuk melihat apakah Ray masih memegang posisi di hatinya jika dia muncul, lalu menghentikan perjamuan itu, maka pertunangan di antara mereka pasti akan gagal" ucap Adrian dengan santai"Tapi bagaimana jika Cyntia tidak muncul di Pesta itu? apa dia akan tetap bertunangan dengan wanita itu? Ray benar-benar orang yang tidak bertanggung jawab jika melakukan hal seperti itu" ucap AliaSementara menurut Adrian, apa bagusnya wanita yang berinisiatif untuk pergi? jadi Adrian hanya mengatakan "Itu semua tergantung pada suasana hati Ray nanti" sambil tersenyum tipis, membuat Meta dan Alia tidak bisa mengatakan apa-apa mendengar ucapan Adrian itu,Meta menundukkan kepalanya, pikirannya berkelana kemana-mana, dia telah membuat rencananya sendiri di dalam benaknya, semua itu terlalu sulit untuk dipercayaKeluarga Limandara dan Kel
Ekspresi Adrian sempat goyah, tapi kemudian kembali normal dalam sekejap,"Apa kamu yakin dengan hal itu?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Ya" jawab Alia"Hmm, jika itu memang dia mengapa dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa di telepon?" ucap AdrianAlia mengalihkan pandangannya dari Adrian "Aku juga tidak tahu" ucap Alia dengan suara lirih membuat Adrian menggeser tubuhnya mendekat ke arah Alia dan memeluknya"Jangan terlalu dipikirkan, itu hanya panggilan telepon dari Alina, jangan sampai hal itu mengganggumu dan membuatmu panik oke?" ucap Adrian pada Alia yang masih menyandarkan kepalanya di bahu Adrian"Apa menurutmu dia mencoba untuk mengingatkanku bahwa aku sedang menduduki posisinya sebagai Nyonya Denaswara?" ucap Alia"Jangan terlalu memikirkan hal itu oke? ini semua bukan salahmu, selain itu dia sendiri yang melarikan diri dari pernikahan itu jadi, tidak ada gunanya dia meneleponmu sekarang" ucap Adrian"Ketika dia memanggil namaku, itu terdengar seperti dia sedang men
Alia merasa belum siap untuk menyatakan kekalahan dan melanjutkan "Tapi bagaimana kamu tahu bahwa Ray tidak akan jatuh cinta pada Meta setelah menghabiskan lebih banyak waktu dengannya""Karena merasa setelah bertahun-tahun berlalu Ray masih belum bisa melupakan Cyntia, dia masih memikirkan wanita itu" ucap Adrian membuat Alia menegakkan tubuhnya dan menatap Adrian"Apa kamu mengenal Cyntia?" ucap Alia"Ya, aku bertemu dengan Ray dan Cyntia pada saat kami masih di SMP, kami bertiga berteman dekat sejak saat itu, aku tidak perlu menyebutkan berapa lamanya bukan?" ucap Adrian membuat Alia menganggukkan kepalanya"Apa dia cantik?" tanya Alia dengan ragu membuat Adrian tersenyum tipis"Tidak buruk" ucap Adrian sambil mengangkat bahunya, lalu akhirnya tersadar dan tersenyum cerah merekah "Apa mungkin kamu cemburu?" ucap Adrian dengan nada menggoda"Kamu tidak bilang kamu menyukainya, kenapa aku harus cemburu?" ucap Alia sambil memutar bola matanya ke arah Adrian"Tenang saja, aku tidak men







