Mungkin sebagai Nyonya Denaswara, Alia seharusnya mendampingi Adrian untuk menghadiri pesta itu, tapi sebagai Putri dari Keluarga Bratakusuma juga tidak salah kalau dia mendampingi Ayahnya untuk menghadiri pesta itu
Sementara Alia larut dalam pikirannya, Adrian masih merasa sangat kesal, dia mengemudi secara brutal, mobil melaju dengan kecepattan di atas rata-rata dan juga menyalip kendaraan yang menghalanginya, untungnya pesta itu diadakan di pinggiran kota. jadi tidak banyak orang dalam perjalanan kembali ke Mansion AW, kalau tidak sudah dipastikan akan ada kecelakaan tragis yang terjadi malam ini
Begitu Bugatti Veyron berhenti di halaman Mansion, terdengar suara dingin dan tajam Adrian "Keluar dari mobil"
Alia melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari mobil sambil mengerutkan bibirnya dia berjalan mendekat ke arah Adrian, tepat ketika Adrian hendak mengatakan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan
"Oke, lalu memangnya kenapa?" ucap Adrian"Pertama-tama, aku tidak akan pernah melakukan apapun yang akan mempermalukan diriku sendiri, kedua Andra bukan orang yang seperti itu" ucap Alia"Benarkah?" ucap Adrian mencibir"Ya" ucap Alia dengan cepat dan tegas"Sepertinya kamu sangat percaya pada Pria itu" ucap Adrian sambil tersenyum sinis"Kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun lamanya, jadi aku tahu persis seperti apa sifat Andra, kenapa aku tidak bisa mempercayainya" ucap Alia"Kamu sudah mengenalnya selama bertahun-tahun, bagaimana denganku? kamu juga telah mengenalku selama bertahun-tahun lamanya, menurutmu aku ini orang yang seperti apa?" ucap Adrian membuat Alia mengatupkan bibirnya, walaupun dia tidak mengerti mengapa Adrian tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu padanya, dia tidak langsung menjawab pertanyaannyaMelihat reaksi Alia dengan cepat Adrian memegang pergelangan tangan Alia dengan sangat kuat, membuat Alia merasakan nyeri yang sangatt kuat di pergelangan
Alia mengatupkan bibirnya lalu berjalan lurus ke arahnya tanpa mengatakan apa-apa, meskipun mereka telah berhubungan intim layaknya Suami Istri, namun dia masih sedikit gugup setiap kali berdiri di hadapannya, apalagi ketika memandang wajah tampan Adrian, membuat jantungnya berdetak semakin cepatAlia berusaha untuk menenangkan dirinya sebaik mungkin agar terlihat santai, namun ketika tatapan tajam Adrian mengarah kepadanya, dia merasa seakan-akan Adrian bisa membacanya, dan melihatnya merasa maluAlia sedikit mengerutkan bibirnya setelah beberapa detik kemudian, dia tidak tahan lagi dengan Adrian yang hanya diam sambil menatapnya akhirnya dia bertanya "Apa yang kamu inginkan?""Kenapa? apa aku tidak boleh memanggilmu ke sini, jika tidak memerlukan apa-apa darimu?" ucap Adrian"Tidak, bukan itu maksudku, hanya saja aku pikir bahwa kamu menginginkan sesuatu dariku" ucap Alia sambil mengepalkan kedua tinjunya tanpa sadar dan tetap berdiri diam di tempatnya"Sepertinya kamu sudah mengant
Alia menelan ludahnya, berada dalam pelukkan Adrian membuatnya sangat bahagia dan hangat, "Apa kamu sudah mengantuk" tanya Alia dengan lembut "Kenapa?" ucap Adrian dengan mata terpejam "Jika kamu belum mengantuk, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?" ucap Alia "Lanjutkan" ucap Adrian "Apa yang ingin kamu rencanakan dengan hubungan kita ini?" ucap Alia berbicara dengan suara rendah, seakan-akan takut mengganggunya "Apa maksud dari pertanyaanmu?" ucap Adrian sambil mengerutkan keningnya "Maksudku, apa yang akan kamu lakukan pada hubungan ini jika Alina ke
Sikap Adrian yang lembut itu membuat Alia merasa sedikit tersanjung, namun dia dengan cepat menggelengkan kepalanya "Tidak perlu, terima kasih, aku akan membicarakan dengan berdiri saja" ucap AliaAdrian tidak memaksa, dia memperbaiki postur duduknya di kursi kulit berwarna hitam sebelum menatap Alia untuk mendengarkan apa yang ingin Istrinya ini bicarakan"Adrian, aku mau mengundurkan diri" ucap Alia sambil menatap Adrian, membuat Adrian mengangkat alisnya sedikit, dan wajahnya sedikit menggelap ketika mendengarkan pernyataan yang keluar dari mulut Alia, namun dia tidak menganggapi apa yang baru saja Alia katakan"Kamu tahu kan bahwa aku adalah anggota Keluarga Bratakusuma, dan karena itu aku juga memiliki tanggung jawab untuk membantu Grup Bratakusuma, Papiku sudah semakin tua dan dia tidak akan bisa menjalankan Grup Bratakusuma lebih lama lagi, jadi aku ingin membantunya, di satu sisi aku ingin mengembangkan keterampi
"Kamu tahu betul bahwa Grup Denaswara dan Grup Bratakusuma adalah musuh bebuyutan, memberimu saham Grup Bratakusuma sama saja seperti bunuh diri bagi kami" ucap Alia "Kamu tidak perlu khawatir, saham tidak akan ditransfer padaku sekarang juga, pemindahan saham itu baru berlaku setelah kita bercerai" ucap Adrian dengan ringan "Aku tidak mengerti, apa maksudmu?" ucap Alia "Maksudku, bahkan jika aku bisa memberikan pukulan pada Grup Bratakusuma dengan santai dari waktu ke waktu, aku tidak akan membiarkannya bangkrut untuk saat ini, tapi jika kamu berani menceraikanku, maka Grup Bratakusuma pasti akan hancur" ucap Adrian dengan santai membuat Alia tercengang "Apa dia berniat untuk meng
Ketika Alia sedang berjalan menuju Lobby, ponselnya berdering, lalu ia mengeluarkan ponsel itu dari dalam tas, dan melihat bahwa Orang yang meneleponnya adalah Meta, "Hai Meta, mengapa kamu tidak meneleponku berhari-hari? sepertinya kamu sedang sangat sibuk" ucap Alia "Alia, aku patah hati" ucap Meta "Apa katamu?" ucap Alia tercengang "Akhirnya sekarang aku telah menjadi salah satu mantan pacar Ray" ucap Meta sambil menangis dengan sedih, "Dimana kamu sekarang?" ucap Alia dengan cemas "Aku ada di Lapangan Kampus, aku tidak mau pulang ke Rumah" ucap Meta
Meta menolehkan pandangannya ke arah Alia, lalu tertawa kecil, "Alia, aku akan memberitahumu sebuah rahasia kecil" "Oke, katakan saja" ucap Alia "Beberapa minggu lalu, aku sempat pergi ke Apartmentmu, ketika kamu sedang tidak ada disana, lalu aku tidak sengaja mengintip buku harianmu" ucap Meta membuat Alia terkejut mendengar pengakuannya sekaligus menyesal telah memberitahu Meta passcode Apartmentnya Alia memang menulis banyak hal tentang perasaan cintanya pada Adrian di buku hariannya, dia menyukai Pria itu, tapi dia tidak bisa memberi tahu siapapun tentang perasaannya, Alia merasa bahwa emosi di dalam hatinya itu tidak dapat diungkapkan, jadi dia memilih untuk membuat buku harian di mana dia bebas menul
Namun Alia masih ragu-ragu lagi setelah moment kegembiraan itu, jika dia menyetujui syaratnya maka dia mungkin harus tinggal bersama Adrian selama sisa hidupnya, walaupun Alia menyukainya, tapi bagaimana jika Alina kembali, dia takut Adiknya itu akan salah paham padanya.Adrian menyadari keraguan Alia,"Jika kamu tidak setuju, maka mulai besok aku akan melampiaskan amarahku pada Grup Bratakusuma, dan menghancurkannya sedikit demi sedikit, lalu aku tidak akan berhenti sampai Grup Bratakusuma bangkrut" ucap Adrian melanjutkan ucapannya"Hmm, sekarang dia mengancamku lagi" batin Alia sambil mengerutkan bibirnya, akhirnya Alia tidak punya pilihan lain selain menganggukkan kepalanya "Baiklah aku setuju" ucap Alia
"Kenapa kamu merasa yakin bahwa itu ada hubungannya dengan Adrian?" ucap Alia sambil tersenyum, membuat ekspresi Andra seketika berubah dingin ketika mendengar ucapan Alia itu,Andra mengerutkan bibirnya tapi tetap diam, ada sesuatu yang harus dia sembunyikan dari Alia,Setelah jeda beberapa saat, dia kemudian menatap Alia dan mengatakan "Mungkin aku hanya terlalu banyak berpikir, Alia, aku tahu bahwa kamu sudah menikah dan aku benar-benar tidak ingin terus mengganggumu sepanjang wakti, tapi aku benar-benar berharap bahwa kita bisa tetap menjaga persahabatan kita, kita bisa sesekali makan malam bersama, kuharap kamu bisa memahamiku""Tentu saja aku mengerti Andra, dan aku selalu berterima kasih padamu atas semua bantuan yang kamu berikan terhadap BK Holding, aku tidak akan melupakannya" ucap Alia sambil sedikit menganggukkan kepalanya penuh pengertian"Aku tidak datang kesini untuk meminta rasa terima kasih darimu" ucap Andra"Aku tahu" ucap Alia sambil tersenyum kecilMereka berdua t
"Kamu seharusnya memikirkan hal itu lebih dulu sebelum berkomplot di belakangku, sekarang kamu harus membayar konsekuensi untuk kesalahanmu, cepat menyingkir dari pandanganku" ucap Adrian sambil menatap Endah dengan tatapan dinginEndah tidak ingin menyulut amarah Adrian, jadi, dia dengan cepat mundur beberapa langkah dan membiarkannya lewat, Adrian masuk ke dalam Bugatti Veyron tanpa menoleh ke belakang untuk melihatnya, dia dengan cepat pergi dari tempat itu"Adrian, aku mencintaimu, apa yang salah dari itu?!" ucap Endah ambruk ke tanah dan berteriak ketika mobil sudah tidak terlihat dari pandangannyaSetelah menangis selama sekitar 10 menit, Endah berusaha untuk menenangkan diri dan menggertakkan giginya "Aku tidak akan melepaskannya begitu saja, kamu salah besar jika kamu berpikir bahwa kamu telah menang, aku mungkin tidak bisa mendapatkan cintamu, tapi aku akan memastikan bahwa Alia tidak akan menjalani kehidupan yang baik"Di dalam mobil, Alia terus menerus mengingat adegan yang
Alia bahkan bisa merasakan jantungnya berdetak sangat kencang di dalam dadanya, ketika dia bertanya pada Adrian apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang dirinyaSetiap kali Adrian mempertanyakan dirinya, dia akan membalikkan keadaan dan kemudian memperlakukannya dengan sangat lembut setelahnya, namun Alia tahu bahwa bertanya tidak akan menghasilkan apa-apaSepertinya apa arti dirinya bagi Pria itu sama sekali bukan masalah, yang paling penting adalah dia mendambakan kasih sayang dari Pria ituTidak tahu berapa lama Adrian memeluknya, Alia akhirnya berkata "Apa kamu akan memelukku seperti ini selamanya?""Apa ada masalah?" ucap Adrian"Sudah ku bilang kalau aku mengantuk dan ingin tidur" ucap Alia"Oke, ayo naik ke atas dan tidur" ucap Adrian yang langusng menggendong Alia setelah mengatakan ituAlia yang lengah langsung melingkarkan lengannya di leher Pria itu, dia dengan mantap berjalan naik ke atas menuju ke kamar dengan Alia yang masih berada di dalam pelukannya,Alia tidak bisa me
"Apa kamu benar-benar yang merencanakan semua itu?" tanya Adrian"Bagaimana jika aku benar-benar melakukannya?" tanya Alia kembali"Aku hanya bisa mengatakan bahwa jika kamu melakukan hal seperti itu, maka itu akan menyakiti hatiku, lagi pula ada perbedaan antara kamu mendorongnya untuk melarikan diri dengan dia melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, apa kamu mengerti dengan maksud dari ucapanku?" ucap Adrian"Fiuhhh, bagaimana mungkin Alia tidak mengerti?" dalam hati AdrianJika Alina melarikan diri atas inisiatifnya sendiri, maka Alia benar-benar tidak bersalah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia bisa terus menjadi Nyonya Denaswara serta menikmati hak istimewa yang bisa dia dapatkan dengan statusnya sebagai Nyonya DenaswaraNamun, jika Alia yang mendorong Alina untuk melarikan diri, maka dia akan dilemparkan ke neraka terdalam oleh Adrian untuk melampiaskan kebencian yang ada dalam hatinyaDari sudut pandang Adrian, sepertinya tidak ada yang salah dengan kata-katanya, ket
Marni berlutut di lantai "Saya salah, Endah yang memaksa saya untuk mengatakan semua itu, dia mengatakan bahwa saya harus mendengarkannya, karena dia telah memperlakukan saya dengan baik dalam dua tahun terakhir, dia juga mengatakan pada saya bahwa apa yang dia katakan semua adalah yang sebenarnya terjadi""Jadi, saya bisa mengungkapkan kesetiaan saya pada Pak Adrian dengan mengatakan itu, dia juga mengatakan bahwa dia akan memberikan uang sebagai hadiah jika saya melakukannya, tapi kalau saya menolak untuk melakukannya, dia akan meminta Desi untuk memecat saya, mohon maafkan saya, saya tidak bisa dipecat dari tempat ini, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya sama sekali tidak ingin melakukannya, saya dipaksa untuk melakukannya, saya tahu saya salah, mohon maafkan saya" ucap MarniAdrian mengangkat tangannya dan menekan pelipisnya, merasa terganggu oleh suaranya dan situasi yang terjadi saat ini, dia tidak sedikit pun menanggapi, tidak peduli berapa banyak Marni berteriak memint
"Baiklah, ayo kita makan terlebih dahulu" ucap Adrian dengan lembut, ia tidak ingin lagi membahas hal itu lebih jauh karena temperamennya juga sedang baikSetelah mengatakan ini, dia berjalan ke tempat duduk di seberang Alia, lalu setelah duduk di meja makan ia mengambil peralatan makannya dan mulai menyantap makanannyaNamun, Alia hanya menundukkan kepalanya dan tidak mengambil peralatan makan, Adrian memandangnya dan bertanya dengan ringan "Mengapa kamu tidak makan? apa kamu masih marah padaku?""Tidak, aku tidak berani marah padamu" ucap Alia tersenyum pahitAdrian mengangkat alisnya dan bertanya "Ada sesuatu yang tidak berani kamu lakukan?"Alia diam-diam menggertakkan giginya, saat mendengar kata-kata itu, dia tetap diam karena dia sama sekali tidak ingin melanjutkan untuk membahas tentang hal ini lebih lanjutAdrian tersenyum ketika dia bisa menebak bahwa Alia sedang mengeluh tentang dirinya di dalam benaknya, mekipun begitu dia bersikap lebih sabar dari biasanya"Makan dulu mak
Tidak! Alia benar-benar tidak mengerti dan dia tidak akan berpura-pura untuk mengertiSemua orang bisa mengatakan hal yang sama dengan yang baru saja Adrian katakan tanpa memiliki maksud apapun,"Alia, aku yakin kalau itu bukan rencanamu, ayo kita makan oke? dan bisakah kamu mencoba untuk menahan amarahmu?" ucap Adrian ketika dia melihat Alia yang masih tetap diamNamun Alia sama sekali tidak berencana untuk makan, tetapi Adrian mengambil peralatan makan yang ada di atas meja dan memaksa tangannya untuk memegang peralatan makan tersebut"Jangan marah seperti itu, oke" ucap Adrian sambil memegang dagu Alia untuk memaksa Alia agar menatap matanyaAlia mengatupkan bibirnya dan menatapnya dengan raut tanpa emosi di wajahnya,"Adrian, menurutmu aku ini apa?" ucap Alia sambil tersenyum sinis"Tentu saja kamu adalah Istriku, apa ada masalah tentang itu" ucap Adrian, membuat Alia menghela napas berat"Pernahkah kamu mempercayaiku? bahkan hanya sedikit saja? apa kamu pernah memikirkan perasaan
"Jadi... Anda harus mendengarnya sendiri dari Pak Adrian" ucap MarniAlia tidak mengerti kenapa Marni tidak bisa menceritakan apa yang terjadi meskipun dia tepat berada di hadapannya, Alia menganggukkan kepalanya "Baiklah aku akan masuk"Setelah Marni menyingkir dari hadapannya, Alia langsung berjalan masuk ke dalam menuju Ruang keluarga, yang ternyata di sana Adrian sudah duduk di sofa dengan wajah suram, lalu Alia berjalan mendekat ke hadapan Adrian"Apa kamu sedang menungguku?" tanya Alia"Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" ucap Adrian sambil menatap mata Alia, membuat Alia merasa bingung mendengar ucapan AdrianAlia merasa tidak menyembunyikan apapun selain tentang kesepakatannya dengan Mertuanya untuk memiliki bayi pikir Alia dalam hati"Apa itu?" ucap Alia sambil menatap Adrian"Apa kamu tidak tahu?" ucap Adrian"Menurutku aku tidak menyembunyikan apapun darimu" ucap Alia membuat Adrian bangkit dari sofa dan mendekat ke arah Alia,"Kudengar kamu tidak berhubungan ba
Endah mengambil beberapa langkah maju mendekati Alia, dia memamerkan seringai di wajahnya "Alia, kamu pasti bersenang-senang sejak aku meninggalkan Mansion AW kan?"Alia melipat kedua tangannya dengan tatapan acuh tak acuh "Kamu berpikir terlalu tinggi terhadap dirimu sendiri, aku tidak pernah memiliki waktu yang buruk bahkan ketika kamu berada di Mansion AW"Alia masih mengenakan setelan kerjanya, dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, Alia tampak seperti Bos, jelas sekali bahwa dia terlihat jauh lebih menakutkan dibanding Endah yang sedang mengenakan pakaian kasualEndah memelototinya "Beraninya kamu menghasut Pak Adrian untuk memecatku? atas dasar apa kamu bertindak seperti itu?" ucapnya membuat Alia memutar matanya"Itu sama sekali tidak penting, yang lebih penting adalah mengapa kamu masih berani berdiri di hadapanku ketika kamu sudah dipecat? apa yang memberimu begitu banyak keberanian?" ucap Alia"Alia, aku tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja, aku di sin