"Astaga Mayang, ngapain dia kesini dan apa dia sedang bermimpi sambil berjalan.”
Sebelah tangan Reno, berusaha menggapai handuk, namun karena jarak yang tidak terlalu dekat, serta posisi handuk yang tergantung miring. handuk itupun jatuh kelantai. sehingga tidak mungkin bagi Reno turun untuk mengambilnya. Sedangkan tubuhnya saat ini polos tanpa sehelai benangpun menutupi nya.
“ Bahaya ini, jika Mayang melihat alat reproduksiku.”
Reno seketika memilih menutup reproduksi nya mengunakan tangan dan bungkam seribu basa, sambil menenggalamkan seluruh tubuhnya dalam bactub.
Reno berfikir, jika saat ini Mayang tidak menyadari keberadaan dirinya. Karena Mayang terlihat sangat santai berjalan melewati bactub.
“ Mayang, bermimpi sedang berjalan atau apa ya?" gumam Reno.
Dia bingung Bercampur heran. dan yang lebih membuat Reno hampir pingsan ditempat. saat melihat Mayang dengan santainya
"Hukuman Pertama, patuh dan taat pada perintah ku." "Mengurus ku dengan baik selaku majikan mu," terang Reno. "Baiklah Tuan, hanya itu?" ucap Mayang tanpa sadar, Seolah-olah ucapan nya menentang Reno. Reno seketika menoleh saat Mayang mengatakan "hanya itu," yang membuat nya merasa tertantang. "Jadi kamu masih mau aku tambahkan beberapa poin lagi hukuman mu?" Reno tersenyum penuh arti menatap Mayang, yang langsung kelagapan. "Tidak Tuan, bukan maksudku seperti ini," Mayang menepuk bibirnya menyesali keceplosan nya barusan. "Sekarang laksanakan tugas pertamamu, bahkan kamu tega melihat ku kedinginan seperti ini." ucap Reno pura-pura menggigil kedinginan, sambil menahan senyum, dia merasa puas melihat wajah Mayang yang ditekuk seperti ini. "Uups maaf Tuan," ucap Mayang langsung berlari menuju lemari pakaian Reno. "Kamu selalu meminta maaf, sudah banyak kesalahan yang kamu perbuat." Dia mengambil Pakaia
Mengusap wajahku kasar, Aku benar-benar dibuat dilema saat ini. meskipun aku tetap langsung menuju kantor perusahaan, namun kali ini. aku tidak fokus sama sekali dalam bekerja, aku malah berfikir Mayang dan Mayang lagi.“Jika malam nanti, aku pulang dan tidur sambil berpelukan dengan Mayang, mumpung Melani tidak ada, dia bakal nolak ngak ya?” gumam ku mulai berfikiran mesum, seperti dulu lagi dimana aku pernah menjalani kehidupan yang bebas.“ Tidak..kamu tidak boleh merusak gadis polos itu Reno, sadarlah. Kamu juga sudah berjanji akan melindungi dan menyayangi gadis itu, pegang teguh janji yang sudah kamu ucapkan sendiri Reno.” Aku sebisaku menguasai diriku kembali.Selama pernikahan aku benar-benar sudah berubah, namun keinginan itu kembali, setelah bertemu Mayang dan seringnya kebersamaan kami berduaan dirumah. bahkan aku tidak bisa untuk berfikir jernih lagi, dengan perasaan sayan
Pagi yang cerah ini Reno sudah berangkat kekantor, tinggal Mayang sendirian dirumah mewah dan besar ini.Beberapa pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan Mayang, untuk selanjutnya dia ingin bersantai menikmati siaran televisi. Baru beberapa detik Mayang menghenyakan pantat nya di sofa ruang tengah, suara deru mobil memasuki perkarangan rumah, mengagetkan Mayang.“ Sepertinya ada tamu, tapi siapa ya. Mana tuan Reno tidak ada dirumah, bagaimana ini.”Mayang mengintip melalui celah gorden. Nampak perempuan paruh baya dengan penampilan masih terlihat sangat modis dan fashionable turun dari mobil, dia terlihat berdua dengan seorang sopir.“ Perempuan, tapi siapa?”Mayang terlonjak kaget begitu bel pintu masuk rumah berbunyi, dengan sedikit ragu. Mayang akhirnya berjalan menuju pintu masuk dan membuka nya.“ Selamat pagi Nyonya, maaf anda mencari siapa?”Tanya Mayang lemah lembut,  
Besok nya, mama Lauren kembali mendatangi rumah anaknya Reno, dia masih berusaha untuk membujuk agar Reno mau menikahi Mayang.“ Malam Mayang.”“ Malam juga nyonya.”“ Duduklah Mayang.” ucap mama Lauren, sambil menunjuk sofa disebelah tuan Reno. Nampak sekali mereka seperti sudah berdebat.“ Ada apa Nyonya?” tanya Mayang yang masih terlihat bingung.“Ya Tuhan, apa aku sudah melakukan kesalahan, dan sekarang aku diminta untuk mempertanggung jawabkan kesalahan ku itu, tapi apa kesalahan ku?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya Mayang saat ini.“Mayang, kamu mau ngak untuk menjadi menantuku?” ucap mama Lauren santai dan langsung pada pokok permasalahan yang akan mereka bahas.“Apa?”Mayang terlonjak kaget, dengan perkataan Nyonya besar dihadapannya ini, yang terlihat tanpa beban tersebut, yang meminta
Reno sempat tercekat, begitu melihat Mayang duduk disampingnya. Wanita itu begitu cantik setelah didandani dan melekat pakaian mahal ditubuhnya yang indah.“Saya terima nikah dan kawin nya, Mayang...., dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai.”terdengar suara Reno yang jelas dan lantang.“Sah.”“Sah""Sah.”Ucap para saksi yang hadir, dilanjutkan dengan doa untuk kedua pasangan pengantin agar mereka menjalani biduk Rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.“Mayang, ayo Salim tangan suami mu.” Ucap mama Lauren sambil tersenyum lembut dan terpancar kebahagiaan dari wajahnya.Tangan Mayang yang dingin, terangkat perlahan menyalami tangan Reno, pria yang selama ini menjadi majikan nya, dalam hitungan menit sudah sah menjadi suaminya. ditatap nya Reno sambil mencuri-curi pandang. yang terlihat jauh lebih rapi dan tampan.
“Mayang, apa kamu sudah siap. mumpung malam ini dingin banget dan diluar juga turun hujan yang sangat lebat, biar kita ngak sama-sama Kedinginan.” Bisik ku sambil meniup-niup pelan tengkuk Mayang, yang ampuh membuat gadis remaja itu menarik nafas berat, seperti nya dia sudah mulai terbakar gairah.Mayang, mengganggukkan pelan kepalanya. meskipun dia masih berusaha menyembunyikan wajahnya, entah takut, malu atau menginginkan hal ini. yang jelas aku tidak melihat penolakan dari istri mudaku ini.“Apa kamu pernah, Eh maksud mas tidur dengan laki-laki lain sebelumnya?”“Maksud mas apa? berbicara seperti itu?”Wajah Mayang langsung berubah dan terlihat kesal, dia beralih menatap ku.“Mayang, apa aku laki-laki pertama yang memperlakukan mu seperti ini.” Ucapku sambil mengelus-elus pelan lekuk tubuhnya.“Iya mas, aku juga ngak tahu sejak kapan rasa ini muncul, yang jelas aku.”
Melani seperti berada diatas angin. karier nya yang terus melonjak. seakan-akan membuatnya lupa jika dirumah suaminya Reno yang menunggu kehadirannya.“ Aku yakin mas Reno pasti sabar menunggu, karena dia sangat mencintai ku dan selalu mendukung karir ku selama ini, Aku sangat cantik dan Multitalenta, bahkan untuk cemburu pada Mayang pun, tidak pernah terlintas di benakku. Mengingat dia bukan level dan saingan ku.“ Wah bagus banget stelan pakaian kerja ini mbak, pasti untuk suaminya ya.” Tanya sang asisten nya Dea.“ Iya dong,”Melani bangga menatap pakaian itu, dan kembali memasukkan nya kedalam koper, pakaian rancangan desainer ternama. yang baru saja dipesan nya sebagai oleh-oleh untuk suami nya Reno.“ Dan pakaian ini untuk siapa mbak, soalnya aku tahu selera mbak. Yang tidak terlalu menyukai pakaian ala anak remaja masa kini.”“ Ini untuk asisten rumah
Meskipun aku sedikit penasaran dan heran, apalagi saat melihat mobil yang biasanya digunakan mas Reno untuk berangkat kekantor masih terparkir didepan teras utama rumah kami. “Apa Mas Reno sakit?” timbul berbagai pertanyaan dan kekhawatiran ku, dan rasa bersalah karena telah menyia-nyiakan suami selama ini. Tapi aku harus bagaimana impanku terlalu indah untuk diakhiri, karena tidak sembarangan orang mampu seperti diriku inj. Aku mempercepat langkah menapaki satu persatu anak tangga, namun aku berpapasan dengan Mayang, gadis itu terlihat kesusahan menyeret langkah untuk menuruni anak tangga. Apalagi ekspresi wajah yang ditunjukkan Mayang, dia terlihat ketakutan dan panik, seperti tengah menyembunyikan sesuatu dariku. “ Mbak Melani.”“Ya, aku Mayang. Dan kamu kenapa? Kamu sakit dan jalan mu juga terlihat aneh dan ngangkang seperti ini?” “Ngak kok Mbak, kemaren aku sempat keseleo saat menjemur pakaian d