Sore ini, Mayang dengan hati-hati menyirami tanaman hias kesayangan Reno, sudah menjadi tugasnya mengingat dirumah ini hanya dia seorang pelayan yang bekerja.
“Bonsai ini seperti nya biasa-biasa saja, tapi kata Tuan Reno harganya lumayan mahal. Apa yang menariknya dari tanaman ini?” Gumam Mayang menyirami satu persatu tanaman tersebut.
Mayang tidak menyadari, kebanyakan melamun sambil bekerja membuat konsentrasi nya berkurang, tetesan air yang menggenang dilantai keramik berwarna putih itu menjadi lincin.
“Bruuugghh...Aauuu...sakkiiit. ” Mayang jatuh, bahkan tubuhnya sekarang juga ditimpa selang air yang masih menyala, membuat tubuhnya basah kuyup.
“Aduuuh, kaki ku periiih banget.”
Berusaha untuk bangkit kembali, namun tidak bisa.
Reno yang mendengar teriakan Mayang barusan langsung berlari kearah datangnya asal suara.
“Mayang, kamu kenapa sampai seperti ini?” menatap cemas, Reno mengulurkan tangannya ingin membantu Mayang berdiri.
“Aku terpeleset di lantai yang licin ini Tuan, dan...dan kakiku sakit banget.”
“Sepertinya kakimu keseleo, sini aku bantu buat ngurutnya.”
“Jangan Tuan, sakit.”
Reno mengabaikan penolakan Mayang, dan kembali mengurut sedikit keras, seiring dengan rengekan dan suara kesakitan mayang.
Setelah mengurut, Reno sengaja mendiamkan Mayang, gadis itu terlihat masih mengatur pernafasannya, Reno masih menatap wajah cantik itu, setelah puas. Reno pun berinisiatif untuk mengangkat tubuh Mayang. Membawa masuk kedalam rumahnya.
" Gadis ini benar-benar telah menggodaku dengan penampilan nya yang seperti ini, tubuhnya basah semakin membuat ku bergairah, tahan Reno, kendalikan diriku dia masih remaja, dan butuh perlindungan mu." Reno berusaha mengendalikan gejolak gairah yang mulai merasuki jiwanya yang kesepian ditinggal sang istri.
Mayang hanya bisa pasrah, mengingat kakinya yang masih perih untuk digerakkan.
“Tuan Reno benar-benar tampan, aku seperti bermimpi merasakan tangan kekar dan kokoh ini mengangkat tubuhku, aroma parfum nya yang sesar dan wangi, sungguh membuat ku terpesona. Sadar Mayang.... kendalikan dirimu, ingat dia majikan mu dan juga suami orang.” Aku kembali menguasai diri.
“Tuan tolong turunkan tubuhku, Anda tidak perlu lagi mengendong karena saya akan berusaha untuk berjpelan-pelan.” Ucap Mayang.
“Sebaiknya kamu diam.”
Remo menidurkan tubuh Mayang fisofa, dan kembali mengurut nya, sekarang Reno mengunakan minyak urut, cukup lama Reno mengurut, hingga Mayang mersa kakinya kembali ringan dan tidak sakit seperti semula lagi.
“Tuan, aku masak untuk makan malam dulu ya.”
“Apa kakimu tidak sakit lagi.”
“Susah agak mendingan, bahkan aku sudah bisa menggerakkan nya untuk berjalan.”
“Baiklah, aku kekamar dulu. Nanti kamu panggil saja aku kedalam, jika makan malam sudah siap.”
“Iya Tuan.”
Mayang tersenyum kearah Reno, kemudian menyeret langkah kakinya menuju dapur, memotong-motong sayuran, dan menyiapkan bahan-bahan masakan lainnya.
“Akirnya kelar juga masakan ku.”
Setelah menyiapkan dan menata menu makan malam buat Tuan Reno, Mayang pun berjalan hendak menuju kamar Reno, namun dia kembali mundur beberapa langkah.
“Apa sebaiknya aku tunggu saja Tuan Reno keluar dari kamar nya? Aku merasa ngak enak harus nyamperin sampai depan kamarnya gini, tapi dia pesan minta supaya disamperin. Aduh.... bingung ni.”
Mayang akhirnya memilih untuk masuk kedalam kamarnya sendiri.
“Mendingan aku tidur saja, toh tugasku sudah selesai.” Mayang menutup pintu kamarnya, tidak lupa Dia mengunci rapat dari dalam.
***
Kruuugghh... kruuugghh...
Reno yang sedang fokus menyelesaikan tugas kantor, diruangan kerja khusus yang bersebelahan dengan Kamarnya, langsung menutup laptop. Ketika suara nyaring yang berasal dari perutnya, yang sudah minta untuk diisi.
Diliriknya jam yang tergantung di tengah-tengah ruangan, yang menunjukkan waktu jika jam makan Reno sudah lewat dari jam biasanya dia makan malam.
“Kenapa Mayang tidak memberitahu untuk makan malam, apa dia belum selesai masak?”
Reno melangkah menuju ruang makan, disana tidak nampak Mayang. Tapi diatas meja makan sudah tertata rapi makanan.
Reno yang sudah sangat lapar langsung makan dengan lahap nya, dia juga tidak mau mengganggu Mayang.
“Biar saja Mayang istrahat lebih awal, mungkin dia masih capek, mengurus pekerjaan rumahnya ini sendirian.” Pikir Reno.
Selesai makan malam, Reno kembali masuk kedalam kamarnya. Namun baru beberapa menit dia memejamkan matanya, Reno kembali resah.
Malam ini Reno begitu gelisah, dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun, bahkan pikiran liarnya mulai membayangkan tubuh indah dan seksi Mayang.
“Aaagghh... kenapa dengan ku, aku lama-lama bisa gila. Kenapa bayangan Mayang mengikutiku, bahkan aku kuoai bergairah dengan pikiran mesum yang tiba-tiba menguasai akal sehat ku. Atau jangan-jangan karena aku terlalu menginginkan dan merindukan istriku Melani, sehingga aku mempunyai pikiran gila seperti ini?”
Reno mengusap kasar wajahnya, laki-laki dewasa dan tampan itupun memilih mengambil jaket kulitnya, dan kunci mobil.
Malam ini, Reno melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota yang masih ramai, laki-laki tampan ini seperti menghindari keberadaan Mayang, meskipun dia sendiri tidak mengakui hal ini, Reno menepikan mobilnya disebuah danau buatan yang sepi. Perlahan dia memejamkan mata, bayangan wajah cantik Mayang kembali dan begitu lekat dan tersa sangat nyata. Mayang seperti mengikuti kemanapun arah pandangan Reno." Aaaagghhh, ada apa dengan ku sekarang. dimana-mana ada Mayang, di kaca, kamar mandi. atas lemari, bahkan langit-langit kamar, bahkan di pelupuk mata ini pun seperti melihat Mayang lagi yang bergantungan." Reno mengusap wajahnya, karena dia seperti melihat senyuman manis Mayang kembali.Reno berjalan menuju kursi taman dekat danau, sambil membawa sebungkus rokok, karena hal inilah yang bisa membantu nya. dikala merasakan pikiran nya yang tengah kalut dan galau.Reno menghisap dalam rokok, dan mengembuskan sehingga membentuk gumpalan asap, ya
Tubuh mungil Mayang ambruk menindih tubuh Reno, sekuat tenaga dia berusaha untuk lepas dari pegangan dan dekapan kuat aki-laki tampan ini.“ Jangan pergi lagi, tolong temani aku malam ini, sayang ““ Tuan, sadarlah. Aku ini Mayang pelayan mu sendiri, dan bukan Bu Melani.” Ucap mayang berusaha menjelaskan meskipun sia-sia, karena Reno sama sekali tidak menghiraukan perkataannya.Minuman keras sudah menguasai kesadaran Reno, saat ini dipikiran Reno hanyalah gairah, ditambah lagi gadis cantik seperti bidadari dalam dekapannya itu terus meronta-ronta. Seolah-olah merupakan sebuah tantangan bagi Reno untuk berbuat lebih dari ini.“ Ja....jangan ...jagannnn Tuan.”Ucapan Mayang tersendat-sendat karena ciuman Reno tidak mau berhenti, bahkan tangan Reno mulai menggerayangi setiap lekuk tubuh indah gadis itu.Selama ini Mayang sangat menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki, sehingga di
Mayang segera membuka pintu masuk, mempersilahkan dokter untuk memeriksa kondisi Reno.“ Astaga, bos Reno kenapa sampai seperti ini.”“ Maaf bang aku benar-benar nggak sengaja, semua ini terjadi begitu tiba-tiba.”“ Sudahlah Mayang, kami paham kok, mengingat posisi mu yang juga melindungi dirimu sendiri.”Dokter mulai memeriksa kondisi Reno, setelah itu dia kembali melirik kearah Mayang yang terlihat masih ketakutan dan cemas."Nona tidak perlu cemas, ini hanya luka kecil dan saya juga sudah memberikan suntikan obat untuk Tuan Reno," ucap dokter sambil menyerahkan obat yang harus diminum Reno setelah sadar nantinya.“ Baiklah pak, terimakasih banyak.” Jawab Mayang yang sudah bisa menarik nafas lega.“ Mayang, kami pamit pulang dulu. Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku atau dokter Fian langsung.”“ Baik, bang Toyib.”
"Astaga Mayang, ngapain dia kesini dan apa dia sedang bermimpi sambil berjalan.”Sebelah tangan Reno, berusaha menggapai handuk, namun karena jarak yang tidak terlalu dekat, serta posisi handuk yang tergantung miring. handuk itupun jatuh kelantai. sehingga tidak mungkin bagi Reno turun untuk mengambilnya. Sedangkan tubuhnya saat ini polos tanpa sehelai benangpun menutupi nya.“ Bahaya ini, jika Mayang melihat alat reproduksiku.”Reno seketika memilih menutup reproduksi nya mengunakan tangan dan bungkam seribu basa, sambil menenggalamkan seluruh tubuhnya dalam bactub.Reno berfikir, jika saat ini Mayang tidak menyadari keberadaan dirinya. Karena Mayang terlihat sangat santai berjalan melewati bactub.“ Mayang, bermimpi sedang berjalan atau apa ya?" gumam Reno.Dia bingung Bercampur heran. dan yang lebih membuat Reno hampir pingsan ditempat. saat melihat Mayang dengan santainya
"Hukuman Pertama, patuh dan taat pada perintah ku." "Mengurus ku dengan baik selaku majikan mu," terang Reno. "Baiklah Tuan, hanya itu?" ucap Mayang tanpa sadar, Seolah-olah ucapan nya menentang Reno. Reno seketika menoleh saat Mayang mengatakan "hanya itu," yang membuat nya merasa tertantang. "Jadi kamu masih mau aku tambahkan beberapa poin lagi hukuman mu?" Reno tersenyum penuh arti menatap Mayang, yang langsung kelagapan. "Tidak Tuan, bukan maksudku seperti ini," Mayang menepuk bibirnya menyesali keceplosan nya barusan. "Sekarang laksanakan tugas pertamamu, bahkan kamu tega melihat ku kedinginan seperti ini." ucap Reno pura-pura menggigil kedinginan, sambil menahan senyum, dia merasa puas melihat wajah Mayang yang ditekuk seperti ini. "Uups maaf Tuan," ucap Mayang langsung berlari menuju lemari pakaian Reno. "Kamu selalu meminta maaf, sudah banyak kesalahan yang kamu perbuat." Dia mengambil Pakaia
Mengusap wajahku kasar, Aku benar-benar dibuat dilema saat ini. meskipun aku tetap langsung menuju kantor perusahaan, namun kali ini. aku tidak fokus sama sekali dalam bekerja, aku malah berfikir Mayang dan Mayang lagi.“Jika malam nanti, aku pulang dan tidur sambil berpelukan dengan Mayang, mumpung Melani tidak ada, dia bakal nolak ngak ya?” gumam ku mulai berfikiran mesum, seperti dulu lagi dimana aku pernah menjalani kehidupan yang bebas.“ Tidak..kamu tidak boleh merusak gadis polos itu Reno, sadarlah. Kamu juga sudah berjanji akan melindungi dan menyayangi gadis itu, pegang teguh janji yang sudah kamu ucapkan sendiri Reno.” Aku sebisaku menguasai diriku kembali.Selama pernikahan aku benar-benar sudah berubah, namun keinginan itu kembali, setelah bertemu Mayang dan seringnya kebersamaan kami berduaan dirumah. bahkan aku tidak bisa untuk berfikir jernih lagi, dengan perasaan sayan
Pagi yang cerah ini Reno sudah berangkat kekantor, tinggal Mayang sendirian dirumah mewah dan besar ini.Beberapa pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan Mayang, untuk selanjutnya dia ingin bersantai menikmati siaran televisi. Baru beberapa detik Mayang menghenyakan pantat nya di sofa ruang tengah, suara deru mobil memasuki perkarangan rumah, mengagetkan Mayang.“ Sepertinya ada tamu, tapi siapa ya. Mana tuan Reno tidak ada dirumah, bagaimana ini.”Mayang mengintip melalui celah gorden. Nampak perempuan paruh baya dengan penampilan masih terlihat sangat modis dan fashionable turun dari mobil, dia terlihat berdua dengan seorang sopir.“ Perempuan, tapi siapa?”Mayang terlonjak kaget begitu bel pintu masuk rumah berbunyi, dengan sedikit ragu. Mayang akhirnya berjalan menuju pintu masuk dan membuka nya.“ Selamat pagi Nyonya, maaf anda mencari siapa?”Tanya Mayang lemah lembut,  
Besok nya, mama Lauren kembali mendatangi rumah anaknya Reno, dia masih berusaha untuk membujuk agar Reno mau menikahi Mayang.“ Malam Mayang.”“ Malam juga nyonya.”“ Duduklah Mayang.” ucap mama Lauren, sambil menunjuk sofa disebelah tuan Reno. Nampak sekali mereka seperti sudah berdebat.“ Ada apa Nyonya?” tanya Mayang yang masih terlihat bingung.“Ya Tuhan, apa aku sudah melakukan kesalahan, dan sekarang aku diminta untuk mempertanggung jawabkan kesalahan ku itu, tapi apa kesalahan ku?” berbagai pertanyaan berkecamuk di benaknya Mayang saat ini.“Mayang, kamu mau ngak untuk menjadi menantuku?” ucap mama Lauren santai dan langsung pada pokok permasalahan yang akan mereka bahas.“Apa?”Mayang terlonjak kaget, dengan perkataan Nyonya besar dihadapannya ini, yang terlihat tanpa beban tersebut, yang meminta