Share

Perasaan yang sangat nyaman

Sore ini, Mayang dengan hati-hati menyirami tanaman hias kesayangan Reno, sudah menjadi tugasnya mengingat dirumah ini hanya dia seorang pelayan yang bekerja.

“Bonsai ini seperti nya biasa-biasa saja, tapi kata Tuan Reno harganya lumayan mahal. Apa yang menariknya dari tanaman ini?” Gumam Mayang menyirami satu persatu tanaman tersebut.

Mayang tidak menyadari, kebanyakan melamun sambil bekerja membuat konsentrasi nya berkurang, tetesan air yang menggenang dilantai keramik berwarna putih itu menjadi  lincin.

“Bruuugghh...Aauuu...sakkiiit. ” Mayang jatuh, bahkan tubuhnya sekarang juga ditimpa selang air yang masih menyala, membuat tubuhnya basah kuyup.

“Aduuuh, kaki ku periiih banget.”

Berusaha untuk bangkit kembali, namun tidak bisa.

Reno yang mendengar teriakan Mayang barusan langsung berlari kearah datangnya asal suara.

“Mayang, kamu kenapa sampai seperti ini?” menatap cemas, Reno mengulurkan tangannya ingin membantu Mayang berdiri. 

“Aku terpeleset di lantai yang licin ini Tuan, dan...dan kakiku sakit banget.”

“Sepertinya kakimu keseleo, sini aku bantu buat ngurutnya.” 

“Jangan Tuan, sakit.”

Reno mengabaikan penolakan Mayang, dan kembali mengurut sedikit keras, seiring dengan rengekan dan suara kesakitan mayang.

Setelah mengurut, Reno sengaja mendiamkan Mayang, gadis itu terlihat masih mengatur pernafasannya, Reno masih  menatap wajah cantik itu, setelah puas. Reno pun berinisiatif untuk mengangkat tubuh Mayang. Membawa masuk kedalam rumahnya.

 " Gadis ini benar-benar telah menggodaku dengan penampilan nya  yang seperti ini, tubuhnya  basah semakin membuat ku bergairah, tahan Reno, kendalikan diriku dia masih remaja, dan butuh perlindungan mu." Reno berusaha mengendalikan gejolak gairah yang mulai merasuki jiwanya yang kesepian ditinggal sang istri.

Mayang hanya bisa pasrah, mengingat kakinya yang masih perih untuk digerakkan.

“Tuan Reno benar-benar tampan, aku seperti bermimpi merasakan tangan kekar dan kokoh ini mengangkat tubuhku, aroma parfum nya yang sesar dan wangi, sungguh membuat ku terpesona. Sadar Mayang.... kendalikan dirimu, ingat dia majikan mu dan juga suami orang.” Aku kembali menguasai diri.

“Tuan tolong turunkan tubuhku, Anda tidak perlu lagi  mengendong karena saya akan berusaha untuk berjpelan-pelan.”  Ucap Mayang.

“Sebaiknya kamu diam.”

Remo menidurkan tubuh Mayang fisofa, dan kembali mengurut nya, sekarang Reno   mengunakan minyak urut, cukup lama Reno mengurut, hingga Mayang mersa kakinya kembali ringan dan tidak sakit seperti semula lagi.

“Tuan, aku masak untuk makan malam dulu ya.”

“Apa kakimu tidak sakit lagi.”

“Susah agak mendingan,  bahkan aku sudah bisa menggerakkan nya untuk berjalan.”

“Baiklah, aku kekamar dulu. Nanti kamu panggil saja aku kedalam, jika makan malam sudah siap.”

“Iya Tuan.”

Mayang tersenyum kearah Reno, kemudian menyeret langkah kakinya menuju dapur, memotong-motong sayuran, dan menyiapkan bahan-bahan masakan lainnya.

“Akirnya kelar juga masakan ku.”

Setelah menyiapkan dan menata menu makan malam buat Tuan Reno, Mayang pun berjalan hendak menuju kamar Reno, namun dia kembali mundur beberapa langkah.

“Apa sebaiknya aku tunggu saja Tuan Reno keluar dari kamar nya? Aku merasa ngak enak harus nyamperin sampai depan kamarnya gini, tapi dia pesan minta supaya disamperin. Aduh.... bingung ni.”

Mayang akhirnya memilih untuk masuk kedalam kamarnya sendiri.

“Mendingan aku tidur saja, toh tugasku sudah selesai.” Mayang menutup pintu kamarnya, tidak lupa Dia mengunci rapat dari dalam.

***

Kruuugghh... kruuugghh...

Reno yang sedang fokus menyelesaikan tugas kantor, diruangan kerja khusus yang bersebelahan dengan Kamarnya, langsung menutup laptop. Ketika suara nyaring yang berasal dari perutnya,  yang sudah minta untuk diisi.

Diliriknya jam yang tergantung di tengah-tengah ruangan, yang menunjukkan waktu jika jam makan Reno sudah lewat dari jam biasanya dia makan malam.

“Kenapa Mayang tidak memberitahu untuk makan malam, apa dia belum selesai masak?”

Reno melangkah menuju ruang makan, disana tidak nampak Mayang. Tapi diatas meja makan sudah tertata rapi makanan.

Reno yang sudah sangat lapar langsung makan dengan lahap nya, dia juga tidak mau mengganggu Mayang.  

“Biar saja Mayang istrahat lebih awal, mungkin dia masih capek, mengurus pekerjaan rumahnya ini sendirian.” Pikir Reno.

Selesai makan malam, Reno kembali masuk kedalam kamarnya. Namun baru beberapa menit dia memejamkan matanya, Reno kembali resah.

Malam ini Reno begitu gelisah, dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun, bahkan pikiran liarnya mulai membayangkan tubuh indah dan seksi Mayang.

“Aaagghh... kenapa dengan ku, aku lama-lama bisa gila. Kenapa bayangan Mayang mengikutiku, bahkan aku kuoai bergairah dengan pikiran mesum yang tiba-tiba menguasai akal sehat ku. Atau jangan-jangan karena  aku terlalu  menginginkan dan merindukan istriku Melani, sehingga aku mempunyai pikiran gila seperti ini?”

Reno mengusap kasar wajahnya, laki-laki dewasa dan tampan itupun memilih mengambil jaket kulitnya, dan kunci mobil.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Khoirun Nida
bagus ceritanya tapi harus pake koin baru bisa baca
goodnovel comment avatar
Roosye de Fretes
enarik ceritanya
goodnovel comment avatar
Yulia Fatma
Cerita yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status